Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KELOMPOK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah Sistem Komunikasi Bisnis

Oleh :
Kelompok 3
Habibah Ibrahim Kasim 90500120067
Nurul Azifah 90500120072
Fahrul Mahesa Putra 90500120066
Alwi Fatta. 90500117067

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiarat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi informasi mengenai komunikasi
interpersonal dan kelompok. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang komunikasi interpersonal dan kelompok. Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................5
A. Komunikasi Interpersonal....................................................................................................................5
1. Pengertian komunikasi interpersonal..............................................................................................5
2. Teori komunikasi interpersonal.......................................................................................................6
3. Urugensi komunikasi interpersonal dalam Al-Qur’an......................................................................9
4. Tujuan Komunikasi Interpersonal..................................................................................................13
5. Gaya Kepemimpinan Komunikasi Interpersonal............................................................................15
B. Komunikasi Kelompok.......................................................................................................................17
1. Pengertian komunikasi kelompok..................................................................................................17
2. Veriabel Komunikasi Kelompok.....................................................................................................18
3. Fungsi komunikasi Kelompok.........................................................................................................22
BAB III........................................................................................................................................................23
PENUTUP...................................................................................................................................................23
A. Kesimpulan........................................................................................................................................23
B. Saran..................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komunikasi adalah istilah yang begitu popular disaat ini. Media massa, buku, kelompok
diskusi/ pelatihan, seminar dan sebagainya membahas mengenai komunikasi. Manusia modern
diberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan,
ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi sebenarnya bukan
hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita
dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita
secara kreatif. Komunikasi yang efektif adalah komunukasi dalam makna yang distimulasikan
serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator pendeknya. Komunikasi efektif
adakah makna bersama.
Di dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa
yang kita butuhkan. Secara teoritis, tindakan komunikasi berdasarkan pada konteks terbagi
menjadi beberapa macam, yaitu konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal,
komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Jika dilihat dari beberapa konteks komunikasi
tersebut, konteks komunikasi yang berhubungan atau sesuai dengan makalah ini adalah
komunikasi interpersonal dan kelompok
Sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup tanpa orang lain,
dalam hal ini komunikasi sangat berperan. Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan
setiap manusia, baik itu manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Manusia
ingin mengetahui lingkungan sekitar, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya,
dalam hal ini komunikasi memegang peranan yang sangat penting dimana dengan adanya
komunikasi manusia dapat saling berinteraksi dengan sesamanya. Komunikasi dapat diartikan
sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu agar
terjadi kesepahaman diantara pihak yang terlibat. Berbagai jenis komunikasi tanpa disadari sudah
melekat dalam kehidupan sehari-hari

B. Rumusan masalah
Makalah ini membahas beberapa masalah mengenaik Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi
Kelompok

C. Tujuan
Agar mengetahui beberapa informasi mengenai Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi
Kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian komunikasi interpersonal
Komunukasi interpersonal adalah penyampaian informasi antara dua orang dalam

memperoleh makna, identitas dan hubungan-hubungan melalui komunikasi antar manusia.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling ampuh mempersuasi orang lain

untuk mengubah sikap, opini, perilaku komunikasi dan jika dilakukan secara tatap muka akan

lebih intensif karena terjadi kontak pribadi yaitu antar pribadi komunikator dan komunikan

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan

paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung

diketahui balikannya

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antar

komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya

mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa

percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan

ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti

apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan

kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

Di dalam masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi antara

seseorang dan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat

pribadi. Sedangkan dalam suatu organisasi (Bisnis atau nonbisnis), komunikasi inter personal

atau antar pribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara manajer dan karyawan atau
antara karyawan yang satu dan karyawan yang lain dengan menggunakan media tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.

Pada Qur’an surat al-Qalam ayat 17-32, komunikasi interpersonal merupakan bentuk

dialog atau percakapan. Dalam asbabul wurud-nya ayat ini menceritakan komunikasi terjadi di

antara orang-orang Mekkah yang memiliki kebun warisan orang tuanya yang shaleh. Orang

tuanya sering memberikan untuk orang-orang miskin bagian yang tercecer dari hasil kebun.

Setelah orang shaleh itu meninggal anak-anaknya tidak lagi melakukan hal yang sama.

Mereka bersumpah untuk memetik buah kebun di waktu pagi agar tidak diketahui oleh orang

miskin. Maka Allah pun membalas mereka dengan apa yang pantas bagi mereka, membakar

kebun mereka dan tidak menyisakan sedikit pun.

2. Teori komunikasi interpersonal


Komunikasi interpersonal merupakan proses yang menggunakan pesan-pesan untuk

mencapai kesamaan makna antara dua orang atau lebih dalam sebuah situasi yang

memberikan kesempatan yang sama bagi komunikator dan komunikan). Proses komunikasi

itu ditandai dengan interaksi verbal dan non verbal. Ada beberapa teori yang melandasi proses

komunikasi interpersonal, yaitu :

a. Relationship Rules Theory. Teori ini memandang proses komunikasi interpersonal

berdasarkan aturan yang berlaku selama proses komunikasi (Shimanoff, 1980). Dengan

adanya aturan-aturan ini dapat mengidentifikasi perilaku yang mendukung dan atau

merusak komunikasi. Selain itu, aturan-aturan ini dapat digunakan untuk mendeteksi

mengapa komunikasi putus dan bagaimana komunikasi itu

dapatdiperbaiki.Selanjutnya,jikaindividumengetahuiaturannya, maka individu itu akan

lebih mampu menguasai keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam komunikasi

interpersonal.
b. Relationship Dialectics Theory. Teori ini beranggapan bahwa individu yang terlibat dalam

suatu komunikasi interpersonal dapat mengalami ketegangan internal antara sepasang

motif yang berlawanan (Rawlins, 1989). Misalnya ketegangan antara sikap closedness dan

openness, yaitu konflik antara keinginan untuk berada dalam hubungan tertutup dan

keinginan untuk berada dalam suatu hubungan yang terbuka dengan kelompok yang lebih

luas. Ketegangan antara autonomy dan connection, yaitu konflik individu yang terjadi

karena adanya keinginan untuk tetap menjadi individu yang otonom dan independen tetapi

juga adanya keinginan untuk berhubungan dengan orang lain (Sahlstein, 2004). Untuk

mengatasi hal tersebut de Vito (2013) memberikan tiga solusi yaitu : 1) individu yang

terlibat dalam proses komunikasi interpersonal sebaiknya menerima kekurangan masing-

masing, 2) Jika individu ingin terbebas dari tekanan itu, maka individu tersebut bisa keluar

dari hubungan itu, 3) Individu perlu menyeimbangkan hidup agar dapat menyegarkan

kembali situasi hubungan.

c. Social Penetration Theory. Teori ini menjelaskan proses berkembangnya hubungan dalam

komunikasi interpersonal. Hubungan itu, bergerak mulai dari tingkatan yang paling

rendah, menuju ke tingkatan yang terdalam, atau ke tingkatan yang lebih bersifat pribadi.

Teori ini dimaknai juga sebagai sebuah model yang menunjukkan perkembangan

hubungan, yaitu proses individu saling mengenal satu sama lain melalui tahap

pengungkapan informasi (Altman & Taylor, 1973). Dalam proses komunikasi

interpersonal membutuhkan kedalaman hubungan, tetapi keluasan informasi juga penting.

Dalam beberapa situasi individu bisa sangat terbuka kepada seseorang, tetapi dalam

informasi tertentu individu tidak bisa terbuka. Jika suatu hubungan mulai memburuk,

maka keluasan dan kedalaman akan berkurang dan disebut depenetrasi. Misalnya, pada
saat individu mengakhiri komunikasi interpersonal maka informasi akan terpotong, tetapi

informasi yang tersisa dapat didiskusikan lebih mendalam.

d. Social exchange Theory. Teori ini mengatakan suatu hubungan interpersonal akan terjadi

jika individu menganggap bahwa dengan hubungan tersebut dapat mendatangkan

keuntungan (Cook, & Rice, 2003). Maka dalam hubungan interpersonal terdapat unsur

reward, pengorbanan dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Hubungan interpersonal

dapat dikaji dari keseimbangan antara apa yang diberikan individu dalam hubungan

tersebut dengan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu. Teori pertukaran sosial ini

didasarkan pada teori ekonomi, yang menjelaskan bahwa individu akan memilih sebuah

hubungan yang dapat memberikan keuntungan bagi dirinya.

e. Equity Theory. Teori kesetaraan didasarkan pada ide teori pertukaran sosial, tetapi lebih

menekankan pada membangun sebuah hubungan antar individu yang didasarkan pada

kepentingan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Hubungan bisa bertahan jika

masing-masing pihak saling memberi dan memperoleh keuntungan yang sepadan. Teori

kesetaraan menganggap bahwa individu akan mengembangkan, mempertahankan, dan

merasa puas dengan hubungan yang sifatnya adil. Sebaliknya, individu tidak akan

berkembang, akan mengakhiri, atau tidak puas dengan hubungan yang tidak adil. Semakin

besar ketidakadilan, semakin besar ketidakpuasan dan semakin besar kemungkinan

hubungan akan berakhir (De Vito, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori-teori itu benar

menjelaskan banyak hal tentang mengapa individu mengembangkan hubungan, cara kerja

hubungan, cara individu berusaha mempertahankan hubungan, dan alasan mengapa hubungan

bisa memuaskan dan tidak memuaskan.


Berdasarkan teori tersebut maka komunikasi interpersonal akan terjalin dengan baik jika

mengikuti aturan ada konflik tetapi pada tahap bisa ditoleransi, luas dan kedalaman informasi

meningkat, adanya penghargaan atau keuntungan dari hubungan itu, dan masing-masing

individu mendapatkan keadilan dalam hubungan itu. Dalam perpektif sosial budaya proses

komunikasi meletakkan kebudayaan sebagai pusat dari proses komunikasi. Oleh karena itu

efektifitas komunikasi juga ditentukan oleh pengaruh sosial budaya. Dalam hal ini, termasuk

didalamnya adalah aspek kepercayaan atau aspek religi individu yang terlibat dalam

komunikasi tersebut..

3. Urugensi komunikasi interpersonal dalam Al-Qur’an


Komunikasi dalam Islam merupakan proses menyampaikan pesan dengan menggunakan

prinsip-prinsip islam dalam pesan maupun metode penyampaiannya. Al-Qur'an menggunakan

konsep-konsep seperti balāgh, da'wah, basher, nadhár, tadhkirah, dan Mawi'zah untuk

mengkomunikasikan pesan Allah kepada manusia. Panduan pertama dan utama adalah al-

Qur'an, mengkomunikasikan prinsip-prinsip dasar Islam dan meletakkan dasar perilaku Islam.

Panduan yang kedua adalah sunnah atau perbuatan, ucapan, dan sifat persetujuan Nabi

(SAW), menguraikan dan mengklarifikasi prinsip-prinsip ini dan menghubungkan nya dalam

kehidupan nyata manusia (Khalil, 2016).

Walaupun al-Quran secara spesifik tidak menjelaskan komunikasi secara khusus, tetapi

ada banyak ayat yang memberikan gambaran umum konsep komunikasi (Kusnadi, 2014).

Beberapa kata dalam al-Quran diasumsikan sebagai penjelasan dari bentuk pesan maupun

metode komunikasi, yaitu :

a. Qaulan Sadidan, yaitu berbicara yang benar karena menyampaikan pesan yang benar

adalah syarat untuk mencapai kebenaran amal (Mubarok & Andjani, 2014). Hal ini sesuai
dengan Firman Alloh dalam Dalam QS An-nisa, ayat 9. Ayat tersebut dapat dimaknai

bahwa untuk menegakkan komunikasi yang benar membutuhkan kejujuran. Jujur adalah

kesesuaian antara yang diucapkan dengan kejadian yang sebenarnya dan berkata yang

benar ketika berhadapan dengan orang yang diharapkan (Mudjib, 2017). Komunikasi yang

jujur adalah menyampaikan pesan dengan benar dan berdasarkan fakta dan data.

Komunikator tidak boleh mengkomunikasikan informasi yang tidak diketahui secara jelas

sumbernya.

b. Qaulan Maysura, yaitu perkataan yang sopan, tidak merendahkan martabat orang lain,

tidak menghina, tidak merendahkan kemuliaan orang dan tidak mengungkit segala

kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain (Mubarok & Andjani, 2014). Hal ini

dijelaskan dalam Al-Qur’an Q.S Al Isra:28 yang intinya mengajarkan pada seseorang

apabila tidak bisa memberi atau mengabulkan permintaan orang lain karena memang tidak

ada, maka harus mengatakan dengan perkataan yang baik dan alasan-alasan yang rasional.

Pada prinsipnya, qaul maysura adalah segala bentuk perkataan yang baik, lembut, dan

melegakan. Komunikator seharusnya menyampaikan informasi dengan bahasa yang

mengandung kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan

serta memberikan optimisme bagi individu yang diajak bicara.

c. Qaulan Layyinan, yaitu komunikasi dengan lemah lembut, persuasif, memahami lawan

bicara dan mampu mengendalikan emosi (Hefni, 2017). Perkataan yang lembut

mencerminkan kepribadian komunikator yang tenang dan mampu mengatasi situasi

komunikasi yang terkadang tidak sesuai dengan keinginannya. Qaulan layyina adalah

perkataan yang mengandung anjuran, ajakan, pemberian contoh yang dilakukan

komunikator dengan meyakinkan komunikan bahwa apa yang disampaikan adalah benar
dan rasional, dengan tidak bermaksud merendahkan pendapat atau pandangan orang yang

diajak bicara tersebut. Qoulan Layyina dapat ditafsirkan sebagai komunikasi dengan cara

yang lunak, tidak memvonis sehingga dapat membuat hati komunikan yang keras menjadi

lembut kembali (Hefni, 2017). Dengan qoulan layyina maka sebuah komunikasi bukan

hanya berdampak pada terserapnya informasi tetapi juga akan berubahnya pandangan,

sikap dan perilaku komunikan yang diajak bicara.

d. Qaulan Kariman, yaitu perkataan mulia, mengandung isi, pesan, cara serta tujuannya

selalu baik, penuh hormat, mencerminkan akhlak terpuji dan mulia. Dalam hal ini

komunikator memilih kata-kata yang mulia, sopan sehingga komunikan merasabahagia,

dihormati dan dimuliakan (Hefni, 2017).

e. Qaulan Ma’rufan, yaitu berkata bijak, berisi ungkapan yang baik, ramah, tidak kasar, tidak

menyinggung perasaan, tidak kotor dan tidak menstimulasi komunikan untuk berbuat

jahat, berisi pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (Hefni, 2017).

Secara harfiah ma’rufa adalah baik dan diterima oleh nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat. Ucapan yang baik adalah ucapan yang diterima sebagai sesuatu yang baik

dalam pandangan masyarakat lingkungan penutur.

f. Qaulan Baligha, yaitu perkataan yang jelas maknanya, terang, dan tepat mengungkapkan

apa yang dikehendaki (Mubarok & Andjani, 2014). Baligha mengandung unsur utama,

yaitu bahasanya tepat, sesuai dengan yang dikehendaki, dan isi perkataan adalah suatu

kebenaran (Islami, 2013). Komunikasi akan efektif jika komunikator menggunakan kata-

kata yang sederhana, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok

masalah, dan tidak berbelit- belit. Agar komunikasi tepat sasaran, maka gaya bicara dan

pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan masa perkembangan komunikan.


Dengan demikian pesan disebut balighan, apabila : 1) seluruh pesan tertampung dalam

kalimat yang disampaikan, 2) kalimatnya tidak berteletele, tetapi tidak pula terlalu singkat

sehingga mengaburkan pesan, 3) Kosa kata yang disampaikan tidak asing bagi

komunikan, 4) Kandungan gaya bahasa sesuai dengan sikap komunikan, dan 5)

Menggunakan tata bahasa yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa aspek-aspek komunikasi interpersonal dalam islam dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Aspek Indicator Sumber dari Al-Qur’an


Qaulan sadidan  Menyempaikan informasi yang An-Nisaa’: 9

benar dan berdasarkan fakta dan

data

 Menyampaikan informasi dari

sumber yang jelas


Qaulan Maysura  Berkomunikasi dengan Bahasa yang Al-Isro’: 28

mudah dimengerti

 Menggunakan kalimat yang

menyenangkan

 Menyampaikan informasi yang

berisi informasi yang

menggembirakan

 Menyampaikan informasi yang

memberikan optimism bagi siswa

yang diajak bicara


Qaulan Layyinan  Komunikasi lemah lembut Thoha’: 44

 Mengajak

 Memberi contoh

 Meyakinkan
Qaulan karima  Berkata santun Al-isro’ : 23

 Tanpa kalimat yang kasar


Qaulan ma’rufa  Berkata bijak An-Nisa’: 8

 Menggunakan ungkapan yang bijak

 Ramah

 Tidak menyinggung perasaan

 Berbicara yang bermanfaat

4. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Seseorang berkomunikasi dengan orang lain tentu saja mempunyai tujuan tertentu,

termasuk didalamnya komunikasi interpersonal. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

dalam komunikasi interpersonal dalam bisnis, antara lain:

a. Menyampaikan informasi

Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki berbagai macam

tujuan dan harapan.Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada

orang lain agar orang tersebut mengetahui sesuatu.Sebagai contoh,didalam perusahaan

mengenalkan suatu produk terbaru kepada publik dimana mereka menyampaikan informasi

tentang keunggulan,manfaat,dan kelebihan produk ini dan publik akan mengetahui informasi

produk baru tersebut.

b. Berbagi pengalaman
Selain menyampaikan informasi,komunikasi antarpribadi juga memliliki tujuan untuk

saling membagi pengalaman kepada orang lain mengenai hal-hal yang telah dialami.

c. Menumbuhkan simpati

Simpati adalah suatu sikap positif yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk

ikut merasakan bagaimana beban derita, musibah, kesedihan, dan kepiluan yang sedang

dirasakan oleh orang lain,komunikasi juga dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa

simpati seseorang kepada orang lain. Berbagai cara untuk menumbuhkan rasa

simpati  seseorang kepada orang lain antara lain dapat dilakukan dalam bentuk  dukungan

moral, bantuan dana, obat-obatan, aneka barang dan bantuan pokok. 

d. Melakukan kerja sama

Tujuan komunikikasi interpersonal yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara

seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu untuk melakukan

sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

e.  Menceritakan kekecewaan atau kekesalan

Komunikasi ini juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau

kekesalan kepada orang lain.komunikasi ini bukan hanya saja merupakan cara untuk

mencurahkan isi hati,tetapi juga cara mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah

yang dihadapi.

f. Menumbuhkan motivasi

Melalui komunikasi interpersonal, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk

melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri

seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk


melakukan sesuatu karen dimotivasi orang lain dengan beberapa cara, seperti

kerjanya, dan memberikan penghargaan kepada orang lain.

5. Gaya Kepemimpinan Komunikasi Interpersonal


Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang

pemimpin mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi,dan mengendalikan bawahannya

dengan cara-cara tertentu,sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjannya

secara efektif dan efisien.

Dalam dunia bisnis,penerapan gaya kepemimpinan seseorang akan dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya dalam melakukan pekerjaan

mereka.Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara

tiga komponen penting,yaiyu meneger,karyawan dan situasi atau kondisi lingkungan

kerja tertentu.

Salah satu teori yang mampu memberikan gambaran gaya kepemimpinan seseorang

adalah teori X dan Y.dan membahas empat gaya kepemimpinan menurut ludlow dan

panton,gaya kepemimpinan situasional,dan beberapa komponen penting dalam

kepemimpinan inti yang perlu dimiliki oleh seseorang manajer suatu organisasi dalam

bisnis.

 Teori X dan Y

Dalam teori X dan Y Douglas McGreror berusaha mengungkapkan bagaimana

perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinan

yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang berbeda,dan

termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi (manajer dan bawahan) tersebut

dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.

Empat gaya kepemimpinan:


Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi,maka komunikasi

antarpribadi yaitu manajer dan bawahan  (karyawan) harus tetap terjaga dengan baik.Menurut

Ludlow dan Panton,terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi

dan kondisi yang berbeda.Antara lain :

1. Pengarahan

Gaya kepemimpinan pengarahan tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para

karyawan belyang cukup dalam menjalankan suatu tugas tertentu. memiliki

pengalaman.Disamping itu,tugas pekerjaan yang hrus diselesaikan juga cenderung

kompleks dan rumit.Oleh karena itu seorang manejer harus mampu menjelaskan sejelas

mugkin dan rinci tentang apa yang harus dikerjakan,bagaimana cara mengerjakan,dan

kapan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

2. Pembekalan

Gaya kepemimpinan p[embekalan tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana

karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan

pekerjaan.Disamping itu,para karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam

menyelesaikan setiap pekerjannya.Dalam hal ini,Seorang manejer juga memberikan

penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik

oleh karyawan.

3.  Dukungan

Gaya kepemimpinan dukungan tepat digunakan pado situasi dan kondisi dimana para

karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan

hubungan yang baik dengan seorang manejer.Dalam hal ini,seorang manejer lebih banyak
terlibat dalam berbagai keputusa kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-

saran dari para karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.

4. Pendelegasian

Gaya kepemimpinan pendelegasian tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para

karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas  pekerjaan yang harus

diselesaikan,tetapi seorang menajer juga harus memantau atas kinerja para

karyawannya.untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan

standard yang telah ditetapkan

B. Komunikasi Kelompok
1. Pengertian komunikasi kelompok
Definisi Komunikasi kelompok dengan komunikasi interpersonal sebenarnya memiliki

kesamaan yaitu melibatkan dua orang atau lebih individu yang secara fisik berdekatan dan

yang menyampaikan serta menjawab pesanpesan baik secara verbal dan nonverbal. Akan

tetapi, komunikasi interpersonal bisaanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga atau

mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur, sedangkan

komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur dimana para anggotanya

lebih cenderung melihat dirinya sebagai kelompok serta memiliki kesadaran tinggi tentang

sasaran bersama.

Komunikasi kelompok berarti penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada sejumlah

komunikan untuk mengubah sikap, pandangan, atau perilaku. Komunikasi kelompok ini

dijadikan untuk bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah

sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran untuk

mencapai suatu tujuan.


Komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan kelompok orang dalam

situasi tatap muka. Kolompok tersebut bisa kecil, dapat juga besar, tetapi berapa jumlah orang

yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak

ditentukan dengan perhitungan secara eksak, dengan ditentukan secara berdasarkan ciri dan

sifat komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Di sini yang dimaksudkan

dengan komunikasi kelompok adalah komunikasi secara tatap muka, seperti komunikasi yang

terjadi pada rapat, briving, dan upacara bendera.

komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil

(small group communication), jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta

dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta

lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi,

karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

2. Veriabel Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok sendiri dibedakan menjadi dua:

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara sorang manajer atau administrator

dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah

seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam

komunikasi kelompok kecil si pemimpin dapat melakukan komunikasi antar persona

dengan salah seorang peserta kelompok.

Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Process Analysis, mendefinisikan kelompok

kecil sebagai:
“Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan

yang bersifat tatap muka (face to face meeting) di mana setiap peserta mendapat kesan

atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia—baik saat

timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada

masing-masing sebagai perseorangan.”

Berbeda dengan kelompok besar, individu-individu dalam kelompok kecil bersifat

rasional sehingga setiap pesan yang disampaikannya akan ditanggapi secara kritis.

Keuntungan dan kerugian berkomunikasi dengan kelompok kecil adalah sebgai

berikut:

 Keuntungan 

 Terdapat kontak pribadi.

 Umpan balik bersifat langsung.

 Suasana lingkungan komunikasi dapat diketahui.

 Kerugian

 Frame or reference komunikan tidak diketahui secara individual.

 Kondisi fisik dan mental komunikan tidak dipahami secara individual.

Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam melancarkan komunikasi kelompok kecil tatap

muka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Adakanlah persiapan yang seksama sebelum berkomunikasi.

2) Bangkitkanlah perhatian begitu komunikasi dimulai.

3) Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi.

4)  Tunjukan diri sebagai komunikator terpercaya.


5) Bicaralah dengan tegas, jelas dan meyakinkan.

6) Kemukakanlah fakta dan opini dalam uraian yang sistematis dan logis.

7) Hormatilah kritik komunikan.

8) Jangan “ngotot

9)  Jangan emosional.

Petunjuk-petunjuk tersebut perlu dipahami oleh setiap pemimpin untuk mencegah

terjadinya kehilangan ethos. Ethos adalah paduan nilai-nilai yang terdapat pada diri

seseorang yang mencakup kehormatan, kemampuan, kepercayaan, kejujuran, moral

dan itikad baik. Gagalnya komunikasi dapat mengakibatkan hilangnya ethos seorang

pemimpin.

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)

Kelompok besar (large group) adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya

yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk

memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam komunikasi dengan

kelompok besar, kecil sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog

dengan komunikan.

Dalam komunikasi internal suatu jawatan atau perusahaan jarang sekali terjadi

komunikasi kelompok besar kecuali dalam upacara bendera yang sering dipergunakan

oleh seorang kepala atau pemimpin untuk memberikan informasi yang bersifat umum,

yang berkaitan dengan kepentingan seluruh karyawan.

Dalam hal-hal tertentu seorang kepala jawatan atau pemimpin perusahaan

berkesempatan tampil dalam forum menghadapi kelompok besar seperti dalam


konferensi atau kongres. Sehubungan dengan itu, berikut ini disarankan untuk

memperhatikan hal-hal seperti berikut:

 Adakanlah perisapan yang seksama sebelum berkomunkasi.

 Bangkitkanlah perhatian sebelum komunukasi dimulai.

 Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi.

 Tunjukan diri sebagai komunikator terpercaya.

 Bicaralah secara meyakinkan

 Aturlah intonasi sehingga menimbulkan gairah.

 Kemukakanlah pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan komunikan,

bukan kepentingan komunikator semata-mata.

Ada delapan variable yang terdapat dalam komunikasi kelompok, variable tersebut

adalah :

1) Kejelasan (clarity) : suatu pernyataan dikatakan jelas apabila seorang yang mendengar atau

membacanya merasa yakin bahwa dia mengerti maksud yang ingin disampaikan si pembuat

pesan.

2) Pendapat (opinion): suatu pernyataan dikatakan mengandung pendapat, apabila

mengungkapkan suatu perasaan, keyakinan atau penilaian, dasar faktual ini biasanya tidak

nampak dalam pernyataan itu sendiri.

3) Kepentingan (interest): suatu pernyataan dikatakan mengungkapkan kepentingan si pembuat

pesan, apabila mengandung beberapa pentunjuk tentang perhatian dan keterlibatannya dengan

pertanyaan-pertanyaan yang sedang dibahas.

4) Jumlah informasi (amount of information): suatu pernyataan dikatakan bersifat informatif

apabila berisi fakta-fakta, statistik, dan pendapat-pendapat dari sumber-sumber terpercaya


yang mempunyai kaitan langsung dengan beberapa aspek dari beberapa pertanyaan yang

sedang dibahas.

5) Daya provokasi (provocativeness): suatu pernyataan dikatakan bersifat provokatif apabila

mencerminkan keinginan atau kesediaan dari si pembuat provokasi untuk mendorong orang

lain memberi tanggapan terbuka padanya; yaitu seolah-olah mengundang atau menerima

tanggapan.

6) Orientasi (orientation): suatu pernyataan dikatakan memberikan orientasi apabila

mencerminkan usaha si pembuat pesan untuk merangsang tetrcapainya tujuan kelompok

dengan cara menggunakan fakta, member saran yang bermanfaat, atau mencoba memecahkan

konflik.

7) Objektivitas (objectivity): suatu pernyataan dikatakan dikatakan objektif apabila

mencerminkan kebebasan si pembuat pesan yang secara sadar berusaha mendesak atau

mempengaruhi seseorang atau orang-orang lain untuk menerima pendapatnya.

8) Panjangnya (length): panjang pernyataan hanyalah jumlah kata-kata dalam pernyataan.

3. Fungsi komunikasi Kelompok


Fungsi komunikasi kelompok yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan, masyarakat,

kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri sebagai berikut :

 Fungsi hubungan sosial, yaitu bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan

memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya.

 Fungsi pendidikan, yaitu bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja

untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.


 Fungsi persuasi, yaitu seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya

supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

 Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, yaitu dengan cara menemukan

alternative atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan

berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.

 Fungsi terapi, yaitu membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya

individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan

manfaat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagaialat untuk

mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakankelima lat indera kita untuk

mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikankepada komunikan kita. Sebagai komunikasi
yang paling lengkap dan paling sempurna,komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,

selama manusia masihmempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia

merasalebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa sepertisurat kabar,

televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan

sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi

satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau

group tentang masalah - masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka

komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan

B. Saran
Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kita bisa memetik inti dari pelajaran komunikasi

interpersonal dan kelompok

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Djoko, (2019), Komunikasi Bisnis Edisi Lima, jakarta: Erlangga

Septiningsih, Dyah Siti. Na’imah, Tri, (2019), Komunikasi Interpersonal Dalam Islam,

Hal 217-266

Samsinar, (2017) , Jurnal Dakwah Sosial Keagamaan, komunikasi interpersonal dalam

perpektif islam, vol. 1, No. 2

Nurhanifah. Nasution, Muhhamad Yasir Halomoan. Arsdiansyah, (2017), Sistem Komunikasi Kelompok, Hal.

149-157
Mustofa, Muhhamd Bisri. Wuryan, siti. Rosidi, (2022), Urgensi Komunikasi Interpersonal Dalam Al-Qur’an

Sebagai Pustakawan

Anda mungkin juga menyukai