Anda di halaman 1dari 16

Accelerat ing t he world's research.

Solusi Islam Tawaran Perjuangan


KAMMI.pdf
Cak Hilal

Hilal Ardiansyah Putra

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH KU.docx
Sudirman Bajau

Membent uk Masyarakat Islami_ Hilal.pdf


Cak Hilal

Ilusi Negara Islam - Gus Dur


Delapan Enam
“SOLUSI ISLAM ADALAH TAWARAN PERJUANGAN KAMMI”

HILAL ARDIANSYAH PUTRA

KAMMI KOMISARIAT LIPIA JAKARTA

KAMMI DAERAH JAKARTA SELATAN

2016
Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ta'ala Tuhan yang Maha Pemurah atas limpahan
nikmat yang tak terhingga. Shalawat dan salam semoga tetap terhaturkan kepada Baginda
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah berjuang menembus tirani kekafiran
dan menyalakan cahaya Islam di jantung para tirani.

Penulis merasa sangat bersyukur bisa bergabung dengan para ikhwah yang
tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Dalam KAMMI,
penulis menemukan banyak sekali hal baru yang sebelumnya luput dari perhatian penulis.
Informasi-informasi dan juga ilmu-ilmu pergerakan yang ada di KAMMI membuat penulis
lebih bergairah dan bersemangat untuk terus berkarya bersama KAMMI. Mengeluarkan
segenap potensi diri untuk perbaikan masyarakat demi tercapainya kepemimpinan massa
depan dengan masyarakatnya yang islami sebagaimana yang tertuang dalam misi KAMMI
itu sendiri.

Selanjutnya, penulis berharap dengan tulisan singkat ini, penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya bisa mengambil manfaat dan bisa mengaplikasikannya dalam
pergerakan KAMMI ini. Penulis paham dan sadar bahwa makalah ini akan banyak sekali
kekurangan, maka dari itulah penulis sangat menanti saran, masukan serta kritikan supaya
penulis bisa memperbaiki diri dan juga memperbaiki tulisan ini.

Terkakhir, penulis sampaikan salam terima kasih untuk semua ikhwah yang ada di
komsat LIPIA Jakarta atas dukungannya kepada penulis untuk mengikuti dauroh marhala
dua yang diselenggarakan oleh KAMMI Kota Yogyakarta.

Terima kasih

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita melihat kehidupan umat manusia saat ini, lebih khususnya yang ada di
Indonesia, kita akan temukan banyak sekali masalah-masalah yang begitu pelik. Entah itu
yang bersifat politik kenegaraan seperti : menjamurnya korupsi, kolusi, dan nepotisme;
budaya, seperti maraknya budaya luar (barat) yang sama sekali tidak mencerminkan kultur
budaya Indonesia; moral yang semakin hari semakin rusak akibat sex bebas; hukum
seperti banyaknya pelanggaran hukum; dan seabrek masalah yang menimpah bangsa ini
dan khususnya lagi umat islamnya.

Masalah-masalah itu timbul bukanlah timbul dengan sendirinya. Melainkan ditimbulkan


oleh faktor yang dapat menarik atau mendatangkan masalah-masalah tersebut. Faktor-
faktor itulah yang secara tidak sadar dikerjakan oleh banyak masyarakat Indonesia.
Hasilnya, kecarut marutan bangsa ini semakin kompleks dan semakin membutuhkan
tenaga ekstra untuk mengurai benang kusut di Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin mengangkat kembali salah satu prinsip
perjuangan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yaitu “Solusi Islam
adalah tawaran perjuangan KAMMI”.

Dengan tulisan singkat ini, penulis berharap KAMMI sebagai kumpulan para agan
perubahan untuk tetap mengaktualiasikan prinsip tersebut dalam perjuangannya. Sebab
jika kita melihat kembali visi dari pergerakan ini akan kita jumpai bahwa pergerakan ini
adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa
depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Pemimpin
masa depan serta masyarkat islami tidak akan perna terwujud kecuali Islam dijadikan solusi
bagi berbagai macam penyakit yang ada saat ini.

B. Rumusan Masalah
a. Apa arti dari prinsip “solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI ?
b. Mengapa Islam menjadi solusi kemanusiaan ?
c. Bagaimana langka strategis KAMMI menerapkan prinsip “Solusi Islam adalah
tawaran perjuangan KAMMI ?
C. Tujuan dan Manfaat
a. Mengetahui tafsir kritis prinsip ketiga KAMMI yaitu “Solusi Islam adalah tawaran
perjuangan KAMMI.”
b. Mengetahui alasan mengapa Islam adalah solusi kemanusiaan.
c. Mengetahui bagaimana langka strategis KAMMI menerapkan prinsip ketiga KAMMI.
BAB II PEMBAHASAN

A. Arti dari Prinsip “ Solusi Islam Adalah Tawaran Perjuangan Kammi”

Memahami arti sebuah kata atau kalimat adalah hal yang penting. Jika ada sebuah
kata atau kalimat yang dibiarkan tanpa penjelasan, akan memunculkan pertentangan-
pertentangan pemahaman dan penafsiran yang semestinya tidak perlu ada jika kata atau
kalimat tersebut dijelaskan dan ditafsirkan secara gamblang. (Yusuf al-Qardahwi, 1990)

Maka dari itu, pembahasan ini penulis mulai dari penjelasan dan penafsiran arti dari
“Solusi Islam adalah Tawaran Perjuangan KAMMI” dengan harapan setalah jelas
pemaknaan prinsip ketiga tersebut ada persamaan persepsi antara penulis dan pembaca.

A.1. Pengertian Solusi

Solusi sebagaimana dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah penyelesaian,


pemecahan, atau jalan keluar. Dalam bahasa Arab, solusi biasa disebut makhrojan.
Sebagaimana hadist tentang keutamaan dzikir “ ...dan dari setiap kesempitan jalan keluar”.
Sedangkan dalam Al-Qur'an, solusi adalah karunia Allah ta'ala untuk orang-orang yang
bertaqwa. Sebagaimana dalam firman Allah ta'ala yang artinya : “Dan barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah akan dijadikan baginya jalan keluar (dari masalah-masalahnya).”
(At-Talaq : 2).

Dari uraian di atas maka penulis menggaris bawahi bahwa solusi adalah jalan keluar
dari masalah-masalah.

A.2. Pengertian Islam

Sebelum membahas tentang pengertian Islam, perlu kiranya untuk mengetahui makna
agama. Agama, religi dan din pada umumnya merupakan suatu sistema credo ‘tata
keimanan’ atau ‘tata keyakinan’ atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia. Selain
itu juga merupakan sistema ritus, yakni tata peribadatan. Dan juga sebagai sistem norma.
(Endang Saifudin, 2004 : 30)

Sedangkan jika kita melihatnya dari akar bahasa Arab, agama atau din berasal dari
kata dana-yadinu-dinan, yang salah satu artinya adalah peraturan. (Asep Zaenal, 2014 :
82) Dari dua pengertian di atas, maka makna agama adalah peraturan yang berhubungan
dengan tata keimanan, tata peribadatan, dan tata norma.
Islam. Islam dalam Bahasa Arab berasal dari kata sa-li-ma (Selamat) yang kemudian
dibentuk menjadi kata aslama-yuslimu-islaman yang artinya bersarah diri secara total.
(Asep Zaenal, 2014 : 82). Sedangkan dari segi istilah Islam adalah wahyu yang dirunkan
oleh Allah ta'ala kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia sepanjang
masa dan di setiap persada. (Endang Saifudin, 2004 : 39)

Dari pengertian-pengertian di atas, maka Islam adalah sebuah tata keimanan, tata
peribadatan, dan tata norma berdasarkan apa yang diturunkan Allah ta'ala kepada para
rasul-Nya. Pengertian ini masih cukup umum karena Islam sebagaimana makna tersebut
mencakup Islam semua nabi, mulai Nuh alaihi as-salam sampai Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam. Untuk membatasinya, maka penulis mengartikan Islam pada konteks
lebih khusus adalah tata keimanan, tata peribadatan dan tata norma sebagaimana wahyu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam atau lebih
singkatnya Risalah Muhammadiyah. Risalah Muhammadiyah inilah makna Islam dari
prinsip ketiga gerakan KAMMI tersebut.

A.3. Pengertian Tawaran

Tawaran adalah sesuatu yang diajukan kepada orang lain. Jika kata tawaran
disandingkan dengan solusi, maka bisa dikatakan bahwa seseorang tersebut mengajukan
sesuatu sebagai solusi atau jalan keluar. Dari sini penulis garis bawahi bahwa tawaran
adalah sebuah hal yang diajukan.

A.4 Pengertian Perjuangan

Perjuangan adalah proses ikhtiar yang disertai pengorbanan manusia untuk mencapai
visi misinya. Dari sini penulis garis bawahi bahwa perjuangan adalah ikhtiar yang disertai
pengorbanan.

Dari pengertian-pengertian di atas, penulis ambil kesimpulan bahwa makna dari prinsip
“Solusi Islam adalah Tawaran Perjuangan KAMMI” adalah bahwa KAMMI mengajukan
syariat muhammadiyah sebagai jalan keluar bagi masalah-masalah yang membelit
masyarakat. Sedangkan dalam rangka pengajuan jalan keluar berupa Risalah
Muhammadiyah, KAMMI harus berikhtiar dengan sebaik-baiknya ikhtiar dan dengan
kesadaran bahwa ikhtiar KAMMI dalam menjadikan Risalah Muhammadiyah sebagai solusi
jalan keluar pasti banyak sekali rintangan dan hambatan.
B. Islam sebagai solusi Kemanusiaan

Pada bagian ini akan penulis uraikan kenapa harus Islam yang dijadikan solusi. Sudah
pernakah Islam menguraikan masalah-masalah kemanusiaan. Dan apa buktinya.

B.1. Karakteristik Islam

KAMMI memiliki keyakinan yang mantap dan tak tergoyahkan bahwa Islam adalah
risalah yang komprehensif dan integral. Jika kita melacak akar historis KAMMI itu sendiri,
akan kita jumpai bahwa KAMMI adalah manifesto dari gerakan dakwah kampus “bawah
tanah” pada zaman orba yang memang dalam kajian-kajiannya adalah mengusung misi-
misi keislaman. Maka tak salah jika KAMMI menawarkan Islam sebagai solusi untuk
kemanusiaan.

Mengapa KAMMI begitu berhasrat bahkan menjadikan solusi Islam sebagai tawaran
perjuangan sebagai prinsip dasar gerakannya ? tak lain adalah karena karakter Islam itu
sendiri yang pas untuk kehidupan manusia.

Dr. Asep Zaenal (2014), dosen agama Islam di Institut Pertanian Bogor (IPB)
menjelaskan ada 12 karakteristik Islam yang tidak dimiliki oleh agama atau paham idiologi
lainnya. yaitu :

1. Syumul. Artinya Islam menggarap semua dimensi kehidupan lahir dan batin manusia.
2. Haq. Artinya aturan-aturan yang ada dalam Islam adalah kebenaran. Dan sifat dari
kebenaran adalah sifat yang diinginkan oleh fitrah manusia.
3. Fitrah. Islam datang sesuai dengan fitrah manusia. Apa yang disyariatkan oleh Islam
adalah apa-apa yang dibutuhkan oleh fitrah manusia itu sendiri. Dengan demikan,
Islam adalah alat pemuas fitrah manusia.
4. Tidak menyulitkan. Tidak ada satu pun dari ajaran Islam yang memberatkan manusia.
Karena sifat syariat itu sendiri adalah tidak membebani manusia kecuali dengan dasar
kesanggupan dan kemampuan manusia itu sendiri.
5. Universal. Islam hadir bukan untuk orang Arab atau juga untuk zaman Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saja. Melainkan Islam datang untuk semua
zaman dan keadaan.
6. Tawazun. Yakni adanya keseimbangan antara akhlak kepada Allah ta'ala, diri sendiri,
sesama manusia, dan alam sekitar.
7. ‘Adalah. Islam datang dengan keadilan. Semua manusia sama dalam pangangan
agama dan hukum. Tidak ada monopoli agama oleh kiyai atau seorang syeikh.
8. Koheran. Artinya, ajaran Islam antara satu dengan yang lainnya saling mengukuhkan,
saling menopang, dan saling melengkapi.
9. Konsisten. Islam berisi ajaran yang konsisten, memegang erat azas dan prinsip-
prinsip kebenaran dan keilmuan di mana pun dan dalam situasi apa pun.
10. Objektif. Apa-apa yang Allah ta'ala perintahkan adalah kebaikan menurut akal dan
sains. Dan apa yang Allah ta'ala larang adalah keburukan menurut akal dan sains.
Namun bukan berarti semua perintah dan larangan bisa dicerna oleh akal, sebab akal
bersifat terbatas dan wahyu bersifat luas.
11. Fleksibel. Islam adalah agama yang muda dan cocok untuk berbagai zaman dan
keadaan. Jika tidak ada air, seseorang bisa bertayamum. Dan seterusnya.
12. Solusi. Islam adalah solusi tuntas untuk mengatasi persoalan krusial. (Asep Zaenal,
2014)

Kedua belas karekter tersebut tidak lain adalah untuk menegakkan tujuan dari
disyariatkannya sebuah syariat, yaitu : menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal,
menjaga harta, dan menjaga keturuan, atau menjaga kehormatan.

B.2. Solusi Islam dalam sejarah

Telah tercatat dalam sejarah kehidupan manusia bahwa permasalahan-permasalahan


mereka, baik yang menyangkut antar pribadi maupun sosial kemasyarakatan, telah terurai
dan terjawab oleh syariat Islam. ketika umat manusia terjun bebas dalam kejahiliaan
berupa rusaknya akal dan moral, maka Islam datang untuk melarang manusia
mengkonsumsi barang atau makanan yang memabukkan dimana hal-hal yang
memabukkan adalah awal kerusakan moral dan akal.

Ketika manusia satu dengan yang lainnya saling bunuh-membunuh, Islam datang untuk
memberikan rambu-rambu, jika mereka membunuh mereka juga akan dibunuh sebagai
balasan atas kekejian yang telah ia lakukan.

Dan begitu juga dengan berbagai kerusakan moral yang timbul akibat ketidak tahuan
maupun akibat hawa nafsu yang mereka turuti.
Syariat Islam yang turun di jazirab Arab telah merubah kawasan yang tandus menjadi
kawasan yang subur, subur akan ilmu dan subur akan peradaban. Yang dahulunya
masyarakat arab disibukkan dengan fanatisme kejahiliaan kemudian berubah menjadi
persaudaraan dan fanatik mereka hanya untuk Islam.

Dengan syariat Islam pula, Makkah dan Madina menjadi kawasan yang
diperbincangkan para pemuka Persia dan Romawi. Dengan syariat Islam pula, orang-orang
Arab yang tidak diperhitungkan ternyata mampu menekuk takluk-kekuatan global yang
digenggam oleh Persia dan Romawi. Apakah orang Arab bisa melakukan hal tersebut
karena “kearaba”nya ? tentu tidak. Semua itu terjadi karena Islam yang mereka yakini
dalam hati. Mereka ucapkan dan ikrarkan dengan lisan. Dan mereka aplikasikan dalam
bentuk perbuatan dan amal.

Adapun sejarah Islam sebagai solusi di Indonesia, kita semua tahu bahwa sebelum
hukum positif di negara ini berkiblat pada barat/kafir, hukum positif Indonesia telah terlebih
dahulu berkiblat pada timur/Islam. Hal tersebut telah terjadi semenjak kerajaan atau
kesultanan Islam bermunculan. Ibnu Batutah, seorang pengembara muslim abad ke
empatbelas telah menuliskan dalam catatan perjalanannya, bahwa masyarakat Indonesia
dahulu telah menjadikan syariat Islam sebagai hukum. Terutama fiqih Imam Asy-Syafi’i.
(Daud Rasyid, 2001)

Dari syariat Islam yang mereka jalankan, muncul kesadaran jihad yang membara.
Kesadaran jihad tersebutlah yang diwariskan dari masa ke masa untuk mengusir
penjajahan barat atas persada Indonesia.

B.3. Islam Sebagai Solusi

Bisa kita katakan bahwa Islam datang adalah untuk solusi. Solusi keimanan, solusi
akhlak, solusi budaya, solusi peradaban, dan solusi-solusi lainnya. tujuan utamanya adalah
supaya manusia bisa beribadah dengan tenang kepada Tuhan yang telah menciptakannya.
(Abdul Hamid Ghazali, 2001)

Richard Paul Mitchell menjelaskan dalam bukunya Masyarakat al-Ikhwan Al-


Muslimun, Bahwa ketika Islam telah dicampakkan, dan hukum-hukumnya diganti dengan
hukum barat, nilai moralnya diganti dengan moral barat, maka kehidupan manusia akan
kembali pada kehidupan jahiliyah yang sangat identik dengan kerusakan dan
kemerosotan.
Islam merupakan solusi tuntas untuk mengatasi persoalan krusial. Misalnya, hukum
qishash bagi pembunuh, hukum potong tangan bagi pencuri, hukum dera bagi pezina, dan
kebolehan bercerai dengan baik untuk mengatasi kekacauan berumah tangga. Semua
aturan itu walaupun selintas tampak kejam, tetapi sebenarnya berlandaskan sifat rahman
dan rahim Allah ta'ala. (Asep Zaenal, 2014).

C. Langka strategis KAMMI menerapkan prinsip “Solusi Islam adalah tawaran


perjuangan KAMMI”

Ketika orde baru mulai rapuh dengan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
mengakar kuat pada kalangan Cendana, saat itu pula segenap komponen masyarakat
benar-benar muak dengan pemerintahan model orba. Maka gelombang reformasi mulai
berhembus dan berbagai macam kelompok organisasi bermunculan ke ruang publik untuk
menyuarakan suara batinnya ke permukaan hingga akhirnya orde baru yang berkuasa
begitu lama akhirnya runtuh juga.

Di saat keruntuhan orde baru inilah, KAMMI sebagai salah satu aktor penting reformasi
dari kalangan mahasiswa memberikan solusi Islam dalam kehidupan bernegara. Saat itu
pula muncul istilah muslim negarawan. (Rijalul Imam, dalam jurnal muslim negarawan)

Muslim negarawa adalah orang-orang muslim yang memiliki intelektual profetik yang
tidak hanya berkutat pada masalah keagaman, sosial, budaya, akhlak, pengajian, tapi juga
berkutat dengan rana politik.

Dengan medan perjuangan yang semakin luas, yang menyangkut berbagai sendi
masyarakat, tidak lain dan tidak bukan adalah supaya KAMMI bisa membumi bersama
mayarakat sekaligus menebarkan nilai-nilai keislaman yang jika nilai-nilai tersebut telah
dipegang erat oleh masyarakat, maka masalah-masalah yang sering membelit kehidupan
manusia akan terurai satu per satu.

Rijalul Imam menyebut bahwa prinsip ketiga gerakan KAMMI ini adalah sebuah fikrah.
Yang mana fikrah tersebut adalah cita-cita yang ditawarkan untuk memberikan sebuah
perubahan yang mengara kepada perbaikan. Yaitu Islam.
Dalam aksi nyatanya, KAMMI memiliki dua skema gerakan untuk menyisipkan Islam
sebagai solusi dalam masyarkat dan negara, pertama adalah pressure group dan yang
kedua adalah balancing power.

Pressure group adalah aksi untuk mengawal pemerintahan dengan demonstrasi


sebagai salah satu caranya. Demontrasi dianggap sebuah hal yang ampuh untuk
menyuarahkan suara dan menutut sebuah kebijakan atau pun juga mengusulkan sesuatu.
Dengan demontrasi, KAMMI meminta kepada pemerintah untuk menerima solusi yang
ditawarkan oleh KAMMI dari masalah yang sedang membelit, dan solusi tersebut tidak lain
adalah solusi Islam.

Demonstrai atau aksi massa, sebagamana yang ditulis oleh Rijalul Iman dalam bukunya
Ijtihad Membangun Basis Gerakan, bahwa demonstrasi atau aksi massa adalah metode
perjuangan yang menggunakan kekuatan massa dalam menekan pemerintahan atau pihak
lain, untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. (Amin
Sudarsono, 2010)

Sudah barang tentu, karena KAMMI adalah gerakan massa Islam, maka apa yang
ditawarkan untuk perbaikan tersebut adalah Islam, bukan dari yang lainnya.

Sedangkan Balancing Power adalah cara KAMMI mengimbangi pemerintah yang tidak
juga memberikan jalan keluar atas permasalahan masyarakat. Balancing Power yang
sudah dilaksanakan KAMMI antara lain mendirikan TPA, mendirikan Rumah singgah,
taman baca, pembinaan masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan demikian KAMMI tidak
lagi berhadapan dengan pemerintah namun langsung turun ke bawah untuk menjadi solusi
itu sendiri. (Kartika Nur, Diskusi Muslim Negarawan KAMMI LIPIA 2015)

Dari dua skema gerakan tersebut, KAMMI harus mengetahui waktu yang pas untuk
melaksanakan skema gerakannya. KAMMI harus paham betul kapan harus turun ke jalan
untuk menawarkan solusi Islam, dan KAMMI juga harus paham kapan dia harus turun
langsung ke masyarakat untuk mengimbangi kekacauan baik kekacauan yang dibuat oleh
negara maupun oleh masyarakat itu sendiri.

Dari kedua skema tersebut, penulis rasa, KAMMI harus lebih insten dengan skema
kedua (balancing power). Karena skema kedua merupakan amal haraki yang bersifat
dawam atau konsisten dilakukan (istiqamah). Balancing power ini lah yang sejatinya harus
benar-benar diaplikasikan dalam pergerakan KAMMI. KAMMI bisa mendirikan rumah-
rumah singgah untuk anak jalanan, membina dan membantu mereka dengan apa yang
Islam sarankan untuk solusi kemanusiaannya. KAMMI juga bisa mendirikan TPA di
kampung atau tempat-tempat yang tidak tersentuh dakwah, sehingga kampung yang suram
bisa berubah menjadi cahaya yang penuh keindahan akan nilai dan norma Islam.

Selain itu, kader KAMMI juga harus terjun ke masyarakat umum. baik itu ketika dia
masih aktif di KAMMI maupun ketika dia sudah tidak aktif di KAMMI lagi. Terjunnya kader
KAMMI dan alumni ke masyarakat adalah dengan tujuan membantu masyarkat mencarikan
solusi bagi permasalahan-permasalahan mereka.

Terjunnya kader ke masyarakat bisa dengan aktif di kegiatan-kegiatan masyarakat


sehingga bisa ikut sumbang saran bagi masyarakat atau juga dengan duduk di pos-pos
yang memiliki posisi strategis. Dengan duduknya kader KAMMI di pos-pos tersebut (Mulai
dari RT/RW, kepada desa, Camat, Bupadi, Gubenur, anggota dewan, dinas-dinas terkait,
dan lain sebagainya) diharapkan apa yang didapat oleh para kader dari proses kaderisasi
yang panjang bisa ditularkan kepada masyarakat sehingga visi KAMMI yang ingin
memproduksi pemimpin masa depan bisa terwujud dan juga masyarakat islami yang
selama ini dicita-citakan bisa sedikit demi sedikit menjadi kenyataan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang kita ambil dari pembahasan adalah :

1. Islam adalah agama yang fleksibel namun tetap konprehensif dan integral.
2. Islam telah terbukti bisa menjadi pemecah masalah umat manusia.
3. KAMMI adalah sebuah gerakan yang menawarkan Islam sebagai solusi
kemanusiaan.
4. KAMMI memiliki dua skema besar gerakan. Pertama adalah pressure group, dan
yang kedua adalah balancing power.
5. Kader KAMMI harus bisa menduduki pos-pos strategis pemerintahan.
6. KAMMI telah berusaha sekuat kemampuan untuk meninggikan kalimah yang haq
dan menggagalkan kalimah yang bathil.

B. Saran
1. Tentu dalam makalah ini sangat banyak sekali kekurangan, namun penulis
berharap, dibalik kekurangan dari makalah ini penulis harap masih ada serpihan
yang bisa diambil untuk memperbarui langka strategis KAMMI dalam menawarkan
Islam sebagai solusi.
2. Penulis berharap saran, masukan, dan kritikan dari semua pihak mengenai makalah
ini.
Daftar Pustaka

Al-Ghazali, Abdul Hamid. 2011. Pilar-Pilar Kebangkitan Umat. Jakarta : Al-I’tishom.

Al-Qardhawi, Yusuf. 2007. Fiqih Perbedaan Pendapat Antar Sesama Muslim. Jakarta :
Robbani Press.

Ausop, Asep Zaenal. 2014. Islami Character Building : Membangun Insan Kamil,
Cendekia berakhlak Qurani. Bandung : Salamadani.

Bawazir, Tohir. 2015. Jalan Tengah Demokrasi, Antara Fundamentalisme dan


Sekulerisme. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Iman, R. (n.d.). Meretas Politik Peradaban. Jurnal Muslim Negarawan .


Mitchell , Richard Paul. 2005. Masyarakat Al-Ikhwa Al-Muslimun. Jakarta : Intermedia

Rasyid, Daud. 2001. Islam & Reformasi. Jakarta : Usamah Press

Sudarsono, Amin. 2010. Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta : Media Cendekia.
Biografi Penulis

Nama penulis Hilal Ardiansyah Putra. Biasa dipanggil Hilal. Lahir di Lamongan Jawa
Timur pada 5 Juni 1995. Penulis dilahirkan dari keluarga yang berkultur Muhammadiyah.
Semenjak SMP penulis telah aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, begitu juga ketika
SLTA.

Pada mulanya penulis adalah orang yang alergi untuk keluar kampung atau belajar di
kampung orang. Namun hal tersebut berhasil penulis hilangkan ketika masa SLTA. Sebab
pada saat SLTA penulis harus sekolah di kampung orang, tepatnya di Gresik Jawa Timur.

Di Gresik inilah penulis menemukan kultur baru. Yakni kultur tarbiyah. Meskipun
sekolah penulis adalah sekolah yang sangat anti dengan “tarbiyah”, namun ternyata hal
tersebut malah membuat penulis penasaran dengan kultur tarbiyah tersebut. Hingga
akhirnya penulis bertemu dengan para ustad dan juga murabbi tarbiyah di Gresik dan
seketika itu juga membuat penulis jatuh hati.

Selepas SLTA, penulis mencoba merantau ke Jakarta. Belajar di LIPIA Jakarta. Di


mana, dari kampus ini lah banyak sekali para murabbi yang lahir. Termasuk para murabbi
yang penulis temui di Gresik.

Di kampus ini pula penulis mengenal KAMMI. Sebuah oraganisasi pergerakan yang
penulis lihat sangat berbeda dengan gerakan mahasiswa lainnya. ciri khas pada waktu itu
yang penulis sukai adalah gaya dan model mereka berpakaian.

Lama kelamaan, akhirnya penulis memutuskan untuk ikut pengkaderan di KAMMI.


Dan sedikit demi sedikit menggali lebih dalam lagi tentang KAMMI. Penulis berharap bisa
memberikan hal yang terbaik untuk KAMMI dan penulis berharap KAMMI bisa benar-benar
menebar kebaikan dan solusi Islam. Amin.

Anda mungkin juga menyukai