Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FARMASETIKA II
SEDIAAN TETES TELINGA

Disusun Oleh Kelompok II

Linda Dionita Syarifudin (224111125) Trezna A.Z Giri (224111138)


Maria Angelina Inya Kaka (224111126) Trocyen Alizar Bessie (224111139)
Maria Fransisca Lawek (224111127) Vincentia L. Paula Muda (224111140)
Maria Salvia Wa'o (224111129) William Christian Soan (224111141)
Maria Trifonia Prada Palong (224111130) Yasinta faustin laka (224111142)
Mariance yohana dh. mema (224111131) Yovita jeniba (224111143)
Marsandi A. S Benu (224111132) Madlyn Z. A Mamengko (214112009)
Marselina R. Deghu (224111133) Stefanie I. N. Selebele (214112010)
Melkianus Tamo Ama (224111134) Yayuch Elisabeth Fenais (204111080)
Natalia Delsiana Wungo (224111135) Anggelina Sofia Michella Rua(204111091)
Santisima Sabneno (224111136) Katreen Magdhaelen Messah (204111092)

FAKULAS KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul sedian tetes telinga dengan tepat
waktu. Terimaksih juga saya ucapkan kepada Dosen apt. Yohanes Dwi Putra Agung Embu,
M.Farm, yang telah memberikan tugas makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah
sediaan tetes teliga ini yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan ,
bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapakan kritik dan saran
yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang. Semoga makalah sediaan tetes telinga ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Kupang 23 juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................

1.3 Tujuan Dan Manfaat....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

2.1 Pengertian Sediaan Tetes Telinga................................................................................


2.2 Syarat Sediaan Tetes Telinga Steril..............................................................................
2.3 Cara Pemberian/rute pemberian...................................................................................
2.4 Pembuatan Tetes Telinga.............................................................................................
2.5 Prosedur Pembuatan Tetes Telinga..............................................................................
2.6 Komponen Penyusun Obat Tetes Telinga....................................................................
2.7 Evaluasi obat tetes telinga............................................................................................
2.7 Evaluasi obat tetes telinga............................................................................................

BAB II PENUTUP..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi sediaan tetes yang sangat diperlukan dalam dunia kesehatan. Obat
tetes merupakan sediaan cair yang mengandung obat dan sediaan obat dalam keadaan
terlarut, tersuspensi atau teremulsi, digunakan secara diminum dalam dosis tetesan dan
disimpan dalam wadah untuk dosis banyak. Obat tetes tertentu digunakan pada telinga
disebut obat tetes telinga ( ottoguttae ). Pengembangan cara pembuatan dan cara formulasi
suatu sediaan obat sehingga dapat lebih diterima dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, missal :
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka
penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman
dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau di campur. Bentuk
sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan oral, larutan
topical, atau penggolongan di dasarkan pada system pelarut dan zat terlarut seperti Spirit,
Tingtur, dan Larutan air. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau
pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya Larutan
Otik Benzokain dan Antipirin, Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin B Sulfat dan Larutan
Otik Hidrokortison. Sediaan otik, kadang – kadang dinamakan sebagai sediaan telinga atau
sediaan aural. Sediaan telinga biasanya ditempatkan pada kanal telinga untuk menghilangkan
serumen (malam kuping, tahi kuping) atau untuk pengobatan infeksi, inflamasi atau nyeri
telinga. Karena telinga terluar ditutup oleh struktur kulit dan berperilaku seperti kondisi
dermatologi lain seperti halnya permukaan tubuh, kondisi kulit diobati menggunakan
beraneka ragam sediaan dermatologi. Bentuk larutan paling sering digunakan pada telinga,
suspensi dan salep masih juga didapati dalam penggunaannya. Preparat telinga biasanya
diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil kedalam saluran telinga untuk melepaskan
kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja defenisi obat tetes telinga

2) Aapa saja syarat sediaan tetes telinga

3) Apa saja cara Pemberian/rute pemberian

4) Apa saja pembuatan obat tetes telinga

5) Apa saja prosedur pembuatan tetes telinga


6) Apa saja komponen penyusun obat tetes telinga

4
7) Apa saja evaluasi obat tetes telinga
8) Apa saja keuntungan dan Kerugian

1.3 Tujuan dan Manfaat

1) Apa saja defenisi obat tetes telinga.


2) Menjelaskan syarat sediaan tetes telinga.
3) Menjelaskan cara Pemberian/rute pemberian.
4) Menjelaskan pembuatan obat tetes telinga.
5) Menjelaskan prosedur pembuatan tetes telinga.
6) Menjelaskan komponen penyusun obat tetes telinga.
7) Menjelaskan evaluasi obat tetes telinga.
8) Menjelaskan keuntungan dan Kerugian.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sediaan tetes telinga

•  FI III, hal 10

Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan
obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan
pembawa bukan air.

• FI IV, hal 15

Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.

Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. (FI IV,  hal 18)

• The Pharmaceutical Codex, hal 158

Tetes telinga adalah larutan, suspensi, atau emulsi dari satu atau lebih zat aktif dalam air,
dilarutkan dalam etanol, gliserin, propilenglikol, atau pembawa lain yang cocok.

• BP 2002, hal 1865

Tetes telinga adalah larutan, emulsi, atau suspensi dari satu atau lebih bahan aktif dalam
cairan pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’ tanpa
menghasilkan tekanan yang berbahaya pada gendang telinga.

2.2 Syarat sediaan tetes telinga Steril:

• Suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari microba hidup

• Isotonis: Suatu keaadan pada saat tekanan asmosis larutan obat sama dengan tekanan
osmosis cairan tubuh kita

• Isohidris : Kondisi suatu larutan zat yang PHnya sesuai dengan PH fisiologis tubuh
sekitar 7,4

• Cairan pembawa/pelarut : Digunakan cairan yang mempunyai kekentalan yang cocok


agar mudah menempel pada dinding telinga contoh NaCl.

6
• Pensuspensi : Dapat digunakan sorbitan (Span), polisorbat (Tween) atau surfaktan
lain yang cocok

• Pengental : Dapat ditambahkan pengental agar viskositas larutan cukup kental.

• Pengawet : Pengawet umumnya ditambahkan ke dalam sediaan tetes telinga, kecuali


sediaan itu sendiri memiliki aktivitas antimikroba

• Antioksidan : Jika diperlukan antioksidan dapat ditambahkan ke dalam sediaan tetes


telinga, misalnya Nadisulfida/Na-bisulfit.

2.3 cara Pemberian/rute pemberian

• Mencuci tangan

• Periksa kondisi kemasan

• Bersihkan telinga

• Hangatkan obat tetes telinga

• Miringkan kepala

• Teteskan obat

• Tutup kembali OTT

2.4 Pembuatan tetes telinga

• Alat

 Beaker glass

 Spatula

 Gelas ukur

 Pipet tetes

 Botol bening

• Bahan

 Kloramfenikol

 Gliserin

2.5 Prosedur pembuatan tetes telinga

1. Semua zat ditimbang pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan
dengan aqua. Bidestilata (hati-hati bila pembawa OTT yang akan digunakan bukan

7
aquabidest, mungkin tampak lebih cocok bila dilarutkan dalam pembawa) secukupnya.
Jika terdapat beberapa zat, maka segera dilarutkan sebelum menimbang zat berikutnya.
(Sangat tidak memungkinkan pada ujian praktek coz ruang timbang ada di luar ruangan
steril, so tampak harus timbang semua zat dulu, baru dicampur-campur di ruang steril
disesuaikan dengan metide sterilisasi yang akan digunakan)

2. Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala yang dilengkapi dengan batang
pengaduk, dan dilarutkan dalam aqua bidestilata. Kaca arloji dibilas dengan aqua
bidestilata minimal sebanyak dua kali.

3. Setelah zat larut, larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu di
bawah. Volume yang seharusnya dibuat (contoh : jika dibuat 100 mL larutan, larutan
dalam gelas ukur diatur tepat hingga 75 mL _ ini maksudnya + 25mL digunakan untuk
membilas-bilas wadah yang digunakan, sehingga bisa meminimalkan kehilangan zat
aktif, misal melekat pada wadah.

2.6 Komponen penyusun obat tetes telinga

• Zat aktif

• Zat pembawa

• Zat pengawet

2.7 Evaluasi obat tetes telinga

 Uji organoleptic adalah cara pengujian indra manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.

 Uji berat jenis merupakan uji yang dilakukan untuk mendapatkan angka untuk berat
jenis.

 Uji viskositas dan rheology merupakan uji yang dilakukan untuk menentuksn
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.

 Stabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk mempertahankan


sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimiliki pada saat dibuat ( identitas,
kekuatan , kemurniaan, kualitast) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode
penimpanan dan oenggunaan (shelf-life )

 PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman


atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan.

2.7 Keuntungan dan Kerugian obat tetes telinga

1. Keuntungan

- Penggunaan dan penyimpanan steril

8
- Mengandung propilen glikol yang menyebabkan pelekatan pada jaringan telinga lebih
bertahan lama

- -cepat bereaksi karena langsung diteteskan ke bagian yang sakit (absorbsi cepat)

- Dapat digunakan untuk membersihkan kotoran telinga (lilin telinga),mengobati dan


mencegah infeksi, peradanagan, atau rasa sakit dapat berfungsi sebagai antibiotik dan
anastetik local

2. Kekurangan

- Dapat mengakibatkan rasa sakit ketika pemakaian

- Sulit untuk digunakan (meneteskan) pada diri sendiri

- Dapat memicu alergi yang mengakibatkan sesak napas, rasa gatal, berkurangnya
pendengaran, juga rasa sakit dan iritasi di telinga

- Dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan penglihatan, sakit kepala,


meningkatnya rasa haus, dll.

- Tidak dapat digunakan dalam jangka waktu panjang karena dapat menyebabkan
ketergantungan

- Sediaan harus dalam keadaan PH asam sampai netral(5-7,3) karena jika PH basa
menjadi larutan alkali dan tidak fisiologis lagi serta mempermudah timbulnya radang
karena bakteri tumbuh dengan baik.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat tetes telinga merupakan obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan
cairan pembawa bukan air. Pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’
tanpa menghasilkan tekanan yang berbahaya pada gendang telinga (FI III , hal 10 ).

Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau
pelarut laindan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar. Suspensi tetes telinga
adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada
telinga bagian luar. (FI IV,  hal 18).

Tetes telinga merupakan cairan untuk pengobatan saluran pendengaran eksternal dan
kadang-kadang telinga tengah serta kebanyakan memiliki efek lokal. Tetes telinga umumnya
berbentuk larutan, emulsi atau suspensi dari satu atau lebih zat aktif dalam cairan yang cocok
untuk penggunaan pada meatus auditori (rongga telinga) tanpa tekanan berbahaya pada
gendang telinga namun pada pembuatan guttae auriculares, biasanya bentuk yang paling
sering digunakan adalah bentuk larutan. Bagian luar telinga yang tertutup kulit, mudah
terkena kondisi dermatologi, maka guttae auriculares paling banyak berbentuk larutan.

3.2Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, kritik dan saran
sangat kami butukan untuk perbaikan makalah berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia : Jakarta

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi Empat. DepartemencKesehatan Republik


Indonesia : Jakarta.

Ejurnal.mipa.unsri,ac.id

Https://elearning.uui.ac.id/publik/download/88732-OTT.pptx

11
12

Anda mungkin juga menyukai