Anda di halaman 1dari 35

Pengertian Kode Etik

Code adalah sekumpulan hukum, peraturan dan


regulasi tertulis, berwibawa yang
diimplementasikan ke dalam profesi atau bidang-
bidang hidup yang luas.

Etik menunjuk kepada ukuran, norma baik dan


buruk, baik dan jahat sebagai prinsip dasar
mengukur pikiran, sikap dan perilaku seseorang.
1). Hidup dari hasil kasih karunia Tuhan
yang bersyukur dituntun oleh Roh Kudus
(Gal. 5:19-29), hidup kudus, bertobat,
rendah hati (kehambaan) dan selalu
punya komitmen untuk dibaharui Tuhan

2). Hidup mencerminkan pemberitaan


firman yang ia sampaikan (ada
integritas, kejujuran, keselarasan antara
apa yang diucapkan dan yang
diperbuat).

3). Wajib untuk mengembangkan


inteligensi dan sikap intelektual
melalui belajar, membaca dan
mengikuti forum-forum pembinaan.
4). Melaksanakan disiplin rohani setiap
saat sebagai wujud memelihara kasih
karunia Allah melalui doa dan
perenungan Firman Tuhan secara
peibadi.

5). Menjaga keseimbangan antara


tugas pelayanan gerejawi dan hidup
berkeluarga.

6). Memiliki etos kerja pelayanan yang tinggi


(siap melayani, baik atau tidak baik waktunya
[2Tim. 4:2], kapanpun dan dimanapun baik
dalam pelayanan teritorial maupun fungsional
dalam wilayah pelayanan GMIM
7). Menatalayani keuangan dengan
bijaksana dan bertanggung jawab
(menghindari sikap dan perilaku
materialistis, hedonitis, konsumeristis
praktek suap-menyuap dan korupsi).

8). Tidak berprilaku seksual


menyimpang: homo-seks, lesbian,
biseks, hiperseks, dan berzinah
(Kel.20:14; Ul. 5:18).

9). Tidak pandangbulu (deskriminasi)


dalam pelayanan.
10). Tidak berjudi, mabuk
karena Alkohol, merokok
(bahaya nikotin 1Kor.
3:17), dan narkoba.

11). Sopan bertutur


kata.
12). Menjaga dan
memelihara kesehatan
fisik/kebersihan diri dan
lingkungan dan menjaga
emosi yang stabil/sehat.

13). Berpakaian rapi


dan sopan dalam
keseharian (sesuai
konteks: di pesta,
sidang Gerejawi, di
Pastori, dll.)
• Menghargai keluarga dalam
kebersamaan (suami, istri dan
anak-anak) sebagai wujud kasih
karunia Allah dan menghadirkan
keluarga kristiani Allah dan
1. menghadirkan keluarga kristiani
yang harmonis dan menjauhkan
diri dari praktek kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) sehingga
keluarga pendeta menjadi panutan
dalam hidup berjemaat.
• Memaksimalkan topangan keluarga
2. (suami, istri, anak, orang tua) dalam
melaksanakan tugas-tugas pelayanan
gereja.

3. • Tidak boleh menceraikan istri atau


suami (Markus 10:9; Matius 19:6).
4. • Menjaga kekudusan pernikahan
dengan tidak berzinah (“bahugel”).

• Orang tua memberi pendidikan iman yang


5. maksimal pada anak-anak dan menjauhkan
anak-anak dari pergaulan bebas sehingga
anak-anak Pendeta menjadi panutan.
• Setiap anggota keluarga pendeta
6. berkewajiban menjunjung tinggi
rahasia jabatan Pendeta.

• Memenuhi kebutuhan anggota-anggota


7. keluarga sesuai kemampuan masing-
masing keluarga dan mewujudkan
pola hidup sederhana.
• Membimbing anggota-anggota
keluarga dalam mengelola berkat
8. Tuhan (barang dan jasa sesuai
dengan prinsip moral kristiani/rajin
dan tidak korupsi/jujur).

• Suami, istri, anak-anak tidak boleh


9. mencampuri urusan-urusan
keputusan gerejawi yang diemban
oleh Pendeta.
•Pendeta dan
keluarga tercatat
10. dalam teritori
pelayanan sesuai
SK BPMS.
1. Bekerja sebagai tim bersama Pelayan Khusus.

2. Memelihara hubungan baik dengan sesame Pelayan


Khusus, saling mendoakan, menghormati dan
menghindarkan diri dari sikap dan tindakan destruktif
(menghancurkan) dan diskriminatif (pilih kasih) dalam
pelayanan.

3. Memperlakukan Syamas, Penatua dan Guru Agama


sebagai mitra kerja (tidak memandang Syamas, Penatua dan
Guru Agama sebagai bawahan).
1.
2.
• Menjaga
citra Pendeta • Melaksanakan
dan menjadi perkunjungan
panutan di penggembalaan
mata jemaat. kepada setiap
anggota jemaat
dan keluarga
jemaat.
3.
4.
• Bersikap arif
dan tidak • Mengasihi dan
memihak melayani
dalam jemaat dengan
menangani penuh
konflik dalam tanggung
jemaat. jawab.
5.

• Mempunyai komitmen yang


tinggi dalam memajukan
peningkatan iman anggota
jemaat supaya berbuah dalam
setiap ranah kehidupan.
1. Menjadi panutan dalam disiplin berorganisasi
gereja.

2. Menaati Tata Gereja GMIM dan keputusan-


keputusan Sidang Gerejawi.

3. Loyal terhadap atasan dalam konteks


jabatan structural.
4. Mengemban dan merealisasikan tugas
structural secara objektif dan tidak
diskriminatif untuk pengkatan pelayanan
territorial dan fungsional Gereja GMIM
sebagai organisasi.

5. Berkomitmen terhadap pernyataan


kesediaan untuk ditempatkan di mana
saja sesuai keputusan Sinode GMIM
6. Memperoleh hak sesuai
ketentuan (gaji, tunjangan, cuti).

7. Dalam melaksanakan tugas atau


urusan keluarga di luar jemaat, luar
daerah atau luar negeri, harus
mendapat izin dari institusi (BPMS,
BPMW, BPMJ).
• Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan
masalah social dan budaya di tengah
masyarakat dan memiliki komitmen dalam
1. meningkatkan peradaban religius kristiani
di tengah masyarakat.

• Menjalin kemitraan dengan


pemerintah, lembaga social, agama-
agama untuk keamanan, ketertiban,
2. kesehatan yang kondusif.
• Menjadi teladan dalam menaati
hukum yang berlaku dalam tata
3. kehidupan bermasyarakat.

• Tidak menggunakan jabatan gerejawi


Pendeta dan fasilitas gereja (gedung
gereja) untuk politik praktis dan
4. berbisnis untuk kepentingan
profit/keuntungan pribadi.
1. 2. 3.

• Membina • Menghindarkan • Menghormati


hubungan kerja diri dari dan menghargai
yang baik, perilaku yang batas-batas
saling cenderung territorial
membantu dan merusak citra pelayanan.
saling seorang pendeta
menopang dan sesama
dalam tugas Pendeta
pelayanan.
4. 5.

• Mengkonsultasikan • Tidak
permintaan menjelek-
pelayana Pendeta
dari luar teritorial jelekan pribadi
pelayanan kepada atau pekerjaan
Pendeta Ketua pelayanan dari
BPMJ setempat. sesama Pendeta
1. 2. 3.
Bentuk
penjabaran
Pelaksanaan sangsi sesuai Pemberhentian
sangsi tahapan dengan tidak
penggembalaan hormat
sesuai Tata , penilikan dan (ditandai
Gereja disiplin dan dengan
GMIM yang dilakukan oleh
komite, komosi
penaggalan
berlaku. kode etik jubah).
Pendeta
bersama BPMS
GMIM.
Ada komisi atas lembaga kode etik
(tidak melekat dalam struktur
tetapi bagian dari pelayanan
GMIM yang diangkat oleh BPMS.
Untuk menilai, mempromosi,
memberi sangsi kepada semua
Pendeta GMIM tanpa terkecuali
yang hasilnya di eksekusi oleh
semua aras pelayanan GMIM.

Anda mungkin juga menyukai