Oleh: Sony Herdiansyah, dalam rangka hari kanker sedunia, 4 Februari 2021
A wal bulan Mei tahun 2020, aku mendapat pesan singkat dari Ibuku. Hari itu, ia bercerita bahwa
ia sering lupa kata-kata dan meminta bantuan untuk mencari tahu perihal kemungkinan
penyakit yang dideritanya. Ibuku yang nyaris tak pernah mengeluh akan sesuatu, kali ini
menunjukkan hal yang tak biasa. Sebisaku, kucari tahu melalui laman pencarian Google. Kudapati
beberapa kemungkinan penyakit, lalu kukabari Ibuku dan menyarankan beliau untuk melakukan
konsultasi dengan dokter. Malam itu, Ibu bersenda gurau bahwa kemungkinan Ibu sudah menua, kami
pun tertawa.
Sampel tumor payudara Ibu pun diambil dan “semakin dini kanker dideteksi
diteliti. Hasilnya adalah bahwa tumor tersebut
dan diobati, maka semakin
merupakan kanker payudara tipe HER-2 yang dikenal
besar peluang kanker tersebut
ganas. Saat kudapati hasil itu, seketika duniaku
seperti runtuh, namun aku harus tetap tegar dan kuat dapat dibasmi.”
supaya Ibuku ikut tegar dan kuat menghadapinya.
Awal Agustus 2020, meskipun upaya radioterapi telah dilakukan dan kemoterapi telah
dijadwalkan, kondisi Ibu kian memburuk dan akhirnya ia meninggal dunia pada 10 Agustus 2020. Inna
lillahi wa inna ilayhi roji’un (sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah
kami Kembali).
Berangkat dari kisah singkat almarhumah Ibuku di atas, aku mengajak para pembaca untuk
memiliki kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker. Kubaca banyak tulisan dari para dokter dan
ahli kesehatan di internet, semuanya mengatakan bahwa semakin dini kanker dideteksi dan diobati,
maka semakin besar peluang kanker tersebut dapat dibasmi.