Anda di halaman 1dari 1

Ho / Perus / 5 Tips Menyelenggarakan Training

me ahaan Karyawan yang Efektif

PERUSAHAAN

5 Tips Menyelenggarakan
Training Karyawan yang
Efektif
Perusahaan mengadakan training bagi
karyawan untuk meningkatkan kemampuan
mereka. Ada beberapa tips yang bisa
dilakukan untuk menyelenggarakan training
karyawan yang efektif.

Kalyca
Mar 19, 2022 • 5 min read

Apa saja tips dalam menyelenggarakan training


yang efektif?

Setiap perusahaan tentu menginginkan


karyawannya memiliki performa yang baik dalam
pekerjaan. Kemampuan dasar karyawan saja
terkadang tidak cukup. Maka dari itu, perusahaan
seringkali menyelenggarakan program tambahan
bagi karyawan untuk mengasah dan
mengembangkan kemampuan mereka. Program
inilah yang kita kenal sebagai training atau
pelatihan.

Training berperan besar dalam pengembangan


kompetensi karyawan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu menyelenggarakan program
training yang efektif. Kerjoo akan memberikan
tipsnya pada artikel ini. Namun, sebelumnya, kita
perlu mengetahui cara training karyawan yang
biasa dilakukan oleh perusahaan.

Cara Training Karyawan


Ada dua cara training karyawan yang biasa
diterapkan oleh perusahaan. Keduanya sama-
sama bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi, keterampilan, dan menambah ilmu
karyawan. Apa saja kedua cara tersebut? Simak
uraiannya di bawah ini.

On the Job Training

On the Job Training, atau lebih dikenal sebagai


OJT, merupakan pelatihan yang diberikan
perusahaan kepada karyawan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan
kompetensi tertentu yang diperlukan karyawan di
tempat kerja. OJT bertujuan agar karyawan
memiliki bekal yang cukup untuk melakukan
pekerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang
baik. Pelatihan OJT dilakukan di lokasi tempat
kerja dan cenderung lebih fokus pada kemampuan
praktikal. Pada pelatihan OJT, karyawan belajar
sambil mempraktikkan. Dengan demikian,
karyawan dapat memperoleh gambaran jelas
tentang pekerjaannya.

On the Job Training dilakukan langsung di tempat


kerja.

Dilansir dari Business Jargons, ada beberapa


metode OJT yang diterapkan perusahaan. Metode
yang pertama adalah coaching. Pada metode ini,
staf yang sudah senior memberikan instruksi pada
karyawan baru untuk melakukan suatu pekerjaan.
Metode kedua, mentoring, biasa diberikan pada
karyawan di level manajerial. Manajer memberi
instruksi pada bawahannya untuk melakukan
tugas-tugas manajerial tertentu. Coaching dan
mentoring biasanya dilakukan secara one-to-one
atau hanya melibatkan dua pihak saja, yaitu staf
senior/manajer dan karyawan baru. Selanjutnya,
ada metode rotasi pekerjaan atau job rotation, di
mana karyawan dialihkan dari satu divisi ke divisi
lainnya yang masih berhubungan. Metode ini
bertujuan agar karyawan memahami pekerjaan
lain dan mencegah kebosanan pada karyawan.
Metode keempat adalah job instructional training
atau pelatihan secara step-by-step. Di sini,
karyawan diberi instruksi bertahap untuk
melakukan suatu pekerjaan. Kemudian, ada pula
metode understudy, di mana atasan memberi
pelatihan kepada bawahan yang adalah
asistennya. Tujuannya, agar asisten tersebut
menguasai pekerjaan atasan dan siap
menggantikan jika sewaktu-waktu atasan pensiun,
naik pangkat, atau pindah. Metode yang terakhir
adalah apprenticeship, pelatihan yang diberikan
pada karyawan di bidang kerajinan, perdagangan,
atau teknis. Bidang-bidang ini biasanya
memerlukan proses belajar yang cukup lama,
bahkan bisa bertahun-tahun. Contoh pekerjaan di
bidang ini adalah mekanik, montir listrik,  atau
pengrajin.

Jika dilihat dari sisi perusahaan, OJT cukup


menguntungkan karena tidak membutuhkan biaya
yang mahal. Perusahaan tidak perlu menanggung
biaya sewa ruangan atau biaya pengaturan tempat
pelatihan. Hal ini dikarenakan OJT dilaksanakan
langsung di tempat karyawan bekerja, misalnya di
kantor atau pabrik.

Off the Job Training

Dilihat dari tujuannya, baik On the Job dan Off the


Job Training sama-sama bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi karyawan. Hanya saja,
keduanya memiliki perbedaan yaitu dalam hal
teknis. Satu perbedaan mendasar antara On the
Job dan Off the Job Trainingadalah tempat
pelatihan tersebut dilaksanakan. On the Job
Training dilaksanakan di tempat kerja langsung,
sedangkan Off the Job Training dilaksanakan di
luar tempat kerja. Melalui Off the Job Training,
karyawan belajar sambil menggali ilmu, jarang
sekali langsung mempraktikkannya.

Off the Job Training umumnya dilakukan di luar


tempat kerja.

Dilansir pula dari Business Jargons, Off the Job


Training terdiri dari beberapa metode. Metode
pertama yaitu special lecture atau dikenal juga
sebagai pelatihan bersama di dalam suatu kelas.
Materi yang disampaikan berkaitan dengan
pekerjaan serta kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pihak yang
memberi materi biasanya adalah para ahli dari
lembaga profesional. Metode yang kedua adalah
simulasi.

Sesuai dengan namanya, di sini karyawan


melakukan simulasi atau belajar mengoperasikan
alat-alat yang mirip dengan alat di lapangan.
Selanjutnya ada metode vestibule trainingatau
metode pelatihan yang dilakukan di sebuah
ruangan terpisah khusus untuk para karyawan
yang sedang belajar. Materi pada metode ini
dibuat serupa dengan situasi kerja sesungguhnya.

Kemudian, ada pula metode studi kasus. Pada


metode ini, karyawan diberi soal mengenai situasi
atau masalah yang mungkin terjadi di lapangan
dan mereka diminta untuk menyelesaikannya. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
problem solvingkaryawan. Selanjutnya, ada
metode role playing, di mana para karyawan
bermain peran seolah-olah mereka berada pada
situasi tertentu.

Sama dengan metode studi kasus, metode role


playing juga bertujuan untuk mengetahui
kemampuan problem solving karyawan. Metode
yang terakhir adalah management games. Pada
metode ini, para karyawan dibagi menjadi
beberapa kelompok dan mereka bertugas untuk
menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan
menyelesaikan masalah yang ada.

Off the Job Training cenderung memakan biaya


yang lebih banyak daripada On the Job Training.
Hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal yang
terlibat dalam pelatihan. Sebagai contoh, para ahli
yang diundang untuk memberi materi serta
akomodasi tempat pelatihan.

Tips Menyelenggarakan Training


Karyawan yang Efektif
Setelah memahami cara training yang umum
dilakukan oleh perusahaan, Anda tentu bertanya-
tanya bagaimana cara menyelenggarakan training
yang efektif bagi karyawan. Berikut adalah 5 tips
untuk mewujudkannya.

1.    Menetapkan target training

Sebelum menyelenggarakan training, tentu ada


suatu tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai
tujuan tersebut, tetapkan target yang jelas dan
tetap realistis. Target ini akan menjadi tolak ukur
kesuksesan program training karyawan. Selain
itu, target yang ditetapkan juga bisa menjadi
jembatan kesenjangan antara kinerja karyawan
saat ini dan yang diharapkan.

2.    Membuat rencana training

Ingin training Anda berhasil? Buatlah rencana


training yang komprehensif dan terorganisir.
Teori, konten, materi, sumber daya, serta metode
yang akan diterapkan saat training juga perlu
direncanakan dengan baik. Pastikan seluruh
komponen tersebut sesuai dengan kebutuhan
peserta training, dalam hal ini karyawan. Oleh
karena itu, penting juga untuk memahami
kemampuan mereka dan apa saja yang mereka
butuhkan untuk berkembang.

3.    Melakukan uji coba training

Setelah melakukan perencanaan, Anda dapat


melakukan uji coba atau simulasi sebelum
training sesungguhnya dilaksanakan. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
bagaimana rencana trainingitu berjalan nantinya.
Uji coba juga dilakukan untuk mengidentifikasi
hal-hal yang sekiranya masih kurang atau belum
dibahas pada tahap perencanaan.

4.    Mengadakan tanya jawab saat training

Saat training, usahakan untuk mengadakan sesi


tanya jawab dengan peserta. Hal ini dilakukan
untuk memantik pemikiran peserta training,
melatih mereka untuk lebih kritis. Selain itu, sesi
tanya jawab memungkinkan untuk memunculkan
hal-hal yang tidak disampaikan oleh pemateri ke
permukaan. Dengan demikian, peserta bisa
mendapat tambahan ilmu atau informasi yang
sekiranya bermanfaat bagi mereka.

tanya jawab training

Selipkan sesi tanya jawab dengan peserta saat


training.

5.    Evaluasi training

Setelah menyelenggarakan training, sebaiknya


lakukan evaluasi. Evaluasi ini dapat meliputi
bagaimana trainingtersebut berjalan, bagaimana
antusiasme peserta training, apakah materi yang
diberikan sudah sesuai, dan sebagainya. Anda juga
bisa meminta feedback dari peserta mengenai
training pada akhir program untuk mengetahui
tanggapan mereka. Selanjutnya, evaluasi
digunakan untuk menilai apakah training berhasil
dan memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal
ini dapat membantu penyelenggara untuk
mengetahui hal-hal yang dirasa kurang dari
program training. Setelah itu, hasil evaluasi
digunakan sebagai pertimbangan dalam
menyusun program trainingyang lebih baik lagi di
masa depan.

Kesimpulan
Program training yang efektif tentu akan sangat
bermanfaat baik bagi perusahaan dan karyawan.
Perusahaan memiliki jaminan bahwa karyawan
yang bekerja di perusahaan mereka sudah siap
menghadapi tantangan dan membantu
perusahaan mencapai tujuan bisnisnya. Di sisi
lain, dengan adanya training, karyawan semakin
berkembang dan produktif serta mampu
menunjukkan performa terbaiknya. Ketika
produktivitas meningkat, hal-hal yang
mendukungnya pun juga perlu diterapkan. Salah
satu hal pendukung ini adalah kedisiplinan
karyawan.

Perusahaan kini dapat memantau kedisiplinan


karyawan melalui cara yang praktis, yaitu dengan
menggunakan aplikasi absensi online. Sebagai
penyedia layanan absensi online, Kerjoo
menghadirkan berbagai fitur yang mendukung
kedisiplinan dan kinerja karyawan. Lihat info
lebih lanjut tentang fitur absensi online di sini dan
rasakan manfaatnya.

coba gratis

Key Result Area

Apa Itu Key Result Area dan


Perbedaannya dengan KPI?
Key Result Area (KRA) adalah salah satu istilah
populer dalam bisnis yang digunakan untuk melacak
tujuan dan capaian karyawan

Restia Ningrum
Mar 30, 2023 • 5 min read

Artikel Seputar HR dan Karyawan - Blog Kerjoo © 2023


Daftar GRATIS Tutorial Keamanan

Anda mungkin juga menyukai