Anda di halaman 1dari 2

1.

KEDUDUKAN NOMINEE SHAREHOLDERS DI INDONESIA

Pemegang saham nominee (nominee shareholders) adalah seseorang yang ditunjuk untuk
dicantumkan namanya sebagai pemegang saham (atas nama) untuk mewakili kepentingan
pihak lain (beneficiary). Dalam konsep nominee shareholders terdapat dua pihak utama, yaitu
nominee dan beneficiary (pemilik sebenarnya). Meskipun konsep nominee shareholders
kerap digunakan di Indonesia, secara hukum terdapat larangan terhadap penerapan konsep
nominee shareholders.

Ditinjau dari peraturan yang berlaku di Indonesia, pengaturan mengenai konsep nominee
shareholders secara tegas dilarang. Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Penanaman Modal
Nomor 25 Tahun 2007, baik Penanam Modal Dalam Negeri ataupun Penanam Modal Asing
dilarang membuat perjanjian yang menyatakan bahwa kepemilikan saham dalam PT untuk
dan atas nama orang lain.
UU PENANAMAN MODAL:

Pasal 33

(1) Penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing yang melakukan penanaman
modal dalam bentuk perseoran terbatas dilarang membuat perjanjian dan/atau pernyataan
yang menegaskan bahwa kepemilikan saham dalam perseroan terbatas untuk dan atas
nama orang lain.
(2) Dalam hal penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing membuat perjanjian
dan/atau pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perjanjian dan/atau
pernyataan itu dinyatakan batal demi hukum.

Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) UU Penanaman Modal tersebut,
terhadap perjanjian/pernyataan mengenai penerapan konsep nominee shareholders
dinyatakan batal demi hukum.
Ketentuan terkait nominee shareholders juga diatur dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Pada Pasal 48 ayat (1) UU PT diatur bahwa saham
Perseroan hanya dikeluarkan atas nama pemiliknya, yang dimaksud dalam ketentuan tersebut
adalah Perseroan hanya dapat mengeluarkan saham atas nama pemiliknya dan Perseroan
tidak boleh mengeluarkan saham atas tunjuk.
UU PERSEROAN TERBATAS:

Pasal 48

(1) Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya.

Penjelasan:

(1) Yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah Perseroan hanya diperkenankan
mengeluarkan saham atas nama pemiliknya dan Perseroan tidak boleh mengeluarkan
saham atas tunjuk.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat (1) UU PT, dapat diartikan bahwa kepemilikan
saham sepenuhnya merupakan milik pihak yang ditunjuk, dalam hal ini adalah nominee

Halaman 1 dari 2
sebagai pihak yang terdaftar berdasarkan undang-undang dan memiliki hak dan kewajiban
sebagaimana pemegang saham biasa. Sehingga pihak beneficiary tidak diakui sebagai
pemegang saham.
Konsekuensi Hukum
Bahwa dikarenakan konsep nominee shareholders bertentangan dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia, terdapat konsekuensi hukum bagi Perseroan yaitu berupa pembubaran
Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 146 ayat (1) UU PT:
UU PERSEROAN TERBATAS
Pasal 146

(1) Pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan atas:


a. permohonan kejaksaan berdasarkan alasan Perseroan melanggar kepentingan umum
atau Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan;
b. permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum
dalam akta pendirian;
c. permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan
Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan.

KESIMPULAN
Konsep nominee shareholders yang saat ini kerap dilakukan oleh Penanam Modal Dalam
Negeri atau Penanam Modal Asing pada dasarnya tidak diakui di Indonesia. Nominee
shareholders bertentangan dengan UU Penanaman Modal dan UU PT, sehingga terhadap
perjanjian nominee tersebut dianggap batal demi hukum hingga dapat terjadinya pembubaran
perseroan.

Halaman 2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai