sidang pertama harus ditetapkan waktu 14 Hari setelah permohonan yang dicatat dalam buku
register sebagaimana diatur dalam pasal 34 undang-undang MK
Pemeriksaan pendahuluan sendiri dapat dilakukan lebih dari satu kali Apabila diperlukan untuk
memperbaiki akan melengkapi dan memperjelas permohonan serta memeriksa perbaikan
permohonan yang dilakukan oleh pemohon
hasil sidang pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan oleh panel hakim dilaporkan kepada pleno
laporan panel Hakim disertai rekomendasi panel Hakim
https://media.neliti.com/media/publications/111686-ID-hukum-acara-mahkamah-konstitusi-dalam-
te.pdf
Berdasarkan pasal 40 ayat 1 undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
secara tegas menyatakan sidang mahkamah konstitusi terbuka untuk umum kecuali rapat
permusyawaratan Hakim
Begitu juga dalam pasal 12 ayat 1 peraturan Mahkamah Konstitusi nomor 06/pmk/2005 pedoman
beracara dalam perkara pengujian undang-undang Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
menyatakan pemeriksaan persidangan dilakukan dalam sidang pleno yang terbuka untuk umum
Namun terdapat pengecualian beracara seperti dalam pasal 12 ayat 2 Peraturan Mahkamah
Konstitusi nomor 06/PMK/2005 yaitu pemeriksaan persidangan dapat dilakukan oleh panel Hakim
dalam keadaan tertentu yang diputuskan oleh rapat permusyawaratan hakim
Rapat permusyawaratan Hakim itu sendiri adalah salah satu jenis sidang pleno yang sifatnya tertutup
ketertutupan sifat rph dikarenakan rph membahas perkara bersifat rahasia dan hanya diikuti oleh
para hakim konstitusi Panitera dan panitera pengganti pembahasan dalam berkisar tentang
perkembangan perkara putusan serta ketetapan yang terkait dengan suatu perkara
Sumber https://www.hukumonline.com/berita/a/mk-bisa-laksanakan-sidang-tertutup-hol18620
Modul hkum4404