Anda di halaman 1dari 2

Komplikasi Akut Hemodialisis

1. Hipotensi 20 – 60 %
Terjadi scr episodik atau persisten, sering tjd pd BB badan rendah dan penyakit jantung,
manifestasi : mual, muntah, kram, menguap, penyebab :

Px-specific causes Treatment- specific causes


Diabetes Rapid fluid removal (high UFrate)
Autonomic neuropathy Anti hipertensive agent use
Reduce cardiac reserve (LVH and Rapid reductio in plsma osmolality
diastolic disfunction) (leading to water movement from
vascular to interstitial compartement)
Arrhytmias Warm dialysate
Poor nutritional state Low sodium dialysate
High weight gain Low dialysate osmolarity
Ingestion of food during dialysis Use acetate as buffer (a vasodilator)
Anti hipertensive agents impairing Biocompatibility
cardiac stability and reflexes
Septicaemia

Penyebab hipotensi lain : efusi periard, reaksi terhadap membran dialisis, Mg dialisat yang tinggi,
perdarahan GI, infark miokard, hemolisis, emboli udara. Hipotensi oleh karena UF yg massif dapat terjadi
selama HD air dibuang dari kompartemen darah, volume darah dipertahankan dengan refilling air dari
jaringan, hal ini hanya dapat terjadi selama BB kering dicapai. Hipotensi dipicu ok. UF yg terlalu cepat/
masif sehingga refilling yang adekuat tidak terjadi. Pasien dengan ESRD mempunyai disfungsi diastolik
yang dapat menurunkan kadar CO sehingga vascular filling juga menurun.

Faktor- faktor yg menyebabkan UF tdk terkontrol:


 Mesin HD tanpa kontrol volume UF sehingga laju UF terlalu cepat
 Pasien minum terlalu banyak diantara sesi HD sehingga memerlukan UF, biasanya juga disertai
konsumsi Na
 Target BB kering yang salah (terlalu rendah)

Penatalaksanaan Hipotensi:
1. Tidurkan px dng posisi kepala lebih rendah
2. 100 ml NS, (10ml saline 23%, 30ml saline 7,5%, 50 ml manitol 20 % atau albumin)
3. Turunkan UF sampai 0
4. Jika Tensi tidak segera normal, larutan saline terus diberikan
5. Obat vasoaktif: NE,dobutamin, dopamin
Saline hipertonik menyebabkan haus, menghambat pasien mencapai BB kering dan dapat terjadi
overload. Pada sebagian besar kasus hipotensi oleh karena UF masif, respon dengan terapi tersebut jika
tidak segera kembali perlu dicari sebab lain, misalnya: Penyakit jantung, perdarahan GI, dan sepsis.

Jika terjadi hipotensi, maka harus dilakukan review, seperti:


 BB kering terlalu rendah
 Minum obat anti hipertensi sebelum dialysis
 Laju UF
 Penambahan BB diantara sesi HD (Ax: konsumsi garam, cari hidden fluid: sup,dll)
 Dialisat yg mengandung Na
 Menggunakan dialisat bikarbonat (bukan asetat)
 Suhu dialisat
 Peningkatan Hb
 Hindari makan selama sesi HD

Pencegahan Hipotensi
 Saat Dialisis: lebih perlahan-lahan, lebih lama dapat menurunkan episode hipotensi
 Sodium ramping dapat meminimalisasi gangguan hipotensi dan kram dengan mengoptimalkan
vascular refilling (dialisat Na diset pada level tinggi pada 1-2 jam, kemudian diturunkan
bertahap dalam 3 jam berikutnya
 Sequential UF & isovolaemic dialysis membantu pasien mencapai BB kering tanpa hipotensi ,
UF dilakukan pada 1 – 2 jam tanpa dialysis yang menjamin cairan yg hilang saat kadar urea dan
Na tinggi kemudian diikuti refilling yang cepat. Dialisis berikutnya dilakukan dengan UF
minimal yang cenderung perlu waktu dialysis yang lama
6. Aritmia 5 – 60 %
7. Kram 5 – 25 %
8. Mual dan muntah 5 – 15 %
9. Sakit kepala 5 – 10 %
10. Nyeri dada 2 – 5 %
11. Nyeri punggung 2 – 5 %
12. Gatal 1 – 5%
13. Panas 1%
14. Komplikasi lain : emboli udara, kejang, hemolisis, disequilibrium berat, 1st use syndrome,
urtikaria akut, tamponade jantung

Anda mungkin juga menyukai