Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :
Ibu SalmaSunaiyah, M.Pd.

Disusun Oleh :
Dinda Pradita Zalwa (P17321233050)
Aisha Dienayah Alfiandi Putri (P17321233053)
Devinta Dari Anggraini (P17321233057)
Adinda Clara Alfina (P17321234079)
Enggita Putri Indriani (P17321234080)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat- Nya, makalah yang berjudul “Sejarah Bahasa Indonesia” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dan
Parasitologi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Kampus IV Kebidanan
Kediri. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu SalmaSunaiyah, M.Pd., selaku dosen yang telah membimbing dan


memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah.
2. Mahasiswa-mahasiswi dan seluruh warga Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang Kampus IV Kebidanan Kediri yang telah mendukung penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
segi penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima kritik serta saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan dan memberikan inspirasi untuk para pembaca.

Kediri, 02 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah lahirnya bahasa indonesia


a. Asal Mula Lahirnya Bahasa Indonesia
Secara linguistik, bahasa Indonesia termasuk bahasa Melayu. Dimana bahasa
Melayu Riau sudah ada sejak abad ke-19. Selanjutnya, bahasa Indonesia mengalami
proses pembakuan pada awal abad ke-20, akibat dari penggunaannya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial. Bahasa Melayu mulai digunakan
sebagai bahasa Kerajaan Sriwijaya dalam bentuk bahasa Melayu Kuno (dari abad ke-
7M). Bukti lahirnya bahasa Indonesia juga dapat ditemui pada 4 prasastu di Sumatra
dan terjadi percampuran antara bahasa sanskerta dengan bahasa Melayu Pasar
dalam sektor perdagagan sehingga menyebar luas sampai ke Pulau Jawa.

b. Tonggak Sejarah Perjalanan Bahasa Indonesia


Dalam perkembangan sejarah bahasa Melayu/Indonesia setiap tahun yang
dilewati mengandung arti yang sangat penting sehingga dapat diperinci sebagai
berikut:
1) Pada Masa Hindu dan Kedatangan Agama Islam
Bahasa Melayu dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke- 7. Bukti
tersebut dapat dilihat dari ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit (638 M) di
Palembang, prasasti di Talang Tuwo (684 M) di Palembang, Prasasti Kota Kapur (683
M) di Palembang, Prasasti Karang Brahi (688 M) di Jambi. Prasasti-prasasti tersebut
bertuliskan huruf Pranagari yang berbahasa Melayu Kuno.
Sedangkan, pada masa kedatangan agama Islam ditemukan batu nisan di
Minye Tujoh, Aceh (1380 M) dengan bahasa Melayu. Bukti lain dari Bahasa Melayu
seperti hasil susastra abad ke-16 dan ke-17 (seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin). Selanjutnya,
bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan denganmenyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Kata-kata bahasa arab juga mempengaruhi
bahasa Indonesia, seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, kertas, anggur,
cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau. Proses penyerapan dari bahasa
Arab terus berlangsung hingga saat ini.
2) Kedatangan Orang Eropa
Kedatangan pedagang Portugis yang diikuti dengan kedatangan Belanda,
Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat
pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk
kebiasaan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu,
sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Terutama bahasa Belanda banyak memberi
penggayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan
kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Contohnya, asbak, polisi, kulkas,
knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini.
3) Penyusunan Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan bahasa Melayu resmi disusun oleh Ch. A. Van Ophuiysen pada tahun
1901 dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
4) Kebangkitan Nasional
Periode Kebangkitan Nasional Indonesia berawal pada paruh pertama abad
ke-20 di Nusantara yang ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Budi
Utomo (20 Mei 1908) dan Ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Dimana pada
peristiwa Sumpah Pemuda, delegasi yang hadir menyepakati bersama bahasa
nasional yang sama, yaitu Bahasa Indonesia.
5) Pendirian Balai Pustaka
Intervensi pemerintah terhada bahasa Inonesia semakin kuat dengan adanya
pembentukan Commissie voor de Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat pada
tahun 1908 dan selanjutnya lembaga ini menjadi Balai Poestaka pada tahun 1917.
Badan ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-
buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit
membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
6) Kongres Pemuda I Tahun 1926 dan Kongres Pemuda II Tahun 1928
Melalui Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II merupakan saat-saat yang
paling menentukan dalam perkembangan Bahasa Indonesia. Melalui peristiwa
Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa persatuan
bangsa. Muhammad Yamin juga mengusulkan secara resmi supaya bahasa Melayu
menjadi bahasa persatuan Indonesia saat pidato dalam Kongres Nasional Kedua di
Jakarta.
7) Kongres Bahasa I Tahun 1938
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo pada tanggal 25-28 Juni 1938
menghasilkan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang telah
dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan Indonesia pada saat itu.
8) Pendudukan Balatentara Jepang Tahun 1942-1945
Masa pendudukan Jepang menjadi salah satu masa penting. Jepang memilih
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintah Jepang dengan
rakyat Indonesia karena niat menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa
Belanda untuk alat komunikasi tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga digunakan
sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu
pengetahuan.
9) Proklamasi Kemerdekaan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945
ditanganilah Undang-Undang Dasar 1945 dimana salah satu pasalnya, yaitu Pasal 36
menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
10) Pendirian Pusat Bahasa
Sesudah kemerdekaan, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Setiap tahun jumlah pemakai Bahasa Indonesia terus bertambah.
Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang sangat besar
terhadap perkembangan Bahasa Indonesia di antaranya melalui pembentukan
lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang sekarang menjadi Pusat Bahasa
dan Penyelenggaraan Kongres.
11) Seminar Bahasa Tahun 1968, 1972, 1975
12) Peresmian Penggunaan Ejaan Baru
Presiden Republik Indonesia, H.M. Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) sebagai pengganti ejaan sebelumnya
pada tanggal 16 Agustus 1972.
13) Peluncuran Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988 diadakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Istana Negara, Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soeharto. Kongres
ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar Bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara
dan diikuti oleh peserta tamu dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres Bahasa Indonesia V ini
ditandai dengan persembahan karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa kepada seluruh pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan buku-buku bahan
penyuluhan Bahasa Indonesia.
a. Penyempurnaan Ejaan menjadi Bahasa Indonesia
Ejaan merupakan cara aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dalam kaidah Bahasa Indonesia telah dikenal beberapa
penyempurnaan ejaan, antara lain:
1) Ejaan Van Ophuijsen dan Ejaan Wilkinson
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua, yaitu
 Tahun 1901, di bawah Belanda, Indonesia mengadopsi Ejaan Van
Ophuijsen
 Tahun 1904, Malaysia mengadopsi Ejaan Wilkinson
2) Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 sejak peraturan ejaan bahasa
Melayu dengan huruf Latin, berdasarkan rancangan Charles Adriaan van
Ophuijsen dengan bantuan Engkau Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dilakukan usaha ke arah
penyempurnaan berkali-kali. Pada saat Kongres Bahasa Indonesia pertama
di Solo tahun 1938, disarankan supaya ejaan Bahasa Indonesia lebih
dikenalkan di kancah internasional. Ciri-ciri lain dari Ejaan Van Ophuijsen
sebagai berikut:
 Huruf i untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan
karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulai
dengan ramai, juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Soeraba’ia.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata seperti jang, pajah, sajang, dsb.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata seperti goeroe, itoe, dsb.
 Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan
kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa:, dsb.

3) Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi ditetapkan pada tahun 1947 melalui
Surat Keputusan Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan tanggal
19 Maret 1947, No. 264/Bhg A; pada waktu itu Suwandi menjabat sebagai
Menteri PP&K. Perubahan ejaan ini dilakukan berdasarkan Ejaan van
Ophuijsen yang dimaksudkan untuk menyederhanakan ejaan yang telah
berlaku. Selanjutnya, masyarakat menanamkan ejaan baru tersebut
sebagai Ejaan Republik. Sebagai langkah pertama ke arah usaha
penyederhanaan dan penyelarasan ejaan dengan perkemangan bahasa,
keputusan Soewandi pada masa pergolakan revolusi mendapat sambutan
baik. Ciri-ciri dari ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, antara lain:
 Huruf oe diganti dengn u: guru, itu, umur, dsb.
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k: tak, pak, rakyat,
dsb.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2: kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an, dsb.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
4) Ejaan Malindo (Melayu Indonesia)
Ejaan ini berakhir pada akhir tahun 1999 dan tidak diresmikan di Indonesia
karena pengaruh keadaan politik.
5) Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Ejaan yang disempurnakan merupakan aturan-aturan untuk berbahasa
dengan baik dan benar. EYD resmi mulai dipakai di Indonesia pada tanggal
16 Agustus 1972 sebagai rangkaian aturan yang wajib digunakan dan
ditaati dalam tulisan bahasa Indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan
dalam 12 hal, antara lain huruf besar, tanda koma, tanda titik, tanda seru,
tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tandak petik, tanda titik dua,
tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.

2.2 PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai