Anda di halaman 1dari 55

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KENTEN LAUT
KABUPATEN BANYUASIN
TAHUN 2023

WIWIK ANGRAENI DESILIANTI


PO 71.24.2.22.076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL
DIPUSKESMAS KENTEN LAUT
KABUPATEN BANYUASIN
TAHUN 2023

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan

WIWIK ANGRAENI DESILIANTI


PO.71.24.2.22.076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
Lembar persetujuan

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin Tahun 2023”. Penulisan
proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Terapan Prodi D-IV Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang.
Penulis menyadari bahwa tidak akan dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan baik tanpa bimbingan, pengarahan, motivasi dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebukan satu persatu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes
Palembang
4. Ibu Maliha Amin, SKM., M.Kes. selaku dosen pembimbing utama
5. Ibu Dahliana, SKM., Mkes. selaku dosen pembimbing pendamping
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
7. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenaan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori .............................................................................................8
B. Kerangka Teori............................................................................................24
C. Kerangka Konsep.........................................................................................25
D. Hipotesis......................................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian..........................................................................28
B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................28
C. Populasi dan Sampel....................................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................30
E. Alat Pengumpulan Data...............................................................................30
F. Variabel........................................................................................................31
G. Definisi Operasional....................................................................................33
H. Kerangka Operasional..................................................................................35
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data..............................................................36
J. Jadwal Kegiatan............................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................39
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................44
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Teori........................................................................24


GAMBAR 2.2 Kerangka Konsep....................................................................25
GAMBAR 3.1 Variabel independet dan Variabel dependent..........................32
GAMBAR 3.2 Kerangka Operasional..............................................................35
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Anemia Menurut WHO.......................................................12


Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................33
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan..............................................................................38
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent


Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Lembar pengajuan Judul
Lampiran 4. Lembar Pengesahan Judul
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sampai

sekarang masih menghadapi permasalahan tingginya angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). AKI di Indonesia menduduki

peringkat tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara

lainnya. Sebelumnya, selama lebih dari satu dekade (1994-2007), Indonesia

berhasil menurunkan AKI secara signifikan yaitu dari 390 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 1994 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2007. Namun ternyata data sensus penduduk (SP) pada tahun

2010 menunjukkan peningkatan AKI yang melonjak menjadi 346 per 100.000

kelahiran hidup. Selanjutnya, pada tahun 2016 berdasarkan data Kementerian

Kesehatan tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 kelahiran hidup. Dengan

demikian, selama beberapa kurun waktu terakhir kondisi kesehatan ibu hamil

di Indonesia mengalami kemunduran yang signifikan (Lisna, 2021).

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia

pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child ” (potensial

membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itu, anemia memerlukan perhatian

serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan(Manuaba,

2018). Penyebab anemia tersering a5dalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar

1
2

75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang

memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah

tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat

disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab

anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain adalah hemoglobinopati,

proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan (Prawirohardjo, 2018).

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu

peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan

sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma

terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan

peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin

(Hb) akibat hemodilusi (Prawirohardjo, 2018). Secara umum sel darah merah

mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh, keadaan tubuh dengan jumlah sel darah merah atau eritrosit

yang terlalu sedikit disebut dengan Anemia.

Berdasarkan data badan kesehatan dunia World Health Organiation

(WHO) tahun 2017 melaporkan bahwa secara global prevalensi anemia pada

ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Diketahui, prevalensi anemia pada

ibu hamil di Asia sebesar 48,2% berdasarkan hasil riset kesehatan dasar angka

kejadian anemia dindonesia masih tinggi, terdapat 37,1% ibu hamil yang

anemia (Rahmi, 2019).

Profil Kesehatan RI 2017, terjadinya penurunan AKI selama periode

1991- 2015 terjadi penurunan AKI di Indonesia dari 390 menjadi 305 pada
3

tahun 2015. berdasarkan hasil survei penduduk antar sensus (SUPAS).

Perdarahan menempati presentase tertinggi penyebab kematian ibu 28%,

anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi

penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor

kematian utama ibu. Proporsinya sekitar antara kurang dari 10% sampai

hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah

mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat

kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah

kesehatan yang berkepanjangan(Rahmi, 2019) .

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan prevalensi

kejadian anemia berat tahun 2018 Kabupaten Banyuasin menduduki

peringkat pertama dari 17 kabupaten yaitu 165 orang, Sedang pada tahun

2019 Kabupaten Banyuasin menduduki peringkat pertama untuk prevalensi

anemia ringan sebesar 4.216 orang.Berdasarkan laporan Kinerja Kesehatan

Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019

kasus kematian ibu tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuasin sebanyak 28

kasus,salah satu penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan yang di

sebabkan karena ibu hamil mengalami anemia selama kehamilan

nya.Prevalensi kejadian anemia di Kabupaten Banyuasin Berdasarkan data

dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019 sebesar

23,23%.Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten

Laut tahun 2022 tercatat 21 % ibu hamil yang menderita anemi(Kenten

Laut,2022) .
4

Anemia dalam kehamilan memberikan dampak buruk bagi ibu. Hal

tersebut berkontribusi dalam morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Anemia

dalam kehamilan dapat memberikan efek buruk pada masa hamil, melahirkan

dan masa nifas seperti pertumbuhan janin terhambat, berat badan lahir

rendah, kematian janin, dan lain sebagainya. Pada masa melahirkan dapat

terjadi persalinan yang lama, perdarahan dan pada masa nifas dapat terjadi

penyembuhan luka yang lama dan lain sebagainya.Tingginya anemia yang

menimpa ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang di

kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di

antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus

prematur, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini

tersebut berkaitan dengan banyak faktor antara lain status gizi, umur,

pendidikan, dan pekerjaan(Amanupunnyo et al., 2018) .

Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut tahun

2022 sebanyak 141 ibu hamil yang mengalami anemia.Mengingat tingginya

angka ibu hamil yang menderita anemia di Puskesmas Kenten Laut Tahun

2022 juga bahaya yang ditimbulkan akibat anemia baik untuk ibu maupun

janin yang sedang dikandungnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di

puskesmas Kenten laut Kabupaten Banyuasin tahun 2023.


5

B. Rumusan masalah

Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut

Kabupaten Banyuasin tahun 2022 sebanyak 114 ibu hamil yang mengalami

anemia, padahal puskesmas Kenten laut sudah melaksanakan program

penanganan dan pencegahan anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet

tambah darah sebanyak 90 butir selama kehamilan.

C. Tujuan penelitian

 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut tahun 2023.

 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi Usia ibu dengan kejadian Anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin

tahun 2023.

2. Mengetahui distribusi frekuensi usia kehamilan ibu dengan kejadian

Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten

Banyuasin tahun 2023.

3. Mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu dengan kejadian Anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin

tahun 2023.
6

4. Mengetahui distribusi status KEK dengan kejadian Anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin tahun 2023.

5. Mengetahui distribusi frekuensi Pendapatan keluarga dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut

Kabupaten Banyuasin tahun 2023.

6. Mengetahui hubungan faktor risiko usia ibu dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin

tahun 2023.

7. Mengetahui hubungan faktor risiko usia kehamilan ibu dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut

Kabupaten Banyuasin tahun 2023.

8. Mengetahui hubungan faktor risiko Paritas ibu dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten

Banyuasin tahun 2023.

9. Mengetahui hubungan faktor risiko Status KEK dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten

Banyuasin tahun 2023.

10. Mengetahui hubungan faktor risiko Pendapatan Keluarga dengan

kejadian anemia di Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin

tahun 2023.
7

D. Manfaat penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh di

bangku kuliah pada masyarakat secara langsung.

b. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukkan, informasi dan

penelitian terkait sebagai bahan kepustakaan di perpustakaan Poltekkes

Kemenkes Palembang.

c. Bagi Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin

Menjadi sumber masukan bagi Puskesmas Kenten Laut dalam upaya

penanganan ibu hamil yang menderita anemia, serta pencegahan pada ibu

hamil lainnya agar dapat terjadi penurunan angka kejadian anemia pada

ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori-Teori

1.Anemia

• Definisi

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah

merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai batas yang

ditetapkan, akibatnya merusak kapasitas dar5ah untuk mengangkut

oksigen ke sekitarnya tubuh. Anemia merupakan indikator gizi buruk dan

kesehatan yang buruk (WHO, 2014). Sedangkan menurut Astutik &

Ertiana (2018), Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah

(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau hemoglobin (Hb) menurun sehingga

tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh

jaringan.

Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah

(eritrosit) yang berfungsi sebagai pengikat oksigen dan menghantarkannya

ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh jaringan tubuh

agar bisa melakukan tugasnya dengan baik (Suryani et al., 2021).

Rendahnya jumlah sel darah merah atau menurunnya jumlah hemoglobin

mengakibatkan berkurangnya kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital (Dai, 2021).

• Etiollogi

Penyebab utama anemia adalah defisiensi zat besi, khususnya terjadi

8
9

pada wanita usia subur dan wanita hamil yang mengalami peningkatan

kebutuhan zat besi, dan penyebab lain anemia adalah kurangnya asupan

zat besi dan kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (Yona &

Nurulhuda, 2022). Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan

gizi, terutama kekurangan zat besi, di sisi lain kekurangan folat, vitamin

B12 dan A juga merupakan penyebab penting (WHO, 2022b).

Sedangkan menurut Kemenkes RI (2015), penyebab anemia

diantaranya adalah :

• Kurangnya konsumsi makanan tinggi zat besi terutama yang

berasal dari hewani.

• Meningkatnya kebutuhan pada masa kehamilan, menstruasi dan

tumbuh kembang pada anak balita dan remaja

• Mengidap penyakit infeksi yang mengakibatkan berkurangnya

penyerapan zat besi oleh tubuh (kecacingan, malaria)

• Hilangnya zat besi dalam jumlah banyak pada saat pendarahan

termasuk pada saat menstruasi dan seringnya melahirkan

• Rendahnya konsumsi makanan sumber zat besi tidak

diimbangi dengan mengonsumsi tablet tambah darah sesuai

anjuran

• Patofisiologi

Patofisiologi anemia sangat bervariasi tergantung pada penyebab

utamanya. Misalnya, pada anemia hemoragik akut, perbaikan volume

darah dengan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang mengencerkan


10

sel darah merah (RBC) yang tersisa, yang menyebabkan anemia. Sel

darah merah diproduksi di sumsum tulang dengan bantuan nutrisi (zat

besi, B12, asam folat), sitokin, GF spesifik eritroid, dan EPO

(eritropoietin, diproduksi oleh ginjal). Setelah sel darah merah

dilepaskan ke dalam darah, mereka memiliki umur sekitar 110 hingga

120 hari. Sekitar 1% sel darah merah dikeluarkan setiap hari dari

sirkulasi. Dalam kondisi normal, ada keseimbangan antara jumlah sel

darah merah yang dilepaskan ke dalam sirkulasi oleh sumsum tulang

dengan jumlah yang dikeluarkan dari sirkulasi. Ketidakseimbangan

produksi dan pelepasan oleh sumsum tulang hingga hilangnya sel

darah merah menyebabkan anemia (Badireddy & Baradhi, 2022).

• Tanda dan Gejala

Gejala umum anemia disebut juga dengan anemic syndrome.

Sindrom anemia merupakan gejala yang timbul pada semua jenis

anemia pada kadar hemoglobin turun dari batas normal. Gejala anemia

disebabkan oleh anoksia organ target karena jumlah oksigen yang dapat

dibawa oleh darah ke jaringan berkurang serta akibat mekanisme

kompensasi tubuh terhadap anemia (Handayani & Haribowo, 2012).

Gejala anemia yang timbul pada umumnya antara lain:

B. Kelemahan.

C. Kelesuan.

D. Kaki gelisah.

E. Sesak napas, terutama saat beraktivitas (mendekati pingsan).


11

F. Nyeri dada dan berkurangnya toleransi berolahraga (pada

anemia yang lebih parah).

G. Anemia ringan terkadang tidak menunjukan gejala.

Tanda-tanda anemia menurut Baradhi & Badireddy (2022)

antara lain sebagai berikut :

a. Kulit teraba dingin.

b. Takipnea (pernapasan cepat).

c. Hipotensi (ortostatik).

d. Konjungtiva pucat (anemis).

e. Takikardia (detak jantung cepat).

f. Pucat pada membran mukosa atau pada kuku.

• Kriteria Anemia

Secara umum, batas normal Hemoglobin (Hb) adalah sebagai berikut :

1. 13,5 - 18,0 g/dL pada pria.

2. 12,0 - 15,0 g/dL pada wanita.

3. 11,0 - 16,0 g/dL pada anak-anak.

4. Pada wanita hamil bervariasi tergantung pada trimester, tetapi

umumnya > 10,0 g/dL.

(Turner, Parsi, & Badireddy, 2022).

Kriteria anemia yang dikelompokan berdasarkan umur menurut

WHO (2011) antara lain :


12

Tabel 2.1Kriteria anemia menurut WHO

Tidak Anemia

Populasi Anemia Ringan Sedang Berat

Anak 6-59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 <7.0

Anak 5-11 tahun 11.5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 <8.0

Anak 12-14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 <8.0

WUS tidak hamil 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 <8.0

Ibu hamil 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 <7.0

Laki-laki ≥15 tahun 13 11.0 – 12.9 8.0 – 10.9 <8.0

Keseriusan penanganan masalah anemia didasarkan oleh

besarnya prevalensi anemia. Apabila prevalensi anemia ≥ 40%, berarti

daerah tersebut mempunyai masalah kesehatan dalam kategori berat.

Nilai batas prevalensi anemia sebagai masalah kesehatan masyarakat

berdasarkan klasifikasi WHO (2011) adalah sebagai berikut :

a. Berat : ≥ 40%

b. Sedang : 20.0 – 39,9%

c. Ringan : 5,0 – 19,9%

d. Normal : ≤ 4,9%
13

2. Anemia dalam Kehamilan

• Definisi

Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu hamil

dengan kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL pada trimester I dan III

sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin (Hb) <10,5 g/dL

Anemia dalam kehamilan memerlukan perhatian serius dari pihak

yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Astutik & Ertiana, 2018).

anemia dalam kehamilan merupakan kondisi adanya penurunan

sel darah merah atau menurunnya

kadar Hb sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan

organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Astutik &

Ertiana, 2018).

• Etiologi

Penyebab Anemia dalam kehamilan antara lain adanya

peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan

plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam ASI. Kadar

hemoglobin pada ibu hamil menurun pada trimester I dan terendah

pada trimester II (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Anemia

dalam kehamilan sebagaian besar disebabkan oleh kekurangan besi

(anemia defisiensi besi) yang disebabkan berkurangnya asupan

makanan kaya zat besi, gangguan reabsorbsi, gangguan

penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar


14

dan tubuh misalnya karena perdarahan (Astutik & Ertiana, 2018).

Selain disebabkan oleh defisiensi zat besi, penyebab lain anemia

adalah hancurnya sel darah merah secara berlebihan dalam tubuh

sebelum waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau perdarahan

kronik, serta produksi sel darah merah yang tidak optimal (Astutik

& Ertiana, 2018).

c.Tanda dan Gejala

Gejala umum yang dialami ibu hamil anemia antara lain

tampak pucat yang mudah dilihat pada bagian konjugtiva, mukosa

mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kuku, merasa cepat

lelah, sering mengalami pusing, mata berkunang-kunang, lidah

luka, nafsu makan menurun, kehilangan konsentrasi, napas pendek,

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda

(Astutik & Ertiana, 2018). Tanda-tanda anemia menurut Astutik &

Ertiana (2018) pada ibu hamil diantaranya yaitu :

• Terjadi peningkatan kecepatan denyut jantung akibat tubuh

berusaha memberi oksigen ke lebih banyak jaringan.

• Peningkatan kecepatan pernafasan akibat tubuh berusaha

menyediakan lebih banyak oksigen pada darah

• Pusing akibat kurangnya darah ke otak.

• Merasa lelah akibat meningkatnya oksigenasi berbagai

organ termasuk otot jantung dan rangka.


15

• Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.

• Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan

saraf pusat.

• Terjadinya penurunan kualitas rambut dan kulit

d.Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Usia

Wanita yang hamil pada usia berisiko (<20 tahun) akan

mengakibatkan terjadinya kompetisi makanan antara janin dan

ibunya yang masih dalam proses pertumbuhan dan adanya

pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Sedangkan pada wanita hamil di atas usia 35 tahun cenderung

mengalami anemia disebabkan karena pengaruh turunnya

cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi

(Prawirohardjo, 2016).

Menurut penelitian Mutia Khairani (2022), dengan judul

"Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada

Ibu Hamil di Puskesmas Kota Tanggerang Selatan Tahun

2022", Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia

pada hamil.

2. Paritas

Manuaba (2011) menyebutkan bahwa risiko tinggi

anemia akan terjadi jika wanita sering mengalami kehamilan


16

dan melahirkan karena saat itu ia akan kehilangan zat besi, hal

ini dikarenakan selama kehamilan wanita menggunakan

cadangan zat besi yang ada didalam tubuhnya. Peningkatan

kebutuhan zat besi pada janin menjadi penyebab yang paling

sering terjadi pada anemia defisiensi besi. Zat besi yang

dibutuhkan ibu dan janin yaitu dari 2mg/hari diawal

kehamilan lalu meningkat menjadi 7 mg/hari. Dalam

kehamilan, kebutuhan zat besi sama dengan 800- 1200 mg

secara keseluruhan (Adawiyah & Wijayanti, 2021).

Menurut Penelitian Mutia Khairani (2022), dengan judul

penelitian " Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kota Tanggerang

Selatan Tahun 2022, ada hubungan antara paritas ibu dengan

kejadian Anemia pada ibu hamil.

3. Tingkat pendidikan

adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Edison,

2019). Tingkat pendidikan menentukan kemampuan seseorang

dalam menerima dan memahami sesuatu. Penerimaan dan

pemahaman terhadap informasi yang diterima seseorang yang

berpendidikan tinggi lebih baik dibandingkan dengan


17

seseorang yang berpendidikan lebih rendah (Notoatmodjo,

2007).

Menurut Penelitian Alda Halima Lisna (2021), dengan

judul penelitian "Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Bandar Khalifah

Tebung Tahun 2021",ada hubungan bermakna secara statistik

antara faktor pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada ibu

hamil.

4. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet fe

Zat besi dibutuhkan dalam pembetukan hemoglobin,

selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat

perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi hal ini

mengakibatkan terjadinya kekurangan zat besi. Kekurangan zat

besi dapat mengakibatkan gangguan dan hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, bahkan

dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan, abortus,

cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia

pada bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Tablet besi atau tablet tambah darah diberikan pada ibu

hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90

hari selama masa kehamilan. Tablet tambah darah

mengandung 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat.


18

Tablet tambah darah tersebut sebaiknya diminum sejak awal

kehamilan sebanyak 1 tablet per hari (Kementerian Kesehatan

RI, 2014). Tablet zat besi diminum dengan air putih, tidak

disarankan diminum dengan teh, susu, atau kopi karena dapat

menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga

manfaatnya menjadi berkurang. Gejala-gejala tidak

membahayakan setelah meminum tablet zat besi dapat terjadi

seperti perut terasa tidak nyaman serta mual-mual. Untuk

mengurangi gejala tersebut, tablet zat besi dapat diminum

setelah makan malam atau menjelang tidur (Sursilah, 2012).

5. Status ekonomi

Status ekonomi seseorang dapat berpengaruh terhadap

pemilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ibu hamil

dengan status ekonomi tinggi akan mencukupi kebutuhan gizi

yang dibutuhkan dan rutin melakukan pemeriksaan sehingga

gizi ibu hamil akan terpantau (Sulistyawati, 2013). Status

ekonomi juga mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan

psikologis ibu hamil. Ibu hamil dengan status ekonomi tinggi

akan berusaha mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologi

yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi

yang didapatkan berkualitas (Marmi, 2011).

Menurut penelitian Mariatul Kaftia (2019), dengan judul

" Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada


19

Ibu Hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2019,

ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil.

6. Frekuensi ANC

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan

terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim. Antenatal care penting dilakukan untuk mengatahui

gambaran keadaan ibu hamil, janin dalam kandungan, dan

kesehatan Ibu serta janin secara umum (Manuaba, 2011).

Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan

standar pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal meliputi

anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,

pemeriksaan laboratorium sesuai dengan indikasi serta

intervensi dasar dan kasus (sesuai resiko yang ada)

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang

dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T

yaitu :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

b. Pengukuran tekanan darah (TD);

c. Penilaian status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/ LILA)

d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);


20

e. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin

(DJJ);

f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan

imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan;

g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan;

h. Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan

hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan golongan darah

(bila belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan

protein urin (bila ada indikasi); yang pemberian

pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.

i. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;

j. Temu wicara (konseling)

(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2020).

Rekomendasi pelaksanaan ANC dari WHO minimal

dilakukan 8x, setelah melalui kesepakatan dan adaptasi dengan

profesi dan program terkait, di Indonesia disepakati ANC

dilakukan minimal 6 kali dengan minimal kontak dengan

dokter 2 kali, 1x untuk skrining faktor risiko/komplikasi

kehamilan di trimester 1 dan 1x untuk skrining faktor risiko

persalinandi trimester 3 (Rohmawati et al., 2020). Distribusi

waktu melakukan antenatal care sebagai berikut :


21

1. 2 kali pada trimester pertama (0 - 12 minggu)

2. 1 kali pada trimester kedua (>12 minggu - 24 minggu)

3. 3 kali pada trimester ketiga (>24 minggu – kelahiran)

Pelayanan antenatal bisa dilakukan lebih dari 6x sesuai

kebutuhan dan jika terdapat keluhan, penyakit maupun

gangguan kehamilan (Rohmawati et al., 2020).

7. Gizi

Gizi pada ibu hamil menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kesehatan Ibu dan anak. Kebutuhan gizi yang

harus diperhatikan ibu hamil bukan hanya untuk dirinya

sendiri melainkan untuk janinnya juga. Pertambahan berat

badan sebelum melahirkan menjadi poin penting yang harus

diperhatikan dalam mengurangi risiko komplikasi selama

kehamilan atau kelahiran. Kekurangan asupan zat gizi makro

seperti karbohidrat, protein dan

lemak maupun zat gizi mikro seperti asam folat, zat besi, seng,

kalsium, iodium, dan lain-lain dapat menimbulkan masalah

gizi dan kesehatan pada ibu dan bayinya.

Sebagian zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil tidak dapat

hanya dicukupi dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil

sehari- hari, contohnya zat besi, asam folat dan kalsium. Oleh

karena itu, zat-zat gizi tersebut harus dikonsumsi dalam bentuk

suplemen (Pritasari, Damayanti, & Lestari, 2017).


22

Menurut penelitian Ayu Marlina Tanjung ( 2021 ),

dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi anemia dalam

kehamilan di praktek Bidan Ade Irma Suryani, A.MD. KEP di

kota Padang Sidempuan 2021 terdapat hubungan yang

bermakna antara Status Gizi Ibu dengan kejadian anemia pada

Ibu hamil.

8. Umur Kehamilan

Umur kehamilan dihitung menggunakan Rumus

Naegele, yaitu jangka waktu dari Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) sampai hari dilakukan perhitungan17umur kehamilan.

Umur kehamilan dinyatakan dalam minggu, kemudiandapat

dikategorikan menjadi: Trimester I : 0-12 minggu Trimester

II : 13-27minggu Trimester III : 28-40 minggu (Bothambley,

2012). Ibu hamil padatrimester pertama dua kali lebih mungkin

untuk mengalami anemiadibandingkan pada trimester kedua.

Demikian pula ibu hamil di trimesterketiga hampir tiga 24 kali

lipat cenderung mengalami anemia dibandingkan pada

trimester kedua. Anemia pada trimester pertama bisa

disebabkan karena kehilangan nafsu makan, morning sickness,

dan dimulainya hemodilusi pada kehamilan 8 minggu.

Sementara di trimester ke-3 bisa disebabkan karena kebutuhan

nutrisi tinggi untuk pertumbuhan janin dan berbagi zat besi


23

dalam darah ke janin yang akan mengurangi cadangan zat besi

ibu (Tadesse, 2017)

Menurut penelitian Ayu Marlina Tanjung ( 2021 ),

dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi anemia dalam

kehamilan di praktek Bidan Ade Irma Suryani, A.MD. KEP di

kota Padang Sidempuan 2021 terdapat hubungan yang

bermakna antara umur kehamilan Ibu dengan kejadian anemia

pada Ibu hamil.

• Dampak

1.Pada ibu Hamil

Anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan dapat

meningkatnya risiko terjadi pre eklamsi dan risiko melahirkan

dengan metode section caesarea (SC) (Hidayanti & Rahfiludin,

2020). Ibu hamil yang anemia juga dapat meningkatkan risiko

perdarahan berat saat proses persalinan yang kemudian akan

meningkatkan risiko kematian ibu (Pritasari et al., 2017). Menurut

Al-Mamouri & Al-Hakeem (2018), terdapat beberapa perubahan

pada plasenta ibu hamil anemia saat melahirkan diantaranya rata-

rata berat plasenta pada saat melahirkan lebih ringan, ketebalan

plasenta lebih tipis, dan memiliki diameter yang lebih kecil

daripada ibu hamil tidak anemia.

• Pada Janin
24

Dampak anemia defisiensi besi pada bayi yang dilahirkan

antara lain peningkatan risiko kejadian BBLR dan SGA (Small for

Gestational Age), peningkatan kejadian kelahiran prematur,

kematian bayi baru lahir, penurunan skor APGAR, serta penurunan

perkembangan mental dan motorik anak (Hidayanti & Rahfiludin,

2020). Menurut Pritasari dkk (2017), ibu hamil yang mengalami

anemia mengakibatkan rendahnya simpanan zat besi pada janinnya,

sehingga sang bayi akan berisiko mengalami anemia pada usia

yang sangat dini. Aditianti & Djaiman (2020) menyebutkan dalam

jurnalnya bahwa terdapat hubungan terbalik antara perubahan

kadar Hb dalam darah ibu pada masa kehamilan dengan berat

badan bayi yang dilahirkan, semakin rendah kadar Hb dalam darah

ibu maka akan semakin besar risiko ibu melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah.

• Konsep Budaya

Budaya berasal dari bahasa sansekerta “buddayah”, bentuk

jamak dari “buddi” yang berarti budi atau akal. Budaya atau

kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia. Menurut Tylor (1871) budaya merupakan hal yang

kompleks yang keseluruhannya mencakup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat-istiadat (Mendrofa,

Hasibuan, & Adelia, 2021). Budaya memberikan efek positif


25

maupun negatif dalam kehidupan masyarakat, budaya dapat

membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan atau

penyakit karena budaya sangat erang hubungannya dengan

masalah kesehatan (Gustanela & Pratomo, 2022; Notoatmodjo,

2018).

Beberapa daerah di Indonesia memiliki budaya memantang

makanan tertentu, seperti tidak konsumsi udang, ikan, dan daging

kambing selama masa kehamilan. Selain itu, juga ada budaya tidak

mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, daging sapi, bebek, dan

lainnya. Makanan yang menjadi pantangan ini merupakan sumber

gizi yang mana terdapat zat besi yang sangat dibutuhkan oleh ibu

dalam masa kehamilannya. Budaya lain yang diyakini oleh

masyarakat antara lain tidak mengonsumsi tablet zat besi selama

masa kehamilan dan ada yang hanya mengonsumsi tablet zat besi

ketika sakit. Hal ini dikarenakan mitos yang beredar di

masyarakat, dimana dikatakan bahwa tablet zat besi dapat

membuat bayi besar yang berakibat susah saat proses melahirkan.

Ketakutan akan mitos tersebutlah yang menjadikan ibu hamil

enggan mengonsumsi tablet zat besi, padahal kehamilan

merupakan masa penting yang membutuhkan nutrisi lengkap dan

harus tercukupi dengan baik (Gustanela & Pratomo, 2022).

• Teori Lawrence Green


26

Teori “Precede-Proceed Model” yang dikembangkan oleh

Lawrence Green mengatakan bahwa kesehatan seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor di luar

perilaku. Faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor

predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin atau

pendukung (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing

factors). Faktor predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar

atau motivasi bagi perilaku, contohnya kesadaran ibu hamil akan

manfaat dari tablet Fe akan memotivasi ibu hamil untuk

mengonsumsi tablet Fe guna mencegah atau mengobati keadaan

anemia. faktor ini meliputi beberapa unsur yaitu unsur

pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai (tradisi, norma, sosial,

pengalaman), dan demografi (Irwan, 2017).

Faktor pemungkin merupakan faktor yang menjadikan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, contohnya ibu hamil akan

mudah mendapatkan pelayanan kesehatan apabila tersedia tenaga

kesehatan, sarana puskesmas atau rumah sakit. Yang termasuk

kedalam faktor pemungkin antara lain ketersediaan sumber daya

kesehatan berupa tenaga kesehatan, sarana dan prasarana

kesehatan, keterampilan, dan keterjangkauan sumber daya

kesehatan. Semua ini akan mendukung atau memfasilitasi

terjadinya perilaku sehat seseorang atau masyarakat (Irwan, 2017).

Faktor penguat merupakan faktor penyerta atau faktor yang


27

datang setelah perilaku itu ada. Contohnya ibu hamil akan selalu

rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di sarana kesehatan atau

kepada petugas kesehatan apabila ia didukung dan diingatkan oleh

orang-orang disekitarnya, yang termasuk faktor penguat adalah

keluarga, suami, atau teman (Irwan, 2017).

B. KERANGKA TEORI

Beberapa teori menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi anemia

pada ibu hamil antara lain yaitu teori dari Arisman, Manuaba dan

Wiknjosastro yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan

dengan anemia pada ibu hamil adalah faktor yang terdiri dari pendidikan,

tingkat pengetahuan, umur ibu hamil, usia kehamilan, perdarahan, status gizi,

kunjungan ANC dan pemberian tablet Fe. Maka berdasarkan teori-teori

tersebut didapatkan kerangka teori dari variabel-variabel seperti yang

tercantum pada kerangka dibawah ini:

Faktor dasar:
1. Sosial ekonomi
2. Pengetahuan
3. Pendidikan
Faktor langsung:

a. Kepatuhan
konsumsi Fe
b. Penyakit Anemia Pada Ibu
infeksi Hamil
c. Perdarahan
d. Status gizi

Faktor tidak langsung:


1. Kunjungan ANC
2. Paritas
3. Umur ibu hamil
4. Usia kehamilan
28

Gambar 2.1. Sumber: (Manuaba, 2018), (Arisman, 2004), (Wiknjosastro,

2019).

C. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang di anggap penting untuk masalah. Kerangka konsep adalah suatu hubungan

antara variabel independen dan dependen. Variabel yang dimaksud adalah

variabel yang dapat diukur dan diamati (Azari, 2022)

Berdasarkan teori ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Anemia

pada Ibu Hamil, namun keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka Penulis

mengambil pada variabel independen meliputi ;Pendidikan ibu, Usia ibu, Paritas

ibu, dan kepatuah konsumsi FE sedangkan variabel dependennya adalah anemia

pada ibu hamil. Kerangkan Konsep dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas :
a. Usia Ibu
Variabel terikat
b. Usia Kehamila Ibu
Anemia pada Ibu Hamil
c. Paritas Ibu
d. Status KEK
e. Pendapatan Keluarga

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian


29

D. HIPOTESIS PENELITIAN.

 Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Kenten Laut Tahun 2023

 Ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Tahun 2023.

 Ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil

di Puskesmas Kenten Laut Tahun 2023.

 Ada hubungan antara Status KEK dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Kenten Laut Tahun 2023.

 Ada hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan kejadian Anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Kenten Laut Tahun 2023.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

atau desain penelitian ini adalah Case - Control. Case - control adalah

penelitian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara dua

kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus

pada penelitian ini adalah kelompok ibu hamil yang menderita anemia,

sedangkan kelompok kontrol pada penelitian ini adalah kelompok ibu

hamil yang tidak menderita anemia.

Rancangan Studi Case control adalah sebagai berikut:

Faktor Risiko

(+)
Kelompok Kasus

Faktor Risiko (IbuHamil Anemia)

(-)

Faktor Risiko

(+)
Kelompok Kontrol

(Ibu Hamil Tidak anemia )


Faktor Risiko

(-)

30
31

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2023 sampai dengan Mei

2023. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Kenten Laut

Kabupaten Banyuasin .

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Soekidjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

hamil di wilayah Wilayah Puskesmas Kenten Laut Kabupaten

Banyuasin dari bulan Januari 2023 – Maret 2023 yang berjumlah 198

ibu hamil.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil di wilayah Wilayah

Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin yang terpilih menjadi

sampel, dimana ibu hamil yang mengalami anemia dijadikan sebagai

sampel kasus dan ibu hamil yang tidak mengalami anemia dijadikan

kontrol. Kontrol yang diambil harus sama dengan kasus dari segi umur

ibu. Perbandingan antara kasus dan kontrol yaitu 1:1. Untuk sampel

sebagai kontrol dilakukan dengan metode matching. Kontrol diambil

yang matched berdasarkan usia kehamilan ibu.

3. Besar Sampel

Besar sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus yang

di kemukakan oleh (Subeningputri, 2020). Perhitungan sampel


32

ditentukan berdasarkan perhitungan nilai OR (odd ratio) penelitian

sebelumnya, nilai OR adalah 7,15. Rumus perhitungan besar sampel

minimal sebagai berikut :

n = (Zα √ 2PQ +Z √ P 1 Q 2 +P 2 Q 2 )
β
2

(P1 – P2)

Keterangan :

n = jumlah sampel
P1 = proporsi pemaparan pada kelompok kasus
P2 = proporsi pemaparan pada kelompok control
Zα = tingkat kemaknaan (1,96)
Zβ = tingkat kuasa (0,84)

Perhitungan sampel minimal :


P1 = 0,33
P2 = 0,02
Q1 = 0,67
Q2 = 0.98
P = 0,175
Q = 0,315

n = (Zα √ 2PQ +Z √ P1Q2+P2Q2 )


β
2

(P1-P2)2

n = (1,96 √ 2.0,175.1,315+ 0,84 √ 0,33.0,67+0,02.0,98) 2

(0,33 – 0,02)2
= 46,37
= 47

Berdasarkan hasil pengambilan data dilapangan didapatkan besar


sampel penelitian 52 pada kelompok kasus dan 52 pada kelompok
kontrol.
33

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

a.Ibu hamil yang bersedia sebagai responden pada saat penelitian

b.Ibu hamil TM III yang sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

nya dan sudah melakukan pemeriksaan laboratorium yang mengalami

anemia dan tidak mengalami anemia.

c.Ibu hamil dengan anemia (Hb <11 gr/dL)

2. Kriteria Eksklusi

Ibu hamil yang mengalami pendarahan dan gastritis akut.

4. Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan survei langsung ke

Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin untuk mendapatkan

prevalensi ibu hamil yang menderita anemia. Pemilihan sampel dilakukan

dengan cara skrining terlebih dahulu dengan melihat hasil pemeriksaan

kadar hemoglobin pada responden penelitian untuk mencari kelompok

kasus dan kelompok kontrol berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.

Setelah dilakukan skrining, didapatkan ibu hamil yang anemia dan tidak

anemia kemudian peneliti melakukan metode accidental sampling adalah

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian ( Notoadmodjo, 2018).


34

D.Cara Pengumpulan Data

1. Data primer

Diperoleh melalui wawancara terhadap responden penelitian.

2. Data sekunder

Berupa data gambaran geofrafis , demografis dan data jumlah ibu hamil

yang memeriksakan kehamilanya serta data-data yang menunjang

pelaksanan penelitan.

E. Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden dan

pengisian kuisioner pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data

primer. Dan Pengisian data sekunder yang berasal dari rekam medik

Puskesmas, buku register KIA, buku KIA dan lain-lain. Pengumpulan data

dilakukan oleh peneliti. Waktu pengumpulan data yaitu setiap hari kerja

selama jam pelayanan dan dilakukan di Puskesmas Kenten Laut

Banyuasin.

F. Variabel

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu (Notoadmodjo, 2018). Dalam penelitian kebidanan, terdapat beberapa

jenis variabel diantaranya :

1. Variabel Dependent

Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas
35

terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil,

outcome, atau event. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu anemia

pada ibu hamil.

2. Variabel Independent

Variabel Independen ini merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga

dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi

variabel lain, variabel ini punya nama lain seperti variabel prediktor,

risiko, atau kausa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia ibu, usia

kehamilan ibu, paritas ibu, status KEK dan Pendapatan Keluarga.

Variabel Independent Variabel Dependent

Usia Ibu
Usia Kehamila Ibu Anemia Pada Ibu Hamil
Paritas Ibu
Status KEK
Pendapatan keluarga

Gambar 3.1 Variabel Independent dan Variabel Dependen


36

G. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

N Definisi Cara Skala


Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
o Operasional Pengukuran
1. Anemia Status yang Cek Hb dengan Pengukuran 1. Anemia : Ordinal
ditetapkan pada Ibu alat cek Hb langsung
Hb < 11
hamil apakah digital.
anemia atau tidak g/dl
berdasarkan hasil
pengukuran
2. Tidak
hemoglobin darah anemia :
Hb ≥ 11
g/dl
2. Umur ibu hamil Usia ibu yang Kusioner Wawancara 1. Berisiko:<2 Ordinal
dihitung dari
0 tahun
tanggal kelahiran
ibu hamil sampai dan > 35
dengan tanggal
tahun.
dilakukannya
pemeriksaan Hb 2. Tidak
terakhir ibu hamil
berisiko:
dalam satuan tahun
yang didapat dari 20-35
data pada formulir
tahun
rekam medis ibu
hamil
3. Umur kehamilan Usia kehamilan ibu Kuisioner Wawancara 1. Brisiko: Ordinal
yang dihitung dari
Trimester I
Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) ibu (0mg -
sampai dengan
12mg) dan
tanggal
dilakukannya III (28 mg -
pemeriksaan Hb
40 mg)
terakhir ibu dalam
satuan minggu yang 2. Tidak
didapat dari data
beresiko
pada formulir
rekam medis ibu TM II (13
hamil
mg - 27
mg)
37

4. Paritas Banyaknya Kuisioner Wawancara 1. Resiko : ≥ Ordinal


kelahiran yang
3
pernah dialami ibu
hamil 2. Tidak
Resiko: <
3
5. Status KEK Keadaan di mana Pita LILA Pengukuran 1. KEK LLA < Ordinal
ibu hamil langsung
23,5 cm
mempunyai
kecenderungan 2. KEK LLA ≥
menderita
23,5 cm
Kekurangan Energi
Kronis (KEK) diukur
dengan cara
mengambil data
Lingkar Lengan Atas
(LLA) pada saat ibu
hamil dilakukan
pemeriksaan Hb
terakhir dan
terdapat datanya
pada catatan rekam
medis ibu hamil.

6. Pendapatan keluarga Berapa banyak Kuisioner wawancara 1. Dibawah Ordinal


pendapatan dalam
UMK
keluarga
2. Diatas
UMK
38

H. Kerangka Operasional

Populasi
Seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
puskesmas kenten laut kabupaten bayuasin bulan Januari
s/d Maret tahun 2023 sebanyak 198 orang.

Sampel
Sebagian ibu hamil dengan anemia berkunjung ke
Puskesmas Kenten laut sebanyak 52 orang.

Teknik Sampling
Accidental Sampling

Desain Penelitian
Survey Analitik

Pengumpulan Data
Kuisioner, wawancara, buku
catatan KIA, kohort bayi

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring dan
Tabulating

Analisa Data
Chi Square

Hasil dan Kesimpulan

Penyajian

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian


39

I. Cara pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan Data

a. Pengkodean / coding

Pengkodean merupakan kegiatan merubah data berdasarkan golongan-

golongan yang telah ditetapkan dalam definisi operasional. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan peneliti ketika melakukan analisis

data. Kode data ditetapkan oleh peneliti.

b. Pengeditan / editing

Setelah dilakukan wawancara dan kuisioner telah terkumpul sesuai

besar sampel, dilakukan pengeditan/penyuntingan untuk memastikan

kelengkapan data dan meneliti tiap lembar data jawaban, apakah

jawaban sudah relevan dan konsisten.

c. Pemasukan data / entry data

Pemasukan data dilakukan setelah selesai pengeditan dan dilakukan

dengan memasukkan kode yang telah ditetapkan ke dalam sistem data

menggunakan komputer.

d. Pembersihan / cleaning

Setelah data dimasukkan, dilakukan proses cleaning/pembersihan

untuk memeriksa kemballi untuk melihat kesalahan, missing data,

variasi data, dan ketidakkonsistenan jawaban.


40

2. Analisis Data

Dilakukan dua tahap yaitu :

a. Univariat:

Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.

Pada umumnya hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2018)

b. Bivariat:

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi maka digunakan rumus Uji Chi Square digunakan untuk

menilai beda proporsi pada setiap variabel dengan signifikasi

hubungan pada derajat penolakan α sebesar 5% (p value 0,05). Jika

nilai p<0,05, maka hipotesis alternatif diterima sehingga dua variabel

yang dianalisis memiliki hubungan yang bermakna (Notoadmodjo,

2018).
41

J. Rencana Kegiatan

Bulan Bulan
Bulan April Bulan Mei
Rencana Kegiatan Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Merumuskan
masalah
Menentukan
lokasi penelitian
Menentukan
judul penelitian
Membuat surat
izin penelitian
Studi
pendahuluan
Membuat
proposal
penelitian
Revisi proposal
penelitian
Seminar proposal
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan dan
Analisa data
Seminar hasil
penelitian
Pengumpulan
hasil penelitian

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R., & Wijayanti, T. (2021). Hubungan Paritas dengan Kejadian


Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda.
BorneoStudent Research, 2(3). Diambil dari
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/1625/89/
Aditianti, A., & Djaiman, S. P. H. (2020). Pengaruh Anemia Ibu Hamil
Terhadap Berat Bayi Lahir Rendah: Studi Meta Analisis Beberapa
Negara Tahun 2015 Hingga 2019. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
11(2), 163–177.
https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3799.163-177
Al-Mamouri, R. H. L., & Al-Hakeem, A. H. (2018). The impact of Iron
deficiency anemia on histomorphological features of placenta and the
new born infants. Journal of Global Pharma Technology, 10(3), 1045–
1048.
Amanupunnyo, N. A., Shaluhiyah, Z., & Margawati, A. (2018). Analisis Faktor
Penyebab Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kairatu Seram Barat.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 173–181.
https://doi.org/10.30604/jika.v3i2.134
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC.Jakarta
Badireddy, M., & Baradhi, K. M. (2022). Chronic Anemia. Diambil 18 April
2022, dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534803/#article-
17532.s5
Dai, N. F. (2021). Anemia pada Ibu Hamil. Pekalongan: Penerbit NEM.
Edison, E. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil. Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang,
4(2). Diambil dari
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/2502#:~:text=
Hasil%3A Analisis uji Chi Square,tinggi hanya 9%2C
Gustanela, O., & Pratomo, H. (2022). Faktor Sosial Budaya yang Berhubungan
dengan Anemia pada Ibu Hamil (A Systematic Review). The
Indonesian Journal of Health Promotion, 5(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.31934/mppki.v5i1.1894
Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Hidayanti, L., & Rahfiludin, M. Z. (2020). Dampak Anemia Defisiensi Besi
pada Kehamilan : A Literature Review. GASTER : Jurnal Kesehatan,
18(1). https://doi.org/https://doi.org/10.30787/gaster.v18i1.464
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute
Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Penatalaksanaan Pemberian
Tablet Tambah Darah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

42
Lisna, A. H. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Puskesmas Bandar Khalipah Tembung. Skripsi, 1–10.
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/5163
Manuaba, I. B. . dkk. (2018). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta. EGC.

Manuaba, I. A. C. (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pal
Mall.
Matahari, R., & Utami, F. P. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi. PUSTAKA iLMU.Jakarta
Mendrofa, H. K., Hasibuan, M. T. D., & Adelia, G. (2021). Konsep Budaya
Kerja Keperawatan dalam Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan
di Rumah Sakit. Sukabumi: CV Jejak.

Mochtar, R. (2019). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.


EGC.Jakarta
Notoadmodjo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka
Cipta.Jakarta
Kenten Laut, P. (2022). Profil Puskesmas kenten laut 2022.Palembang
Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu kebidanan. EGC.Jakarta
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N. T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Proverawati. (2011). Buku Anemia dan Anemia dalam Kehamilan.


9(February), Jakarta. 5–10.
Rahmi, U. yang berhubungan dengan K. A. pada I. H. T. I. di P. L. B. K. L. T.
2019. (2019). Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Langsa Barat Kota Langsa Tahun
2019. KESMARS: Jurnal Kesehatan, 2, 12–15.
Rohmawati, N., Agusfar, A. Z., Amelia, D., Restianingrum, M., Damayanti, R.,
Mudjiati, I.,
… Adhi, E. K. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga (3
ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Sulistyawati, A. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Sursilah, I. (2012). Hubungan Antara Pola Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)
dengan Kejadian Anemia Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas
Astapada Kota Cirebon. Jurnal Ilmu- Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Kuningan, 1(1). Diambil dari
https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku/article/download/13/4

43
Suryani, I. S., Jamil, M. U., Mulyana, A., Sumarni, Hilmawan, R. G., &
Amalia, N. R. (2021). PENCEGAHAN ANEMIA DENGAN
MAKANAN TAMBAHAN: Menuju Ibu
Hamil Sehat dan Kreatif. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Turner, J., Parsi, M., & Badireddy, M. (2022). Anemia. Diambil 18 April 2022,
dari
WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025 Anaemia Policy Brief
(WHO/NMH/NHD/14.4).
Geneva: World Health Organization.

WHO. (2021). Prevalence of Anaemia in Pregnant Women (Aged 15-49)(%).


Diambil 17 Februari 2022, dari
https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-
details/GHO/prevalence-of-anaemia-in-pregnant-women-(-)
WHO. (2022b). SDG Target 3.1 Maternal mortality. Diambil 16 April 2022,
dari https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/sdg-target-3-1-
maternal-mortality
Wiknjosastro, H. (2019). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.Jakarta
Yona, S., & Nurulhuda, U. (2022). Keperawatan Medikal Bedah (9
ed.). Singapore: Elsevier Ltd.

44
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dan memahami penelitian ini,

saya bersedia berpartisipasi menjadi responden yang dilakukan oleh Wiwik

Angraeni Desilianti Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Palembang Tahun 2022/2023 selanjutnya saya tidak akan menuntut

jika terjadi sesuatu hal di kemudian hari.

Berikut adalah identitas saya :

Nama :

Usia :

Alamat :

Telepon/HP :

Dengan demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa ada

paksaan dari siapapun.

Kenten Laut, 2023


Responden

45
1. Petunjuk Pengisian
A. Bacalah petunjuk pengisian dan pertanyaan sebelum menjawab
B. Menjawab pertanyaan dan memberikan tanda cheklist (Ѵ) di kolom yang
telah disediakan
C. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban

2. Identitas Sampel
1 Nama Ibu :
2. Usia Ibu :
3.Usia kehamilan ibu sekarang :
4.Paritas Ibu (Berapa Kali melahirkan) :
5.Ukuran LILA (diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pemeriksaan) :
6.Pendapatan keluarga per bulan :
7.Kadar Hb saat ini (diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pemeriksaaan) :

46

Anda mungkin juga menyukai