Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1. Hipertermia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab hipertermia 1. Untuk mengetahui penyebab
proses penyakit di buktikan dengan Keperawatan selama 3x24 jam hipertermia dan menunetukan
DS: - maka diharapkan Suhu tubuh intervensi selanjutnya
DO: - suhu tubuh : 38oC membaik dengan KH: 2. Monitor suhu tubuh 2. Mengevaluasi turun atau meningkatnya
- Kulit teraba hangat - Suhu tubuh kembali suhu tubuh
- Nadi : 105x/m normal (36-370C) 3. Lakukan kompres air 3. Kompres dengan air hangat atau dingin
- Suhu kulit membaik hangat/dingin dapat membantu menurunkan suhu
tubuh yang tinggi.
4. Longgarkan atau lepaskan pakaian 4. Agar mencegah terjadinya
hyperhidrosis/keringat berlebihan
5. Kolaborasi pemberian antipiretik 5. Teknik farmakologi yang digunakan
untuk mengurangi suhu tubuh yang
meningkat
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
2. Hipervolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital perjam 1. Untuk mengetahui keadaan umum
gangguan mekanisme regulasi Keperawatan selama 3x24 jam 2. Periksa tanda dan gejala hypervolemia klien
ditandai dengan maka diharapkan keseimbangan 3. Identifikasi penyebab hypervolemia 2. Untuk mencegah komplikasi lebih
DS: - cairan meningkat dengan KH: 4. Monitor status hemodinamik lanjut dan menentukan intervensi
DO: - edema pada ektermitas - Haluaran urin meningkat 5. Monitor intake dan output cairan selanjutnya
- Oliguria - Edema menurun 6. Monitor jumlah, warna dan berat jenis 3. Untuk mengetahui penyebab
- Hemoglobin 7,0, g/dL, - Tekanan darah membaik urin hypervolemia agar supaya cepat di
Hematocrit 20,2 %, (120/80-130/80 mmHg) 7. Monitor hasil pemeriksaan serum tangani
natrium darah 128 mEq/dL - Membrane mukosa 8. Monitor berat badan 4. Status hemodinamik dapat
membaik 9. Batasi asupan cairan dan garam berpengaruh pada kejadian
10. Tinggikan kepala tempat tidur 30- hypervolemia
40o 5. Untuk mengetahui jumlah balance
cairan pada pasien
6. Urin adalah cairan yang keluar dari
tubuh pasien sehingga perlu untuk di
montor agar dapat mengetahui
output cairan pasien
7. Hasil pemeriksaaan serum dapat
berpengaruh pada hypervolemia
8. Berat badan bertamba tandanya
cairan dalam tubuh semakin banyak
9. Untuk mengurangi cairan yang
masuk dalam tubuh
10. Agar supaya cairan yang
tertimbun dalam darah tidak masuk
pada paru-paru
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
3. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas 1. Untuk mengetahui perubahan pada
berhubungan dengan hambatan Keperawatan selama 3x24 jam frekuensi pernapsan
upaya napas di tandai dengan maka diharapkan pola napas 2.Monitor bunyi napas tambahan 2. Bunyi napas tambahan pertanda bahwa
DS:- membaik dengan KH: ada gangguan di pernapasan
DO: - menggunakan oksigen 2L/m - Frekuensi napas membaik 3. Monitor sputum 3. Untuk mengetahui banyak dan warna
nasal kanul (14-20x/m) sputum
- Respirasi : 27x/m 4.Monitor saturasi oksigen 4. Penurunan saturasi oksigen dapat
- SpO2 : 98% menunjukan perubahan status kesehatan
klien yang dapat mengakibatkan
hipoksia
5. Posisikan semi fowler atau fowler 5. Posisi semi fowler/fowler dapat
membuka jalan napas dan
memaksimalkan ventilasi
6.Lakukan fisioterapi dada 6. Untuk melancarkan atau mengeluarkan
secret dan memperbaiki ventilasi pada
pasien dengan fungsi paru yang
7.Berikan oksigen terganggu
7. Meningkatkan pengiriman oksigen ke
paru untuk menurunkan kerja paru-paru
8. Kolaborasi pemberian terapi 8. Salah satu Teknik farmakologi yg di
farmakologi gunakan untuk
mengurangi/mengencerkan
dahak/sputum
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
4. Kerusakan integritas jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Untuk mengetahui penyebab dari
berhubungan dengan kelebihan Keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit gangguan integritas kulit
volume cairan dibuktikan dengan maka diharapkan integritas kulit 2. Monitor karakteristik luka 2. Untuk melihat dan mengetahui
DS:- meningkat dengan KH: keparahan dari gangguan integritas
DO: Kulit kering dan terkelupas - Kerusakan lapisan kulit kulit
- Hematoma menurun 3. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah 3. Posisi di ubah setiap 2 jam agar supaya
- Terdapat luka di kanan kiri - Kemerahan menurun baring tidak menimbulkan luka tekan di are-
dan kanan klien, Kanan < - Hematoma menurun area yang berisiko tinggi luka tekan
4 cm, kiri < 2 dan tampak - Suhu kulit membaik 4. Gunakan produk berbahan 4. Minyak dapat melembabkan kulit yang
kemerahan - Tekstur membaik petroleum atau minyak pada kulit kering
kering
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
5. Deficit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat kemandirian 1. Untuk mengetahui kemandirian klien
dengan kelemahan di buktikan Keperawatan selama 3x24 jam
dengan maka diharapkan perawatan diri 2. Sediakan keperluan pribadi 2. Untuk dilakukan perawatan diri

DS:- meningkat dengan KH:


DO: - klien tidak mampu - Mempertahankan kebersihan

melakukan perawatn diri diri meningkat 3. Lakukan perawatan diri 3. Agar klien terlihat bersih dan rapih
- Mempertahankan kebersihan
- ADL di bntuh penuh
mulut meningkat
- Klien tirah baring
- Penurunan kesadaran 4. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri 4. Agar klien dan sekitar lingkungan klien
terlihat bersih sertata rapih
(somnolen)
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
6. Risiko infeksi ditandai dengan factor Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Untuk mengetahui tanda dan gejala
infeksi
resiko Keperawatan selama 3x24 jam
- Efek prosedur invasive maka diharapkan tingkat infeksi 2. Berikan perawatan kulit pada luka 2. Agar luka terlihat bersih dan terbebas
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh menurun dengan KH: dari infeksi

primer (kerusakan integritas kulit) - Kebersihan tangan meningkat


- Demam menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah 3. Mencegah terjadinya infeksi
- Terdapat luka di kanan kiri dan
- Kemerahan menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
kanan klien, Kanan < 4 cm, kiri < 2 - Leukosit membaik (4,0-10,0 pasien
- Leukosit 32,4 10^3/dL 10^3/uL)
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian 4. Membantu proses penyembuhan luka dan
antibiotik untuk membunuh kuman yang ada dalam
tubuh
Perencanaan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
7. Resiko luka tekan ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor perubahan kulit 1. Perubahan kulit dapat menimbulkan
factor resiko Keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor suhu kulit yang tertekan luka tekan
- penurunan mobilisasi maka diharapkan integritas kulit 3. Periksa adanya luka tekan 2. Agar selalu menjaga kelembaban kulit
- klien tirah baring meningkat dengan KH: sebelumnya 3. Untuk mengetahui letak luka tekan
- Kulit kerimg - Kerusakan lapisan kulit 4. Gunakan barrier seperti lotion atau sebelumnya dan mencegah luka tekan
- edema menurun bantalan penyerap air yang akan terjadi
- Pigmentasi abnormal 5. Ubah posisi dengan hati-hati setiap 4. Lotion berfungsi untuk memberikan
menurun 1-2 jam kelembaban pada kulit sehingga dapat
- Hematoma menurun 6. Jaga sprai tetap kering, bersih dan mencega terjadinya luka tekan
- Kemerahan menurun tidak ada kerutan/lipatan 5. Posisi di ubah setiap 2 jam agar supaya
7. Berikan bantalan pada titik tekan tidak menimbulkan luka tekan di are-
atau tonjolan tulang area yang berisiko tinggi luka tekan
8. Pastikan asupan makanan yang 6. Untuk mencegah terjadinya luka tekan
cukup terutama protein, vitamin B 7. Sebagai penyangga agar supaya luka
dan C, zat besi dan kalori. tekan tidak mudah terjadi
8. Asupan makanan yang cukup protein
dapat membantu mengatur metabolism
dalam pada tubuh agar supaya luka
tekan tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai