NPM : 1606827795 Kelompok : KD-15 Modul : Empati, Etika, dan Profesionalisme (EEP)-4
APLIKASI MEMAHAMI BUDAYA PADA KASUS KLINIS: EKSPEKTASI DAN REALITA
HASIL WAWANCARA pengetahuan beliau. Hal ini membuat beliau semakin
bertanya-tanya mengenai penyakit yang dideritanya. Sabtu lalu, saya dan teman saya mengunjungi RS Kanker Dharmais, Jakarta, untuk menemui seorang pasien kanker Dokter di puskesmas memberikan beberapa obat yang Ibu yang telah setuju untuk diwawancara. Beliau adalah Ibu HM habiskan, namun gejala beliau tidak membaik. Setelah HM, 69 tahun, yang langsung menyambut kami dengan berkali-kali kembali ke puskesmas tanpa perubahan, lemah namun tetap hangat. Selama prosedur wawancara, beliau akhirnya berobat ke RSUD Padang Panjang. Di RSUD beliau ditemani oleh adik beliau. Setelah melakukan Padang Panjang-lah beliau mengetahui diagnosis dari perkenalan, saya meminta informed consent berkenaan penyakit kuningnya adalah kanker pankreas. dengan prosedur wawancara dan perekaman proses wawancara. Beliau menyetujui hal tersebut. Sekalipun diliputi keputusasaan dan rasa takut setelah mendengar kata kanker, semangat Ibu HM untuk taat Saya sempat menduga bahwa Ibu HM dan adiknya tidak berjalan di ranah medis tidak pernah pudar. Ia mengikuti berasal dari Pulau Jawa, karena mereka memiliki logat seluruh prosedur yang dijelaskan oleh dokter. Beliau khas yang kental terdengar di telinga saya. Kemudian, melakukan CT scan dan operasi. Ibu HM mengaku, dokter beliau mengonfirmasi bahwa beliau berasal dari Padang di RSUD Padang Panjang sempat ragu untuk mengoperasi Panjang, Sumatera Barat. Beliau adalah tamatan SLTA. beliau karena lokasi massa yang dekat dengan pembuluh Setelah lulus, Ibu HM bekerja sebagai pegawai negeri di darah besar. Namun tidak lama, dokter melakukan operasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tersebut. Setelah operasi, Ibu HM dinyatakan bersih dari (BKKBN) tingkat daerah. Tidak lama setelahnya, beliau kanker pankreas. menikah dan dikaruniai tiga anak. Ketiganya kemudian merantau ke Jakarta dan salah satu anak beliau memiliki Tidak lama setelahnya, gejala Ibu HM kembali muncul dan toko obat. Setelah pensiun, beliau menjadi ibu rumah salah satu anak dari Ibu HM menyarankan beliau untuk berobat ke Jakarta. Sejak April 2019, Ibu HM menjalani tangga. perawatan di RS Dharmais. Menurut adik Ibu HM, Dokter Ibu HM, disertai dengan kesaksian adiknya, mengaku tidak di RS Dharmais mengonfirmasi temuan dokter di RSUD memiliki gejala spesifik berkaitan dengan penyakitnya. Ia Padang Panjang, bahwa kanker ini lokasinya dekat dengan mengaku bahwa pada awal tahun 2018 silam, beliau pembuluh darah besar sehingga prosedur operasi akan merasa kulitnya menguning tanpa sebab. Oleh karena sangat berisiko. Namun, kemoterapi juga memiliki risiko sering terpapar dengan dunia medis, beliau langsung tertentu berkaitan dengan usia Ibu HM yang tidak lagi berobat ke puskesmas setempat. Ibu HM mengaku muda. ketakutan utama beliau adalah darah tinggi. Namun, ketika diperiksa, tidak ada indikasi kuat ke arah darah Kedua pilihan terapi dengan risikonya masing-masing tinggi. Ibu HM juga menyangkal adanya penyakit membuat Ibu HM takut dan cemas. Kecemasan ini komorbid lain seperti diabetes dan tidak pernah ada sebenarnya telah berawal ketika beliau didiagnosis pantang makanan apapun. Beliau menyangkal adanya kanker, dan semakin parah ketika kedua tenaga sanak saudara yang memiliki penyakit yang sama, sejauh profesional yang menanganinya mengonfirmasi kesulitan pelaksanaan terapi. Ibu HM mengaku lebih takut dioperasi, namun di sisi lain beliau sangat ingin sembuh. 1 Ibu HM senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk karena belum terbukti secara klinis dapat menyembuhkan kesembuhannya. Pada akhirnya, Ibu HM mengaku, ia kanker. Namun, pada kasus Ibu HM, beliau telah mulai mendengarkan informasi dari kerabatnya mengenai mengikuti anjuran dokter dengan baik dan tidak hanya khasiat daun sirsak yang dapat menyembuhkan kanker. mengandalkan daun sirsak. Oleh karena itu, saya melihat Ibu HM tidak mengetahui banyak mengenai metode daun sirsak adalah salah satu harapan Ibu HM di tengah tersebut, namun ia tetap mencobanya. ketidaktentuan nasibnya, berkaitan dengan mode terapi.
Beliau mengaku, walaupun perjalanan berjuang melawan Profesionalitas Dokter
kanker pankreas yang dideritanya sulit, namun dukungan Salah satu aspek profesionalitas dokter umum keluarga adalah salah satu faktor yang menguatkannya. Anaknya senantiasa mendampingi beliau melawan berdasarkan SKDI adalah berwawasan sosial budaya. kanker. Adiknya selalu menemani beliau di rumah sakit. Dalam hal ini, dokter dapat mengenali aspek sosial, Suami beliau juga selalu ada, mendoakan, dan budaya, ekonomi pada masyarakat, menghargai memberikan dukungan moral serta material. Administrasi perbedaan persepsi, melindungi kelompok rentan, dan rumah sakit ditanggung oleh BPJS. Hal tersebut adalah hal menghargai upaya kesehatan komplementer pada yang masih beliau syukuri terlepas dari kondisi beliau. masyarakat.3 Berkaitan dengan hal ini, seorang dokter Pada akhir wawancara, beliau menitipkan pada kami perlu memahami pilihan beliau untuk menggunakan daun untuk senantiasa mendoakan beliau untuk melawan sirsak sebagai metode alternatifnya, karena hal tersebut adalah informasi yang beredar di masyarakat dan penyakit ini. memberikan harapan untuk pasien. Namun, perlu ada ANALISIS KOMPETENSI BUDAYA DAN PROFESIONALISME komunikasi yang baik dan efektif berkaitan dengan metode pengobatan tersebut. Kebenaran informasi serta Aspek Sosiokultural bukti empiris mengenai pengobatan alternatif harus valid, Salah satu teori pembelajaran adalah teori sosiokultural, sebagaimana tertulis pada Peraturan Menteri Kesehatan di mana proses pembelajaran terjadi pada konteks sosial. Republik Indonesia No. 61 tahun 2016 tentang pelayanan Pelajar pada konteks teori ini adalah mereka yang kesehatan tradisional empiris.4 Perbedaan persepsi tidak terpapar informasi medis pada tempat kerja.1 menjadi alasan untuk menghakimi keputusan pasien Berdasarkan wawancara tersebut, Ibu HM memiliki Dokter dari RSUD Padang Panjang dan RS Dharmasi sangat pengetahuan mengenai dunia medis yang baik, terbukti menjunjung tinggi keselamatan Ibu HM. Keduanya dengan pilihan beliau yang selalu mengarah ke menginformasikan mengenai risiko yang mungkin terjadi pendekatan medis dibandingkan non-medis. Salah satu ketika operasi kepada pasien. Kejujuran dalam hipotesis saya mengenai hal ini adalah bahwa beliau menyampaikan informasi adalah hal yang kritikal. Dalam sempat bekerja di BKKBN tingkat daerah, sehingga beliau pemberian informasi mengenai hal ini, dokter diharapkan memang selalu terpapar dengan informasi medis. Beliau menggunakan metode SPIKES di mana dokter perlu juga senantiasa mengikuti prosedur medis dengan baik. meluangkan waktu yang tepat untuk menyampaikan Pilihan beliau untuk mencoba terapi alternatif daun sirsak informasi, dapat memahami persepsi pasien, dapat berdasar pada beredarnya informasi di masyarakat bahwa membuat pasien ingin mengetahui penyakitnya, daun sirsak dianggap dapat menyembuhkan kanker. memberikan informasi kepada pasien dengan jujur dan Sebuah review mengenai daun sirsak (Annona muricata L.) baik, dapat berempati dengan respons pasien, dan menyatakan bahwa daun sirsak memang memiliki potensi merangkum keseluruhan pertemuan. Adanya rasa takut sebagai obat antikanker karena adanya isolat bioaktif dan cemas pada pasien harus menjadi perhatian oleh annonacin dan annomuricin E yang bersifat sitotoksik. Hal dokter. Dokter juga perlu mengundang kerabat untuk ini sudah dibuktikan secara in vivo dan in vitro. Namun, dapat membantu pasien melewati penyakitnya. clinical trial menggunakan ekstrak daun sirsak belum bisa Memberikan harapan dengan realistis dan tanpa dilakukan karena studi yang terbatas mengenai menjadikan pasien terlalu optimis dapat bermanfaat farmakologi dan farmakodinamiknya.2 Sehingga, untuk kesembuhan.6 menggunakan ekstrak daun sirsak memang kurang bijak, 2 REFLEKSI DIRI tanpa merendahkan pasien. Saya akan mempelajari metode komunikasi efektif agar pasien dapat merasa Setelah melakukan wawancara ini, saya mengakui bahwa diterima oleh saya. untuk dapat menerapkan empati dan profesionalisme pada lingkungan klinis bukanlah hal mudah. Awalnya, saya Dalam aspek terapi, keselamatan pasien adalah hal utama. menganggap bahwa hal ini adalah hal yang mudah dan Namun, apabila risiko dari terapi memang besar, saya tidak perlu dilatih, karena semua ini seperti common harus dapat menyampaikan informasi itu dengan baik dan sense. Namun pada kenyataannya, aplikasi memang lebih jujur. Pada praktik klinik saya nanti, saya harus dapat sulit dibandingkan teori. menerapkan metode SPIKES, agar pasien dapat menerima informasi tersebut dengan baik. Saya juga harus sebisa Saya sangat menghargai dan cukup kagum dengan mungkin menemukan faktor yang dapat menguatkan keputusan Ibu HM untuk selalu mengacu pada prosedur pasien dan melibatkan faktor tersebut dalam terapi. Pada medis. Saya rasa, tidak semua lapisan masyarakat dapat kasus Ibu HM, keluarga perlu diajak untuk mendukung langsung mempercayakan kesehatannya pada metode pasien melewati masa sulitnya. medis. Untuk itu, saya harus tetap menyiapkan diri pada kemungkinan perbedaan persepsi yang akan terjadi pada KESIMPULAN saya dan pasien saya di masa yang akan datang dengan Komunikasi dengan pasien adalah aspek yang sangat selalu menanamkan pemikiran tidak menghakimi mulai penting pada terapi. Komunikasi yang baik tidak dari sekarang. didapatkan dengan instan, namun perlu latihan untuk Pada awalnya, saya mempertanyakan pilihan Ibu HM menyempurnakannya. Mendapatkan kepercayaan pasien untuk mengikuti terapi alternatif yang belum terbukti dengan bersikap terbuka dan tidak menghakimi kebenarannya. Namun, di tengah wawancara, saya sadar merupakan salah satu modal utama dalam memberikan bahwa mungkin Ibu HM memilih prosedur tersebut pelayanan yang terbaik. karena pada kondisi yang sangat sulit seperti apa yang dialaminya, mendapatkan informasi mengenai jalan keluar adalah harapan yang selama ini beliau nantikan. REFERENSI Beliau menjadi lebih semangat untuk sembuh dan pada akhirnya hal tersebut dapat membantunya untuk tetap 1. Badyal DK, Singh T. Learning theories: The basics kuat menghadapi kanker. Hal inilah yang mungkin terjadi to learn in medical education. Int J Appl Basic Med pada masyarakat luas, sebagaimana ini sudah mengakar Res. 2017 Dec; 7(Suppl 1): S1–S3. menjadi budaya. Bukan berarti mereka yang memilih 2. Wahab SMA, Jantan I, Haque MA, Arshad L. terapi alternatif tidak mempercayai medis, namun pada Exploring the leaves of annona muricata l. as a titik terendah dan tanpa jalan keluar, mereka source of potential anti-inflammatory and membutuhkan harapan. Terapi alternatif merupakan anticancer agents. Front Pharmacol. 2018; 9: 661. harapan mereka. Di satu sisi, terapi alternatif dengan bukti 3. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi empiris memang dapat dimanfaatkan sebagai mode dokter indonesia. Jakarta : Konsil Kedokteran terapi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah terapi Indonesia [Internet]. 2012 [2019 Mei 1]; Available alternatif yang tidak memiliki bukti empiris, yang juga from : banyak terdapat dan dipercayai di masyarakat. Informasi http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/SKDI_Per mengenai terapi alternatif tanpa bukti inilah yang konsil,_11_maret_13.pdf memerlukan pendekatan khusus pada masyarakat, yaitu 4. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. dengan komunikasi efektif. Pada praktiknya, saya harus Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menanamkan diri untuk tidak menyalahkan pilihan pasien, No. 61 Tahun 2016 pasal 1 (27 Desember 2016). memberikan kebebasan pasien untuk memilih mode 5. Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale EA, terapinya, dengan syarat selalu taat pada sains dan Kudelka AP. SPIKES—a six-step protocol for hukum. Apabila informasi yang dianut pasien salah, saya delivering bad news: Application to the patient harus sebisa mungkin memberikan informasi yang benar with cancer. The Oncologist. 2000;5:302—11.
3 6. Bressan RA. Hope is a therapeutic tool. BMJ 2017;359:j5469