Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
Oleh:
Triani Utami Dilla
190500258
Pembimbing I
apt. Emelda, M.Farm …………….
Tanggal………………..
Pembimbing II
Dr. Muhammad Abdurrahman Munir, S.Farm., M.Sc …………….
Tanggal………………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Ilmi-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
Oleh:
Triani Utami Dilla
190500258
Pembimbing I
apt. Emelda, M.Farm …………….
Tanggal………………..
Pembimbing II
Dr. Muhammad Abdurrahman Munir, S.Farm., M.Sc …………….
Tanggal………………..
Penguji
apt. Didik Yuni Prasetya, M.Farm …………….
Tanggal………………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Ilmi-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas semua nikmat dan karunia yang diberikan
Allah SWT sehingga Proposal dengan judul “optimasi variasi jenis pelarut
terhadap kadar isoflavon rimpang temulawak (Curcuma Xanthorriza)” ini dapat
terselesaikan. Dalam penyusunan Proposal ini, peneliti mendapatkan banyak
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS., Sc.D.,Sp.GK., selaku Rektor Universitas
Alma Ata Yogyakarta.
2. Dr. Yhona Paratmanitya, S.Gz., MPH., RD., selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.
3. apt. Didik Yuni Prasetya, M.Farm., selaku Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan kritik.
4. apt. Emelda, M.Farm., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, dan kritik.
5. Dr. Muhammad Abdurrahman Munir, S.Farm., M.Sc., selaku pembimbing II
yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan kritik.
6. Dosen dan seluruh staf Program Studi Sarjana Farmasi yang telah banyak
mengajarkan ilmu dengan penuh dedikasi, kesabaran, dan keikhlasan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih terdapat
banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga
penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu farmasi.
Yogyakarta, Maret 2023
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................x
INTISARI........................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
E. Keaslian Penelitian........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A. Tinjauan teori................................................................................................9
B. Kerangka Teori...........................................................................................34
C. Kerangka Konsep........................................................................................35
D. Hipotesis......................................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................36
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................36
C. Sampel Penelitian........................................................................................36
D. Variabel Penelitian......................................................................................37
E. Definisi Operasional...................................................................................38
F. Instrumen Penelitian...................................................................................39
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................39
H. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................44
v
I. Ethical Clearance (EC) atau Kelayakan Etik.............................................45
J. Rencana Jalannya Penelitian.......................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................48
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rumus
perhitungan……………………………………………….....53
ix
DAFTAR SINGKATAN
UV : Ultraviolet
HPLC : High Performance Liquid Chromatography
KLT : Kromatograf lapis tipis
x
OPTIMASI VARIASI JENIS PELARUT TERHADAP KADAR ISOFLAVON
RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRIZA)
INTISARI
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didapatkan dari akar. Satu rimpang induk biasanya menghasilkan 3-4 rimpang.
Kandungan dari tanaman ini dapat ampuh mengatasi berbagai macam penyakit
biasa diracik menjadi ramuan herbal dan banyak memiliki kandungan yang
memberi manfaat baik bagi tubuh (24). Beberapa kandungan seperti protein,
membuat temulawak menjadi salah satu yang spesial saat dimanfaatkan untuk
memberi efek baik bagi tubuh (24). Manfaat dari kandungan tersebut
radikal
1
2
bebas pada oksidasi lipid (29). Kemudian, isoflavon juga dapat menurunkan
yang berbeda untuk melarutkan komponen aktif dalam bahan (9). Pelarut yang
temulawak (30).
jenis pelarut yang akan digunakan seperti penggunaan etanol, aseton dan
heksana (30). Dari latar belakang diatas, optimasi variasi jenis pelarut yang
3
atau takaran isoflavon pada tanaman tersebut serta lebih lanjut sediaan obat
yang berbasis herbal dapat digunakan dengan aman sehingga peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
rimpang temulawak?
(Curcuma Xanthorriza)?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti selanjutnya
3. Bagi masyarakat
(Curcuma Xanthorriza).
E. Keaslian Penelitian
5
No Citasi Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
mengandung alkaloid,
saponin, flavonoid
(isoflavon), tannin,
kuinon, dan steroid.
Dengan mengoptimasi
konsentrasi pelarut yang
akan digunakan, kadar
isoflavon pada rimpang
temulawak yang sesuai
dapat ditetapkan dan
seterusnya manfaat
kesehatan bagi tubuh
dapat ditingkatkan
melalui konsumsi
rimpang temulawak.
2 9 Efektivitas Ekstrak True eksperimental Hasil uji Kruskal Wallis Desain yakni Hasil penelitian
Etanol Rimpang dengan posttest menunjukan pada eksperiment dan menunjukkan bahwa
Temulawak only control group pengukuran di 1 jam melakukan uji kematian larva 100%
(Curcuma design sampai 7 jam terdapat terhadap rimpang lebih cepat pada
Xanthorrhiza perbedaan secara temulawak konsentrasi 3% yaitu
Roxb) signifikan (<0,05) rerata setelah 2 jam
kematian larva antar pengukuran.
kelompok perlakuan
ekstrak etanol rimpang.
Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut
untuk mengembangkan
ekstrak etanol rimpang
temulawak yang aman
dan layak pakai namun
6
No Citasi Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
tidak menghilangkan
senyawa yang ada pada
ekstrak etanol rimpang
temulawak.
3 2 Skrining Fitokimia Metode diskriptif Ekstrak temulawak Menilai hasil uji Ekstrak temulawak
pada Ekstrak dengan cara menghasilkan rendemen fitokimia pada positif mengandung tanin
Etanol Temulawak pengamatan sebesar 5%. Ekstrak rimpang temulawak dan flavonoid, sedangkan
(Curcumin temulawak diuji untuk pada pengujian alkaloid,
Xanthorriza Roxb) menguji flavonoid, saponin dan steroid
alkaloid, saponin, tanin, menunjukkan bahwa
dan steroid serta negatif.
kurkumin di dalam
temulawak. Ekstrak
temulawak mengandung
kurkumin.
4 38 Uji Efek Ekstrak Penelitian ini Hasil yang diperoleh Menguji rimpang Data yang diperoleh dari
Etanol Rimpang merupakan menunjukkan bahwa temulawak uji LSD menunjukkan
Temulawak penelitian ekstrak etanol rimpang menggunakan nilai signifikan kelompok
(Curcuma eksperimental temulawak dapat etanol dosis 50 mg/kgBB dan
Xanthorrhiza dengan rancangan menurunkan kadar asam kelompok dosis 200
Roxb.) terhadap pre test and post urat secara signifikan. mg/kgBB (p0,05),
Penurunan Kadar test control group Pemberian ekstrak etanol menunjukkan tidak ada
Asam Urat Tikus design rimpang temulawak perbedaan yang
Wistar yang mampu menurunkan signifikan antar
Diinduksi kadar asam urat dengan kelompok.
Potasium Oksonat persentase penurunan
Secara In Vivo kadar asam urat secara
berturut-turut sebesar
19.53%, 28.80%, dan
43.04% dan ekstrak
7
No Citasi Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
etanol rimpang
temulawak dengan dosis
200 mg/kgBB memiliki
kemampuan paling
optimal dalam
menurunkan kadar asam
urat dibandingkan
dengan dosis 50
mg/kgBB dan 100
mg/kgBB.
5 39 Uji Efek Eksperiment yang Hasil penelitian Menguji rimpang Tidak terdapat perbedaan
Antipiretik Ekstrak dibagi menjadi 5 menunjukkan bahwa temulawak pada hasil uji dimana
Etanol Rimpang kelompok kandungan kimia yang menggunakan tikus setiap kelompok
Temulawak perlakuan yaitu, ada di dalam ekstrak putih jantan menunjukan gejala akibat
(Curcuma kontrol negatif etanol rimpang penggunaan CMC Na
Zanthorriza) ada (CMC Na), temulawak yang dan
Tikus Putih Jantan Kontrol positif memiliki efek antipiretik Paracetamol
yang Diinduksi (Paracetamol), dan yaitu senyawa flavanoid,
Ragi, Stikes kelompok minyak atsiri, alkaloid.
Nasional perlakuan ektrak Hasil pengukuran
Surakarta. etanol rimpang penurunan suhu tubuh
temulawak menunjukkan ekstrak
etanol rimpang
temulawak memiliki efek
antipiretik yang paling
efektif yaitu dosis 400ml
dibandingkan dengan
kontrol negatif CMC Na.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Temulawak
a. Pengertian temulawak
langsung keluar dari rimpang dan ber warna merah, kelopak hijau muda,
ditemukan (17).
9
10
b. Morfologi temulawak
berikut (6):
1. Morfologi akar
bercabang kuat serta berwarna hijau gelap. Jenis akar ini dapat tumbuh
beraturan.
2. Morfologi batang
yang dapat mencapai 2 sampai 2,5 meter. Dalam satu rumpun tanaman
tanaman anakan.
3. Morfologi daun
4. Morfologi bunga
11
atau dari samping batang setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga
c. Rimpang temulawak
seperti telur dengan warna kulit cokelat kemerahan atau kuning tua,
sedangkan warna daging rimpang oranye tua atau kuning. Rimpang ini
kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), sellulosa dan
alami dan aman digunakan untuk pewarna makanan maupun tekstil (4).
12
1) Pati
2) Kurkuminoid
sebagai antioksidan.
3) Flavonoid
13
karbon (C6-C3-C6).
4) Minyak atsiri
rematik.
2. Isoflavon
Isoflavon adalah bagian dari fitoestrogen yang secara alami terdapat pada
seksual dan reproduksi, terutama pada wanita (7). Senyawa isoflavon dalam
a. Kelarutan isoflavon
kimia senyawa fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan
(9).
b. Struktur isoflavon
senyawa polifenolik (2). Stuktur kimia dasar dari isoflavon hampir sama
3. Analisis isoflavon
a. Spektrofotometri
1) Pengertian spektrofotometri
sinar oleh spese kimia tertentu didaerah ultra violet dan sinar tampak
valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi.
energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan ultraviolet maka akan
elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang
konsentrasi yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat
diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya
masuk atau melalui sebuah media yang merupakan larutan, maka ada
tiga hasil yang bisa dilihat. Pertama, sebagian cahaya akan diserap.
kimia apapun.
konsentrasi.
4) Peralatan spektrofotometri
diabsorpsi (10).
a) Sumber-sumber lampu
b) Monokromotor
penguraian.
c) Kuvet (sel)
tembus cahaya pada daerah ini. Kuvet tampak dan ultraviolet yang
d) Detektor
1) Pengertian HPLC
disetiap farmasi pasti ada unit HPLC yang digunakan untuk menguji
kadar bahan baku dan produk jadi. HPLC merupakan tipe kromatografi
berguna untuk menentukkan kadar dan zat terikat pada obat (3).
konstituen senyawa. Hal ini adalah cara ideal untuk pemisahan dan
jumlahnya (28).
larutan. Tingkat adsorbs tergantung pada afinitas dari fase diam dan
4) Komponen HPLC
22
ml/menit.
b) Pompa
pompa yang terbuat dari bahan inert yang umum digunakan gelas,
1. Pompa reciprocating
viskositas pelarut.
2. Pompa displacement
3. Pompa pneumatic
c) Injektor
penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon
atau eksternal. Ada dua model umum, yaitu stopped flow (fase
1. Stop flow
tidak dipengaruhi.
2. Septum
penyumbatan.
3. Valve
d) Kolom
1. Kolom analitik
cm.
2. Kolom preparative
cm.
e) Detektor
spektrometri massa.
f) Integrator
g) Rekorder
pada:
4. Temperatur kolom.
5) Klasifikasi HPLC
fase diam lebih polar daripada fase gerak atau fase terbalik, jika fase
diam kurang polar dibanding dengan fase gerak. Sehingga HPLC dapat
sebagai berikut:
sampel. Fase normal adalah fase diam lebih polar daripada fase
asetonitril.
Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan,
b) Fase HPLC
a) Waktu retensi
b) Faktor kapasitas
yang tidak dipengaruhi oleh laju alir dan panjang kolom. Idealnya,
suatu analit yang sama jika diukur pada dua instrumen berbeda
dengan ukuran kolom yang berbeda namun memiliki fase diam dan
fase gerak yang sama, maka nilai faktor kapasitas dari analit pada
faktor kapasitas yang disukai berada antara 1 hingga 10. Jika nilai
untuk mencapai nilai k tidak terlalu kecil atau terlalu besar. Tujuan
30
d) Resolusi
e) Selektivitas
f) Faktor tailing
dengan persamaan.
4. Ekstraksi
besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar yaitu:
b. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk
fase ekstrak.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat
aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
proses ekstraksi yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi kriteria
antara ekstrak dan rafinat lebih besar, pelarut dan larutan yang akan
diekstraksi harus tidak mudah campur, tidak mudah bereaksi dengan zat yang
akan diekstraksi, tidak merusak alat secara korosi, tidak mudah terbakar, tidak
a. Konsentrasi pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair
atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan (20). Pelarut paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga
juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah
non polar. Senyawa polar memiliki momen dipol lebih besar dari nol,
sedangkan senyawa non polar memiliki momen dipol sama dengan nol.
air. Sedangkan, senyawa non polar hanya dapat larut pada pelarut non
dengan berat simplisia sebagai bahan baku (19). Semakin tinggi nilai
gambar 3 berikut:
B. Kerangka Teori
Ekstraksi
Pemilihan pelarut
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
rimpang temulawak.
perendaman bahan dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang
akan diambil dengan pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan
C. Sampel Penelitian
1. Sampel
37
38
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
(Curcuma Xanthorriza).
2. Variabel terikat
Variabel terikat yang terdapat pada penelitian ini yakni kadar isoflavon.
3. Variabel terkendali
39
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (35). Instrumen
1. Alat
timbangan analitik (gram), mikropipet, kertas saring, cawan aluminium, pipet ukur,
pipet tetes, corong, pinset, sheating mantle, alumunium foil, pisau, loyang, label,
2. Bahan
pereaksi meyer, magnesium, FeCl3, silicia gel 254, genistein, A1C13, dan etil asetat
5%.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek atau objek dan
proses pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (20). Pada
Pasar Bringharjo.
1. Ekstraksi
perendaman, pelarut yang digunakan adalah etanol, aseton dan heksana dengan
ditambahkan larutan etanol sebanyak 1.250 liter disertai pengadukan selama 24 jam
didapatkan cairan 1 dan 2 lalu dicampurkan. Ketika proses maserasi selesai, filtrat
atau hasil ekstraksi akan diuap menggunakan evaporator dan hasil akhirnya
ditotolkan pada plat KLT. Jarak totolan 1,5 cm. plat kemudian dielusi pada
41
Rancangan totolan analisis KLT yang dapat dilihat pada gambar 6:
a. Spektrofotometri UV
pengenceran larutan standar induk 1000 ppm dengan pipet sebanyak 2,5 ml
M1 x V1 = M2 x V2
500 ppm x 5 ml
V1 = = 2,5 ml
1000 ppm
42
2. Konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 ppm pengenceran 500 ppm
M1 x V2 = M2 x V2
10 ppm x 5 ml
V1= = 0,1 ml
500 ppm
b) larutan standar 20 ppm
M1 x V2 = M2 x V2
20 ppm x 5 ml
V1= = 0,2 ml
500 ppm
c) larutan standar 1ppm
M1 x V2 = M2 x V2
10 ppm x 5 ml
V1= 500 ppm = 0,2 ml
d) larutan standar 40 ppm
M1 x V2 = M2 x V2
40 ppm x 5 ml
V1= = 0,4 ml
500 ppm
e) larutan standar 50 ppm
M1 x V2 = M2 x V2
50 ppm x 5 ml
V1= = 0,5 ml
500 ppm
43
3) Penentuan panjang gelombang maksimum
kuaterner yang dapat diprogram untuk gradien, ruang kolom yang dikontrol
× 4,0 mm, 10 m) dipasang dengan kolom pelindung yang sesuai. Fase gerak
adalah campuran gradien asam asetat dalam kadar air HPLC (10:90) (pelarut
A) dan asetonitril (pelarut B). Alirannya berupa 0,8 mL/menit pada 300C.
dalam 8 menit; 30% A dan 70% B dalam 12 menit dan 77% A dan 23% B.
Data tersebut dikumpulkan pada panjang gelombang 260 nm. Setiap ekstrak
dan lima larutan setiap standar (Etanol, Heksana, Aseton) disuntikkan tiga
44
kali. Puncak genistein diidentifikasi dengan membandingkan waktu retensi
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data secara
1. Analisis data
a. Analisis kualitatif Hasil totolan pada plat silica dianalisis secara deskriptif
dengan melihat hasil elusi. Kemudian dihitung nilai Rf dengan rumus seperti
b. Analisis kuantitatif
1). Spektrofotometri UV
2). HPLC
Hasil pemisahan senyawa ditentukan dengan fase selektivitas pada sistem
HPLC. Fase ini akan memisahkan senyawa yang berbeda pada sediaan uji.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan etika dan prosedur penelitian yang telah
ditetapkan dalam ethical clearance dengan nomor xxxxxxx yang didapatkan dari
Komisi Etik Penelitian Universitas Alma Ata. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan
1. Tahap perencanaan
dan pembimbing II yakni optimasi variasi jenis pelarut terhadap kadar isoflavon
c. Melakukan bimbingan dan revisi atau perbaikan isi serta materi yang ada dalam
penelitian.
g. Melakukan revisi atau perbaikan proposal sesuai dengan masukan tim penguji
dan pembimbing.
46
h. Mengajukan permohonan izin penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan
Maret 2023.
2. Tahap pelaksanaan
3.Tahap akhir
e. Mengadakan seminar.
47
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Afira, H., P. (2017). Uji Kadar Antosianin pada Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.) dengan Pelarut Etanol dan Metode Maserasi Menggunakan
Spektrofotometri Visble. http://eprints.undip.ac.id/58526/5/BAB_II.pdf.
Diakses pada tanggal 14 November 2022
2. Aisyah, K, P., & Putri (2018). Skrining fitokimia pada ekstrak etanol
temulawak (curcumin xanthorriza roxb).
http://eprintslib.ummgl.ac.id/1821/1/15.0602.0012_bab%20i_bab%20ii_bab
%20iii_bab%20v_daftar%20pustaka.pdf. Diakses pada tanggal 11 November
2022
3. Annissa, S., Musfiroh, I., & Indriati, L. (2020). Perbandingan Metode Analisis
Instrumen: HPLC dan UHPLC: Article Review.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1452135&val=1386&title=perbandingan%20metode%20analisis
%20instrumen%20hplc%20dan%20uhplc%20%20article%20review. Diakses
pada tanggal 15 November 2022
4. Darsini & Aryani, H., P. (2022). Potensi Herbal Indonesia Sebagai
Imunomodulator Booster Selama Pandemi Covid-19. http://e-
journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jk/article/download/158/149. Diakses
pada tanggal 13 November 2022
5. Devi, M., A., V. (2017). Isolasi Minyak Atsiri Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) pada Distilasi Uap Air Menggunakan Na2SO4
Sebagai Bahan Pemisah. Eprints.undip.ac.id/60182/4/BAB_II.pdf. Diakses
pada tanggal 13 November 2022
6. Farida & Rohaeni, N. (2020). Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan Berbagai Media Tanam.
https://repositori.stiperkutim.ac.id/id.eprint/39/1/temulawak%20ok.pdf.
Diakses pada tanggal 13 November 2022
7. Fauzia, N., P. (2018). Hubungan Konsumsi Bahan Makanan Sumber Isoflavon
dan Serat dengan Keluhan Menopause pada Wanita Menopause di Kelurahan
Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/2738/4/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 13
November 2022
8. Fitriasari, U. (2015). Uji Efektivitas Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit Putih
(Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) terhadap Penurunan pada Kadar
Kolesterol Mencit. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/10595/1/skripsi
%20ulfah%20fitriasari.pdf. Diakses pada tanggal 5 November 2022
9. Fahruz, Z. (2022). Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza Roxb) terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti di Laboratorium
Balai. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/12105/1/Jurnal%20asli%20fahruz
%20zaini.pdf. Diakses pada tanggal 9 November 2022
10. Gustiarani, M., L. (2017). Uji Kadar Betasianin pada Buah Bit (Beta Vulgaris
L) dengan Pelarut Etanol Menggunakan Spektrofotometri Visible.
49
https://ojs.serambimekkah.ac.id/sjat/article/download/5175/3894. Diakses
pada tanggal 8 Januari 2023
37. Ulaen, S, P, J., & Banne, Y. (2012). Pembuatan Salep Anti Jerawat dari
Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jif/article/download/275/244.
Diakses pada tanggal 5 November 2022
38. Megawati & Yuliana (2019). Uji Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus
Wistar yang diinduksi potasium oksonat secara in vivo.
doi: https://doi.org/10.31596/cjp.v3i2.57. Diakses pada tanggal 8 Januari 2023
39. Putri & Priskita (2021). Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak (Curcuma Zanthorriza) ada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi
Ragi, Stikes Nasional Surakarta. http://librepo.stikesnas.ac.id/616/. Diakses
pada tanggal 8 Januari 2023
40. Istiani Y, Handajani Sri, Pangastuti A. 2205-article text-2798-1-10-20171231.
Biofarmasi. 2015;13(2):50-8.
41. Fawwaz M, Natalisnawati A, Baits M. Kadar Isoflavon Aglikon pada Ekstrak
Susu Kedelai dan Tempe.
52
1. Rumus menghitung RF
Jarak pergerakan noda
RF x 100 %
Jarak pergerakan eluen
2. Rumus menghitung kadar air
Berat awal sampel − berat sampel kering konstan
Kadar air
Berat awal sampel
3. Preparasi larutan standar
5 mg
x 100 mg/ L=1000 mg / L
5 ml
4. Pembuatan larutan HCl 2 N
p = 1,19 g/ml
% = 37%
BM = 36,46 g/mol
N = 1 (jumlah mol ion H+)
Normalitas HCl = n x molaritas HCl
p x % x 10
1x
BM HCl
1,19 x 37 %x10
1x
36,46 g /mol
12,07 mol/ml (N)
N1 x V1 = N2 x V2
12,07 N x V1 = N2 x 100 ml
V1 =16,57 ml=16,5 ml
5. Pembuatan larutan HCl 1 N
N1 x V1 = N2 x V2
12,07 N x V1 = 1 N x 100 ml
V1 = 0,08 ml
6. Pembuatan larutan HCl 2%
M1 x V1 = M2 x V2
37% x V1 = 2% x 10 ml
V1 = 0,54 ml = 0,5 ml
53