Anda di halaman 1dari 3

ISTRI FIR’AUN DIJAMIN SURGA

ASIYAH, istri Firaun, bukanlah wanita biasa. Kekuatan dan statusnya akan selamanya
tetap tak tertandingi.

Dia adalah seorang wanita yang tidak pernah membiarkan dirinya didefinisikan atau
dibatasi oleh keadaannya yang menyakitkan, tetapi membawa dalam dirinya keyakinan
dan rasa diri yang begitu dalam sehingga dia rela mati untuk apa yang dia yakini.

Karena alasan inilah Nabi Muhammad SAW menyebut Asiyah sebagai salah satu
wanita terhebat sepanjang masa.

Suatu hari, Nabi Muhammad bersabda:

“Banyak pria yang mencapai kesempurnaan tetapi tidak ada di antara wanita yang
mencapai kesempurnaan kecuali Maryam, putri ‘Imran, dan Asiyah, istri Firaun. Dan
keutamaan Asiyah terhadap wanita lain adalah seperti keutamaan Tharid terhadap jenis
makanan lainnya.” (Al-Bukhari)

Kisah Asiyah dimulai di Mesir di mana dia tinggal bersama suaminya, Firaun — yang
dikenal sebagai tiran terbesar sepanjang masa. Setelah diberitahu oleh seorang
peramal bahwa ia akan dimatikan lewat perantara seorang pria dari Bani Israel, Firaun
memerintahkan semua bayi laki-laki untuk dieksekusi.

Al-Qur’an yang Mulia menggambarkan kehidupan mengerikan Bani Israel sebagai


berikut:

“Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut
Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka
menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu.
Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (QS Surat
Al-Baqarah :49)

Jadi ketika Nabi Musa lahir, ibunya khawatir. Tetapi Allah SWT meyakinkannya bahwa
anaknya akan aman, dan menyuruhnya untuk menempatkannya di keranjang dan
meletakkannya di Sungai Nil. Al-Qur’an memberitahu kita:

. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau
khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau
takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya
kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” QS Al-Qasas : 7)

Dan seperti yang dijanjikan Allah SWT, Nabi Musa datang dengan selamat di sungai, di
mana dia ditemukan oleh Asiyah, yang mampu meyakinkan suaminya untuk menjaga
anak itu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:
Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan
bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-
orang yang bersalah.Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku
dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada
kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari. QS Al-Qasas :
8-9)

Jadi Musa tumbuh, di bawah perlindungan Asiyah, di istana Firaun. Musa tumbuh
menjadi seorang nabi besar, yang menyeru umatnya untuk menyembah satu Tuhan.
Tetapi karena penindasan Firaun, hanya sedikit orang yang percaya padanya.

Firaun menyatakan dirinya sebagai Tuhan, dan banyak dari Bani Israel takut untuk tidak
menaatinya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil


kaumnya). (Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi. QS. An-Nazi’at 23-24

Setelah Nabi Musa tumbuh dewasa dan diangkat sebagai Nabi (utusan Allah), para
tukang sihir Firaun berhasil dikalahkannya. Setelah mengetahui kekalahan tukang sihir
itu, keimanan Asiyah semakin teguh. Asiyah semakin yakin bahwa ada Dzat yang
menciptakan dan mengatur urusan manusia. Bukan Firaun suaminya yang mengaku
mampu menghidupkan dan mematikan manusia.

Fir’aun pun murka terhadapt musa dan pengikutnya, bagi mereka yang berani
menentang Firaun dan percaya kepada Musa, sudah menanti hukuman berat. Ketika
para penyihir menyadari kebenaran pesan Musa, mereka segera percaya pada satu-
satunya Tuhan.

Kepada mereka Firaun berkata:

Berkata Fir’aun: “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi
izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir
kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu
sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan
menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan
mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” QS Thaha
71)

Keimanan Asiyah pun akhirnya diketahui oleh Fir’aun. Setelah mengetahui jelas
keimanan istrinya, Fir’aun pun menjatuhkan hukuman dan siksa yang berat. Kedua
tangan dan kaki Asiyah diikat. Ia ditelentangkan di atas tanah yang panas, wajahnya
dihadapkan ke terik sinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, Malaikat
menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa.
Tak cukup sampai di situ, Fir’aun kembali memerintahkan para algojonya menjatuhkan
sebongkah batu besar ke dada Asiyah. Naudzubillah , sungguh siksa yang amat berat
dan sangat tidak manusiawi.

Ketika Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau pun berdoa
kepada Allah Swt: ” Robbi Ibnilii ‘Indaka Baitan Fil Jannah . ” Artinya: ”Wahai Allah
Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di Surga, (QS At-Tahrim,
ayat 11).

Allah Swt pun memperlihatkan sebuah gedung di surga yang terbuat dari marmer
berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian
barulah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya. Beliau tidak merasakan sakit karena
jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.

Keyakinan Aisyah pada Tuhan begitu kuat, dan hal itu membuatnya menjadi simbol
abadi:

Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir‘aun, ketika
dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga
dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari
kaum yang zalim,” (QS At-Tahrim : 11)

Asiyah adalah seorang ratu. Dia adalah istri dari salah satu pria paling berkuasa di
dunia. Dia menjalani kehidupan dengan kekayaan dan kemewahan yang tak
tertandingi. Namun, dia tahu bahwa istana sesungguhnya ada di Firdaus.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW juga memuji
Asiyah dan tiga perempuan mulia lainnya. Beliau bersabda: “Sebaik-baik wanita
penghuni Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah
binti Muzahim istri Fir’aun, dan Maryam binti ‘Imran.”

Dia tidak memiliki keterikatan pada kehidupan ini. Asiyah tidak ditentukan oleh
kejahatan pria yang dinikahinya. Pikiran dan jiwanya tetap independen dari suaminya.
Dan hatinya tidak menjadi budak keyakinannya. Dia menolak untuk tunduk pada tirani
suaminya, tetapi memilih untuk mengabdikan jiwa dan hidupnya kepada Allah SWT.

Kisah Asiyah ini merupakan contoh abadi dari seorang wanita yang memilih akhirat di
atas semua gemerlap dunia ini, dan yang cintanya kepada Allah mengilhaminya untuk
mengambil Penguasa Terbesar Sepanjang Masa dan memberinya kehidupan.

Asiyah istri Firaun, namanya harum sepanjang masa.

Anda mungkin juga menyukai