Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nurul Mutiara Firdausi

Npm : 41182037200019
Kelas : Paralel 1
Mata Kuliah : Etika dan Filsafat Komunikasi
Analisis berita : Liputan 6.com

Waspada Hoaks Vaksin Covid-19 yang Beredar di WhatsApp


WhatsApp menjadi salah satu media yang kerap dimanfaatkan untuk menyebar hoaks seputar vaksin
Covid, bentuk informasi palsu yang disebarkan lewat aplikasi percakapan tersebut pun beragam dari
foto hingga video.
1. Beredar di media sosial pesan berantai terkait penerima vaksin Sinovac tidak boleh mendapat
booster vaksin covid-19 Moderna atau Pfizer. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak
beberapa waktu lalu. "Seorang dokter Malaysia berusia 58 tahun, Dr. Chai Koh Meow, deputi
direktur Departemen Kesehatan Malaysia, menerima suntikan vaksin booster Covid buatan
Pfizer hari Selasa yang lalu sebagai tambahan ke atas vaksin Sinovac yang diterimanya
terdahulu, meninggal dunia setelah mengalami gejala-gejala tubuh menjadi tidak nyaman
seperti demam (colds) dan rasa sakit (soreness)”.
• Analisis : Berita tersebut merupakan hoax. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19
Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi. "Tidak benar itu, sejauh ini aman-
aman saja bagi yang booster memakai vaksin Moderna. Tenaga kesehatan kita kan
dapat vaksin booster Moderna atau Pfizer," ujar dr. Nadia, saat dihubungi Kamis
(25/11/2021).

2. Vaksin Covid-19 dapat Menyebabkan Pengentalan Darah dan Memperpendek Umur.Klaim


tentang vaksin Covid-19 dapat menyebabkan darah kental dan memperpendek umur beredar
di media sosial. Klaim tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi WhatsApp pada 7
Oktober 2021.
• Analisis : Berita tersebut merupakan hoax. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19,
Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Menurut Nadia, informasi tentang
vaksin virus corona Covid-19 dapat menyebabkan darah menjadi kental tidak benar.
"Itu tidak benar. Salah satu efek samping, ada yang menyebabkan pengentalan darah
tapi bukan darahnya menjadi kental seperti postingan tersebut. Permasalahan
pengentalan darah pada vaksinasi sangat jarang terjadi," kata Nadia kepada
Liputan6.com, Kamis (7/10/2021). Nadia juga membantah klaim yang menyebut
vaksin Covid-19 dapat memperpendek usia seseorang. "Itu tidak benar ya," ucap
Nadia.

3. Informasi Pemerintah Suntik Paksa Vaksin Mematikan secara Massal pada 22 Februari 2022.
• Analisis : Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia
Tarmizi. dr Nadia menyatakan, klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal
vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022 tidak benar. "Tidak benar,"
kata dr Nadia, saat berbincang dengan Liputan6.com.dr Nadia menyatakan,
pemerintah tidak memiliki rencana penyuntikan massal vaksin mematikan secara
paksa pada 22 Februari. "Wah tidak ada itu ya," tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai