OLEH
TANTI MEYLANI
(A1N1202029)
KENDARI
2023
A. Latar Belakang Penulisan
Islam merupakan agama universal, yang diturunkan oleh Allah guna
memberikan petunjuk dan rahmat bagi umat manusia untuk menjalankan fungsinya
dalam kehidupan guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dalam perspektif Islam, peranan manusia tidak lain adalah sebagai khalifatullah
(wakil Allah) di muka bumi yang bertugas untuk mewujudkan pesan Islam yaitu
rahmatan lil’alamin dan Abdullah yang senantiasa harus beribadah kepada-Nya, yang
dalam arti luas identik dengan aktivitas batin dan aktivitas fisik manusia dalam
rangka berhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam
semesta.
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT)
maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Allah SWT
telah berfirman dalam al-Qur‟an bahwasannya agama Islam itu adalah agama yang
sempurna. Allah telah melimpahkan karunia nikmat-Nya secara tuntas ke dalamnya.
Islam dijadikan sebagai agama yang berlaku untuk semua umat manusia. Pernyataan
tersebut sesuai dengan segala waktu dan tempat, serta untuk semua umat manusia
dalam segala ras dan generasinya.
Agama Islam merupakan salah satu agama terbesar yang dianut oleh umat
Islam di dunia, salah satu ajarannya ialah untuk menjamin kebahagiaan hidup
pemeluknya di dunia dan di akhirat yang termaktub dalam Alquran dan
Hadith.Penyebaran Islam berlangsung sangat cepat dalam lingkungan masyarakat
Nusantara. Agama Islam diperkenalkan dengan tidak membedakan status sosial
dalam masyarakat. Daerah-daerah di sekitar pesisir pantai umumnya lebih cepat
menerima agama Islam, terutama yang menjadi jalur pelayaran di masa silam. Agama
yang dibawa oleh para pedagang Arab ini lebih mudah diterima di kalangan
masyarakat Nusantara. Setelah agama Islam diterima oleh masyarakat tempat mereka
melakukan perdagangan, para pedagang tersebut mulai mempelajari kultur
masyarakat agar Agama Islam lebih cepat berkembang di lingkungan masyarakat
lokal tersebut. Terkadang konsep kawin-mawin mereka lakukan agar agama Islam
dapat lebih populer.
Buton merupakan salah satu daerah yang terletak di salah satu jalur lintas
dagang dari Jawa ke Maluku atau sebaliknya. Dengan demikian, Buton-pun termasuk
yang menerima dampak Islamisasi di Nusantara. Islam sudah ada di Buton sejak
tahun 933 H atau 1527 M, yaitu sebelum kedatangan Abdul Wahid, tokoh yang
dianggap sebagai penyebar Islam di lingkungan masyarakat ini. Abdul Wahid
mengislamkan Buton pada tahun 948 H atau 1541 M. Dalam salah naskah kanturuna
mohelana dijelaskan bahwa ada pertemuan antara Turki, Kompeni, Buton, Bone, dan
Ternate pada 1 Muharam 872 H atau 1467 M. Jika pencatatan 1 Muharram 872
Hijriah dalam sejarah itu dapat dijadikan pegangan dalam menelusuri masuknya
Islam di Buton, maka sudah pasti Abdul Wahid bukan orang Islam pertama yang
menginjakkan kakinya di Buton.
Menurut Razak (2022: 56) Salah satu tradisi masyarakat setempat mengatakan
bahwa Islam masuk di Lasalimu dibawa oleh Sultan Ternate, Baabullah. Mengenai
hal ini dapat dijelaskan bahwa Baabullah hanya mengembangkan Islam saja, sebab
Islam sudah ada di Buton beberapa lamanya sebelum kedatangan Baabullah di Buton
dengan maksud melakukan pengembangan Islam pada tahun 1580. Keterangan
mengenai tahun tersebut ditunjang dengan tulisan Ligtvoet (1878: 31) yang
menjelaskan bahwa “Het eerste, dat ons omtrent de geschiedenis Van Boeton
bekendis, is de verovering van dat rijk en den invoering van den Islam aldaar door de
vorst van Ternate Baabullah in 1580, enz.” Masih berkaitan dengan kedatangan
Baabullah tersebut, perlu dicatat bahwa ada sumber yang mengatakan bahwa Buton
diislamkan melalui Ternate oleh Baabullah. Menurut penulis, sumber ini kurang bisa
dibenarkan sebab kedatangan Baabullah di Buton adalah dalam tahun 1580,
sedangkan masyarakat Buton sudah memeluk Islam sejak 948 H atau 1541 M. Kalau
dikatakan bahwa penganjur Islam, Syaikh Abdul Wahid bin Syarif, sehingga pada
bagian pembahasan akan dibahas mengenai proses masuknya agama islam di Buton.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses masuknya agama Islam di Buton?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan proses masuknya agama Islam di Buton.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui tentang proses masuknya agama Islam di Buton.
E. Pembahasan Masalah
1. Proses Masuknya Agama Islam di Buton
Menurut Alifuddin (2020: 2) secara historis agama islam masuk pada awal
abad ke-16, pada umumnya perubahan penting memang telah terjadi dalam
kehidupan orang Buton setelah mereka menerima Islam sebagai agama resmi. Bagi
orang Buton, Islam adalah sebuah realitas yang tak terelakkan, sejarah orang Buton
sebagai masyarakat yang beragama Islam berlangsung hingga saat ini. Fakta sejarah
tersebut semakin dikukuhkan dengan fakta kuantitatif umat Islam di wilayah ini, yaitu
98,04 % dari jumlah penduduk di Buton. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa
Islam telah menjadi ciri masyarakat Buton. Oleh karena itu, kehadiran Islam sejak
awal yang hingga kini telah berusia kurang lebih empat abad, tidak dapat disangkal
telah memainkan peran penting dalam sejarah Buton, sekaligus dapat dikatakan
sebagai salah satu penentu dalam proses evolusi sistem sosial budaya Buton.
G. Saran
Berdasarkan pegertian dan deskripsi materi tentang masuknya agama islam di
Buton, semoga pembaca dapat memproleh informasi, tidak lupa memberikan koreksi
dan kritikan yang membangun terhadap penulis, sehingga penulis dapat
mengembangkan lebih jauh lagi tentang materi yang akan di tulis nantinya.
DAFTAR PUSTAKA