Riwayat Jurnal
Artikel diterima : 2 November 2022
Artikel direvisi : 8 November 2022
Artikel disetujui : 13 November 2022
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan nilai-nilai moderasi
beragama dalam keluarga beda Agama di Kelurahan Bakunase 2 Kecamatan Kota Raja
Kota Kupang. Dengan rumusan masalah bagaimana penerapan nilai-nilai moderasi
beragama dalam keluarga beda agama? Penelitian ini menggunakan metode deskripsi
kualitatif dengan teknik wawancara terhadap 3 keluarga yang nikah beda agama. Hasil
Penelitian menunjukan antara lain: 1) Komitmen Kebangsaan, Penerapan komitmen
kebangsaan dapat menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat dan berbangsa; 2) Toleransi, bahwa nilai toleransi yang diterapkan dapat
menumbuhkan sikap kebersamaan dan rasa hormat dengan anggota keluarga maupun orang
lain karena perbedaan pandangan ataupun keyakinan; 3) Anti Kekerasan, bahwa nilai anti
kekerasan dalam moderasi beragama memberikan nilai untuk berpikir secara bijaksana
dan tidak fanatik terhadap satu pandangan keagamaan atau kelompok namun harus
menciptakan kebaikan dan keadilan; 4) Akomodatif, bahwa nilai akomodasi moderasi
beragama menjadi bagian terpenting untuk dapat memahami perilaku orang lain sehingga
dapat menghindari terjadinya konflik untuk mewujudkan ketersediaan menerima nilai-nilai
keagamaan dan budaya lokal untuk saling menerima satu dengan yang lainnya. Kesimpulan
bahwa Nilai komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodasi merupakan
landasan dalam menciptakan keharmonisan, dan kerukunan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat serta bernegara.
tentang nilai-nilai moderasi beragama yang baik. Pendapat tersebut didukung oleh
terdiri dari: keluarga (wawancara dengan keluarga Into
Komitmen Kebangsaan Para, 22 Januari 202) bahwa komitmen
Berdasarkan hasil wawancara kebangsaan adalah bentuk sikap saling
dengan 3 orang keluarga yang nikah beda mencinta dan menghargai perbedaan-
agama di Kecamatan Kota Raja Kota perbedaan yang ada sebagai keragaman
Kupang Nusa Tenggara Timur, bagi yang memperkaya pengetahuan dan
keluarga (Wawancara dengan keluarga wawasan seseorang dalam bergaul dan
Viktor Mata, 20 Januari 2022) komitmen berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga
kebangsaan yang mereka jalani dalam tidak menjadi orang eksklusif atau tidak
keluarga adalah sikap saling menghargai mau bergaul dengan yang lainnya.
satu dengan yang lain sekalipun sebagai Berdasarkan hasil wawancara di
suami dan istri berbeda agama namun atas maka dapat disimpulkan bahwa
komitmen kebangsaan dan cinta tanah air komitmen kebangsaan sebagai sikap saling
harus tetap diajarkan kepada anak-anak menghargai dan cinta akan perbedaan
mereka. Sehingga anak-anak mereka sebagai bentuk keanekaragaman dari
menjadi orang tahu menghargai perbedaan kekayaan budaya, suku, agama dan ras
karena bangsa Indonesia beragam suku, yang ada di Indonesia yang harus
agama dan budaya. Sedangkan hasil dipertahankan dan menjadi ciri khas
wawancara dengan keluarga (Wawancara bangsa Indonesia di mata dunia.
dengan keluarga Lifing Bano, 21 Januari Bangsa Indonesia adalah bangsa
2022) mengungkapkan bahwa bagi mereka yang memiliki keberagaman dari berbagai
komitmen kebangsaan adalah sebuah sikap aspek dan memiliki masyarakat majemuk.
saling menghargai satu dengan yang lain, Sebagai bangsa yang mempunyai
sikap saling menghargai harus dimulai dari masyarakat yang majemuk maka perlu
dalam keluarga. Sehingga semua anggota komitmen kebangsaan. Moderasi harus
keluarga belajar menghormati perbedaan dipahami ditumbuh kembangkan sebagai
yang ada dan tidak menjadi orang yang komitmen bersama untuk menjaga
radikal terhadap keyakinan yang dianutnya keseimbangan yang komprehensif dalam
dan menganggap keyakinan yang lain tidak semua lini kehidupan sosial, apapun suku,
etnis, budaya, agama, dan pandangan pernikahan beda agama hal itu disebabkan
politiknya mau saling mendengarkan satu orang pribumi mempunyai hukum dan
sama lain serta saling belajar melatih sistem hukum. Berdasarkan kenyataan itu,
kemampuan mengelola dan mengatasi pemerintah kolonial membuat kebijakan
perbedaan di antara mereka sehingga hukum yang memberi kewenangan kepada
menumbuhkan keharmonisan, (Akhmadi, lembaga kehakiman tradisional
2019). Dalam upaya mewujudkan (kepenghuluan) maka perlu ada lembaga
keharmonisan hidup berbangsa dan yang dapat memberikan pemahaman yang
beragama, maka membutuhkan moderasi benar tetang moderasi beragama. Hal ini
beragama, yaitu sikap beragama yang senada dengan penelitian (Sutrisno, 2019)
sedang atau di tengah-tengah dan tidak bahwa untuk menerapkan moderasi
berlebihan. Tidak mengklaim diri atau beragama dimasyarakat multikultural yang
kelompoknya yang paling benar, tidak perlu dilakukan adalah menjadikan
menggunakan legitimasi teologis yang lembaga pendidikan sebagai basis
ekstrem, tidak menggunakan paksaan laboratorium moderasi beragama dan
apalagi kekerasan, dan netral dan tidak melakukan pendekatan sosio-religius
berafiliasi dengan kepentingan atau dalam beragama dan bernegara.
kekuatan tertentu, (Fahrudin, 2019). Hal ini Berdasarkan hasil penelitian dan
didukung dengan hasil penelitian (Iftidah, pendapat teori maupun hasil penelitian
2018) dengan judul Pengaruh Pemahaman terdahulu yang relevan yang mendukung
Keagamaan Masyarakat Desa Dempet maka dapat disimpukan bahwa penerapan
Terhadap Pola Relasi Suami Istri Bekerja komitmen kebangsaan dapat
bahwa perlu adanya pemahaman agama menumbuhkan keharmonisan dalam
ini mengakibatkan beberapa dampak kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan
terhadap pola relasi suami istri bekerja dan berbangsa.
memiliki nilai komitmen kebangsaan, Toleransi
yakni terjadinya pemahaman keagamaan Adapun hasil wawancara berkaitan
masyarakat yang bersifat konservatif dan dengan toleransi beragama bagi keluarga
bersifat moderat. Menurut hasil telaah yang beda agama bahwa menurut keluarga
(Kosasih, 2021) mereka meyakini bahwa (wawancara dengan keluarga Viktor Mata,
20 Januari 2022) toleransi menjadi bagian saya mengajarkan hal tersebut kepada
yang terpenting dalam kehidupan anggota keluarga agar mereka menjadi
bermasyarakat terutama dalam keluarga, pribadi yang tahu menghargai perbedaan.
maka perlu diajarkan kepada seluruh Berdasarkan hasil wawancara diatas
anggota keluarga arti sebuah toleransi dapat disimpulkan bahwa toleransi dalam
untuk mewujudkan moderasi beragama. keluarga beda agama sebagai
Sedangkan menurut keluarga (wawancara impelementasi nilai-nilai moderasi
dengan keluarga Lifing Bano, 21 Januari beragama sudah dijalankan dengan baik,
2022) memiliki pengaruh yang sangat baik sebab setiap anggota keluarga saling
baik anggota keluarga karena masyarakat menghargai dan menghormati antara
kita terdiri berbagai latar belakang ras, semua anggota yang ada. Hal demikian
agama dan juga budaya serta tingkat sosial harus dipertahankan dan menjadi contoh
yang berbeda-beda, sehingga sebagai bagi keluarga yang lain.
kepala keluarga selalu mengajarkan kepada Toleransi dalam kehidupan
semua anggota keluarga untuk saling berumah tangga menjadi hal yang sangat
menghargai dan menghormati kepada penting untuk menjaga keharmonisan
siapapun yang berbeda latar belakang. Dan berkeluarga. Penelitian (Safitri, 2020)
bersyukur dalam rumah tangga saya baik- menemukan bahwa pengaruh toleransi
baik saja sekalipun saya dan istri berbeda dalam keluarga memiliki dampak yang
keyakinan, bahkan anak-anak bebas sangat signifikan terhadap pertumbuhan
memiliki keyakinan sesuai dengan pilihan dan perkembangan karakter anak.
hati nurani mereka. Pendapat ini sejalan Pendidikan di keluarga yang utama karena
dengan hasil wawancara dengan keluarga ayah dan ibu memegang peran penting
(Wawancara dengan keluarga Into Para, 22 untuk mendidik anak sehingga bertumbuh
Januari 2022) yang mengatakan toleransi dengan karakter baik, keluarga menjadi
yang diajarkan selama ini dalam rumah tempat yang efektif untuk mengajarkan
tangga saya adalah harus mampu saling nilai dasar dan karakter anak. Menurut Ki
menghargai dan menghormati setiap orang Hajar Dewantara, lingkungan keluarga
yang memiliki budaya, ras, agama dan cara bertanggung jawab untuk pendidikan budi
pandang yang berbeda dari kami. Tujuan pekerti dengan menekankan proses
juga keyakinannya sehingga perlu pola dibanggakan di mata dunia. Maka dalam
pendidikan yang moderat. Sebagaimana berkomunikasi dalam keluarga saya
penelitian (Hefni, 2020) bahwa kehadiran menerapkan pola interaksi yang lemah
Perguruan Tinggi Keagamaan sebagai lembut dan sopan sebagai contoh
laboratorium perdamaian untuk penerapan praktis anti kekerasan.
menguatkan konten-konten moderasi Sedangkan menurut keluarga Lifing Bano
beragama melalui media digital sebagai (wawancara dengan keluarga Lifing Bano,
penyeimbang dari arus informasi yang 21 Januari 2022) bahwa nilai anti
deras di media sosial. kekerasan yang diajarkan dalam keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dan saya adalah menerapkan pola saling
pendapat teori maupun hasil penelitian menghargai dan menghormati antara
terdahulu yang relevan yang mendukung semua anggota keluarga sehingga tercipta
maka dapat disimpulkan nilai toleransi keharmonisan dan cinta damai di dalam
yang diterapkan dapat menumbuhkan sikap rumah tangga dan berusaha menghindari
kebersamaan dan rasa hormat dengan tindakan kekerasan. Karena keluarga
anggota keluarga maupun orang lain merupakan tempat pertama untuk
karena perbedaan pandangan atapun menciptakan kedamaian baru bisa terjadi
keyakinan. damai di masyarakat. Lebih lanjut menurut
Anti kekerasan keluarga Into Para (wawancara dengan
Hasil wawancara tentang anti keluarga Into Para, 22 Januari 2022)
kekerasan sebagai nilai moderasi yang penerapan nilai moderasi anti kekerasan
diterapkan dalam keluarga yang nikah beda dalam keluarga saya selama ini dimulai
agama diuraikan sebagai berikut: dari saya memperlakukan istri saya dengan
Menurut keluarga Viktor Mata baik sehingga anak-anak dapat melihat
(wawancara dengan keluarga Viktor Mata, contoh yang baik dari kami sebagai suami
20 Janurai 2022) bahwa dalam keluarga istri. Kalau hal ini sudah bisa diterapkan
diajarkan pola pendidikan anti kekerasan dengan baik maka secara otomatis anak-
dan mengajarkan bahwa Indonesia adalah anak belajar untuk bisa menciptakan hal
bangsa yang cinta akan keragaman sebagai kedamaian di tempat mereka bergaul atau
salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang berinteraksi. Jadi bagi saya nilai moderasi
beragama sudah diterapkan dengan baik murni karena motif agama.Sementara itu,
dalam rumah tangga saya. menurut (Shihab, 2019) sikap moderat
Berdasarkan hasil wawancara diatas diartikan sebagai keberadaan ditengah tapi
dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai tetap dalam lingkung tarik menarik di
moderasi beragama anti kekerasan dalam kedua sisi. Moderasi bukan duduk stagnan
tiga keluarga yang nikah beda agama di di tengah tapi terlibat secara aktif
kecamatan Kota Raja sudah berjalan menyeimbangkan arus kiri dan kanan,
dengan baik karena semuanya dapat saling sehingga menuntut kesabaran dan keuletan
menghargai dan menghormati perbedaan dalam menghadapinya, melainkan juga
yang ada tanpa menjelekan salah satu membutuhkan pengetahuan dan
keyakinan yang dianut oleh mereka. pemahaman yang memadai, sehingga tidak
Kehidupan yang didasari pada terseret oleh salah satu ujungnya. Justru
unsur saling menghargai dan memelihara sebaliknya, kedua ujung di sisi harus
keberagaman maka terjadi keharmonisan ditarik ke tengah dalam rangka mencapai
hidup. Sebagaimana Masdar Hilmi dalam keadilan dan kebaikan yang merupakan
(Murtadlo M, 2021) mengusulkan syarat mutlak terciptanya moderasi yang
pendidikan moderasi beragama diarahkan anti kekerasan. Lebih lanjut (Tim
untuk membangun 1) ideologi anti Penyusun Kementerian Agama RI, 2019a)
kekerasan dalam pengembangan agama; 2) Moderasi beragama memberikan pelajaran
moderasi ini harus juga diterapkan dalam bagi kita untuk berfikir dan bertindak
bidang kehidupan modern dengan segala bijaksana, tidak fanatik terhadap satu
turunannya, meliputi sains, teknologi, pandangan keagamaan kelompok saja
demokrasi, hak asasi manusia, dan tanpa mempertimbangkan pandangan
sejenisnya; 3) menumbuhkan penggunaan keagamaan orang atau kelompok lain.
cara berpikir rasional; 4) pendekatan Sebagaimana Penelitian (Ni Komang,
kontekstual dalam memahami agama; dan 2019) dengan judul Karakteristik Keluarga
5) penggunaan ijtihad. Sedangkan menurut Hindu Di Desa Bayunggede Provinsi Bali
pandangan (Ma’arif, 2010), bahwa hampir bahwa secara umum tampak hidup penuh
dapat disimpulkan sebenarnya tidak ada dengan keharmonisan walaupun telah
tindakan kekerasan atau pengrusakan yang diterpa dengan modernisasi, mereka
yang diterapkan dalam keluarga bermula dalam landasan hidup moderasi beragama
dari saling menerima perbedaan budaya, pada tataran pengenalan dengan mengkaji
baik budaya suami maupun budaya istri. lebih dalam tentang kesediaan untuk
Dengan saling menerima budaya maka menerima praktik alamiah keagamaan yang
akan terjadi proses akomodasi yang baik mengakomodasi kebudayaan lokal dan
sehingga tidak saling menjelekkan budaya tradisi; 2) Internalisasi Akomodatif
yang lain. Selanjutnya menurut keluarga terhadap kebudayaan lokal dalam landasan
Into Para (wawancara dengan keluarga Into hidup moderasi beragama pada tataran
Para, 22 Januari 2022) akomodasi yang ada Akomodasi dengan menghayati nilai-nilai
dalam keluarga yaitu saling menghargai tentang kesediaan untuk menerima praktik
antara budaya masing-masing yang ada amaliah keagamaan yang mengakomodasi
dalam rumah mulai dari cara memilih kebudayaan lokal dan tradisi; Lebih lanjut
keyakinan dan juga kebiasaan yang ada hasil penelitian (Windy Jullyan Funay,
sebagai tradisi dalam pola hidup Blajan Konradus, 2019) bahwa Proses
berkeluarga. Akomodasi Komunikasi dalam Interaksi
Berdasarkan hasil penelitian di atas antar Warga Asli dan warga pendatang,
maka dapat disimpulkan bahwa nilai terdapat proses akomodasi konvergensi
akomodasi moderasi beragama dalam yang merupakan strategi yang
keluarga yang nikah beda agama di digunakan untuk beradaptasi dengan
kecamatan Kota Raja Kota Kupang sudah perilaku orang lain. Dalam berkomunikasi
diterapkan dengan baik dan menjadi dengan orang lain pasti ada kendala yang
sebuah model akomodasi yang perlu di tiru dihadapi sebagaimana diungkapkan dalam
oleh keluarga yang lain sehingga saling penelitian (Nadila Opi Prathita Sari, 2019)
menghormati orang yang berbeda budaya. kendala–kendala interaksi yang dialami
Moderasi beragama dalam informan etnis yang berbeda adalah pada
kehidupan praktis harus memiliki nilai- gaya bahasa gaya bicara, perbedaan nilai-
nilai akomodasi. Menurut (R. Muhammad, nilai budaya, dan kurangnya informasi seta
2021) Dimensi Akomodatif terhadap pengetahuan tentang budaya lawan bicara.
kebudayaan lokal: 1) Internalisasi Upaya akomodasi yang dilakukan oleh
akomodatif terhadap kebudayaan lokal setiap individu etnis yang ada beragam, ada
yang melakukan konvergensi dan nilai keagamaan dan budaya lokal untuk
divergensi. Selain itu individu dan etnis saling menerima satu dengan yang lainnya.
lain juga melakukan akomodasi dengan III. Penutup
meminta bantuan orang ketiga atau teman Simpulan
untuk membantunya berkomunikasi Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan stranger. Untuk menghindari pembahasan maka dapat disimpulkan
terjadinya konflik, sebagaimana penelitian tentang penerapan Nilai-nilai Moderasi
(Hamidah, 2018) dengan judul Resolusi Beragama dalam Keluarga yang Nikah
dan Negosiasi Konflik dalam Mewujudkan Beda Agama di Kecamatan Kota Raja Kota
Keharmonisan: Studi Kasus Gereja Kristen Kupang Nusa Tenggara Timur berdasarkan
Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid empat indikator yaitu:
AL-Hikmah bahwa faktor personal, a. Komitmen Kebangsaan
hubungan dan budaya juga merupakan Penerapan komitmen kebangsaan
faktor penting dalam keberlangsungan dapat menumbuhkan keharmonisan
hubungan yang harmonis antara umat atau dalam kehidupan berkeluarga,
jemaat, yang diwujudkan dalam bentuk bermasyarakat dan berbangsa.
komitmen perjanjian persaudaraan yang b. Toleransi
telah dibangun sejak berdampingannya Nilai toleransi yang diterapkan dapat
kedua rumah ibadah tersebut. menumbuhkan sikap kebersamaan dan
Berdasarkan hasil penelitian dan rasa hormat dengan anggota keluarga
pendapat teori serta hasil penelitian relevan maupun orang lain karena perbedaan
yang mendukung, maka dapat disimpulkan pandangan ataupun keyakinan.
bahwa nilai akomodasi moderasi beragama c. Anti Kekerasan
menjadi bagian terpenting untuk dapat Nilai anti kekerasan dalam moderasi
memahami perilaku orang lain dan juga beragama memberikan nilai untuk
mengelola perilaku sendiri dalam berpikir secara bijaksana dan tidak
berinteraksi dengan orang lain sehingga fanatik terhadap satu pandangan
dapat menghindari terjadinya konflik untuk keagamaan atau kelompok namun
mewujudkan ketersediaan menerima nilai- harus menciptakan kebaikan dan
keadilan.