Makalah Farmasetika Ii Sediaan Tetes Telinga: Disusun Oleh Kelompok II
Makalah Farmasetika Ii Sediaan Tetes Telinga: Disusun Oleh Kelompok II
FARMASETIKA II
SEDIAAN TETES TELINGA
FAKULAS KESEHATAN
KUPANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul sedian tetes telinga dengan tepat
waktu. Terimaksih juga saya ucapkan kepada Dosen apt. Yohanes Dwi Putra Agung Embu,
M.Farm, yang telah memberikan tugas makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah
sediaan tetes teliga ini yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan ,
bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapakan kritik dan saran
yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang. Semoga makalah sediaan tetes telinga ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
BAB II PENUTUP..................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi sediaan tetes yang sangat diperlukan dalam dunia kesehatan. Obat
tetes merupakan sediaan cair yang mengandung obat dan sediaan obat dalam keadaan
terlarut, tersuspensi atau teremulsi, digunakan secara diminum dalam dosis tetesan dan
disimpan dalam wadah untuk dosis banyak. Obat tetes tertentu digunakan pada telinga
disebut obat tetes telinga ( ottoguttae ). Pengembangan cara pembuatan dan cara formulasi
suatu sediaan obat sehingga dapat lebih diterima dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, missal :
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka
penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman
dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau di campur. Bentuk
sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan oral, larutan
topical, atau penggolongan di dasarkan pada system pelarut dan zat terlarut seperti Spirit,
Tingtur, dan Larutan air. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau
pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya Larutan
Otik Benzokain dan Antipirin, Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin B Sulfat dan Larutan
Otik Hidrokortison. Sediaan otik, kadang – kadang dinamakan sebagai sediaan telinga atau
sediaan aural. Sediaan telinga biasanya ditempatkan pada kanal telinga untuk menghilangkan
serumen (malam kuping, tahi kuping) atau untuk pengobatan infeksi, inflamasi atau nyeri
telinga. Karena telinga terluar ditutup oleh struktur kulit dan berperilaku seperti kondisi
dermatologi lain seperti halnya permukaan tubuh, kondisi kulit diobati menggunakan
beraneka ragam sediaan dermatologi. Bentuk larutan paling sering digunakan pada telinga,
suspensi dan salep masih juga didapati dalam penggunaannya. Preparat telinga biasanya
diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil kedalam saluran telinga untuk melepaskan
kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
4
7) Apa saja evaluasi obat tetes telinga
8) Apa saja keuntungan dan Kerugian
5
BAB II
PEMBAHASAN
• FI III, hal 10
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan
obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan
pembawa bukan air.
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. (FI IV, hal 18)
Tetes telinga adalah larutan, suspensi, atau emulsi dari satu atau lebih zat aktif dalam air,
dilarutkan dalam etanol, gliserin, propilenglikol, atau pembawa lain yang cocok.
Tetes telinga adalah larutan, emulsi, atau suspensi dari satu atau lebih bahan aktif dalam
cairan pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’ tanpa
menghasilkan tekanan yang berbahaya pada gendang telinga.
• Isotonis: Suatu keaadan pada saat tekanan asmosis larutan obat sama dengan tekanan
osmosis cairan tubuh kita
• Isohidris : Kondisi suatu larutan zat yang PHnya sesuai dengan PH fisiologis tubuh
sekitar 7,4
6
• Pensuspensi : Dapat digunakan sorbitan (Span), polisorbat (Tween) atau surfaktan
lain yang cocok
• Mencuci tangan
• Bersihkan telinga
• Miringkan kepala
• Teteskan obat
• Alat
Beaker glass
Spatula
Gelas ukur
Pipet tetes
Botol bening
• Bahan
Kloramfenikol
Gliserin
1. Semua zat ditimbang pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan
dengan aqua. Bidestilata (hati-hati bila pembawa OTT yang akan digunakan bukan
7
aquabidest, mungkin tampak lebih cocok bila dilarutkan dalam pembawa) secukupnya.
Jika terdapat beberapa zat, maka segera dilarutkan sebelum menimbang zat berikutnya.
(Sangat tidak memungkinkan pada ujian praktek coz ruang timbang ada di luar ruangan
steril, so tampak harus timbang semua zat dulu, baru dicampur-campur di ruang steril
disesuaikan dengan metide sterilisasi yang akan digunakan)
2. Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala yang dilengkapi dengan batang
pengaduk, dan dilarutkan dalam aqua bidestilata. Kaca arloji dibilas dengan aqua
bidestilata minimal sebanyak dua kali.
3. Setelah zat larut, larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu di
bawah. Volume yang seharusnya dibuat (contoh : jika dibuat 100 mL larutan, larutan
dalam gelas ukur diatur tepat hingga 75 mL _ ini maksudnya + 25mL digunakan untuk
membilas-bilas wadah yang digunakan, sehingga bisa meminimalkan kehilangan zat
aktif, misal melekat pada wadah.
• Zat aktif
• Zat pembawa
• Zat pengawet
Uji organoleptic adalah cara pengujian indra manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Uji berat jenis merupakan uji yang dilakukan untuk mendapatkan angka untuk berat
jenis.
Uji viskositas dan rheology merupakan uji yang dilakukan untuk menentuksn
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.
1. Keuntungan
8
- Mengandung propilen glikol yang menyebabkan pelekatan pada jaringan telinga lebih
bertahan lama
- -cepat bereaksi karena langsung diteteskan ke bagian yang sakit (absorbsi cepat)
2. Kekurangan
- Dapat memicu alergi yang mengakibatkan sesak napas, rasa gatal, berkurangnya
pendengaran, juga rasa sakit dan iritasi di telinga
- Tidak dapat digunakan dalam jangka waktu panjang karena dapat menyebabkan
ketergantungan
- Sediaan harus dalam keadaan PH asam sampai netral(5-7,3) karena jika PH basa
menjadi larutan alkali dan tidak fisiologis lagi serta mempermudah timbulnya radang
karena bakteri tumbuh dengan baik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat tetes telinga merupakan obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan
cairan pembawa bukan air. Pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’
tanpa menghasilkan tekanan yang berbahaya pada gendang telinga (FI III , hal 10 ).
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau
pelarut laindan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar. Suspensi tetes telinga
adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada
telinga bagian luar. (FI IV, hal 18).
Tetes telinga merupakan cairan untuk pengobatan saluran pendengaran eksternal dan
kadang-kadang telinga tengah serta kebanyakan memiliki efek lokal. Tetes telinga umumnya
berbentuk larutan, emulsi atau suspensi dari satu atau lebih zat aktif dalam cairan yang cocok
untuk penggunaan pada meatus auditori (rongga telinga) tanpa tekanan berbahaya pada
gendang telinga namun pada pembuatan guttae auriculares, biasanya bentuk yang paling
sering digunakan adalah bentuk larutan. Bagian luar telinga yang tertutup kulit, mudah
terkena kondisi dermatologi, maka guttae auriculares paling banyak berbentuk larutan.
3.2Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, kritik dan saran
sangat kami butukan untuk perbaikan makalah berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ejurnal.mipa.unsri,ac.id
Https://elearning.uui.ac.id/publik/download/88732-OTT.pptx
11
12