Anda di halaman 1dari 2

Agar Dimuat di Kolom Hikmah Republika

Ada salah satu kolom yang bisa diisi oleh siapa pun di surat kabar Republika. Nama
kolomnya adalah Hikmah. Kolom ini biasanya diletakkan di halaman muka. Tayangnya
setiap hari, kecuali hari Ahad. Tema yang diangkat tentang dunia keislaman. Kandungannya
bisa tentang sejarah (sirah), fiqih, akhlak, tafsir, dan lain-lain. Panjang tulisannya sekitar 500
kata. Jadi cukup pendek, pembaca pun bisa membacanya dalam sekali duduk.
Saya akan berbagi kiat-kiat agar tulisan Anda bisa dimuat di kolom Hikmah di surat kabar
Republika tersebut. Kebetulan, tulisan saya beberapa kali dimuat di kolom ini.
Menyenangkan rasanya pada saat pertama kali tulisan saya dimuat di koran nasional ini, di
mana sebelumnya beberapa kali mengirim tidak dimuat juga. Setelah dimuat sekali,
kemudian hampir setiap kali saya kirim selalu dimuat.
Dari pengalaman itu saya coba berbagi trik dan rahasianya agar tulisan Anda juga bisa dimuat
di kolom tersebut. Berikut trik dan rahasianya:
Pertama, aktual. Tema yang Anda angkat usahakan yang sedang ramai dibicarakan di
masyarakat, atau menjadi isu nasional bahkan internasional. Meskipun tulisan Anda tidak
secara langsung menyinggung yang sedang dibicarakan masyarakat, paling tidak ada sedikit
relevansinya. Misalnya, pada saat masyarakat ramai membicarakan pembacaan Al-Quran
dengan langgam bahasa jawa di istana Bogor. Ada yang mengatakan kurang etis, karena
terkesan dimain-mainkan, tapi ada juga yang berpendapat, bahwa itulah ekspresi Islam yang
membumi, yang dapat menyatu dengan kultur setempat, seperti halnya yang didakwahkan
Sunan Kalijaga di era Wali Songo.
Dari situ saya kemudian menulis tentang keindahan Al-Quran pada saat dibacakan, sehingga
Nabi Muhammad Saw. pun terkesima. Pesan yang mau saya angkat dari tulisan tersebut
bahwa membaca Al-Quran dengan dibaguskan suaranya yang bisa “nendang” ke dalam hati
diperbolehkan oleh Nabi. Tulisan tersebut saya kirim ke Republika dan dimuat. Anda bisa
membacanya di link ini:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/05/20/nom8ia-pesona-bacaan-
alquran.
Kedua, gagasan baru. Atau bisa juga hal-hal yang belum terpikirkan banyak orang. Hal ini
juga punya kans besar untuk dimuat. Kita tahu redaktur menerima tulisan untuk kolom
Hikmah ini dari banyak orang. Mungkin satu bulannya bisa mencapai seratusan artikel. Dia
harus menyeleksi mana yang pantas untuk dimuat. Nah, dengan menyodorkan gagasan baru
atau jarang orang mengupasnya tulisan kita bisa mendapatkan perhatian dari redaktur,
sehingga memutuskan untuk memuatnya. Tulisan saya yang bisa Anda baca di link
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/08/07/n9xb5y-tiga-warisan-
ramadhan, yang punya nuansa seperti itu.
Gagasan saya lahir pada saat di minggu terakhir bulan Ramadhan waktu itu. Berangkat dari
pemikiran bahwa setelah Idul Fitri, apa yang bisa kita lakukan agar kebiasaan ibadah di bulan
Ramadhan tidak berlalu begitu saja? Jadi, masih ada amalan-amalan yang bisa dilakukan
meskipun bulan Ramadhan sudah lewat. Setelah merenung dan membaca beberapa referensi
bertemulah judul tersebut, dan saya menuliskannya. Rupanya redaktur Republika berkenan
memuatnya.
Ketiga, ditulis secara populer. Hal yang patut diperhatikan, meskipun tema yang Anda angkat
aktual dan bermuatan gagasan baru, tapi kalau ditulis tidak populer, maka redaktur tidak akan
memuatnya. Tulisan populer adalah tulisan yang santai, mudah dipahami, dan menarik.
Singkatnya, menulislah seperti halnya Anda bertutur dan mengobrol santai dengan teman
Anda, tanpa mengabaikan kaidah bahasa. Begitulah yang saya lakukan.
Bagaimana, tertarik mencobanya? Bagi yang tertarik Anda bisa menulis dengan jumlah 500
kata dan kirim ke email sekretariat@republika.co.id. Jangan lupa sertakan surat pengantar
dan nomor rekening Anda. Selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai