KMB 2
KMB 2
Nim : P07520120043
Tingkat : 2-B D-III Keperawatan
Dosen Pengampu : Suriani Ginting,S.Kep,Ns,M.Kep.
SOAL :
1. Apa Pengertian Proses Keperawatan ?
Jawab :
Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan
alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien ,terdapat lima
tahap dalam proses keperawatan yang digunakan oleh perawat sampai saat ini yaitu :
Pengkajian,Diagnosa Keperawatan,Intervensi Keperawatan,Implementasi Keperawatan dan
Evaluasi
2. jelaskan setiap tahapan proses keperawatan dan buatkan contoh masing-masing
tahapan!
Jawab :
A. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari
klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997).
CONTOH :
1. Pengkajian
a. Identitas
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku dan gaya hidup.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya
terus menerus, demam, nyeri tekan dan nyeri lepas, abdomen tegang dan kaku.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus-
menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10.
T:Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan
keluhan.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan
Peningkatan frekuensi napas, napas pendek dan dangkal
2. Sistem kardiovaskuler
Takikardi, pucat, hipotensi (tanda syok)
3. Sistem persarafan
Tidak ada gangguan pada sistem persyarafan
4. Sistem perkemihan
Retensio urine akibat tekanan distensi abdomen, anuria/oliguria, jika syok
hipovolemik
5. Sistem pencernaan
Distensi abdomen, muntah, bising usus meningkat, lemah atau tidak ada,
ketidakmampuan defekasi dan flatus.
6. Sistem muskuloskeletal
Kelelahan, kesulitan ambulansi
7. Sistem integumen
Turgor kulit buruk, membran mukosa pecah-pecah (syok)
8. Sistem endokrin
Tidak ada gangguan pada sistem endokrin
9. Sistem reproduksi
Tidak ada gangguan pada sistem reproduksi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan
kesehatan yang lain.
CONTOH :
Implementasi dan Evaluasi mengacu kepada pelaksanaan, penilaian, tahapan, dan perbaikan.
Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994) menetapkan kembali informasi baru yang
diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau
intervensi keperawatan.Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah
keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988).
CONTOH :
10-12-2021
10.00 WIB
Perawatan Demam
a.) Pantau suhu dan tanda-
tanda vital lainnya S : Demam
b.) Monitor warna kulit dan serta nyeri
suhu berkurang
c.) Berikan obat atau cairan IV O:
(misalnya, antipiretik, TTV :
agenantibakteri, dan agen S : 36oC
anti menggil) HR :
d.) Tutup pasien dengan selimut 89x/menit
atau pakaian ringan, RR :
tergantung pada fase demam 25x/menit
( yaitu: memberikan selimut A:
hangat untuk fase dingin, Masalah
menyediakan pakaian atau sebagian
linen tempat tidur untuk teratasi
demam P:
e.) Dorong konsumsi cairan Memantau
f.) Kompres hangat pasien keadaan
pada lipat paha dan aksila. umum pasien
Manajemen Nyeri ( Menganjurka
n pasien
a.) lakukan pengkajian nyeri
banyak
secara komprehensif
minum ,memb
termasuk
eri penkes
lokasi ,karakteristik,durasi,fr
terhadap
ekuensi kualitas dan factor
orang
presipitasi
tua ,menganju
b.) evaluasi control nyeri rkan pasien
tingkatkan istirahat istirahat .
11- 12 – 2021
10.00 WIB
S : Demam
Serta Nyeri
berkurang (-)
O:
TTV :
S : 36oC
HR :
82x/menit
RR :
20x/menit
A:
Masalah
teratasi
P : Memantau
keadaan
umum
3.Buatkan Asuhan Keperawatan Hipertiroid mulai dari pengkajian sampai evaluasi !
Jawab :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
1) Nama Pasien : Tn. A
2) Tempat Tgl Lahir : Yogyakarta, 08-11-1974
3) Umur : 44 tahun
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : STM
7) Pekerjaan : Swasta (bengkel motor di
Banciro)
8) Status Perkawinan : Belum menikah
9) Suku / Bangsa : Jawa
10) Alamat : Gendeng GK 4/322 Gunung
Kidul
Penanggung Jawab / Keluarga
11) Nama : Bp. P
12) Umur : 73 tahun
13) Pendidikan : SMP
14) Pekerjaan : Pensiunan PNS
15) Alamat : Gendeng GK 4/322 Gunung
Kidul
16) Hubungan dengan pasien : Bapak kandung
17) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Klien merasa ada benjolan di leher sebelah kiri.
Pada saat mau operasi di ruang persiapan gelisah,
tidur di brankar sering ganti posisi, Tn A
mengatakan “sedikit cemas”.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS :
Adanya benjolan di leher sebelah kiri kira-kira
3cm, jika menunduk leher terasa kaku dan
mengganjal.
b) Riwayat Kesehatan Pasien ;
Sebelumnya pernah ada benjolan di leher
kanan kurang lebih 7cm dan sudah dilakukan
operasi tanggal 26 Maret 2018. Setelah itu
muncul benjolah di leher kiri.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah operasi benjolan di leher kanan dan
tahun 2009 pernah patah tulang clavicula dan
dioperasi pasang plate. Pasien memakai gigi palsu
3.
3. Kesehatan Fungsional
b) Selama Sakit
Pagi hari sebelum operasi pasien sudah BAB
dengan konsistensi lembek dan BAK 1 kali pada
pagi sebelum operasi tanpa keluhan (warna
jernih, lancar dan tidak ada nyeri).
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos Mentis, agak gelisah
- Status Gizi :
- TB = 168 cm
- BB = 58 Kg
- IMT= 20,5 (normal)
Tanda Vital :
- TD= 120/80 mmHg
- Nadi = 84 x/mnt
- Suhu = 36,2 °C
- RR = 18 x/mnt
b. Head Toe Toe
1. Kulit
Kulit bersih warna sawo matang, tampak baik,
tidak ada sianosis.
1) Kepala
Bentuk mesocephal, bentuk simetris,vtak ada
benjolan, rambut pendek, hitam dan bersih. Mata
ishokor, simetris, visus normal. Telinga simetris
dan bersih.
2) Leher
Ada benjolan di leher kiri, merasa agak menekan
dan mengganjal, tidak terasa nyeri. Ada bekas
luka operasi di leher sebelah kanan.
3) Tengkuk
Tidak ada benjolan
4) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris, retraksi otot normal,
areola dada berwarna gelap dan simetris.
b) Palpasi
Tidak ada benjolan, simetris, tidak ada nyeri tekan.
5) Payudara
a) Inspeksi
Areola dada berwarna gelap dan simetris.
b) Palpasi
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
6) Punggung
Tidak ada nyeri punggung, tidak ada skoliosis dan lordosis.
7) Abdomen
a) Inspeksi
b) Auskultasi
Bisisng usus 18x/menit.
c) Perkusi
Terdengar redup, tidak ada hepatomegali
d) Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
8) Panggul
Tidak ada nyeri panggul
9) Anus dan Rectum
Pasien mengatakan tidak pernah BAB darah
dan tidak ada benjolan di anus.
10) Genetalia
a) Pada Wanita
b) Pada Pria
Pasien mengatakan genetalianya bersih dan
tidak ada sekret yang keluar.
11) Ekstremitas
a) Atas
Mampu menggerakkan tangan secara
mandiri, tidak teraba benjolan dan terpasang
infus RL 20 tts/mnt di lengan kanan. Tidak
ada kelainan bentuk dan fungsi.
b) Bawah
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri
dan tidak teraba benjolan.
B. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS: Pasien mengatakan “saya tidak tahu tentang Kurang terpapar Kurang
prosedur tindakan operasi”. Pasien mengatakan informasi pengetahuan
“saya hanya tahu jika benjolannya akan tentang prosedur
diambil”. operasi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
KEPERAWATAN
4.Jelaskan Menurut versi mu sendiri tentang pengkajian dan pemeriksaan fisik system
endokrin!
Jawab :
Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya sebagian dari
keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien dengan
pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin.
Persiapan Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid.
Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah
endokrin termasuk inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem
muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda vital
yang juga
memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem endokrin. Klien mungkin
duduk setelah melakukan latihan. Refleks hammer digunakan untuk tes refleks tendon bagian
dalam. Utamakan latihan, perawat mengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan teknik
kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik untuk mengkaji hipokalsemia,
tetanus. Komplikasi terhadap kekacauan endokrin termasuk urutan latihan.
Melalui pemeriksaan fisik ada dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu:
1. Kondisi kelenjar endokrin
2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin
Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap
kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes). Secara umum,teknik pemeriksaan fisik
yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah :
- Inspeksi
Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai
dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kesembangan cairan dan
elektrolit , seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.
- Palpasi
Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada
kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan
menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji
ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi.
Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja
namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil
yang lebih baik, dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien
dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-
jari lain ada diatas kelenjar tiroid.
- Auskultasi
Mendengarkan bunyin tertentu dengan bantuan stetoskop dapat
menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah leher,
diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi yang
dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan
normal, bunyi ini tidak terdengar.
- Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid
sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid.
Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada
pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang
dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan, perangsangan
katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.