Anda di halaman 1dari 14

Judul Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas pendidikan sejarah bahasa dan sastra
indonesia

Oleh

Ikhsan Fadilla ( 20210810400011)

Shasy Kirani ( 20210810400031 )

Fajriah Nida Rahmadani ( 20210810400015 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


Kata Pengantar

Bismilahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya yang selalu melaksanakan ajarannya.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas pelajaran sejarah
bahasa dan sastra indonesia,dan juga untuk menambah wawasan tentang sejarah
bahasa dan ejaan bahasa indonesia.

i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

BAB II Landasan Teori.......................................................................................................... 3


A. Landasan Teori ....................................................................................................... 3
BAB III Pembahasan ............................................................................................................ 4
A. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia ............................................................................ 4
B. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia ................................................................ 6
C. Pentingnya Ejaan Bahasa Indonesia ...................................................................... 7
BAB IV Penutupan .............................................................................................................. 4
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 9

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah Indonesia kita telah mengetahui bahwa salah satu

usaha untuk mengukuhkan persatuan bangsa ialah dengan pemanfaatan

penggunaan bahasa. Kita telah sering melakukan usaha ini dengan

sungguh-sungguh sejak sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20.

Hanya sayang di sana sini ada yang belum mencapai tujuannya dengan

sempurna. Hal dimaksud yang menonjol, misalnya, ialah us aha

menyusun konsep salah satu aspek bahasa yaitu penyusunan suatu sistem

ejaan bahasa khususnya dalam huruf Latin.

Pemerintah sejak awal abad ini telah beberapa kali mengajukan

sistem ejaan dengan tujuan untuk memodernkan bahasa Indonesia. Hal

ini dapat kita lihat pada apa yang telah dilak.llkan panitia-panitia ejaan

mulai dari panitia Ch. A. van Ophuijsen atas nama pemerintah jajahan

Belanda (1901) dan panitia-panitia seperti panitia Ejaan Republik oleh

Soewandi (1947), panitia Ejaan Pembaharuan (Prijono, 1957), panitia

Ejaan Melinda (Slametmuljana, 1959), panitia Ejaan Baru Bahasa

Indonesia (Anton Moeliono, 1967), dan panitia Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) (I.B. Mantra, 1972). Akhirnya, sistem EYD


ini disahkan oleh Presiden Soeharto secara resmi (17 Agustus 1972).Kita
menyadari bahwa sistem EYD masih ada rumpangnya dalam beberapa
hal,seperti penulisan kata majemuk, huruf kapitaJ., dan taFldatanda baca

1
lainnya . Oleh karena itu, wajarlah kemudian dirasakan kekurangannya di
sana-sini karena perjalanan hidup ejaan sejak tahun1972 telah dipengaruhi
oleh perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah ejaan bahasa indonesia?
2. Apakah ejaan bahasa indonesia mengalami perkembangan?
3. Apa pentingnya menggunakan ejaan bahasa indonesia yang baik dan
benar?

2
BAB II
Landasan Teori
A. Landasan teori
Sejak dibawanya huruf Latin ke Indonesia oleh orang-orang Barat
bermulalah pemakaian huruf Latin dalam sistem ejaan bahasa Indonesia.
Akan tetapi, sistem ejaan itu belumlah dapat disebutkan sudah baku karena
penulis/ahli orang Barat im menentukannya menu rut apa yang didengarnya
dan menuliskannya dengan kaidah ejaan bahasanya sendiri. Ejaan itu adalah
untuk kepemingan mereka sendiri.
Pigafetta, yang pad a awal abad ke-16 membuat sistem ejaan bahasa
Melayu, adalah satu contoh . Ahli-ahli lain seperti Joannes Roman juga
demikian. Jadi, ada bermacam cara penulisan bahasa Melayu pada waktu itu
sampai kemudian pada tahun 1901 Ch . A. van Ophuijsen menetapkan secara
resmi ejaan yang baku dan berlaku di seluruh Indones ia (H india Belanda) .
Sesungguhnya ejaan bahasa Indonesia telah mengisi sejarah
kehidupan bahasa Indonesia yang berkembang dalam berbagai situasi dan
lingkungan. Inilah yang mendorong perlunya disusun sejarah ejaan bahasa
kita agar kita mempunyai pengertian yang lebih dalam lagi mengenai masa
lalu dan mengambil manfaat dengan penuh kecendekiaan menghadapi
perkembangan bahasa Indonesia lebih lanjut.

3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Kalau kita berbicara tentang Ejaan Bahasa Indonesia, kita perlu lebih
dahulu melihat perkembangan Bahasa Indonesia sejak dahulu sampai masa
sekarang ini. Sudah diketahui bahwa pada masa beberapa ratus tahun yang
lalu bahasa Indonesia tersebut bel urn lagi disebut Bahasa Indonesia tetapi
bahasa Melayu. Nama Indonesia itu baru dating kemudian. Sudah diketahui
pula bahwa pada masa Sriwijaya telah dikenal sejumlah prasasti yang
bertuliskan bahasa Melayu Kuno dengan memakai huruf Pallawa (India)
yang dipengaruhi banyak oleh bahasa Sanskerta seperti juga halnya bahasa
Jawa Kuno. Jadi, bahasa itu belum menggunakan huruf Latin .
Bahasa Melayu Kuno inilah yang kemudian berkembang pada
berbagai tempat di Indonesia terutama masa Hindu dan masa awal
kedatangan Islam (abad ke-13). Pedagang-pedagang Melayu yang·berkeliling
di Indonesia memakai bahasa Melayu sebagai lingua franca, yakni bahasa
komunikasi dalam perdagangan, pengajaran agama, hubungan antara negara
dalam bidang ekonomi dan politik. Lingua franca ini secara merata
berkembang di kota-kota pelabuhan yang menjadi pusat lalu Iintas
perdagangan.Pedagang-pedagang asing, seperti pedagang-pedagang
Cina,berusaha mengetahui sedapat-dapatnya bahasa Melayu itu untuk
kepentingan mereka, umpamanya dengan jalan menyusun sebuah daftar kata
Cina-Melayu yang berasal dari abad ke-15 yang berisi lebih kurang 500 kata
atau lema (entry). Oleh para ahli, daftar kata ini dianggap yang tertua dan
sebagai karya leksikografi yang awal pula, sedangkan kamus tertua dalam
sejarah bahasa-bahasa di Indonesia ialah Spraeck ende woord-boek /nde
Maleysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Turesche
Woorden (/608) karangan Frederich de Houtman, dan Vocabularium Ofte
Woordboek naer order vanden alphabet in Duytsch-Maleysch ende
Maleysche-Duytsch (1623)
Bahasa Melayu ini mengalami pula penulisannya dengan huruf Arab yang
juga berkembang menjadi huruf Arab-Melayu penambahan dengan beberapa

4
tanda untuk beberapa huruf dalam menyesuaikannya dengan bunyi-bunyi
bahasa Melayu (tj, nj, g, dan ng) . Penulisan ini dipakai dalam naskah-naskah
Melayu lama, seperti dalam karya-karya sastra dan buku-buku pengajaran
agama (Islam) dan juga sebagai ejaan resmi bahasa Melayu sebelum
datangnya huruf Latin atau huruf Romawi yang mulai digunakan untuk
penulisan bahasa Melayu walaupun masih sangat terbaras. Oaf tar kata yang
disusun oleh Pigafetta adalah sebagai contoh pertama bagi bahasa Melayu
yang ditulis dalam huruf Latin. Perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini
yang dikutip dari daftar Pigafetta sebagai dikatakan di atas. Perhatikan
ejaannya.

Pigafetta Sekarang
Alla Allah
Naceran Nasrani
Musulman Islam Muslimin Islam
Mischit Mesjid
Anach Anak
Saudala sopopu Saudara sepupu
Poran poan Perempuan

Selanjutnya Joannes Roman mengeluarkan pula Grandt afte Kart


Bericht Van de Maleysche Tale, 1653, yang dicetak tahun 1674. Frederick de
Houtman, Casper Wiltens, serta Sebastianus Dancakerst dan Joanes Roman
adalah orang-orang Belanda. Mereka menuliskan kata-kata Melayu tentu
dalam ejaan bahasa Belanda masa itu. Sebagai contoh disajikan daftar
berikut.

Joanes Roman Sekarang


Hhadji Haji
Lbab Sebab
Kardja'an Kerajaan
Elmau Ilmu

5
Insja Alta Insya Allah
la hari hari Sehari-hari

Hal ini semuanya dirasakan oleh masyarakat pemakai bahasa Melayu (yang
kemudian diikrarkan menjadi bahasa Indonesia dalam Sumpah Pemuda 1928)
terutama para pemakai dan ahli bahasa yang merasa perlu untuk
menyempurnakan lagi ejaan Ophuijsen itu. Keinginan untuk
menyempurnakan ejaan Ophuijsen ini terdengar dalarn Kongres Bahasa
Indonesia I 1938 di Solo.

B. Perkembangan ejaan bahasa Indonesia


Sebelum di bakukan sebagai EYD, ejaan bahasa melayu/ indonesia
mengalami perubahan konsep. .perubahan itu adalah sebagai berikut:
1. Ejaan van ophuijsen (1901)
Ch.A.ophuijsen adalah inspektur pendidikan (dasar) bagi
penduduk pribumi sumatra dan sekitarnya di tahun 1890an. Pada tahun
1896 ia di tugaskan oleh pemerintah untuk merancang simtem ejaan dasar
yang mantap dan ilmiah untuk di gunakan dalam pengajaran. Hasil kerja
van ophuijsen yang di bantu oleh engku Nawawi gelar soetan Ma’moer
dan moehammad thaib soetan ibrahim muncul 1901, dalam bentuk
sebuah daftar kata yang di awali dengan uraian singkat tentang aturan-
aturan ejaan,kitab logat melajoe. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai
berikut.
A. Kata koe (akoe),kau,se,ke, dan di tulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya,
Contoh : koelihat,kaudengar,seorang,keroemah,dinawa
B. Kata poen-selamanya dihubungan dengan kata sebelumnya
Contoh :
- Adapoen rajda itoe hendak berangkat.
- Sekalipoen tiada lagi berbunji
C. Ke-dan se-merupakan awalan,bukan ka-dan sa-,
Contoh : ketiga,sebenarnya.

6
D. Akhiran –I akan diberi tanda” apabila bertemu dengan kata
berakhiran huruf (a),
Contoh : memanai”

2. Ejaan Suwandi
Ejaan yang di resmikan pada tanggal 19 maret 1947, ejaan tersebut
mengatur hal-hal di bawah ini.
a. Huruf oe diganti u
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak diganti menjadi huruf k,
Contoh : tak,rakjat,tidak
c. Pengulangan diberi angka 2, contoh : buku2,mudah2an
d. Kata dasar huruf e (e pepet dalam bahasa jawa) boleh dihilangkan
Contoh : perahu menjadi prahu,menteri menjadi mentri
3. Ejaan pembaruan
Pada tahun 1954, prof yamin memprakarsai kongres bahasa di medan
yang memutuskan agar ejaan soewandi disempurnakan.waktu itu
disarankan agar bisa diudahakan (1) satu bunyi satu huruf; (2) penetapan
hendaknya dilakukan oleh badan yang kompeten;(3) ejaan itu hendaknya
praktis,tetapi ilmiah
4. Ejaan melindo
Tindak lanjut perjanjian persahabat antara republik indonesia dan
perekutuan tahan melayu pada tahun 1959,antara lain usaha
mempersamakan ejaan bahasa kedua negara ini
5. Ejaan LBK (1966)
ejaan ini titimbukan karena ketidak setujuan akan konsep melindo
6. Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan (EYD) merupakan ejaan bahasa
indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 pada 23 mei 1972

C. Pentingnya ejaan bahasa indonesia

7
Pentingnya sistem ejaan pada bahasa Indonesia untuk mempertegas
atau menyamakan bahasa yang digunakan. Dari sistem ejaan juga penting
untuk mengatur penggunaan bahasa dan peraturan berbahasa Indonesia.:
Sifat, Unsur, dan Syaratnya Sebuah bahasa penting ada sebagai pengingat,
sekaligus pengikat yang erat dari segala perbedaan yang ada. Dapatkan
informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Bahasa
sebagai pemersatu rakyat, selain itu sebagai penumbuh nasionalisme terhadap
tanah air. Dengan kata lain, hadirnya bahasa menjadi sumbu pemantik
munculnya rasa cinta tanah air. Penggunaan istilah Bahasa Indonesia Istilah
penggunaan bahasa Indonesia pertama kali digunakan pada peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah
yang penting bagaimana istilah bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai
sebuag pembentuk identitas bangsa Indonesia.
Cikal bakal bahasa Indonesia adalah dari bahasa Melayu. Hal ini
karena bahasa Melayu sudah lazim digunakan masyarakat saat itu. Bahkan
sudah menjadi bahasa perdagangan atau termasuk konsep lingua franca.
Alasan lainnya, karena perjalanan bahasa Melayu yang panjang dan sudah
teruji penerapannya. Ada banyak sumber sastra baik yang lisan, tertulis,
maupun tercetak yang menggunakan bahasa Melayu. Hal inilah yang
kemudian diperlukan ejaan, sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri sendiri
dan bisa dijadikan identitas. Penyebutan sumpah dari pemuda Indonesia
menjadi titik awal diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Secara politis hal ini menandakan bahwa negara Indonesia memiliki identitas
sendiri meski dalam kondisi terjajah Belanda.
Bahasa Indonesia yang mempersatukan segala perbedaan, terutama
bahasa daerah, golongan, agama, umur, dan cara pandang antar masyarakat.
Perjalanan bahasa Indonesia salah satunya meliputi pelaksanaan kongres-
kongres bahasa. Konggres Bahasa Indonesia yang pertama dilakukan di Solo,
Jawa Tengah pada Oktober 1938 dan dikaksanajan sampai saat ini. Kongres
tersebut membicarakan ke mana arah bahasa Indonesia dan pemantaban
bahasa serta sastra Indonesia. Oleh sebab itu dalam kehidupan berbahasa,

8
warga Indonesia benar-benar menghargai bahasa Indonesia dengan
menggunakannya secara baik dan benar.

9
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
Penulis menyimpulkan sudah diketahui bahwa pada masa beberapa
ratus tahun yang lalu bahasa Indonesia tersebut belurn lagi disebut bahasa
Indonesia tetapi bahasa Melayu. Sudah diketahui pula bahwa pada masa
Sriwijaya telah dikenal sejumlah prasasti yang bertuliskan bahasa Melayu
Kuno dengan memakai huruf Pallawa (India) yang dipengaruhi banyak oleh
bahasa Sanskerta seperti juga halnya bahasa Jawa Kuno.
Pedagang-pedagang Melayu yang· berkeliling di Indonesia memakai
bahasa Melayu sebagai lingua franca, yakni bahasa komunikasi dalam
perdagangan, pengajaran agama, hubungan antara negara dalam bidang
ekonomi dan politik.
Bahasa Melayu ini mengalami pula penulisannya dengan huruf Arab
yang juga berkembang menjadi huruf Arab-Melayu (penambahan dengan
beberapa tanda untuk beberapa huruf dalam menyesuaikannya dengan bunyi-
bunyi bahasa Melayu (tj, nj, g, dan ng). Penulisan ini dipakai dalam naskah-
naskah Melayu lama, seperti dalam karya-karya sastra dan buku-buku
pengajaran agama (Islam) dan juga sebagai ejaan resmi bahasa Melayu
sebelum datangnya huruf Latin atau huruf Romawi yang mulai digunakan
untuk penulisan bahasa Melayu walaupun masih sangat terbaras.
Hal ini semuanya dirasakan oleh masyarakat pemakai bahasa Melayu
(yang kemudian diikrarkan menjadi bahasa Indonesia dalam Sumpah Pemuda
1928) terutama para pemakai dan ahli bahasa yang merasa perlu untuk
menyempurnakan lagi ejaan Ophuijsen itu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis. 2015. Cendekia Bahasa. Bogor

11

Anda mungkin juga menyukai