Anda di halaman 1dari 42

UNDANG - UNDANG SUMBER DAYA AIR

(UU Nomor 7 Tahun 2004, UU Nomor 17 Tahun 2019 dan RUU Cipta Kerja)
No. UU No.17/2019 UU No.7/2004 RUU Cipta Kerja Keterangan
1. Pasal 8: Pasal 5: Negara menjamin hak Pasal 8:  UU No. 7/2004
setiap orang untuk mendapatkan air membagi hak guna
(1) Hak rakyat atas Air yang bagi kebutuhan pokok minimal (1) Hak rakyat atas Air yang air menjadi hak
dijamin pemenuhannya sehari-hari guna memenuhi dijamin pemenuhannya oleh guna pakai air dan
oleh negara sebagaimana kehidupannya yang sehat, bersih, negara sebagaimana dimaksud hak guna usaha
dimaksud dalam Pasal 6 dan produktif. dalam Pasal 6 merupakan air. Yang
merupakan kebutuhan kebutuhan pokok minimal dimaksud dengan
pokok minimal sehari- Pasal 8: sehari-hari. hak guna air
hari. (2) Selain hak rakyat atas Air adalah penggunaan
(2) Selain hak rakyat atas Air (1) Hak guna pakai air diperoleh yang dijamin pemenuhannya air untuk
yang dijamin tanpa izin untuk memenuhi oleh negara sebagaimana memenuhi
pemenuhannya oleh kebutuhan pokok sehari-hari dimaksud pada ayat (1) negara kebutuhan sehari -
negara sebagaimana bagi perseorangan dan bagi memprioritaskan hak rakyat hari dan hak guna
dimaksud pada ayat (1) pertanian rakyat yang berada atas Air sebagai berikut: usaha air
negara memprioritaskan di dalam sistem irigasi. merupakan
hak rakyat atas Air sebagai (2) Hak guna pakai air a. kebutuhan pokok penggunaan air
berikut: sebagaimana dimaksud pada sehari hari; untuk usaha.
ayat (1) memerlukan izin b. pertanian rakyat; dan
a. kebutuhan pokok apabila: c. penggunaan Sumber  Sementara itu,
sehari hari; Daya Air untuk dalam UU No.
b. pertanian rakyat; dan a. cara kebutuhan usaha guna 17/2019 dan RUU
c. penggunaan Sumber menggunakannya memenuhi kebutuhan Cipta Kerja
Daya Air untuk dilakukan dengan pokok sehari- hari dikenal dengan
kebutuhan usaha guna mengubah kondisi melalui Sistem hak rakyat atas air.
memenuhi kebutuhan alami sumber air; Penyediaan Air Hak rakyat atas air
pokok sehari-hari b. ditujukan untuk Minum. negara
melalui Sistem keperluan kelompok mencantumkan
Penyediaan Air yang memerlukan (3) Dalam hal ketersediaan Air prioritas
Minum. air dalam jumlah tidak mencukupi untuk penggunaan air
besar; atau prioritas pemenuhan untuk rakyat.
(3) Dalam hal ketersediaan c. digunakan untuk sebagaimana dimaksud pada Penggunaan air
Air tidak mencukupi untuk pertanian rakyat di ayat (2) pemenuhan Air untuk untuk usaha dapat
luar sistem irigasi dilakukan setelah
prioritas pemenuhan yang sudah ada. kebutuhan pokok sehari-hari kebutuhan pokok
sebagaimana dimaksud lebih diprioritaskan dari yang sehari -hari dan
pada ayat (2) pemenuhan (3) Izin sebagaimana dimaksud lainnya. pertanian rakyat
Air untuk kebutuhan pada ayat (2) diberikan oleh (4) Dalam hal ketersediaan Air terpenuhi.
pokok sehari-hari lebih Pemerintah atau pemerintah mencukupi, setelah urutan
diprioritaskan dari yang daerah sesuai dengan prioritas pemenuhan
lainnya. kewenangannya. sebagaimana dimaksud pada
(4) Dalam hal ketersediaan (4) Hak guna pakai air ayat (2) urutan prioritas
Air mencukupi, setelah sebagaimana dimaksud pada selanjutnya adalah:
urutan prioritas ayat (1) meliputi hak untuk
pemenuhan sebagaimana mengalirkan air dari atau ke a. penggunaan Sumber Daya
dimaksud pada ayat (2) tanahnya melalui tanah Air guna memenuhi
urutan prioritas orang lain yang berbatasan kegiatan bukan usaha
selanjutnya adalah: dengan tanahnya. untuk kepentingan publik;
dan
a. penggunaan Pasal 9 b. penggunaan Sumber Daya
Sumber Daya Air Air untuk kebutuhan usaha
guna memenuhi (1) Hak guna usaha air dapat lainnya yang telah
kegiatan bukan diberikan kepada ditetapkan Perizinan
usaha untuk perseorangan atau badan Berusaha yang
kepentingan usaha dengan izin dari menggunakan Sumber
publik; dan Pemerintah atau pemerintah Daya Air.
b. penggunaan daerah sesuai dengan
Sumber Daya Air kewenangannya. (5) Pemerintah Pusat menetapkan
untuk kebutuhan (2) Pemegang hak guna usaha urutan prioritas pemenuhan
usaha lainnya air dapat mengalirkan air di Air pada Wilayah Sungai
yang telah atas tanah orang lain sesuai dengan kewenangannya
ditetapkan berdasarkan persetujuan dari berdasarkan ketentuan
izinnya. pemegang hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada
yang bersangkutan. ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
(5) Pemerintah Pusat atau (3) Persetujuan sebagaimana (6) Dalam menetapkan prioritas
Pemerintah Daerah dimaksud pada ayat (2) pemenuhan Air sebagaimana
menetapkan urutan dapat berupa kesepakatan dimaksud pada ayat (5)
prioritas pemenuhan Air ganti kerugian atau Pemerintah Pusat terlebih
pada Wilayah Sungai dahulu memperhitungkan
kompensasi. keperluan Air untuk
sesuai dengan pemeliharaan Sumber Air dan
kewenangannya lingkungan hidup.
berdasarkan ketentuan (7) Hak rakyat atas Air bukan
sebagaimana dimaksud merupakan hak kepemilikan
pada ayat (2), ayat (3), dan atas Air, tetapi hanya terbatas
ayat (4). pada hak untuk memperoleh
(6) Dalam menetapkan dan menggunakan sejumlah
prioritas pemenuhan Air kuota Air sesuai dengan
sebagaimana dimaksud alokasi yang penetapannya
pada ayat (5) Pemerintah diatur dengan Peraturan
Pusat atau Pemerintah Pemerintah.
Daerah terlebih dahulu (8) Ketentuan lebih lanjut
memperhitungkan mengenai penggunaan Sumber
keperluan Air untuk Daya Air untuk memenuhi
pemeliharaan Sumber Air kebutuhan pokok sehari- hari,
dan lingkungan hidup. pertanian rakyat, dan
(7) Hak rakyat atas Air bukan kebutuhan usaha guna
merupakan hak memenuhi kebutuhan pokok
kepemilikan atas Air, sehari-hari melalui Sistem
tetapi hanya terbatas pada Penyediaan Air Minum,
hak untuk memperoleh sebagaimana dimaksud pada
dan menggunakan ayat (2), serta untuk memenuhi
sejumlah kuota Air sesuai kegiatan bukan usaha untuk
dengan alokasi yang kepentingan publik dan
penetapannya diatur kebutuhan usaha lainnya
dengan Peraturan sebagaimana dimaksud pada
Pemerintah. ayat (4) diatur dengan
(8) Ketentuan lebih lanjut Peraturan Pemerintah.
mengenai penggunaan
Sumber Daya Air untuk
memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari,
pertanian rakyat, dan
kebutuhan usaha guna
memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari melalui
Sistem Penyediaan Air
Minum, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
serta untuk Memenuhi
kegiatan bukan usaha
untuk kepentingan publik
dan kebutuhan usaha
lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4)
diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

TUGAS DAN WEWENANG


2. Pasal 9: Pasal 6: Pasal 9:  Penguasaan
(1) Atas dasar penguasaan sumber daya air
negara terhadap Sumber (1) Sumber daya air dikuasai (1) Atas dasar penguasaan negara dalam UU
Daya Air sebagaimana oleh negara dan terhadap Sumber Daya Air No.7/2004 dan UU
dimaksud dalam Pasal 5 dipergunakan untuk sebesar- sebagaimana dimaksud dalam No. 17/2019
Pemerintah Pusat dan/atau besar kemakmuran rakyat. Pasal 5 Pemerintah Pusat diselenggarakan
Pemerintah Daerah diberi (2) Penguasaan sumber daya air diberi tugas dan wewenang oleh pemerintah
tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada untuk mengatur dan mengelola pusat dan/atau
untuk mengatur dan ayat (1) diselenggarakan Sumber Daya Air. pemerintah daerah
mengelola Sumber Daya oleh Pemerintah dan/atau (2) Penguasaan Sumber Daya Air sementara di RUU
Air. pemerintah daerah dengan sebagaimana dimaksud pada Cipta Kerja,
(2) Penguasaan Sumber Daya tetap mengakui hak ulayat ayat (l) diselenggarakan oleh penguasaan
Air sebagaimana masyarakat hukum adat Pemerintah Pusat dengan tetap sumber daya air
dimaksud pada ayat (1) setempat dan hak yang mengakui Hak Ulayat diselenggarakan
diselenggarakan oleh serupa dengan itu, sepanjang Masyarakat Adat setempat dan oleh Pemerintah
Pemerintah Pusat dan/atau tidak bertentangan dengan hak yang serupa dengan itu, pusat saja.
Pemerintah Daerah dengan kepentingan nasional dan sepanjang tidak bertentangan
tetap mengakui Hak peraturan perundang- dengan kepentingan nasional
Ulayat Masyarakat Adat undangan. dan ketentuan peraturan
setempat dan hak yang (3) Hak ulayat masyarakat perundang-undangan.
serupa dengan itu, hukum adat atas sumber
sepanjang tidak daya air sebagaimana
bertentangan dengan dimaksud pada ayat (2) tetap
kepentingan nasional dan diakui sepanjang
ketentuan peraturan kenyataannya masih ada dan
perundang-undangan. telah dikukuhkan dengan
(3) Hak Ulayat dari peraturan daerah setempat.
Masyarakat Adat atas (4) Atas dasar penguasaan
Sumber Daya Air negara sebagaimana
sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1)
pada ayat (2) tetap diakui ditentukan hak guna air.
sepanjang kenyataannya
masih ada dan telah diatur
dengan Peraturan Daerah.
3. Pasal 10: Dalam mengatur dan Pasal 14: Wewenang dan tanggung Pasal 10: Dalam mengatur dan  Tugas dan
mengelola Sumber Daya Air, jawab Pemerintah meliputi: mengelola Sumber Daya Air, wewenang
Pemerintah Pusat sebagaimana Pemerintah Pusat sebagaimana Pemerintah Pusat
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) a. menetapkan kebijakan dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) berdasarkan RUU
bertugas: nasional sumber daya air; bertugas: Cipta Kerja tidak
a. menyusun kebijakan b. menetapkan pola a. menyusun kebijakan nasional berbeda dengan
nasional Sumber Daya pengelolaan sumber daya air Sumber Daya Air; yang tercantum
Air; pada wilayah sungai lintas b. menyusun Pola Pengelolaan dalam UU No.
provinsi, wilayah sungai Sumber Daya Air, termasuk 17/2019, namun
b. menyusun Pola lintas negara, dan wilayah Cekungan Air Tanah pada tugas dan
Pengelolaan Sumber Daya sungai strategis nasional; Wilayah Sungai tersebut; wewenang
Air pada Wilayah Sungai c. menetapkan rencana c. menyusun Rencana pemerintah daerah
lintas negara, Wilayah pengelolaan sumber daya air Pengelolaan Sumber Daya Air, provinsi,
Sungai lintas provinsi, dan pada wilayah sungai lintas termasuk Cekungan Air Tanah kabupaten/kota
Wilayah Sungai strategis provinsi, wilayah sungai pada Wilayah Sungai tersebut; menjadi
nasional, termasuk lintas negara, dan wilayah d. melaksanakan Pengelolaan kewenangan dan
Cekungan Air Tanah pada sungai strategis nasional; Sumber Daya Air, termasuk tugas Pemerintah
Wilayah Sungai tersebut; d. menetapkan dan mengelola Cekungan Air Tanah pada Pusat.
c. menyusun Rencana kawasan lindung sumber air Wilayah Sungai tersebut.
Pengelolaan Sumber Daya pada wilayah sungai lintas
Air pada Wilayah Sungai provinsi, wilayah sungai e. mengelola system lindung
lintas negara, Wilayah lintas negara, dan wilayah Sumber Air;
Sungai lintas provinsi, dan sungai strategis nasional; f. menyelenggarakan proses
Wilayah Sungai strategis e. melaksanakan pengelolaan perizinan penggunaan Sumber
nasional, termasuk sumber daya air pada Daya Air;
Cekungan Air Tanah pada wilayah sungai lintas g. mengembangkan dan
Wilayah Sungai tersebut; provinsi, wilayah sungai mengelola Sistem Penyediaan
d. melaksanakan Pengelolaan lintas negara, dan wilayah Air Minum;
Sumber Daya Air pada sungai strategis nasional; h. menjamin penyediaan Air
Wilayah Sungai lintas f. mengatur, menetapkan, dan baku yang memenuhi kualitas
negara, Wilayah Sungai memberi izin atas untuk pemenuhan kebutuhan
lintas provinsi, dan penyediaan, peruntukan, pokok minimal sehari-hari
Wilayah Sungai strategis penggunaan, dan masyarakat;
nasional, termasuk pengusahaan sumber daya i. mengembangkan dan
Cekungan Air Tanah pada air pada wilayah sungai mengelola sistem irigasi
Wilayah Sungai tersebut; lintas provinsi, wilayah sebagai satu kesatuansistem;
e. mengelola sistem lindung sungai lintas negara, dan j. menjaga efektivitas, efisiensi,
Sumber Air pada Wilayah wilayah sungai strategis kualitas, dan ketertiban
Sungai lintas negara, nasional; pelaksanaan Pengelolaan
Wilayah Sungai lintas g. mengatur, menetapkan, dan Sumber Daya Air;
provinsi, dan Wilayah memberi rekomendasi teknis k. memberikan bantuan teknis
Sungai strategis nasional; atas penyediaan, peruntukan, dan bimbingan teknis dalam
f. menyelenggarakan proses penggunaan, dan Pengelolaan Sumber Daya Air
perizinan penggunaan pengusahaan air tanah pada kepada Pemerintah Daerah;
Sumber Daya Air pada cekungan air tanah lintas l. mengembangkan teknologi di
Wilayah Sungai lintas provinsi dan cekungan air bidang Sumber Daya Air;
negara, Wilayah Sungai tanah lintas negara; m. melakukan pengawasan
lintas provinsi, dan h. membentuk Dewan Sumber terhadap pelaksanaan tugas
Wilayah Sungai strategis Daya Air Nasional, dewan dan wewenang Pengelolaan
nasional; sumber daya air wilayah Sumber Daya Air oleh
g. mengembangkan dan sungai lintas provinsi, dan Pemerintah Daerah;
mengelola Sistem dewan sumber daya air n. melakukan pengawasan
Penyediaan Air Minum wilayah sungai strategis terhadap pelaksanaan tugas
lintas daerah provinsi dan nasional; dan wewenang pengembangan
Sistem Penyediaan Air i. memfasilitasi penyelesaian dan pengelolaan Sistem
Minum untuk kepentingan sengketa antarprovinsi Penyediaan Air Minum;
strategis nasional; dalam pengelolaan sumber o. melakukan pengawasan
h. menjamin penyediaan Air daya air; terhadap pelaksanaan tugas
baku yang memenuhi j. menetapkan norma, standar, dan wewenang pengembangan
kualitas untuk pemenuhan kriteria, dan pedoman dan pengelolaan sistem irigasi;
kebutuhan pokok minimal pengelolaan sumber daya dan
sehari-hari masyarakat air; p. memfasilitasi penyelesaian
pada Wilayah Sungai k. menjaga efektivitas, sengketa antar daerah dalam
lintas negara, Wilayah efisiensi, kualitas, dan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Sungai lintas provinsi, dan ketertiban pelaksanaan
Wilayah Sungai strategis pengelolaan sumber daya air
nasional; pada wilayah sungai lintas
i. mengembangkan dan provinsi, wilayah sungai
mengelola sistem irigasi lintas negara, dan wilayah
sebagai satu kesatuan sungai strategis nasional;
sistem pada daerah irigasi dan
yang menjadi kewenangan l. memberikan bantuan teknis
Pemerintah Pusat; dalam pengelolaan sumber
j. menjaga efektivitas, daya air kepada pemerintah
efisiensi, kualitas, dan provinsi dan pemerintah
ketertiban pelaksanaan kabupaten/kota.
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah
Sungai lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis
nasional;
k. memberikan bantuan
teknis dan bimbingan
teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada
Pemerintah Daerah
provinsi dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota;
l. mengembangkan
teknologi di bidang
Sumber Daya Air;
m. melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya
Air Pemerintah Daerah
provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota;
n. melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
tugas dan wewenang
pengembangan dan
pengelolaan Sistem
Penyediaan Air Minum
lintas daerah provinsi;
o. melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
tugas dan wewenang
pengembangan dan
pengelolaan ystem irigasi
pada daerah irigasi
kewenangan Pemerintah
Daerah provinsi dan
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota; dan
p. memfasilitasi penyelesaian
sengketa antarprovinsi
dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air.

4. Pasal 11: Dalam mengatur dan Pasal 11: Dalam mengatur dan
mengelola Sumber Daya Air, mengelola Sumber Daya Air,
Pemerintah Pusat sebagaimana Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l)
berwenang: berwenang:

a. menetapkan kebijakan a. menetapkan kebijakan


nasional Sumber Daya nasional Sumber Daya Air;
Air; b. menetapkan status wilayah
b. menetapkan Pola sungai;
Pengelolaan Sumber Daya c. menetapkan Pola Pengelolaan
Air pada Wilayah Sungai Sumber Daya Air;
lintas negara, Wilayah d. menetapkan Rencana
Sungai lintas provinsi, dan Pengelolaan Sumber Daya Air;
Wilayah Sungai strategis e. menetapkan kawasan lindung
nasional; Sumber Air;
c. menetapkan Rencana f. menetapkan zona konservasi
Pengelolaan Sumber Daya Air Tanah pada Cekungan Air
Air pada Wilayah Sungai Tanah;
lintas negara, Wilayah g. menetapkan status daerah
Sungai lintas provinsi, dan irigasi;
Wilayah Sungai strategis h. mengatur, menetapkan, dan
nasional; memberi persetujuan
d. menetapkan kawasan penggunaan Sumber Daya Air
lindung Sumber Air pada untuk kebutuhan bukan usaha
Wilayah Sungai lintas dan Perizinan Berusaha yang
negara, Wilayah Sungai menggunakan Sumber Daya
lintas provinsi, dan Air;
Wilayah Sungai strategis i. membentuk wadah koordinasi
nasional; Pengelolaan Sumber Daya Air;
e. menetapkan zona j. menetapkan norma, standar,
konservasi Air Tanah pada prosedur, dan kriteria
Cekungan Air Tanah di Pengelolaan Sumber Daya Air;
Wilayah Sungai lintas k. membentuk Pengelola Sumber
negara, Wilayah Sungai Daya Air;
lintas provinsi, dan l. menetapkan nilai satuan
Wilayah Sungai strategis BJPSDA dengan melibatkan
nasional; para pemangku kepentingan
f. menetapkan status daerah terkait;
irigasi; m. menetapkan kebijakan dan
g. mengatur, menetapkan, strategi nasional dalam
dan memberi izin penyelenggaraan Sistem
penggunaan Sumber Daya Penyediaan Air Minum; dan
Air untuk kebutuhan n. memungut, menerima, dan
bukan usaha dan izin menggunakan BJPSDA.
penggunaan Sumber Daya
Air untuk kebutuhan usaha
pada lokasi tertentu di
Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai
lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis
nasional;
h. membentuk wadah
koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai
lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis
nasional;
i. menetapkan norma,
standar, prosedur, dan
kriteria Pengelolaan
Sumber Daya Air;
j. membentuk Pengelola
Sumber Daya Air;
k. menetapkan nilai satuan
BJPSDA dengan
melibatkan para pemangku
kepentingan terkait;
l. menetapkan kebijakan dan
strategi nasional dalam
penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum;
dan
m. memungut, menerima, dan
menggunakan BJPSDA
pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah
Sungai lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis
nasional.

5. Pasal 12: Tugas dan wewenang Pasal 12: Dihapus.  Dalam RUU Cipta
Pemerintah Daerah sebagaimana Kerja, tugas dan
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) wewenang
meliputi tugas dan wewenang Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah provinsi mernjadi tugas dan
dan/atau Pemerintah Daerah wewenang
kabupaten/kota. Pemerintah Pusat
6. Pasal 13: Dalam mengatur dan Pasal 16: Wewenang dan tanggung Pasal 13: Dihapus sehingga pasal-
mengelola Sumber Daya Air, jawab pemerintah kabupaten/kota pasal terkait tugas
Pemerintah Daerah provinsi meliputi : dan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam Pemerintah Daerah
Pasal 12 bertugas: a. menetapkan kebijakan dihapuskan.
pengelolaan sumber daya air
a. menyusun kebijakan di wilayahnya berdasarkan
Pengelolaan Sumber Daya kebijakan nasional sumber
Air provinsi berdasarkan daya air dan kebijakan
kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air
Sumber Daya Air dengan provinsi dengan
memperhatikan memperhatikan kepentingan
kepentingan provinsi kabupaten/kota sekitarnya;
sekitarnya; b. menetapkan pola
b. menyusun Pola pengelolaan sumber daya air
Pengelolaan Sumber Daya pada wilayah sungai dalam
Air pada Wilayah Sungai satu kabupaten/kota;
lintas kabupaten/kota; c. menetapkan rencana
c. menyusun Rencana pengelolaan sumber daya air
Pengelolaan Sumber Daya pada wilayah sungai dalam
Air pada Wilayah Sungai satu kabupaten/kota dengan
lintas kabupaten/kota; memperhatikan kepentingan
d. melaksanakan Pengelolaan kabupaten/kota sekitarnya;
Sumber Daya Air pada d. menetapkan dan mengelola
Wilayah Sungai lintas kawasan lindung sumber air
kabupaten/kota, termasuk pada wilayah sungai dalam
Cekungan Air Tanah pada satu kabupaten/kota;
Wilayah Sungai tersebut; e. melaksanakan pengelolaan
e. mengelola, kawasan sumber daya air pada
lindung Sumber Air pada wilayah sungai dalam satu
Wilayah Sungai lintas kabupaten/kota dengan
kabupaten/kota; memperhatikan kepentingan
f. menyelenggarakan proses kabupaten/kota sekitarnya;
perizinan penggunaan f. mengatur, menetapkan, dan
Sumber Daya Air pada memberi izin penyediaan,
Wilayah Sungai lintas peruntukan, penggunaan,
kabupaten/kota; dan pengusahaan air tanah di
g. menjamin penyediaan Air wilayahnya serta sumber
baku yang memenuhi daya air pada wilayah sungai
kualitas untuk pemenuhan dalam satu kabupaten/kota;
kebutuhan pokok minimal g. membentuk dewan sumber
sehari-hari masyarakat daya air atau dengan nama
pada Wilayah Sungai lain di tingkat
lintas kabupaten/kota; kabupaten/kota dan/atau
h. mengembangkan dan pada wilayah sungai dalam
mengelola sistem irigasi satu kabupaten/kota;
sebagai satu kesatuan h. memenuhi kebutuhan pokok
sistem pada daerah irigasi minimal sehari-hari atas air
yang menjadi kewenangan bagi masyarakat di
Pemerintah Daerah wilayahnya; dan
provinsi; i. menjaga efektivitas,
i. mengembangkan dan efisiensi, kualitas, dan
mengelola Sistem ketertiban pelaksanaan
Penyediaan Air Minum pengelolaan sumber daya air
lintas daerah pada wilayah sungai dalam
kabupaten/kota; satu kabupaten/kota.
j. menjaga efektivitas,
efisiensi, kualitas, dan
ketertiban pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota;
k. memberikan bantuan
teknis dan bimbingan
teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota;
l. memfasilitasi penyelesaian
sengketa antarkabupaten
dan/atau antarkota dalam
Pengelolaan Sumber Daya
Air; dan
m. melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya
Air Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.

7. Pasal 14: Dalam mengatur dan Pasal 14: Dihapus


mengelola Sumber Daya Air,
Pemerintah Daerah Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 berwenang:

a. menetapkan kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya
Air di wilayahnya
berdasarkan kebijakan
nasional Sumber Daya Air
dengan memperhatikan
kepentingan provinsi
sekitarnya;
b. menetapkan Pola
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota;
c. menetapkan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota
dengan memperhatikan
kepentingan provinsi
sekitarnya;
d. menetapkan kawasan
lindung Sumber Air pada
Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
e. menetapkan zona
konservasi Air Tanah pada
Cekungan Air Tanah di
Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
f. menetapkan kebijakan dan
strategi provinsi dalam
penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum;
g. mengatur, menetapkan,
dan memberi izin
penggunaan Sumber Daya
Air untuk kebutuhan
bukan usaha dan izin
penggunaan Sumber Daya
Air untuk kebutuhan usaha
pada lokasi tertentu di
Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
h. membentuk wadah
koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas
daerah kabupaten/kota;
i. menetapkan nilai satuan
BJPSDA dengan
melibatkan para pemangku
kepentingan terkait; dan
j. memungut, menerima, dan
menggunakan BJPSDA
pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota.

8. Pasal 15: Dalam mengatur dan Pasal 16: Wewenang dan tanggung Pasal 15: Dihapus
mengelola Sumber Daya Air, jawab pemerintah kabupaten/kota
Pemerintah Daerah kabupaten/kota meliputi :
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 bertugas: a. menetapkan kebijakan
pengelolaan sumber daya air
a. menyusun kebijakan di wilayahnya berdasarkan
Pengelolaan Sumber Daya kebijakan nasional sumber
Air kabupaten/kota daya air dan kebijakan
berdasarkan kebijakan pengelolaan sumber daya air
nasional Sumber Daya Air provinsi dengan
dan kebijakan Pengelolaan memperhatikan kepentingan
Sumber Daya Air provinsi kabupaten/kota sekitarnya;
dengan memperhatikan b. menetapkan pola
kepentingan pengelolaan sumber daya air
kabupaten/kota sekitarnya; pada wilayah sungai dalam
b. menyusun Pola satu kabupaten/kota;
Pengelolaan Sumber Daya c. menetapkan rencana
Air pada Wilayah Sungai pengelolaan sumber daya air
dalam satu pada wilayah sungai dalam
kabupaten/kota; satu kabupaten/kota dengan
c. menyusun Rencana memperhatikan kepentingan
Pengelolaan Sumber Daya kabupaten/kota sekitarnya;
Air pada Wilayah Sungai d. menetapkan dan mengelola
dalam satu kawasan lindung sumber air
kabupaten/kota; pada wilayah sungai dalam
d. mengembangkan dan satu kabupaten/kota;
mengelola sistem irigasi e. melaksanakan pengelolaan
sebagai satu kesatuan sumber daya air pada
sistem pada daerah irigasi wilayah sungai dalam satu
yang menjadi kewenangan kabupaten/kota dengan
Pemerintah Daerah memperhatikan kepentingan
kabupaten/kota; kabupaten/kota sekitarnya;
e. mengelola kawasan f. mengatur, menetapkan, dan
lindung Sumber Air pada memberi izin penyediaan,
Wilayah Sungai dalam peruntukan, penggunaan,
satu kabupaten/kota; dan pengusahaan air tanah di
f. menyelenggarakan proses wilayahnya serta sumber
perizinan penggunaan daya air pada wilayah sungai
Sumber Daya Air pada dalam satu kabupaten/kota;
Wilayah Sungai dalam g. membentuk dewan sumber
satu kabupaten/kota; daya air atau dengan nama
g. menjamin penyediaan Air lain di tingkat
baku yang memenuhi kabupaten/kota dan/atau
kualitas untuk pemenuhan pada wilayah sungai dalam
kebutuhan pokok minimal satu kabupaten/kota;
sehari-hari masyarakat h. memenuhi kebutuhan pokok
pada Wilayah Sungai minimal sehari-hari atas air
dalam satu bagi masyarakat di
kabupaten/kota; wilayahnya; dan
h. mengupayakan i. menjaga efektivitas,
penyediaan air untuk efisiensi, kualitas, dan
pemenuhan pertanian ketertiban pelaksanaan
rakyat, kegiatan bukan pengelolaan sumber daya air
usaha, dan/atau kegiatan pada wilayah sungai dalam
usaha pada wilayah sungai satu kabupaten/kota.
dalam satu
kabupaten/kota;
i. memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari
atas Air bagi masyarakat
di wilayah kabupaten/kota;
j. melaksanakan Pengelolaan
Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/kota,
termasuk Cekungan Air
Tanah pada Wilayah
Sungai tersebut;
k. mengembangkan dan
mengelola Sistem
Penyediaan Air Minum di
daerah kabupaten/kota;
l. menjaga efektivitas,
efisiensi, kualitas, dan
ketertiban pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
dalam satu
kabupaten/kota;
m. memberikan bantuan
teknis dan bimbingan
teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada
pemerintah desa; dan
n. memfasilitasi penyelesaian
sengketa dalam satu
kabupaten/kota dalam
Pengelolaan Sumber Daya
Air.

9. Pasal 16: Dalam mengatur dan Pasal 16: Dihapus


mengelola Sumber Daya Air,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 berwenang:

a. menetapkan kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya
Air di wilayahnya
berdasarkan kebijakan
nasional Sumber Daya Air
dan kebijakan Pengelolaan
Sumber Daya Air provinsi
dengan memperhatikan
kepentingan
kabupaten/kota sekitarnya;
b. menetapkan Pola
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota
dengan memperhatikan
kepentingan
kabupaten/kota sekitarnya;
c. menetapkan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota
dengan memperhatikan
kepentingan
kabupaten/kota sekitarnya;
d. menetapkan kawasan
lindung Sumber Air pada
Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/kota;
e. mengatur, menetapkan,
dan memberi izin
penggunaan Sumber Daya
Air untuk kebutuhan
bukan usaha dan izin
penggunaan Sumber Daya
Air untuk kebutuhan usaha
pada lokasi tertentu di
Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/kota;
f. membentuk wadah
koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/kota;
g. menetapkan nilai satuan
BJPSDA dengan
melibatkan para pemangku
kepentingan terkait;
h. memungut, menerima, dan
menggunakan BJPSDA
pada Wilayah Sungai
dalam satu
kabupaten/kota; dan
i. menetapkan kebijakan dan
strategi kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air
Minum.

10. Pasal 17: Pemerintah desa atau Pasal 17: Wewenang dan tanggung Pasal 17: Dihapus
yang disebut dengan nama lain jawab pemerintah desa atau yang
memiliki tugas meliputi: disebut dengan nama lain meliputi:

a. membantu Pemerintah a. mengelola sumber daya air


Pusat dan/atau Pemerintah di wilayah desa yang belum
Daerah dalam mengelola dilaksanakan oleh
Sumber Daya Air di masyarakat dan/atau
wilayah desa berdasarkan pemerintahan di atasnya
asas kemanfaatan umum dengan mempertimbangkan
dan dengan asas kemanfaatan umum;
memperhatikan b. menjaga efektivitas,
kepentingan desa lain; efisiensi, kualitas, dan
b. mendorong prakarsa dan ketertiban pelaksanaan
partisipasi masyarakat pengelolaan sumber daya air
desa dalam Pengelolaan yang menjadi
Sumber Daya Air di kewenangannya;
wilayahnya; c. memenuhi kebutuhan pokok
c. ikut serta dalam menjaga minimal sehari-hari warga
efektivitas, efisiensi, desa atas air sesuai dengan
kualitas, dan ketertiban ketersediaan air yang ada;
pelaksanaan Pengelolaan dan
Sumber Daya Air; dan d. memperhatikan kepentingan
d. membantu Pemerintah desa lain dalam
Daerah kabupaten/kota melaksanakan pengelolaan
dalam memenuhi sumber daya air di
kebutuhan pokok minimal wilayahnya.
sehari-hari atas Air bagi
warga desa.

11. Pasal 19: Pasal 19: Pasal 19:  Berdasarkan UU


No.7/2004 dan UU
(1) Sebagian tugas dan (1) Dalam hal pemerintah (1) Sebagian tugas dan wewenang No.17/2019 dalam
wewenang Pemerintah daerah belum dapat Pemerintah Pusat sebagaimana keadaan tertentu
Pusat dan/atau Pemerintah melaksanakan sebagian dimaksud dalam Pasal 10, dan sebagian tugas dan
Daerah sebagaimana wewenangnya sebagaimana Pasal 11, dapat ditugaskan wewenang
dimaksud dalam Pasal 10, dimaksud dalam Pasal 15 kepada Pengelola Sumber Pemerintah Daerah
Pasal 11, Pasal 13, Pasal dan Pasal 16, pemerintah Daya Air. provinsi dan/atau
14, Pasal 15, dan Pasal 16 daerah dapat menyerahkan (2) Pengelola Sumber Daya Air Pemerintah Daerah
dalam mengelola Sumber wewenang tersebut kepada sebagaimana dimaksud pada kabupaten/kota
Daya Air yang meliputi pemerintah di atasnya sesuai ayat (1) dapat berupa unit dapat dilaksanakan
satu Wilayah Sungai dapat dengan peraturan pelaksana teknis oleh pemerintah
ditugaskan kepada perundang-undangan. kementerian/unit pelaksana diatasnya.
Pengelola Sumber Daya (2) Pelaksanaan sebagian teknis daerah atau badan usaha  Dalam RUU Cipta
Air. wewenang pengelolaan milik negara/ badan usaha Kerja, seluruh
(2) Pengelola Sumber Daya sumber daya air oleh milik daerah di bidang tugas dan
Air sebagaimana pemerintah daerah Pengelolaan Sumber Daya Air. wewenang
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud (3) Sebagian tugas dan wewenang dilaksanankan oleh
dapat berupa unit dalam Pasal 15 dan Pasal 16 sebagaimana dimaksud pada Pemerintah Pusat
pelaksana teknis wajib diambil oleh ayat (1) tidak termasuk: sehingga ketentuan
kementerian/unit pemerintah di atasnya dalam mengenai
pelaksana teknis daerah hal: a. menetapkan pelimpahan tugas
atau badan usaha milik kebijakan;
negara/badan usaha milik b. menetapkan Pola dan wewenang
daerah di bidang a. pemerintah daerah Pengelolaan Sumber dari Pemerintah
Pengelolaan Sumber Daya tidak melaksanakan Daya Air; Daerah provinsi
Air. sebagian wewenang c. menetapkan Rencana dan/atau
(3) Sebagian tugas dan pengelolaan sumber Pengelolaan Sumber Pemerintah Daerah
wewenang sebagaimana daya air sehingga Daya Air; kabupaten/kota
dimaksud pada ayat (1) dapat d. menetapkan kawasan dihapus.
tidak termasuk: membahayakan lindung Sumber Air;
kepentingan umum; e. menetapkan izin;
a. menetapkan dan/atau f. membentuk wadah
kebijakan; b. adanya sengketa kooordinasi;
b. menetapkan Pola antarprovinsi atau g. menetapkan norma,
Pengelolaan antarkabupaten/kota. standar, prosedur, dan
Sumber Daya Air; kriteria;
c. menetapkan h. membentuk Pengelola
Rencana Sumber Daya Air; dan
Pengelolaan i. menetapkan.nilai
Sumber Daya Air; satuan BJPSDA.
d. menetapkan
kawasan lindung (4) Ketentuan lebih lanjut
Sumber Air; mengenai Badan usaha milik
e. menetapkan izin; negara/ badan usaha milik
f. membentuk daerah di bidang Pengelolaan
wadah koordinasi; Sumber Daya Air sebagaimana
g. menetapkan dimaksud pada ayat (2) diatur
norma, standar, dengan Peraturan Pemerintah.
prosedur, dan
kriteria;
h. membentuk
Pengelola Sumber
Daya Air; dan
i. menetapkan nilai
satuan BJPSDA.

(4) Badan usaha milik


negara/badan usaha milik
daerah di bidang
Pengelolaan Sumber Daya
Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:

a. memiliki tugas
menyelenggarakan
sebagian fungsi
Pengelolaan
Sumber Daya Air,
yaitu
pembangunan,
pengoperasian,
dan pemeliharaan;
b. memiliki tugas
penggunaan
Sumber Daya Air
untuk kebutuhan
usaha hanya pada
wilayah kerjanya;
c. melakukan
pelayanan yang
berkualitas dengan
prinsip
pengelolaan
perusahaan yang
sehat;
d. memiliki tugas
memungut,
menerima, dan
menggunakan
BJPSDA;
e. mendapat tugas
khusus yang
diberikan oleh
Pemerintah Pusat
dan/atau
Pemerintah
Daerah; dan
f. tidak semata-mata
berorientasi untuk
mengejar
keuntungan.
g. Penugasan
Pemerintah Pusat
kepada badan
usaha milik negara
di bidang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) diatur
dengan Peraturan
Pemerintah.
h. Penugasan
Pemerintah
Daerah kepada
badan usaha milik
daerah di bidang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) diatur
dengan peraturan
kepala daerah.
12. Pasal 20: Pasal 20: Dihapus.

(1) Dalam hal Pemerintah


Daerah provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota belum
dapat melaksanakan
sebagian tugas dan
wewenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13
sampai dengan Pasal 16,
Pemerintah Daerah
provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dapat
menyerahkannya kepada
pemerintah di atasnya
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(2) Pelaksanaan sebagian
tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya
Air oleh Pemerintah
Daerah provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 sampai
dengan Pasal 16, wajib
diambil alih oleh
pemerintah di atasnya
dalam hal:

a. Pemerintah
Daerah provinsi
dan/atau
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
tidak
melaksanakan
sebagian tugas dan
wewenang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
sehingga dapat
membahayakan
kepentingan
umum;
b. Pemerintah
Daerah provinsi
dan/atau
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
tidak
melaksanakan
sebagian tugas dan
wewenang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
sehingga dapat
mengganggu
pelayanan umum;
dan/atau
c. adanya sengketa
antarprovinsi atau
antarkabupaten
dan/atau antarkota
yang tidak dapat
diselesaikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut


mengenai penyerahan dan
pengambilalihan tugas dan
wewenang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


13. Pasal 39: Pasal 62: Pasal 39:  UU No. 7/2004:
rencana
(1) Pemerintah Pusat dan/atau (1) Penyusunan rencana (1) Pemerintah Pusat menyusun pengelolaan
Pemerintah Daerah sesuai pengelolaan sumber daya air Pola Pengelolaan Sumber sumber daya air
dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud Daya Air untuk disusun dengan
menyusun Pola dalam Pasal 59 ayat (3) pada terselenggaranya Pengelolaan melibatkan peran
Pengelolaan Sumber Daya setiap wilayah sungai Sumber Daya Air yang dapat msyarakat dan
Air untuk dilaksanakan secara memberikan manfaat yang dunia usaha
terselenggaranya terkoordinasi oleh instansi sebesar-besarnya bagi termasuk koperasi,
Pengelolaan Sumber Daya yang berwenang sesuai kepentingan masyarakat. badan usaha milik
Air yang dapat dengan bidang tugasnya (2) Pola Pengelolaan Sumber negara, badan
memberikan manfaat yang dengan mengikutsertakan Daya Air sebagaimana usaha milik daerah
sebesar-besarnya bagi para pemilik kepentingan dimaksud pada ayat (1) dan badan usaha
kepentingan masyarakat. dalam bidang sumber daya disusun berdasarkan Wilayah swasta.
(2) Pola Pengelolaan Sumber air. Sungai dengan prinsip  UU No. 7/2019
Daya Air sebagaimana (2) Instansi yang berwenang keterpaduan antarsektor dan rencana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan bidang antarwilayah serta keterkaitan pengelolaan
disusun berdasarkan tugasnya mengumumkan penggunaan antara Air sumber daya air
Wilayah Sungai dengan secara terbuka rancangan Permukaan dan Air Tanah. disusun oleh
prinsip keterpaduan rencana pengelolaan sumber (3) Pola Pengelolaan Sumber Pemerintah Pusat
antarsektor dan daya air kepada masyarakat. Daya Air sebagaimana dan/atau
antarwilayah serta (3) Masyarakat berhak dimaksud pada ayat (2) Pemerintah
keterkaitan penggunaan menyatakan keberatan diuraikan lebih lanjut dalam Daerah.
antara Air Permukaan dan terhadap rancangan rencana Rencana Pengelolaan Sumber  RUU Cipta
Air Tanah. pengelolaan sumber daya air Daya Air sebagai acuan Kerja: rencana
(3) Pola Pengelolaan Sumber yang sudah diumumkan pelaksanaan Pengelolaan pengelolaan
Daya Air sebagaimana dalam jangka waktu tertentu Sumber Daya Air jangka
dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan kondisi Panjang. sumber daya air
diuraikan lebih lanjut setempat. (4) Rencana Pengelolaan Sumber disusun oleh
dalam Rencana (4) Instansi yang berwenang Daya Air sebagaimana Pemerintah Pusat.
Pengelolaan Sumber Daya dapat melakukan peninjauan dimaksud pada ayat (3)
Air sebagai acuan kembali terhadap rancangan merupakan acuan penyusunan
pelaksanaan Pengelolaan rencana pengelolaan sumber program Pengelolaan Sumber
Sumber Daya Air jangka daya air atas keberatan Daya Air dan program
panjang. masyarakat sebagaimana kementerian atau lembaga
(4) Rencana Pengelolaan dimaksud pada ayat (3). pemerintah nonkementerian
Sumber Daya Air (5) Rancangan rencana yang terkait.
sebagaimana dimaksud pengelolaan sumber daya air (5) Rencana Pengelolaan Sumber
pada ayat (3) merupakan ditetapkan oleh instansi Daya Air merupakan dasar dan
acuan penyusunan yang berwenang untuk salah satu unsur dalam
program Pengelolaan menjadi rencana penyusunan, peninjauan
Sumber Daya Air dan pengelolaan sumber daya kembali, dan/atau
program kementerian atau air. penyempurnaan rencana tata
lembaga pemerintah (6) Rencana pengelolaan ruang wilayah.
nonkementerian yang sumber daya air pada setiap (6) Program Pengelolaan Sumber
terkait. wilayah sungai dirinci ke Daya Air sebagaimana
(5) Rencana Pengelolaan dalam program yang terkait dimaksud pada ayat (4)
Sumber Daya Air dengan pengelolaan sumber merupakan acuan dalam
merupakan dasar dan salah daya air oleh instansi penyusunan rencana kegiatan
satu unsur dalam pemerintah, swasta, dan Pengelolaan Sumber Daya Air
penyusunan, peninjauan masyarakat. dan rencana kegiatan
kembali, dan/atau (7) Ketentuan mengenai kementerian atau lembaga
penyempurnaan rencana perencanaan pengelolaan pemerintah nonkementerian
tata ruang wilayah. sumber daya air diatur lebih yang terkait.
(6) Program Pengelolaan lanjut dengan peraturan (7) Pelaksanaan rencana kegiatan
Sumber Daya Air pemerintah. Pengelolaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan konstruksi
pada ayat (4) merupakan Prasarana Sumber Daya Air,
acuan dalam penyusunan kegiatan nonkonstruksi, serta
rencana kegiatan kegiatan Operasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Pemeliharaan Sumber Daya
Air dan rencana kegiatan Air.
kementerian atau lembaga
pemerintah (8) Ketentuan lebih lanjut
nonkementerian yang mengenai penyusunan Pola
terkait. Pengelolaan Sumber Daya Air,
(7) Pelaksanaan rencana Rencana Pengelolaan Sumber
kegiatan Pengelolaan Daya Air, program
Sumber Daya Air meliputi Pengelolaan Sumber Daya Air,
kegiatan konstruksi dan rencana kegiatan
Prasarana Sumber Daya Pengelolaan Sumber Daya Air
Air, kegiatan sebagaimana dimaksud pada
nonkonstruksi, serta ayat (2) sampai dengan ayat
kegiatan Operasi dan (6), diatur dengan Peraturan
Pemeliharaan Sumber Pemerintah.
Daya Air.
(8) Ketentuan lebih lanjut
mengenai penyusunan
Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air, Rencana
Pengelolaan Sumber Daya
Air, program Pengelolaan
Sumber Daya Air, dan
rencana kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya
Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
sampai dengan ayat (6),
diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI PRASARANA SUMBER DAYA AIR DAN PELAKSANAAN NONKONSTRUKSI


14. Pasal 40: Pasal 63: Pasal 40:  UU No.17/2019:
Kegiatan non
(1) Pelaksanaan konstruksi (1) Pelaksanaan konstruksi (1) Pelaksanaan konstruksi konstruksi yang
Prasarana Sumber Daya prasarana sumber daya air Prasarana Sumber Daya Air tidak mengubah
Air dan pelaksanaan dilakukan berdasarkan dan pelaksanaan nonkonstruksi fisik pada sumber
nonkonstruksi dilakukan norma, standar, pedoman, dilakukan oleh Pemerintah air tidak
oleh Pemerintah Pusat dan manual dengan Pusat dan/ atau Pemerintah
memerlukan izin.
dan/atau Pemerintah memanfaatkan teknologi dan Daerah sesuai dengan  UU No.7/2004:
Daerah sesuai dengan sumber daya lokal serta kewenangannya berdasarkan UU
kewenangannya mengutamakan keselamatan, program dan rencana kegiatan. No.7/2004hanya
berdasarkan program dan keamanan kerja, dan (2) Pelaksanaan konstruksi mengatur kegiatan
rencana kegiatan. keberlanjutan fungsi Prasarana Sumber Daya Air konstruksi sumber
(2) Pelaksanaan konstruksi ekologis sesuai dengan dan pelaksanaan nonkonstruksi daya air.
Prasarana Sumber Daya peraturan perundang- sebagaimana dimaksud pada Berdasarkan UU
Air dan pelaksanaan undangan. ayat (1) dapat dilakukan tersebut, deluruh
nonkonstruksi (2) Setiap orang atau badan dengan melibatkan peran serta kegiatan kontruksi
sebagaimana dimaksud usaha dilarang melakukan masyarakat. wajib memperoleh
pada ayat (1) dapat kegiatan pelaksanaan (3) Setiap Pelaku Usaha atas izin dari
dilakukan dengan konstruksi prasarana sumber prakarsa sendiri dapat pemerintah
melibatkan peran serta daya air yang tidak melaksanakan kegiatan pusat/pemerintah
masyarakat. didasarkan pada norma, konstruksi Prasarana Sumber daerah.
(3) Setiap Orang atau standar, pedoman, dan Daya Air dan pelaksanaan  RUU Cipta kerja:
kelompok masyarakat atas manual sebagaimana nonkonstruksi setelah Dalam RUU Cipta
prakarsa sendiri dapat dimaksud pada ayat (1). memenuhi Perizinan Berusaha kerja, kegiatan
melaksanakan kegiatan (3) Setiap orang atau badan untuk menggunakan sumber konstruksi
konstruksi Prasarana usaha yang melakukan daya air dari Pemerintah Pusat. prasaranan sumber
Sumber Daya Air dan kegiatan pelaksanaan (4) Dalam hal kegiatan konstruksi daya air dan
pelaksanaan nonkonstruksi konstruksi pada sumber air prasarana Sumber Daya Air kegiatan
untuk kepentingan sendiri wajib memperoleh izin dari dan pelaksanaan nonkonstruksi nonkonstruksi
berdasarkan izin dari Pemerintah atau pemerintah sebagaimana dimaksud pada yang dilakukan
Pemerintah Pusat dan/atau daerah sesuai dengan ayat (3) dilakukan oleh pelaku usaha harus
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Instansi Pemerintah, Orang memenuhi
dengan kewenangannya. (4) Pelaksanaan konstruksi atau Kelompok Masyarakat Perizinan
(4) Pelaksanaan konstruksi prasarana dan sarana sumber yang bersifat nonkomersial Berusaha.
Prasarana Sumber Daya daya air di atas tanah pihak harus memenuhi persetujuan Sementara itu,
Air dan pelaksanaan lain dilaksanakan setelah dari Pemerintah Pusat kegiatan
nonkonstruksi dilakukan proses ganti kerugian (5) Pelaksanaan konstruksi konstruksi
dengan: dan/atau kompensasi kepada Prasarana Sumber Daya Air prasaranan sumber
pihak yang berhak dan pelaksanaan nonkonstruksi daya air dan
a. mengikuti norma, diselesaikan sesuai dengan dilakukan dengan: a. kegiatan
standar, prosedur, peraturan perundang- mengikuti norma, standar, nonkonstruksi
dan kriteria; undangan. prosedur, dan kriteria; b. yang bersifat
b. memanfaatkan (5) Ketentuan izin sebagaimana memanfaatkan teknologi dan nonkomersial
teknologi dan dimaksud pada ayat (3) sumber daya lokal; dan c. harus memenuhi
sumber daya diatur lebih lanjut dengan mengutamakan keselamatan, persetujuan dari
lokal; dan peraturan pemerintah. kgamanan kerja, dan Pemerintah Pusat.
c. mengutamakan keberlanjutan fungsi ekologis
keselamatan, sesuai dengan ketentuan
keamanan kerja, peraturan perundang-
dan keberlanjutan undangan.
fungsi ekologis (6) Kewajiban memperoleh
sesuai dengan Perizinan Berusaha
ketentuan sebagaimana dimaksud pada
peraturan ayat (3) dan persetujuan
perundang- sebagaimana dimaksud pada
undangan. ayat (4) dikecualikan bagi
kegiatan nonkonstruksi yang
(5) Kewajiban memperoleh tidak mengakibatkan
izin sebagaimana perubahan fisik pada Sumber
dimaksud pada ayat (3) Air.
dikecualikan bagi kegiatan (7) Ketentuan lebih lanjut
nonkonstruksi yang tidak mengenai Perizinan Berusaha
mengakibatkan perubahan sebagaimana dimaksud pada
fisik pada Sumber Air. ayat (3) dan persetujuan
(6) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada
mengenai izin ayat (4) diatur dengan
sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah.
pada ayat (3) diatur
dengan Peraturan
Pemerintah.

PELAKSANAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR


15. Pasal 41: Pasal 64: Pasal 41:  UU No. 7/2004:
Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan Operasi dan (1) Pelaksanaan operasi dan (1) Pelaksanaan Operasi dan Operasi dan
Pemeliharaan Sumber pemeliharaan sumber daya Pemeliharaan Sumber Daya Pemeliharaan
Daya Air terdiri atas air terdiri atas pemeliharaan Air terdiri atas pemeliharaan Sumber Daya Air
pemeliharaan Sumber Air sumber air serta operasi dan Sumber Air serta operasi dan dilakukan oleh
pemerintah pusat,
serta operasi dan pemeliharaan prasarana pemeliharaan Prasarana pemerintah daerah
pemeliharaan Prasarana sumber daya air. Sumber Daya Air. dan pengelola
Sumber Daya Air. (2) Pelaksanaan operasi dan (2) Pelaksanaan Operasi dan sumber daya air.
(2) Pelaksanaan Operasi dan pemeliharaan sebagaimana Pemeliharaan Sumber Daya Untuk prasarana
Pemeliharaan Sumber dimaksud pada ayat (1) Air sebagaimana dimaksud yang dibangun
Daya Air sebagaimana meliputi pengaturan, pada ayat (1) meliputi oleh masyarakat,
dimaksud pada ayat (1) pelaksanaan, pemantauan, pengaturan, pelaksanaan, badan usaha atau
meliputi pengaturan, dan evaluasi untuk pemantauan, dan evaluasi perorangan
pelaksanaan, pemantauan, menjamin kelestarian fungsi untuk menjamin kelestarian dilakukan oleh
dan evaluasi untuk dan manfaat sumber daya fungsi serta manfaat Sumber pihak yang
menjamin kelestarian air. Daya Air dan prasarananya. membangun.
fungsi serta manfaat (3) Pelaksanaan operasi dan (3) Pelaksanaan Operasi dan  UU No. 17/2019:
Sumber Daya Air dan pemeliharaan sumber daya Pemeliharaan Sumber Daya Pelaksanaan
prasarananya. air dilakukan oleh Air dilakukan oleh Pemerintah Operasi dan
(3) Pelaksanaan Operasi dan Pemerintah, pemerintah Pusat dan dapat melibatkan Pemeliharaan
Pemeliharaan Sumber daerah, atau pengelola peran serta masyarakat. Sumber Daya Air
Daya Air dilakukan oleh sumber daya air sesuai (4) Pelaksanaan operasi dan dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau dengan kewenangannya. pemeliharaan Prasarana Pemerintah pusat
Pemerintah Daerah sesuai (4) Pelaksanaan operasi dan Sumber Daya Air yang atau Pemrintah
dengan kewenangannya pemeliharaan prasarana dibangun oleh Setiap Orang daerah. Untuk
dan dapat melibatkan sumber daya air yang atau kelompok masyarakat prasarana yang
peran serta masyarakat. dibangun oleh badan usaha, menjadi tugas dan tanggung dibangun oleh
(4) Pelaksanaan operasi dan kelompok masyarakat, atau jawab pihak yang membangun. orang
pemeliharaan Prasarana perseorangan menjadi tugas (5) Ketentuan lebih lanjut perseorangan,
Sumber Daya Air yang dan tanggung jawab pihak- mengenai pelaksanaan Operasi korporasi atau
dibangun oleh Setiap pihak yang membangun. dan Pemeliharaan Sumber kelompok
Orang atau kelompok (5) Masyarakat ikut berperan Daya Air diatur dengan masyarakat
masyarakat menjadi tugas dalam pelaksanaan operasi Peraturan Pemerintah. dilakukan oleh
dan tanggung jawab dan pemeliharaan pihak yang
pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud pada membangun.
membangun. ayat (1).  RUU Cipta
(5) Ketentuan lebih lanjut (6) Pelaksanaan operasi dan Kerja:
mengenai pelaksanaan pemeliharaan sistem irigasi Pelaksanaan
Operasi dan Pemeliharaan ditetapkan: Operasi dan
Sumber Daya Air diatur Pemeliharaan
dengan Peraturan Sumber Daya Air
Pemerintah. a. pelaksanaan operasi dilakukan oleh
dan pemeliharaan pemerintah pusat
sistem irigasi primer (kecuali
dan sekunder perseorangan,
menjadi wewenang korporasi atau
dan tanggung jawab kelompok
Pemerintah dan masyarakat
pemerintah daerah dilakukan oleh
sesuai dengan pihak yang
kewenangannya, membangun).
b. pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan
sistem irigasi tersier
menjadi hak dan
tanggung jawab
masyarakat petani
pemakai air.

(7) Setiap orang atau badan


usaha dilarang melakukan
kegiatan yang
mengakibatkan rusaknya
prasarana sumber daya air.
(8) Ketentuan mengenai operasi
dan pemeliharaan sumber
daya air diatur lebih lanjut
dengan peraturan
pemerintah.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


16. Pasal 43: - Pasal 43:  UU No. 17/2019
dan RUU Cipta
(1) Pemantauan Pengelolaan (1) Pemantauan Pengelolaan Kerja mengatur
Sumber Daya Air Sumber Daya Air dilakukan lebih jelas
terhadap: mengenai
pemantauan dan
dilakukan terhadap: a. Perencanaan evaluasi
Pengelolaan Sumber pengelolaan
a. Perencanaan Daya Air; sumber daya air
Pengelolaan b. pelaksanaan sehingga dapat
Sumber Daya Air; konstruksi Prasarana dilakukan
b. pelaksanaan Sumber Daya Air dan perbaikan
konstruksi pelaksanaan penyelenggaraan
Prasarana Sumber nonkonstruksi; dan pengelolaan
Daya Air dan c. pelaksanaan Operasi sumber daya air.
pelaksanaan dan Pemeliharaan
nonkonstruksi; Sumber Daya Air.
dan
c. pelaksanaan (2) Evaluasi Pengelolaan Sumber
Operasi dan Daya Air dilakukan
Pemeliharaan berdasarkan hasil pemantauan
Sumber Daya Air. Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
(2) Evaluasi Pengelolaan terhadap tujuan Pengelolaan
Sumber Daya Air Sumber Daya Air.
dilakukan berdasarkan (3) Hasil evaluasi Pengelolaan
hasil pemantauan Sumber Sumber Daya Air digunakan
Daya Air sebagaimana sebagai bahan pertimbangan
dimaksud pada ayat (1) dalam melakukan perbaikan
terhadap tujuan penyelenggaraan Pengelolaan
Pengelolaan Sumber Daya Sumber Daya Air.
Air. (4) Pelaksanaan pemantauan dan
(3) Hasil evaluasi Pengelolaan evaluasi Pengelolaan Sumber
Sumber Daya Air Daya Air sebagaimana
digunakan sebagai bahan dimaksud pada ayat (1) dan
pertimbangan dalam ayat (2) dilakukan oleh
melakukan perbaikan Pemerintah Pusat.
penyelenggaraan (5) Ketentuan lebih lanjut
Pengelolaan Sumber Daya mengenai pemantauan dan
Air. evaluasi Pengelolaan Sumber
(4) Pelaksanaan pemantauan Daya Air diatur dengan
dan evaluasi Pengelolaan Peraturan Pemerintah.
Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan oleh Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
(5) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pemantauan dan
evaluasi Pengelolaan
Sumber Daya Air diatur
dengan Peraturan
Pemerintah.

PERIZINAN
17. Pasal 50: Izin penggunaan Pasal 40: Pasal 50: Perizinan Berusaha untuk  UU No. 17/2019
Sumber Daya Air untuk kebutuhan menggunakan Sumber Daya Air yang dan RUU Cipta
usaha dengan menggunakan Air (1) Pemenuhan kebutuhan air menghasilkan produk berupa Air Kerja: perizinan
dan Daya Air sebagai materi baku untuk air minum minum untuk kebutuhan pokok sehari- penyelenggaraan
sebagaimana dimaksud dalam rumah tangga sebagaimana hari diberikan kepada badan usaha penggunaan
Pasal 49 ayat (1) huruf b yang dimaksud dalam Pasal 34 milik negara, badan usaha milik sumber daya air
menghasilkan produk berupa Air ayat (1) dilakukan dengan daerah, atau badan usaha milik desa untuk air minum
minum untuk kebutuhan pokok pengembangan sistem penyelenggara Sistem Penyediaan Air hanya diberikan
sehari-hari diberikan kepada badan penyediaan air minum. Minum. kepada BUMN,
usaha milik negara, badan usaha (2) Pengembangan sistem BUMD dan
milik daerah, atau badan usaha penyediaan air minum BUMDes.
milik desa penyelenggara Sistem sebagaimana dimaksud pada
Penyediaan Air Minum. ayat (1) menjadi tanggung  UU No. 7/2004:
jawab Pemerintah dan Izin
pemerintah daerah. Penyelenggaraan
(3) Badan usaha milik negara penggunaan air
dan/atau badan usaha milik minum diberikan
daerah merupakan kepada BUMN
penyelenggara dan BUMD.
pengembangan sistem Dalam hal ini,
penyediaan air minum. koperasi, badan
(4) Koperasi, badan usaha usaha swasta dan
swasta, dan masyarakat masyarakat dapat
dapat berperan serta dalam turut serta.
18. Pasal 51: lzin penggunaan Sumber penyelenggaraan Pasal 51:  UU No. 7/2004:
Daya Air untuk kebutuhan usaha pengembangan sistem Badan usaha
dapat diberikan kepada pihak penyediaan air minum. (1) Penggunaan Sumber Daya Air swasta dapat
swasta setelah memenuhi syarat (5) Pengaturan terhadap untuk kebutuhan usaha dapat berperan serta
tertentu dan ketat sebagaimana pengembangan sistem diberikan kepada pihak swasta dalam
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) penyediaan air minum setelah memenuhi syarat penyelenggaraan
huruf f paling sedikit: bertujuan untuk: tertentu dan ketat dalam pengembangan
Perizinan Berusaha untuk sistem penyediaan
a. sesuai dengan Pola a. terciptanya menggunakan Sumber Daya air minum.
Pengelolaan Sumber Daya pengelolaan dan Air dari Pemerintah Pusat.  Dalam UU
Air dan Rencana pelayanan air (2) Ketentuan lebih lanjut No.17/2019, pihak
Pengelolaan Sumber Daya minum yang mengenai Perizinan Berusaha swasta dapat
Air; berkualitas dengan untuk menggunakan Sumber memiliki izin
b. memenuhi persyaratan harga yang Daya Air sebagaimana penggunaan
teknis administratif; terjangkau; dimaksud pada ayat (1) diatur sumber daya air
c. mendapat persetujuan dari b. tercapainya dengan Peraturan Pemerintah. setelah memenuhi
para pemangku kepentingan yang persyaratan
kepentingan di kawasan seimbang antara sebagaimana
Sumber Daya Air; dan konsumen dan disebutkan dalam
d. memenuhi kewajiban penyedia jasa ketentuan tersebut.
biaya Konservasi Sumber pelayanan; dan Sementara itu,
Daya Air yang merupakan c. meningkatnya dalam RUU Cipta
komponen dalam BJPSDA efisiensi dan Kerja, pihak
dan kewajiban keuangan cakupan pelayanan swasta dapat
lainnya sesuai dengan air minum. memiliki izin
ketentuan peraturan setelah memenuhi
perundang-undangan. (6) Pengaturan pengembangan syarat perizinan
sistem penyediaan air berusaha yang
minum sebagaimana diatur lebih lanjut
dimaksud pada ayat (1), ayat dalam Peraturan
(2), ayat (3) dan ayat (4)
Pemerintah.
diselenggarakan secara
terpadu dengan
pengembangan prasarana
dan sarana sanitasi
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf d.
(7) Untuk mencapai tujuan
pengaturan pengembangan
sistem penyediaan air
minum dan sanitasi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan ayat (6),
Pemerintah dapat
membentuk badan yang
berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada
menteri yang membidangi
sumber daya air.
(8) Ketentuan pengembangan
sistem penyediaan air
minum, badan usaha milik
negara dan/atau badan usaha
milik daerah penyelenggara
pengembangan sistem
penyediaan air minum,
peran serta koperasi, badan
usaha swasta, dan
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pengembangan sistem
penyediaan air minum, dan
pembentukan badan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (3), ayat (4),
dan ayat (7) diatur lebih
lanjut dengan peraturan
pemerintah.

19. Pasal 52: Pasal 49: Pasal 52:  UU No. 7/2019


mengizinkan
(1) Penggunaan Sumber Daya (1) Pengusahaan air untuk (1) Penggunaan Sumber Daya Air pengusahaan untuk
Air untuk negara lain negara lain tidak diizinkan, untuk negara lain dilarang, negara lain apabila
dilarang, kecuali untuk kecuali apabila penyediaan kecuali untuk tujuan penyediaan air
tujuan kemanusiaan. air untuk berbagai kemanusiaan. untuk berbagai
(2) Pengecualian sebagaimana kebutuhan sebagaimana (2) Pengecualian sebagaimana kebutuhan telah
dimaksud pada ayat (1) dimaksud dalam Pasal 29 dimaksud pada ayat (1) harus terpenuhu.
harus memenuhi ayat (2) telah dapat memenuhi persyaratan telah Sementara itu, UU
persyaratan telah dapat terpenuhi. dapat terpenuhinya kebutuhan No. 17/2019 dan
terpenuhinya kebutuhan (2) Pengusahaan air untuk penggunaan Sumber Daya Air RUU Cipta Kerja
penggunaan Sumber Daya negara lain sebagaimana di Wilayah Sungai yang lebih menegaskan
Air di Wilayah Sungai dimaksud pada ayat (1) bersangkutan serta daerah bahwa penggunaan
yang bersangkutan serta harus didasarkan pada sekitarnya. sumber daya air
daerah sekitarnya. rencana pengelolaan sumber (3) Penggunaan Sumber Daya Air untuk negara lain
(3) Penggunaan Sumber Daya daya air wilayah sungai untuk negara lain sebagaimana dilarang kecuali
Air untuk negara lain yang bersangkutan, serta dimaksud pada ayat (1) harus penggunaan untuk
sebagaimana dimaksud memperhatikan kepentingan didasarkan pada Pola tujuan
pada ayat (1) harus daerah di sekitarnya. Pengelolaan Sumber Daya Air kemanusiaan.
didasarkan pada Pola (3) Rencana pengusahaan air dan Rencana Pengelolaan  Mengenai
Pengelolaan Sumber Daya untuk negara lain dilakukan Sumber Daya Air pada perizinan, UU No.
Air dan Rencana melalui proses konsultasi Wilayah Sungai yang 17/2019
Pengelolaan Sumber Daya publik oleh pemerintah bersangkutan dan melakukan
Air pada Wilayah Sungai sesuai dengan memperhatikan kepentingan perizinan secara
yang bersangkutan dan kewenangannya. daerah di sekitarnya. bertahap yaitu
memperhatikan (4) Pengusahaan air untuk (4) Rencana penggunaan Sumber melalui
kepentingan daerah di negara lain sebagaimana Daya Air untuk negara lain rekomendasi
sekitarnya. dimaksud pada ayat (2) dan dilakukan melalui proses pemerintah daerah
(4) Rencana penggunaan ayat (3) wajib mendapat izin konsultasi publik oleh lalu ke pemerintah
Sumber Daya Air untuk dari Pemerintah berdasarkan Pemerintah Pusat. pusat. RUU Cipta
negara lain dilakukan rekomendasi dari (5) Penggunaan Sumber Daya Air Kerja memberikan
melalui proses konsultasi pemerintah daerah dan untuk negara lain sebagaimana izin melalui
publik oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan dimaksud pada ayat (3) dan Perizinan
Pusat dan/atau Pemerintah perundang-undangan. ayat (4) wajib mendapat Berusaha yang
Daerah sesuai dengan Perizinan Berusaha dari terintegrasi yang
kewenangannya. Pemerintah Pusat. didapat dari
(5) Penggunaan Sumber Daya Pemerintah Pusat.
Air untuk negara lain
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4)
wajib mendapat izin dari
Pemerintah Pusat
berdasarkan rekomendasi
dari Pemerintah Daerah
dan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PENDANAAN
20. Pasal 58: Pasal 80 Pasal 58:  UU No. 17/2019
dan RUU Cipta
(1) Pengguna Sumber Daya (1) Pengguna sumber daya air (1) Pengguna Sumber Daya Air Kerja memperluas
Air tidak dibebani untuk memenuhi kebutuhan tidak dibebani BJPSDA jika pengguna sumber
BJPSDA jika pokok sehari-hari dan untuk menggunakan Sumber Daya daya air yang tidak
menggunakan Sumber pertanian rakyat tidak Air untuk: dibebani biaya
Daya Air untuk: dibebani biaya jasa yaitu untuk
pengelolaan sumber daya a. pemenuhan kebutuhan kegiatan bukan
a. pemenuhan air. pokok sehari-hari; usaha dan kegiatan
kebutuhan pokok (2) Pengguna sumber daya air b. pertanian rakyat; konstruksi pada
sehari-hari; selain sebagaimana c. kegiatan selain untuk sumber air yang
b. pertanian rakyat; dimaksud pada ayat (1) memenuhi kebutuhan tidak
c. kegiatan selain menanggung biaya jasa pokok sehari-hari dan menggunakan air.
untuk memenuhi pengelolaan sumber daya pertanian rakyat yang  Biaya penggunaan
kebutuhan pokok air. bukan merupakan kegiatan sumber daya air
sehari-hari dan (3) Penentuan besarnya biaya usaha; dan dalam UU No.
pertanian rakyat jasa pengelolaan sumber d. kegiatan konstruksi pada 17/2019 dan RUU
yang bukan daya air sebagaimana Sumber Air yang tidak Cipta Kerja
merupakan dimaksud pada ayat (2)
kegiatan usaha; didasarkan pada perhitungan menggunakan Air. ditetapkan oleh
dan ekonomi rasional yang dapat pemerintah pusat
d. kegiatan dipertanggungjawabkan. (2) Pengguna Sumber Daya Air dengan
konstruksi pada (4) Penentuan nilai satuan biaya selain sebagaimana dimaksud memperhatikan
Sumber Air yang jasa pengelolaan sumber pada ayat (1) menanggung prinsip pemanfaat
tidak daya air untuk setiap jenis BJPSDA. membayar.
menggunakan Air. penggunaan sumber daya air (3) Pemerintah Pusat berhak atas Sementara itu, UU
didasarkan pada hasil penerimaan BJPSDA No.7/2004
(2) Pengguna Sumber Daya pertimbangan kemampuan yang dipungut dari para menetapkan biaya
Air selain sebagaimana ekonomi kelompok pengguna Sumber Daya Air. pengguna sumber
dimaksud pada ayat (1) pengguna dan volume (4) BJPSDA sebagaimana daya air dengan
menanggung BJPSDA. penggunaan sumber daya dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada
(3) Pemerintah Pusat dan/atau air. dipergunakan untuk perhitungan
Pemerintah Daerah sesuai (5) Penentuan nilai satuan biaya keberlanjutan Pengelolaan ekonomi rasional
dengan kewenangannya jasa pengelolaan sumber Sumber Daya Air pada dengan
berhak atas hasil daya air untuk jenis Wilayah Sungai yang dipertimbangkan
penerimaan BJPSDA yang penggunaan nonusaha bersangkutan. pada kemampuan
dipungut dari para dikecualikan dari (5) Ketentuan lebih lanjut ekonomi
pengguna Sumber Daya perhitungan ekonomi mengenai BJPSDA kelompok
Air. rasional sebagaimana sebagaimana dimaksud pada pengguna dan
(4) BJPSDA sebagaimana dimaksud pada ayat (3). ayat (3) diatur dengan volume
dimaksud pada ayat (3) (6) Pengelola sumber daya air Peraturan Pemerintah. penggunaan
dipergunakan untuk berhak atas hasil penerimaan sumber daya air.
keberlanjutan Pengelolaan dana yang dipungut dari  UU No. 17/2019:
Sumber Daya Air pada para pengguna jasa Penerimaan biaya
Wilayah Sungai yang pengelolaan sumber daya air diterima oleh
bersangkutan. sebagaimana dimaksud pada Pemerintah pusat
ayat (2). dan/atau
(7) Dana yang dipungut dari pemerintah daerah
para pengguna sumber daya  UU No. 7/2004:
air sebagaimana dimaksud Penerimaan biaya
pada ayat (6) dipergunakan diterima oleh
untuk mendukung pengelola sumber
terselenggaranya daya air.
kelangsungan pengelolaan  RUU Cipta Kerja:
sumber daya air pada
wilayah sungai yang Penerimaan biaya
bersangkutan. diterima oleh
pemerintah pusat.
KETENTUAN PIDANA
21. Pasal 70: Pasal 94 ayat (3): Dipidana dengan Pasal 70:  Ketentuan pidana
Setiap Orang yang dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) denda bagi pihak
sengaja: tahun dan denda paling banyak (1) Setiap Orang yang dengan yang dengan
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta sengaja: sengaja melakukan
a. melakukan kegiatan rupiah): kegiatan
pelaksanaan konstruksi a. melakukan kegiatan penggunaan
Prasarana Sumber Daya a. setiap orang yang pelaksanaan konstruksi sumber daya air
Air dan nonkonstruksi dengan sengaja Prasarana Sumber Daya tanpa izin atau
pada Sumber Air tanpa menyewakan atau Air dan nonkonstruksi persetujuan
memperoleh izin dari memindahtangankan pada Sumber Air tanpa menjadi lebih
Pemerintah Pusat atau sebagian atau memperoleh izin dari banyak. Dalam
Pemerintah Daerah seluruhnya hak guna Pemerintah Pusat atau UU No. 7/2004
sebagaimana dimaksud air sebagaimana Pemerintah Daerah denda yang
dalam Pasal 40 ayat (3); dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dikenakan sebesar
b. menyewakan atau Pasal 7 ayat (2); dalam Pasal 40 ayat (3); 500 juta,
memindahtangankan, baik b. setiap orang yang b. menyewakan atau sementara UU No.
sebagian maupun dengan sengaja memindahtangankan, baik 17/2019 dan RUU
keseluruhan izin melakukan sebagian maupun Cipta Kerja denda
penggunaan Sumber Daya pengusahaan keseluruhan Perizinan sebesar 1 – 5
Air untuk kebutuhan sumber daya air Berusaha atau persetujuan miliar.
bukan usaha atau izin tanpa izin dari pihak penggunaan Sumber Daya  Untuk ketentuan
penggunaan Sumber Daya yang berwenang Air untuk kebutuhan pidana penjara UU
Air untuk kebutuhan usaha sebagaimana bukan usaha atau izin No. 17/2019 dan
sebagaimana dimaksud dimaksud dalam penggunaan Sumber Daya RUU Cipta Kerja
dalam Pasal 44 ayat (4); Pasal 45 ayat (3); Air untuk kebutuhan usaha mengatur pidana
atau atau sebagaimana dimaksud penjara paling
c. melakukan penggunaan c. setiap orang yang dalam Pasal 44 ayat (4); singkat yaitu 1
Sumber Daya Air untuk dengan sengaja atau tahun, sebelumnya
kebutuhan usaha tanpa melakukan kegiatan c. melakukan penggunaan di UU No. 7/2004
izin sebagaimana pelaksanaan Sumber Daya Air untuk tidak disebutkan
dimaksud dalam Pasal 49 konstruksi prasarana kebutuhan usaha tanpa pidana penjara
ayat (2) sumber daya air Perizinan Berusaha atau
yang tidak persetujuan penggunaan paling singkatnya.
dipidana dengan pidana penjara didasarkan pada Sumber Daya Air
paling singkat 1 (satu) tahun dan norma, standar, sebagaimana dimaksud
paling lama 3 (tiga) tahun dan pedoman, dan dalam Pasal 49 ayat (2),
denda paling sedikit manual sebagaimana
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar dimaksud dalam dipidana dengan pidana penjara paling
rupiah) dan paling banyak Pasal 63 ayat (2); singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar d. setiap orang yang 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
rupiah). dengan sengaja Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
melakukan kegiatan rupiah) dan paling banyak
pelaksanaan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
konstruksi pada rupiah).
sumber air tanpa
memperoleh izin
dari Pemerintah atau
pemerintah daerah
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (3).

22. Pasal 73: Setiap Orang yang Pasal 95 ayat (3): Dipidana dengan Pasal 73: Setiap Orang yang karena  Ketentuan pidana
karena kelalaiannya: pidana penjara paling lama 6 (enam) kelalaiannya: denda bagi pihak
bulan dan denda paling banyak yang karena
a. melakukan kegiatan Rp100.000.000,00 (seratus juta (1) melakukan kegiatan kelalaiannya
pelaksanaan konstruksi rupiah): pelaksanaan konstruksi melakukan
Prasarana Sumber Daya Prasarana Sumber Daya Air kegiatan
Air dan nonkonstruksi a. setiap orang yang dan nonkonstruksi pada penggunaan
pada Sumber Air tanpa karena kelalaiannya Sumber Air tidak memenuhi sumber daya air
izin dari Pemerintah Pusat melakukan ketentuan sebagaimana tanpa izin atau
atau Pemerintah Daerah pengusahaan dimaksud dalam Pasal 40 ayat persetujuan
sebagaimana dimaksud sumber daya air (3) dan ayat (4); atau menjadi lebih
dalam Pasal 40 ayat (3); tanpa izin dari pihak (2) menggunakan Sumber Daya banyak. Dalam
atau yang berwenang Air untuk kebutuhan usaha UU No. 7/2004
b. menggunakan Sumber sebagaimana tanpa Perizinan Berusaha denda yang
Daya Air untuk kebutuhan dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam dikenakan sebesar
usaha tanpa izin Pasal 45 ayat (3); 100 juta,
sebagaimana dimaksud b. setiap orang yang Pasal 49 ayat (2), sementara UU No.
dalam Pasal 49 ayat (2) karena kelalaiannya 17/2019 dan RUU
melakukan kegiatan dipidana dengan pidana penjara paling Cipta Kerja denda
dipidana dengan pidana penjara pelaksanaan singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama sebesar 300 juta –
paling singkat 3 (tiga) bulan dan konstruksi prasarana 6 (enam) tahun dan denda paling 1 miliar.
paling lama 6 (enam) tahun dan sumber daya air sedikit Rp300.000.000,00 (tiga ratus  Untuk ketentuan
denda paling sedikit yang tidak juta rupiah) dan paling banyak pidana penjara UU
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta didasarkan pada Rpl.000.000.000,00 (satu miliar No. 17/2019 dan
rupiah) dan paling banyak norma, standar, rupiah). RUU Cipta Kerja
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar pedoman, dan mengatur pidana
rupiah). manual sebagaimana penjara paling
dimaksud dalam singkat yaitu 3
Pasal 63 ayat (2); bulan, sebelumnya
c. setiap orang yang di UU No. 7/2004
karena kelalaiannya tidak disebutkan
melakukan kegiatan pidana penjara
pelaksanaan paling singkatnya.
konstruksi pada
sumber air tanpa
izin sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (3).

Anda mungkin juga menyukai