KELOMPOK 3
A Muh Jaelani Angga Gunawan M (F021221030)
Andi Alif Nabhaan Marwan (B011221076)
Citra Lestari (B011221077)
Mudmainnah Meinawir. H (B011221078)
Dhini Maulidya R.Noch (B011221079)
Muh. Zulkifli Nur Hariru ( B011221080 )
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Masuknya Islam pertama kali pada Indonesia masih banyak diperdebatkan
asal-usulnya, ada yang menyebutkan orang Arab yang pertama menyebar Islam di
Indonesia dan ada juga yang berpendapat bahwa orang India yang
menyebarkannya terlebih dahulu. Menurut Snouck Horgounje, orang Indialah
yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia menjelang akhir abad ke-13
Masehi. Pendapat ini sekaligus menjawab dari daerah mana Islam berasal.
Pendapat ini didukung oleh Van Bonkel seorang Profesor asal Belanda dengan
menunjukkan adanya pengaruh bahasa Tamil dalam bahasa Indonesia yaitu
adanya istilah “lebai” yang berasal dari “labbai” atau “lappai” yang artinya
pedagang dalam bahasa Tamil. Meski sama-sama mendukung pendapat Snouck
Horgrounje, O’Sullivan tidak sepakat bahwa adanya istilah bahasa Tamil dalam
bahasa Melayu menjadi alasan bahwa orang Indialah yang membawa Islam ke
Indonesia.1
Menurut Tregonning sendiri, orang Arab berperan dalam pelayaran dan
perdagangan. Menurutnya, lama sebelum Islam datang, pedagang Arab telah
menguasai perdagangan hampir di semua pelabuhan India, dan dari pelabuhan
India inilah pedagang Arab menguasai perdagangan rempah-rempah dan
membawa Islam ke Asia Tenggara. Hal inilah yang membuatnya berpendapat
bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui orang Arab.2
Di Pulau Sulawesi, Islam menyebar melalui hubungan Kerajaan-Kerajaan
setempat dengan para Ulama dari Mekkah dan Madinah, yang sebelumnya pula
sempat singgah di Hadramaut untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh
pelosok Nusantara. Selain itu, pengaruh dari para ulama Minang di wilayah
Selatan pulau Sulawesi turut mengantarkan Kesultanan Gowa dan Kesultanan
Bone untuk memeluk agama Islam.Sementara itu, pengaruh dari Kesultanan
Ternate turut berperan penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Sulawesi
bagian tengah dan Utara. Salah satu buktinya adalah eksistensi Kesultanan
Gorontalo sebagai salah satu Kerajaan Islam paling berpengaruh di Semenanjung
Utara Sulawesi hingga ke Sulawesi bagian Tengah dan Timur. Selain pengaruh
Kesultanan Ternate, Ulama-Ulama besar yang hijrah ke wilayah jazirah utara dan
tengah Sulawesi pun turut mempercepat penyebaran agama Islam di wilayah ini.3
1
Nasution, F. (2020). Kedatangan dan Perkembangan Islam ke
Indonesia. MAWAIZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL
KEMANUSIAAN, 11(1), 26-46.
2
Ibid.
3
Mujib, A. (2021). Sejarah Masuknya Islam Dan Keragaman Kebudayaan Islam
Di Indonesia. Jurnal Dewantara, 11(01), 117-124.
Masuknya ajaran Islam ke Sulawesi tentunya menyebabkan adanya
dampak berupa perubahan, mulai dari sistem ekonomi, sistem bermasyarakat,
hingga kebudayaan asli yang di mana di antara kebudayaan-kebudayaan tersebut,
ada yang hilang atau berhenti dilakukan karena bertentangan dengan nilai agama
Islam dan ada juga yang melebur sehingga tetap mempertahankan nilai
kebudayaan aslinya dengan adanya nilai-nilai Islam yang dicampurkan ke
dalamnya.
Salah satu contoh kebudayaan pada Sulawesi yang muncul karena
masuknya ajaran Islam, dapat kita lihat dari Sulawesi Selatan antara lain perayaan
Hari Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Barazanji yang dilaksanakan di hamper
seluruh acara yang dilakukan oleh masyarakat Bugis-Makassar yang beragama
Islam. Sebelumnya merupakan salah satu dari banyaknya kebudayaan-kebudayaan
yang muncul karena masuknya ajaran Islam, selanjutnya akan dibahas lebih
mendalam dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya ajaran Islam pada Pulau Sulawesi?
2. Bagaimana dampak masuknya ajaran Islam pada kebudayaan-kebudayaan yang
ada pada Pulau Sulawesi?
3. Bagiamana contoh kebudayaan Islam yang terbentuk pada Pulau Sulawesi?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan alur masuknya ajaran Islam pada Pulau Sulawesi
2. Menjelaskan dampak masuknya ajaran Islam pada kebudayaan-kebudayaan
yang ada pada Pulau Sulawesi
3. Menjelaskan contoh kebudayaan Islam yang terbentuk pada Pulau Sulawesi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masuknya Ajaran Islam di Sulawesi
Perkembangan Islam dinusantara bisa dilihat dari banyaknya kerajaan
yang berdiri dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi awal mula
masuknya Islam ini pastinya diawali dengan jalur perdagangan yang mengikat
kerja sama antara satu sama lain kondisi perkembangan Islam di Nusantara sangat
baik dari pada bangsa Melayu yang lainnya. Sebelum Islam datang ke Indonesia,
Bangsa India yang sudah lebih dulu menyebarkan agama Hindu Buddha. Setelah
itu, datanglah para pedagang dari arab yang menyebarkan dakwa dan ajaran
agama Islam sehingga masuk ke kawasan wilayah kerajaan.
Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, yang menjadi pusat
peradaban Islam di Sulawesi adalah Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa secara
geografis, terletak di daerah Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan saat ini.
Islam masuk ke dalam kerajaan tersebut pada saat masa kekuasaan Sombayya Ri
Gowa I Mangngarrangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin
Awalul Islam raja Gowa ke-14. Sultan Alaudin al Awwal dan Perdana Menteri
atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa adalah orang kerajaan pertama yang
memeluk Islam pada tahun 1603.
Walaupun Sultan Alaudin Al Awwal baru memeluk Islam pada tahun 1603,
namun menurut catatan Company Dagang Portugis yang datang pada tahun 1540
saat datang ke Sulawesi, Pada tahun itu, di tanah Sulawesi sudah bisa ditemui
pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan
dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di Kerajaan Gowa yang beribu
negeri di Makassar. Meski telah masuk sejak abad ke 16, Islam baru mengalami
perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo
menyatakan diri masuk Islam. Islam dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan
Gowa pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M.
Setelah menjadikan Islam agama resmi pada awal abad ke-17 M,
Kesultanan Gowa memiliki peran besar dalam penyebaran Islam di wilayah
Sulawesi. Kerajaan Gowa-Tallo berhasil menaklukkan beberapa kerajaan di Pulau
Sulawesi. Salah satu tujuannya untuk melakukan Islamisasi.
Menurut Lontara, catatan raja-raja Gowa-Tallo pada masa pemerintahan
Raja Gowa X (1546-1565), Tunipalangga, telah ditemukan sebuah perkampungan
Muslim di Makassar, yang penduduknya terdiri dari pedagang Melayu yang
berasal dari Campa, Patani, Johor, dan Minangkabau.
Berdasarkan catatan itu pula, pada masa pemerintahan Tunijallo (1565-
1590) telah didirikan sebuah masjid di Mangallekanna, tempat para pedagang itu
bermukim. Kehadiran para pedagang Muslim tersebut membawa pengaruh
terhadap penduduk setempat. Di antara mereka ada yang tertarik dengan ajaran
Islam. Berawal dari sinilah kemudian ajaran Islam berkembang luas di seluruh
wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo.
Masuknya Islam ke Sulawesi Selatan, menurut Ensiklopedi Islam, melalui
dua tahapan. Pertama, secara tidak resmi penyebaran Islam terjadi melalui jalur
perdagangan. Banyak pedagang asal Sulawesi yang berdagang ke luar pulau dan
bertemu dengan para saudagar Muslim. Lewat pertemuan itu, para saudagar
Sulawesi memeluk Islam.
Selain itu, banyak pula pedagang Muslim dari luar Sulawesi yang berniaga
di wilayah itu. Mereka berdagang sambil melakukan syiar Islam. Dari proses ini,
banyak penduduk setempat yang akhirnya tertarik untuk belajar agama Islam dan
akhirnya menjadi Muslim.
Tidak hanya menyebar di pulau Sulawesi melalui hubungan dagang, Islam
juga menyebar melalui dakwah para Ulama Kerajaan Goa. Beberapa ulama
Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan
aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang,
datuk Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para
ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal
Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang
melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng,
Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
Mabbarasanji adalah salah satu ritual yang sampai sekarang masih terjaga
di pulau Sulawesi. Mabbarasanji sendiri adalah pembacaan kitab barzanji
pada perayaan-perayaan tertentu seperti pada acara Mulid Nabi, aqiqah,
khitanan, ataupun pada acara-acara syukuran seperti syukuran rumah
baru, kepemilikan harta, dsb. Barzanji sendiri adalah kitab yang
menjelaskan mengenai sejarah perjalanan serta puji-pujian akan Nabi
Muhamaad SAW.
2. Ma’Baca
3. Mappacci
Kebudayaan Islam pertama kali masuk ke Sulawesi pada abad ke-15 Masehi
melalui para pedagang Arab dan Persia yang melakukan perdagangan di wilayah
tersebut. Penyebaran agama Islam di Sulawesi kemudian dipercepat oleh ulama-
ulama dari berbagai daerah di Indonesia yang menyebarluaskan ajaran Islam dan
membentuk masyarakat muslim yang semakin berkembang di sana. Kebudayaan
Islam yang berkembang di Sulawesi memiliki ciri khas yang berbeda dengan
daerah lainnya, seperti adanya tradisi adat yang masih dipertahankan dalam
masyarakat muslim Sulawesi, misalnya upacara adat yang dilakukan saat
pernikahan atau upacara kematian yang masih diiringi dengan bacaan doa-doa
Islam. Selain itu, seni ukir dan seni sulam juga menjadi ciri khas kebudayaan
Islam Sulawesi yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Selain itu, kebudayaan Islam di Sulawesi juga mempengaruhi bahasa dan
sastra di daerah tersebut. Bahasa Arab dan Melayu dipadukan dengan bahasa asli
Sulawesi dalam bahasa percakapan sehari-hari maupun dalam sastra, seperti puisi
atau lagu-lagu tradisional. Adapun literatur Islam di Sulawesi yang terkenal
adalah "La Galigo", sebuah epik yang ditulis dalam bahasa Bugis yang bercerita
tentang mitos penciptaan dunia dan kehidupan manusia. Kebudayaan Islam di
Sulawesi juga turut mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat, seperti adanya
aturan dalam hal berpakaian dan pergaulan yang mengacu pada ajaran Islam.
Meskipun begitu, kebudayaan Islam di Sulawesi masih mampu berbaur dengan
kebudayaan lokal yang ada, sehingga tercipta sebuah harmoni dalam keberagaman
budaya di Sulawesi.
Masuknya Islam ke Sulawesi juga membawa perubahan dalam sistem
pemerintahan. Sebelum Islam masuk, Sulawesi telah memiliki berbagai kerajaan,
seperti Kerajaan Gowa, Wajo, Bone, dan masih banyak lagi. Namun, setelah Islam
masuk, sistem pemerintahan di Sulawesi berubah menjadi sistem kesultanan, di
mana raja-raja di Sulawesi memeluk agama Islam dan diangkat menjadi sultan
yang memimpin wilayah mereka. Salah satu kesultanan Islam yang terkenal di
Sulawesi adalah Kesultanan Gowa-Tallo, yang didirikan pada abad ke-16 Masehi
dan bertahan hingga abad ke-19 Masehi. Kesultanan ini menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Sulawesi, di mana
terdapat lembaga pendidikan agama yang menghasilkan ulama-ulama terkemuka
di Indonesia, seperti Abdul Rauf Singkel dan Nuruddin al-Raniri.
Secara keseluruhan, masuknya Islam ke Sulawesi membawa pengaruh yang
signifikan dalam kebudayaan, sistem pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di
sana. Kebudayaan Islam yang terus berkembang dan dijaga hingga saat ini
menjadi bukti bahwa Islam telah menjadi bagian dari keberagaman budaya
Sulawesi dan mampu berdampingan dengan kebudayaan lokal yang ada di sana.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masuknya Islam pertama kali pada Indonesia masih banyak diperdebatkan
asal-usulnya, ada yang menyebutkan orang Arab yang pertama menyebar Islam di
Indonesia dan ada juga yang berpendapat bahwa orang India yang
menyebarkannya terlebih dahulu. Menurut Snouck Horgounje, orang Indialah
yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia menjelang akhir abad ke-13
Masehi.
1. Sejarah Perkembangan Islam di Sulawesi
Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, yang menjadi pusat
peradaban Islam di Sulawesi adalah Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa secara
geografis, terletak di daerah Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan saat ini.
Islam masuk ke dalam kerajaan tersebut pada saat masa kekuasaan Sombayya Ri
Gowa I Mangngarrangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin
Awalul Islam raja Gowa ke-14.
Dalam perkembangan Islam di Sulawesi, diketahui bahwa ada tiga kerajaan
besar yang memeluk agama Islam di Sulawesi, yaitu Kerajaan Gowa, Bone, dan
Tallo. Ketiga kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di Sulawesi.
Masuknya Islam ke Sulawesi Selatan, menurut Ensiklopedi Islam, melalui
dua tahapan. Pertama, secara tidak resmi penyebaran Islam terjadi melalui jalur
perdagangan. Banyak pedagang asal Sulawesi yang berdagang ke luar pulau dan
bertemu dengan para saudagar Muslim. Lewat pertemuan itu, para saudagar
Sulawesi memeluk Islam.
a. Mabbarasanji (barzanji)
Mabbarasanji adalah salah satu ritual yang sampai sekarang masih terjaga di
pulau Sulawesi
b. Ma’baca
Ma’Baca adalah tradisi pemanjatan atau ungkapan doa terhadap pada arwah
leluhur yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada saat
menyambut bulan ramadhan juga saat menyambut Hari Raya Idul Fitri.
c. Ma’pacci
3.2. Saran