Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PROGRAM

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR HIV - AIDS

UPT PUSKESMAS MANCAK

Jln. Raya Mancak Desa Labuan Kecamatan


(085946457130)
Email : pkmmancak@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada beberapa tahun terakhir telah tercatat kemajuan dari pelaksanaan


program pengendalian HIV di Indonesia. Berbagai layanan HIV telah
berkembang dan jumlah orang yang memanfaatkannya juga telah
berkembang dengan pesat. Namun demikian kemajuan yang terjadi belum
merata di semua provinsi baik dari segi efektifitas maupun kualitas.
Jangkauan dan kepatuhan masih merupakan tantangan besar terutama di
daerah yang jauh dan tidak mudah dicapai.
Pada tahun 2016 dilaporkan 41.250 kasus HIV bariu dan sampai maret
2017 dilaporkan 10.376 kasus HIV baru, secara kumulatif telah teridentifikasi
242.699 orangyang terinfeksi HIV. Jumlah layanan yang ada hingga maret
2017 meliputi 3.450 layanan KTHIV dan konseling yang diprakarsai oleh
petugas kesehatan, 705 layanan perawatan, dukungan dan pengobatan
(PDP) yang aktif melaksanakan pengobatan ARV, 90 layanan PTRM, 1.689
layanan IMS, dan 252 layanan PPIA.
Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan berbagai pihak telah
mengembangkan model layanan HIV – PIMS komprehensif dan
berkesinambungan (LKB) untuk memastikan terselenggaranya layanan
komprehensif yang terdesentralisasi dan terintegrasi dalam sistem yang ada
hingga ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kebijakan
pengendalian HIV – AIDS mengacu pada kebijakan global Getting to Zeroes,
yaitu :
1. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV – AIDS.
2. menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan
yang berkaitan dengan HIV – AIDS.
3. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
Kebijakan tersebut diatas akan sulit dcapai bila cakupan penemuan
kasus dan akses pemberian pengobatan masih rendah.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 1


Atas dasar hal tersebut diatas, maka dipandang sangat penting untuk
adanya Pedoman Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
HIV-AIDS sebagai acuan penyelenggaraan program yang berkesinambungan
sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat, berdaya guna
dan berhasil guna.

B. TUJUAN PEDOMAN

Tersedianya acuan bagi pengelola program P2PM HIV - AIDS UPT


Puskesmas Mancak untuk dapat menyelenggarakan program P2PM HIV -
AIDS secara optimal dan berkeinambungan

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup pedoman ini meliputi tujuan dan strategi kegiatan,


konsep dasar program HIV AIDS, pengorganisasian Tim Pencegahan dan
Pengendalian HIV - AIDS, pemantauan, penilaian dan pembinaan serta
peran pemangku kepentingan.

D. BATASAN OPERASIONAL

Seperti diketahui infeksi HIV merupakan penyakit kronis yang dapat


dikendalikan dengan pemberian obat ARV seumur hidup. Oleh karena itu
diperlukan layanan yang mudah dijangkau untuk menjaga
ketersinambungan perawatan dan pengobatan pasien. Ketersediaan
layanan perlu diperluas hingga ke tingkat Puskesmas atau Puskesmas
Pembantu, bahkan Polindes/Poskesdes terutama untuk daerah dengan
beban HIV yang besar.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular HIV – AIDS adalah
segala upya yang meliputi pelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif
dan rehabilitatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, angka
kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit HIV – AIDS

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 2


dan IMS agar tidak meluas ke daerah lain serta mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkannya.
Upaya pencegahan dan Pengendalian HIV – AIDS ini bertujuan
untuk menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru, menurunkan
hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang
berkaitan dengan ADIS, meniadakan diskriminasi terhadap ODHA,
meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan mengurangi dampak sosial
ekonomi dari penyakit HIV – AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentnag Praktik Kedokteran.


2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentnag Narkotika.
4. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor Pecandu Narkotika.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1116/Menkes/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2013 Tentang Penanggulangan HIV – AIDS
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
10. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang
Penanggulangan HIV – AIDS.
11. Peraturan Bupati Serang Nomr 28 Tahun 2022 Tentang RKPD
Kabupaten Serang.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam pengelolaan HIV dan AIDS ini Puskesmas membutuhkan tim


yang terdiri dari perawat, bidan, dokter, psikolog, analis kesehatan dan
tenaga konselor yang sudah terlatih untuk melakukan konseling HIV.
Sumber Daya Manusia dalam penanggulangan HIV dan AIDS meliputi
tenaga – tenaga dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, dan tenaga –
tenaga monitoring evaluasi di semua tingkat dan di setiap lembaga
pemangku kepentingan.

B. DISTIRBUSI KETENAGAAN

1. KEBUTHAN SDM TINGKAT LAPANGAN


a. Peer Education
b. Petugas Penjangkau
c. Supervisor Program Lapangan
d. Manajer Program di tingkat lapangan

2. KEBUTUHAN SDM TINGKAT LAYANAN


a. Petugas Konselor
b. dokter Umum
c. Petugas Laboratorium
d. Petugas Administrasi
e. Ahli Gizi
f. Bidan

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 4


C. JADWAL KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan Program Pencegahan dan


Pengendalian HIV – AIDS UPT Puskesmas Mancak disusun dan disepakati
bersama dengan pihak terkait baik itu lintas program maupun lintas
sektoral.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Denah ruangan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :


1. Ruangan yang dibutuhkan harus nyaman dan menjamin privasi pasien
dengan luas ruangan minimal 3 x 4 meter.
2. Ruangan mudah dijangkau dan ada informasi yang jelas tentang tata
letak ruangan.
3. Ada fasilitas sebagai tempat untuk konsultasi (meja, kursi, dan alat
bantu konseling).

B. STANDAR FASILITAS

Tabel 3. 1 Peralatan dan Bahan Habis Pakai Program P2PM HIV – AIDS

NO NAMA PERALATAN NAMA BAHAN HABIS PAKAI


1 Mikroskop Binokuler Object Glas
2 Rotator Cover Glass
3 Centrifuge Nacl 0,9%
4 Mikropipet 5 – 50 ul KOH 10%
5 Spekulum Methylen Blue 0,3%
6 Anoskopi pH Papper Skala 3,8 – 5,4
7 Bed Ginekologi Kapas Aplikator Steril
8 Lampu Periksa Sarung Tangan
9 Tromol Set Immersion Oil
10 Sterilisator Methylated Spirit/Spirtus
Lemari pendingin dengan Kertas Lensa
11
thermometer
12 Rak Pewarnaan Syringe 10ml
13 Slide Box Needle 18 G

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 6


14 Oksigen Set Spuit Insulin 1 ml
15 Lampu Spirtus Flash back Vacutainer Needle
16 Torniquet Alcohol Swab
17 Holder Pronto Hydrochloride 1%
18 Cool Box Container

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 7


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Sesi KIE Kelompok


(pilihan)
Alasan menawarkan tes HIV dan konseling
Keuntungan dari aspek klinis dan pencegahan
Layanan yang tersedia baik bagi yang hasilnya negatif maupun yang positif
termasuk terapi antiretroviral
Informasi tentang konfidensialitas
Informasi tentang hak untuk menolak menjalan tes HIV tanpa mempengaruhi akses
pasien pada layanan yang dibutuhkan
Informasi perlunya untuk mengungkapkan status HIV kepada orang lain yang
dipercaya atau keluarga
Kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada petugas kesehatan

Tatap muka dengan petugas secara individual untuk mendapatkan layanan yang
dibutuhkan mengenai Informasi HIV, informasi pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium termasuk tes HIV

Klien memberikan persetujuan Klien menolak untuk tes HIV


untuk tes HIV

Ambil darah untuk Petugas mengulang tawaran tes HIV dan


pemeriksaan lab Tes cepat HIV memberikan informasi HIV pada
bersama dengan pemeriksaan lain kunjungan berikutnya atau merujuk ke
konselor bila telah berulang kali menolak
untuk: mendapatkan konseling pra tes
Petugas memberikan hasil tes HIV lebih lanjut
Secara individual

Pasien dengan pemeriksaan positif :


Petugas menyampaikan hasil tes Petugas menyampaikan hasil tes HIV
HIV negatif positif
Berikan pesan pencegahan secara Berikan dukungan kepada pasien
singkat Informasi pentingnya perawatan dan
rujuk ke konselor terlatih bila pengobatan
diperlukan Tentukan stadium klinis
Anjurkan pasangan untuk Skrining TB dengan menanyakan 3 gejala
menjalani pemeriksaan HIV juga dan 2 tanda
Lakukan pemeriksaan CD4 ditempat atau
diruju
Siapkan pasien untuk pengobatan ARV
Anjurkan pasangan untuk menjalani
pemeriksaan HIV
Rujuk ke konselor terlatih untuk konseling
pencegahan dan konseling lanjutan
PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 8
BAB V
LOGISTIK

Siklus pengelolaan logistik program dan perbekalan kesehatan secara


umum terdiri dari perencanaan dan perkiraan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan.

A. PERENCANAAN PERKIRAAN KEBUTUHAN

1. Petugas pengelola program dan farmasi puskesmas melakukan


perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan lainnya.
2. Perhitungan kebutuhan logistik mengikuti panduan dari masing –
masing kegiatan layanan.
3. Perencanaan dari pusat, berdasarkan permintaan dan laporan dari
bawah.
4. Perencanaan kebutuhan selain obat ARV dan Metadona dilakukan
berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas
Kesehatan Provinsi, sampai ke Kemeterian Kesehatan RI.
5. Kebutuhan logistik yang direncanakan mengacu pada logistik yang
sudah teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI.

B. PENGADAAN

1. Mengikuti kebijakan/peraturan daerah dan kondisi setempat. Petugas


pengelola program dan farmasi puskesmas melaksanakan pengadaan
kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan lainnya.
2. Pengadaan obat ARV dan Metadona secara Nasional dilaksanakan
oleh Kementerian Kesehatan RI.
3. Jenis obat dan perbekalan kesehatan lainnya harus yang sudah
teregistrasi di Kemeterian Kesehatan RI.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 9


C. PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN BARANG

1. Menerima barang hasil dari proses pengadaan atau kiriman dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau untuk obat ARV yang didapat dari
rumah sakit rujukan.
2. Untuk barang yang berasal dari pengadaan, proses penerimaan
mengikuti prosedur pengadaan (ada tim penerima barang dan Berita
Acara Penerimaan Barang).
3. Melakukan konfirmasi penerimaan barang kepada pihak pengirim
segera setelah barang diterima secara tertulis.
4. Mendokumentasikan dokumen penerimaan barang dengan baik.
5. Melakukan pencatatan dan kontrol keluar masuk barang.
6. Memisahkan lokasi penyimpanan untuk produk yang baik dan yang
rusak atau sudah kadaluwarsa.
7. Menyimpan dan mengelola barang ditempat dengan cara yang
ditetapkan.
8. Memastikan tempat penyimpanan memenuhi syarat untuk menyimpan
obat dan reagen.
9. Melakukan pemeriksaan fisik barang yang disimpan secara berkala
untuk menjamin akurasi stok dan melihat mutu barang.
10. Memantau dan melakukan analisis kecukupan stok untuk kebutuhan
yang ada dengan memastikan bahwa permintaan dibuat dan dilaporkan
secara rutin dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
11. Memastikan akurasi data permintaan yang dibuat dengan actual fisik
barang yang disimpan di tempat penyimpan

D. MANAJEMEN PEMBERIAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

1. Memastikan obat dan reagen yang akan digunakan untuk pasien belum
kadaluwarsa.
2. Memberikan obat ke pasien sesuai dengan resep dokter dan disertai
dengan konseling kepatuhan pengobatan.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 10


3. Memastikan bahwa obat ARV yang diterima pasien dapat memenuhi
kebutuhan selama 1 bulan, kecuali pada kondisi tertentu .
4. Pemberian obat ke pasien menggunakan prinsip FEFO dan FIFO.
5. Selalu mengacu pada nama generik obat karena sumber pengadaan
yang berbeda memungkinkan perbedaan nama merek dagang.
6. Menjunjung prinsip penggunaan obat secara rasional.
7. Mencatat register pemberian obat dan mendata jumlah keluar produk.

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN LOGISTIK

1. Pencatatan logistik dilakukan dari proses penerimaan, penyimpanan


dan pengeluaran obat serta reagen di puskesmas.
2. Pencatatan logistik dilakukan untuk tiap jenis alat dan bahan termasuk
obat yang dimasukkan kedalam kartu stok.
3. Pencatatan logistik dilakukan secara rutin, setiap terjadi transaksi atau
setiap terjadi perubahan dilakukan di format atau formulir yang standar.
4. Pelaporan logistik terdiri dari Laporan Bulanan Perawatan HIV/AIDS
(LBPHA) dan Laporan Triwulan Alat dan Bahan.
5. LBPHA dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 1 bulan
berikutnya.
6. Laporan Triwulan Alat dan Bahan ditujukan ke Dinas Kesehatan
Kab/Kota dan diterima paling lambat tanggal 5 setiap 3 bulan.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 11


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segara kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 12


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi saat pelaksanaan kegiatan.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 13


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara mandiri


kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian HIV – AIDS di Puskesmas
dengan langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan kegiatan program pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS
dan PIMS yang akan dipantau dan dievaluasi pada wilayah kerja
FKTP/puskesmas.
2. Menentukan populasi sasaran.
3. Menentukan target kegiatan layanan.
4. Mengidentifikasi sumber informasi yang dibutuhkan untuk
5. melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan layanan HIV-AIDS dan IMS.
6. Melakukan analisis data dilanjutkan membuat pertemuan untuk
mendiskusikan hasil analisis sederhana serta rencanakan untuk perbaikan
pelayananan setiap bulannya. Integrasikan kegiatan ini sebagai bagian
sistem kontrol kualitas layanan FKTP.
7. Mendiskusikan hasil analisis dan rencana perbaikan kegiatan layanan antar
unit di dalam puskesmas.
8. Diseminasikan hasil tersebut kepada pemangku wilayah setempat, misal
Camat, Lurah atau Kepala Desa guna mendapatkan dukungan untuk
perbaikan kegiatan layanan yang menyeluruh di wilayah puskesmas.
9. Melaporkan hasil dari pelaksanaan semua kegiatan monitoring dan evaluasi
kepada Dinas Kesehatan Kab/kota.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 14


BAB IX
PENUTUP

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular HIV – AIDS


tidak cukup hanya dilaksanakan oleh jajaran kesehatan saja, namun harus
pula melibatkan sektor lain dalam masyarakat atau komunitas terutama
populasi kunci. Pelibatan Ini mulai dari upaya pencegahan di masyarakat
hingga perawatan, dukungan dan pengobatan, sehingga program
pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular HIV – AIDS tersebut
merupakan upaya kesehatan masyarakat dan juga sekaligus upaya
kesehatan perorangan.

PEDOMAN PROGRAM P2PM HIV - AIDS Page 15

Anda mungkin juga menyukai