Hak ekstirpasi merupakan hak yang dimiliki VOC untuk menebang atau memusnahkan
tanaman rempah-rempah saat hasil produksinya melebihi ketentuan. Tujuan utama dari
penerapan hak ekstirpasi ini adalah untuk mencegah harga rempah-rempah merosot di
pasaran. Kebijakan ini sangat merugikan rakyat karena tidak ada pemberlakukan sistem
ganti rugi dan hanya menguntungkan VOC.
VOC memiliki hak untuk menentukan areal lahan yang bisa digunakan untuk menanam
rempah-rempah. Selain itu, VOC juga berhak untuk menentukan tanaman rempah apa
saja yang boleh ditanam.
Keberhasilan ekspedisi Jacob van Neck dan Wybrand van Warwyck pada sekitar tahun
1600 mulai membuka jalan bagi perdagangan rempah-rempah Belanda. Dalam dua
tahun Belanda menjadi kaya dengan perdagangan rempah-rempah, sehingga
menimbulkan persaingan dan konflik dengan kongsi dagang lainnya. Pada tahun 1602,
pemerintah Belanda mendirikan kongsi dagang untuk India dan wilayah Timur yang
disebut VOC (Veerenidge Oost Indische Compagnie). VOC didirikan pemerintah Belanda
untuk mengatasi persaingan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain, sekaligus
mengatasi persaingan tidak sehat antara para pedagang Belanda.
Napoleon Bonaparte menjadi kekuatan besar pada awal tahun 1800 di Eropa sehingga
pada 1810, Napoleon Bonaparte menyerang Belanda dan mendapatkan kemenangan
yang mutlak sehingga Belanda tunduk dan patuh berada dibawah kekuasaan Perancis.
Jatuhnya Belanda ke tangan Perancis berdampak pada beralihnya kekuasaan Belanda di
negara jajahannya yaitu Indonesia ke tangan Perancis. Untuk mencegah kekuasaan
Perancis semakin besar, Inggris berusaha menyerang Jawa sebagai pusat kekuatan
Perancis di Asia. Pada 1811 Inggris berhasil menguasai Indonesia, penjajahan beralih
tangan dari Perancis ke Inggris yang dipimpin oleh Raffles. di Eropa perebutan kekuasaan
terus terjadi memasuki tahun 1813 terjadi pertempuran di Leipzig, Jerman dan
Napoleon mengalami kekalahan. Akibat kekalahan tersebut Perancis membebaskan
Belanda sebagai negeri jajahan dan merdeka. Dampak ke Indonesia adalah peralihan
pemerintahan kolonial Inggris kembali ke pemerintahan kolonial Belanda.
VOC:
Raffles:
Selain monopoli, salah satu siasat yang digunakan oleh VOC untuk menguasai nusantara
adalah devide et impera. Politik adu domba bahkan dijadikan kebiasaan oleh VOC dalam
hal politik, militer, dan ekonomi untuk melestarikan penjajahannya di Indonesia.
Orientasinya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menaklukkan raja-
raja di nusantara. Strategi Belanda yang paling ampuh menghadapi perlawanan dari
penguasa lokal adalah dengan meakukan politik adu domba. VOC pun mampu
menaklukkan kerajaan-kerajaan besar di nusantara dengan memanfaatkan perang
saudara ataupun permusuhan antarkerajaan.
1. Seluruh pulau Jawa dan semua pangkalan-pangkalan yang dimiliki Belanda yaitu yang
terdapat di daerah madura, palembang, makasar dan sunda kecil harus diserahkan
kepada pemerintahan Inggris.
2. Seluruh tentara atau militer-militer Belanda harus menjadi tawanan pemerintahan
Inggris.
3. Bagi pegawai sipil yang ingin bekerja bisa bekerja Pemerintahan Inggris termasuk
didalamnya orang-orang Belanda.
Perjanjian Tuntang atau disebut juga sebagai Kapitulasi Tuntang merupakan perjanjian yang
dilakukan pihak Inggris dengan pihak Belanda dalam hal menyerahkan kepulauan Nusantara kepada
Pemerintah Britania-Raya atau Inggris. Perjanjian ini berlangsung di Desa Tuntang sekitar tahun
1811.
VOC: 1602-1799
INGGRIS: 1811-1816