Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA

Dosen Pengampu
Dr. TIRTAWATY ABDJUL, S.Pd, M.Pd

MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ADDIE

Oleh:
OIS BOKINGO
SUKO ADI WIDODO
NURHISRAYANTI KUMALI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim !

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan judul
makalah “Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang manajer sejati
Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini,
tentu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing penulis selama ini.

Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Gorontalo, 8 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar.......................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Tujuan..............................................................................................................................4
Bab II Pembahasan.................................................................................................................5
2.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan.......................................................................5
2.2 Ciri-Ciri Penelitian Pengembangan dalam Dunia Pendidikan.........................................6
2.3 Pengertian Model Penelitian Pengembangan ADDIE.....................................................7
2.4 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE............................................................7
2.5 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen...............................8
2.6 Pengertian Model Desain Pembelajaran ADDIE.............................................................10
2.7 Tahap Model Desain Pembelajaran ADDIE....................................................................12
2.8 Model Desain pembelajaran ADDIE..............................................................................13
2.9 Langkah-langkah Model ADDIE dalam pembelajaran...................................................14
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Model Desain ADDIE dalam Pembelajaran.....................19
Bab III Penutup .....................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................21
3.2 Saran ................................................................................................................................22
Daftar Pustaka .......................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran diantaranya adalah model PPSI,
model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model
ASSURE, model ADDIE,  model Hanafin and Peck, dan model waterfall. Dalam model PPSI
pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan
pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran
dan evaluasi.  Model kemp berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh.
Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di
bidang industri, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran. Model
Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (sistem approach), yang mencakup keenam
komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau
suatu peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses
belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya.

Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi
kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model
melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level


mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah
model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran
untuk  menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya, video
pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul. Contoh modelnya adalah model
Hannafin and Peck. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model procedural dan
model melingkar. Contohnya dari model procedural adalah model Dick And Carrey dan
contoh model melingkar adalah model Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita. Beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga,
kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada.
dan dapat mengembangkan desain yang telah ada untuk dicoba dan diperbaiki. Pada
penulisan makalah kali ini tim penulis lebih spesifik membahas model model ADDIE yaitu
model desain pembelajaran yang berorientasi sistem dan sering digunakan dalam desain pada
pengembangan kurikulum sekolah.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Memberikan penjelasan mengenai penelitian dan pengembangan

2. Memberikan penjelasan mengenai model penelitian dan pengembangan ADDIE

3. Memberikan penjelasan mengenai model desain pembelajaran ADDIE

4. Memberikan penjelasan mengenai tahapan tahapan model desain pembelajaran ADDIE


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan


Pengertian penelitian pengembangan menurut para ahli yaitu:
1. Borg dan Gall (1889)
Penelitian pengembangan pendidikan adalah suatu proses yang dipakai
untuknmengembangkan dan menvalidasi produk pendidikan. Cara ini jelas dibutuhkan oleh
setiap lembaga pendidikan atau juga perusahaan guna mendapatkan kemajuan.
2. Gay (1990)
Pengembangan penelitian adalah upaya untuk memgembangkan suatu produk yang efektif
dan berbentuk bahan bahan pembelajaran, media, strategi pembelajaran, untuk digunakan di
sekolah dan bukan untuk menguji teori. Pendidikan membutuhkan produk yang bisa
membantu proses pembelajaran. Lewat penelitian pengembangan harapan ini bisa dipenuhi.
3. Van Den Akker and Plomp (1993)
Penelitian pengembangan adalah pengembangan model atau prototype produk serta
penyusunan saran-saran metodologi untuk perancangan dan evaluasi model atau prototype
produk. Kebutuhan akan prototype baru yang lebih baik membuat penelitian pengembangan
menjadi hal yang dibutuhkan
4. Seels and Richey (1994)
Penelitian pengembangam adalah suatu analisis sistematik terhadal perancangan,
pemgembangan dan evaluasi , proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria
efektivitas, validitas, serta kepraktisan. Penelitian pengembangan atau Research and
Development sendiri merupakan sebuah upaya sistematis, terstruktur, terukur untuk memicu
terciptanya sebuah inovasi 
 5. Richey dan Klein (2007)
Penelitian pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk
nyata/ fisik yang berkaitan dengan rancangan belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi
dikerjakan dengan tujuan menetapkan dasar ilmiah untuk membuat produk pembelajaran dan
non pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang telah ada.
6. Sugiyono (2011)
Penelitian pengembangan adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji efektifitas produk tersebut. Penelitian
pengembangan yang paling umum adalah yang melibatkan situasi di mana dilakukan 
pengembangan produk, kemudian ada analisis setelah itu dijelaskan. Sebagai penutup produk
akhir dievaluasi.

2.2 Ciri-Ciri Penelitian Pengembangan dalam Dunia Pendidikan


Selain dalam dunia perusahaan, penelitian pengembangan juga ada dalam dunia
pendidikan. Penelitian pengembangan dalam dunia pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Pemecahan masalah 
Pemecahan masalah yang dilakukan berkaitan dengan usaha inovasi atau ada penerapan
teknologi dalam pembelajaran.
Masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian pengembangan adalah  masalah yang real
di lapangan  berkaitan dengan  upaya inovatif atau usaha menerapkan teknologi pada
kegiatan pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmen peneliti
terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan mendukung keefektifan pencapaian kompetensi peserta
didik
Ada pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar untuk
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi peserta didik.
Apapun yang disiapkan semata untuk mendukung proses pembelajaran demi mencapai
kompetensi peserta didik yang maksimal. Sebagai salah satu jenis penelitian bersifat terapan,
penelitian pengembangan berorientasi pada pengembagnan produk pembelajaran yang
digunakan untuk pemecahan masalah pembelajaran,
Ada uji ahli serta uji coba lapangan dalam ruang lingkup terbatas
Produk yang dikembangkan mestilah divalidasi oleh uji ahli, dan uji coba lapangan terbatas
supaya produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut semestinya   dideskripsikan
secara jelas dan gamblang , supaya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Hal ini
tentu menjadi penting adanya
Ada dokumentasi dan pelaporan
Ciri penelitian pengembangan di dunia pendidikan adalah adanya dokumentasi Proses
perkembangan model, pendekatan, modul, dan media pembelajaran. Pembuatan  dokumentasi
ini secara rapi dan dilaporkan secara sistematis berdasarkan kaidah penulisan yang
mencerminkan orisinalitas.
Orisinalitas menjadi hal penting dalam penelitian pengembangan. Orisinalitas sebenarnya ada
kaitanya dengan kejujuran yang notabene berhubungan dengan moral. Pendidikan
membutuhkan moral yang baik agar dapat mencetak generasi berkualitas .

2.3 Pengertian Model Penelitian Pengembangan ADDIE


Model Penelitian Pengembangan ADDIE sesuai namanya merupakan model yang
melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan lima langkah/fase pengembangan
meliputi: Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Deliv-
ery dan Evaluations).  Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry pada tahun 1996
untuk merancang sistem pembelajaran (Mulyanitiningsih, 2016).  Dalam langkah-langkah
pengembangan produk, model penelitian pengembangan ADDIE dinilai lebih rasional dan
lebih lengkap.  Mulyatiningsih (2016) mengemukakan Model ini dapat digunakan untuk
berbagai macam bentuk pengembangan produk dalam kegiatan pembelajaran seperti model,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

2.4 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE


1. Analysis
Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama adalah menganalisis
perlunya pengembangan produk (model, metode, media, bahan ajar) baru dan menganalisis
kelayakan serta syarat-syarat pengembangan produk. Pengembangan suatu produk dapat
diawali oleh adanya masalah dalam produk yang sudah ada/diterapkan. Masalah dapat
muncul dan terjadi karena produk yang ada sekarang atau tersedia sudah tidak relevan dengan
kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan sebagainya. 
Selesai menganalisis masalah perlunya pengembangan produk baru, kita juga perlu
menganalisis kelayakan dan syarat pengembangan produk. Proses analisis dapat dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya: (1) apakah produk baru mampu
mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi?, (2) apakah produk baru mendapat
dukungan fasilitas untuk diterapkan?, (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan produk
baru tersebut. Analisis produk baru perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila
produk tersebut diterapkan.

2. Design
Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE merupakan proses
sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan konten di dalam produk tersebut.
Rancangan ditulis untuk masing-masing konten produk. Petunjuk penerapan desain atau
pembuatan produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci. Pada tahap ini rancangan produk
masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development
Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat. Pada tahap sebelumnya, telah disusun
kerangka konseptual penerapan produk baru. Kerangka yang masih konseptual tersebut
selanjutnya direalisasikan menjadi produk  yang siap untuk diterapkan.  Pada tahap ini juga
perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation
Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE dimaksudkan
untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang dibuat/dikembangkan. Umpan balik
awal (awal evaluasi) dapat diperoleh dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
tujuan pengembangan produk. Penerapan dilakukan mengacu kepada rancangan produk yang
telah dibuat.
5. Evaluation
Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE dilakukan untuk
memberi umpan balik kepada pengguna produk, sehingga revisi dibuat sesuai dengan hasil
evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Tujuan akhir
evaluasi yakni mengukur ketercapaian tujuan pengembangan.

2.5 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen
Pendapat lain mengenai tahap model penelitian pengembangan ADDIE oleh Lee &
Owen (2004). Mereka  memaparkan tahap pengembangan model ADDIE sebagai berikut.
1. Assesment/ Analysis
“In part one we follow Dick and carrey’s model (1990) of separating analysis phase of
instructional desain into two parts: needs assesment and front-end analysis. Needs assesment
focuses on determining the current state and the desired state and the type of business issue
the need arises from. Front-end analysis then determines how to close that gap with a result-
driven solution”. Artinya, pada bagian pertama kita mengikuti model Dick dan Carrey (1990)
untuk memisahkan tahap analisis desain instruksional menjadi dua bagian: penentuan
kebutuhan dan analisis front-end. Penentuan kebutuhan berfokus pada penentuan keadaan
saat ini dan keadaan yang diinginkan dan jenis masalah bisnis yang timbul dari kebutuhan.
Analisis front-end kemudian menentukan bagaimana menyeslesaikan masalah dengan solusi
berbasis hasil (Lee & Owen, 2004:XXViii).

2. Design
“When you have documented all of the information from assesmen and analysis and made the
required decisions, you are ready to enter the design phase. The design phase is the planning
phase of your multimedia project. Planning is probably the most important factor in the
success of your project”.  Artinya, bila Anda telah mengumpulkan semua informasi dari
penilaian, analisa dan membuat keputusan yang dibutuhkan, Anda siap memasuki tahap
perancangan. Tahap desain adalah tahap perencanaan proyek multimedia Anda. Perencanaan
merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan proyek Anda (Lee & Owen, 2004:93).

3. Development & Implementation
“Within the multimedia development process, during production there are components
common to computer-based, web-based, performance support, and interactive distance
broadcast solutions. Lesson outlines and concept maps become programmed lessons in
development phase. This is an easy concept to express, but it’s complexs in execution”.
Artinya, Dalam proses pengembangan multimedia, ada komponen yang umum digunakan
selama produksi diantaranya komponen berbasis komputer, berbasis web, dukungan kinerja,
dan solusi siaran jarak jauh yang interaktif. Garis besar pelajaran dan peta konsep menjadi
pelajaran terprogram dalam fase pengembangan. Hal ini adalah konsep yang mudah untuk
dijelaskan, tapi rumit dalam pelaksanaan (Lee & Owen, 2004:171).

4. Evaluation
“Each project needs an evaluation plan that outlines eaxctly how and to what level the
project will be evaluated. An evaluation plan should be developed at the end of the analysis
phase or at the beginning of the design phase so that all project team members can build the
evaluation into each component of the project as it progresses”. Artinya, Setiap proyek
membutuhkan rencana evaluasi yang tepat dalam menguraikan  bagaimana dan sampai
tingkat apa proyek akan dievaluasi. Rencana evaluasi harus dikembangkan pada akhir tahap
analisis atau pada awal tahap perancangan sehingga semua anggota tim proyek dapat
membuat evaluasi ke dalam setiap bagian proyek yang sedang berlangsung (Lee & Owen,
2004:235).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan model penelitian pengembangan ADDIE
adalah untuk menghasilkan atau mengembangkan sebuah produk yang teruji secara empiris.
Untuk menghasilkan produk yang baru dan teruji tersebut, maka perlu ada tahapan kegiatan
yang terdokumentasi dan terukur pada semua tahap pengembangan/pembuatan.

2.6 Pengertian Model Desain Pembelajaran ADDIE

Berikut definisi dan pengertian model desain pembelajaran ADDIE dari beberapa sumber
buku dan referensi: 

 Menurut Ibrahim (2011), model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain
pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta
prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase
merupakan produk awal bagi fase berikutnya. 
 Menurut Pribadi (2016), model desain pembelajaran ADDIE adalah model yang
digunakan untuk mendesain dan mengembangkan program pembelajaran yang berisi
analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. 
 Menurut Fauzi (2014), model desain pembelajaran ADDIE adalah salah satu desain
pembelajaran yang bersifat generik, yaitu model pembelajaran yang menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. 
 Menurut Angel Learning (2008), model desain pembelajaran ADDIE adalah model
pembelajaran yang bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan
produk yang efektif, kreatif, dan efisien yang fungsinya menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja.
Menurut Taufiq (2019) model Desain pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1975
oleh seorang instruktur Angkatan Udara Amerika Serikat bernama Florida State University.
Model ADDIE awalnya digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran militer di
Angkatan Udara Amerika Serikat, namun sejak itu model ini telah diadopsi oleh banyak
organisasi dan industri sebagai kerangka kerja yang umum digunakan untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program pelatihan dan pembelajaran. Sejak
diperkenalkannya pada tahun 1975, model ADDIE telah mengalami beberapa modifikasi dan
adaptasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis organisasi dan industri. Di pertengahan
1980-an Praktisi pendidikan membuat beberapa revisi dan muncullah model yang lebih
interaktif dan dinamis dari aslinya. Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai
macam bentuk pengembangan produk seperti strategi dan metode pembelajaran, media dan
bahan ajar. Model ADDIE dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan atau pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung
kinerja pelatihan itu sendiri dengan beberapa tahapan.
Sedangkan menurut (Reyzal Ibrahim, 2011) Model pengembangan ADDIE
merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang
efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase
dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase
merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau tahap utama
yaitu 1) Analyze (Analisis), 2) Design (Desain), 3) Develop (Pengembangan), 4) Implement
(Implementasi), 5) Evaluate (Evaluasi).
Menurut (Pribadi, 2016) model ADDIE terdiri dari lima fase atau tahap utama.
Kelima fase model pembelajaran ADDIE adalah Analysis (Analisis), Design (Perancangan),
Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation (Evaluasi).
Pada model p\ ini lebih sistematis dan juga lebih lengkap hal tersebut karena pada setiap
tahapannya terdapat tahap evaluasi. Berikut merupakan gambaran dari bagan model ADDIE:

2.7 Konsep Desain Pembelajaran.


Definisi desain pembelajaran merupakan desain pembentukan keseluruhan, struktur
kerangka atau outline dan urutan atau sistematika kegiatan. Sehingga desain yang dibuat agar
menjadi sebuah kegiatan yang efektif, efisien, dan menarik. Apabila pembelajaran itu
menarik maka peserta didik tidak merasa bosan atau monoton, jadi kita dapat membuat
pembelajaran itu menyenangkan buat peserta didik. Baik dari cara mengajar, menyampaikan,
dan lain-lain. Prekripsi tentang desain pembelajaran juga untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dengan kondisi yang karakteristiknya mata ajar tertentu dan
karakteristik pembelajaran tertentu.

Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media, dan
lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui beberapa
pertanyaan, misalnya:

1.    Apa tujuan (objektives) yang diinginkan?

2.    Siapa audiens (learners) yang menjadi sasaran?

3.    Materi (subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan?

4.    Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?

5.    Bagaiman cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi?

Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara


struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Proses belajar
mengajar yang dilakukan harus mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mecapai
kompetensi seperti yang diharapkan. Perancangan aktivitas pembelajaran disebut desain
sistem pembelajaran. 

2.8  Model desain pembelajaran ADDIE

Model desain pembelajaran ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)


sifatnya lebih generik. Setelah berkembang di lingkungan penelitian pendidikan di
pertengahan Tahun 1980-an. Model ADDIE pada tahun 1990-an kembali dikembangkan
oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsi model ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser
dan Mollenda menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Pembelajaran model ADDIE merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta


prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan
produk awal bagi fase berikutnya

Model ADDIE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media,
berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran
tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga memungkinkan untuk
menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran. Artinya, model
ini memastikan pengembangan instruksional dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam
pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para
pendidik mengatur proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
Model addie didasarkan pada lima proses belajar bahwa:

1.        Analysis (analisa)

2.        Design (disain / perancangan)

3.        Development (pengembangan)

4.        Implementation (implementasi/eksekusi)

5.        Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

2.9  Langkah-langkah Model ADDIE dalam pembelajaran

Model desain pembelajaran ADDIE terdiri dari lima komponen utama, yaitu sebagai
berikut:

a. Analysis (analisis)

Analisis merupakan tahap pertama dari model desain pembelajaran ADDIE. Analisis
merupakan kemampuan dalam menguraikan konsep dan menjelaskan keterkaitan komponen
yang terdapat di dalamnya. Analisis juga diartikan sebagai sebuah proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta didik. Sebelum menentukan apa yang harus dipelajari, kita
perlu melakukan beberapa kegiatan, di antaranya adalah melakukan needs assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas
(task analysis).
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang
kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis
diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan
integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami
prosesnya, untuk hal lain memahami cara kerjanya, untuk hal lain lagi memahami
sistematikanya.

Analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan
analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk
mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja perlu dilakukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Tahap kedua, yaitu
analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-
kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja
atas prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

Apabila kecakapan analisis telah berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat
mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif. Untuk membuat item tes kecakapan
analisis perlu mengenal berbagai kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis, antara lain
yaitu: 

1. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan-pertanyaan dengan


menggunakan kriteria analitik tertentu. 
2. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas.
3. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada
berdasarkan kriteria dan hubungan materinya. 
4. Dapat mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan menggunakan
kriteria seperti relevansi, sebab akibat, dan peruntutan.
5. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola materi yang
dihadapinya. 
6. Dapat meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan materi yang
dihadapinya.

b. Design (desain/perancangan) 
Desain merupakan langkah kedua dari model ADDIE. Desain merupakan proses
sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat
evaluasi hasil belajar. Upaya untuk mendesain proses pembelajaran agar menjadi sebuah
kegiatan yang efektif dan menarik disebut dengan istilah desain sistem pembelajaran atau
Instructional System Design (ISD).

Tahap membuat rancangan yang dimulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran


yang SMART, yaitu; Spesific, Measurable, Applicable, Realistic, dan Times. Langkah
selanjutnya menyusun tes yang didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan. Dalam
tahap ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat dipilih. Peneliti harus
mampu menentukan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain
sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah
pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu
mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat
mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis
kebutuhan. Langkah penting dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau
learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar.

Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman
belajar atau learning experience yang dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program
pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan performa
(performance gap) yang terjadi pada diri siswa. Kesenjangan kemampuan yang dimaksud
dalam hal ini adalah perbedaan yang diamati (observable) antara kemampuan yang dimiliki
dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan
menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.

c. Development (pengembangan) 
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain
pembelajaran ADDIE. Pengembangan adalah proses mewujudkan rancangan menjadi nyata.
Lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran harus disiapkan dalam tahap ini.
Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diterapkan
(implementasi). Tahap uji coba merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu
evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan.

Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, memberi dan memodifikasi


bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning
outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam
langkah desain. Langkah pengembangan dengan kata lain mencakup kegiatan memilih dan
menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam
menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.

Pengembangan adalah proses mewujudkan blueprint alias desain tadi menjadi


kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak,
maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain
yang akan mendukung proses pembelajaran. Semua harus disiapkan dalam tahap ini.
Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, memodifikasi bahan ajar
learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Langkah pengembangan mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media,


serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau
substansi program pembelajaran. Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam
melakukan langkah pengembangan, yaitu: 

1. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

d. Implementation (implementasi/pelaksanaan) 
Implementation atau penyampaian materi merupakan langkah keempat dari model
desain pembelajaran ADDIE. Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan
sistem pembelajaran yang dibuat. Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
dipersiapkan sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya jika
diperlukan penataan lingkungan, maka lingkungan harus ditata sedemikian rupa.

Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program


pembelajaran itu sendiri . langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian
materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa. Jadi pada tahap ini merupakan
realisasi dari langkah pengembangan atau dalam kata lain ada proses penyampaian materi dan
informasi. Pendidik membimbing peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendesain juga harus memperhatikan model dan strategi
pembelajaran apa yang efektif untuk digunakan dalam penyampaian materi, karena akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain dan
pengembangan, adalah sebagai berikut: 

1. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi. 


2. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil
belajar yang dihadapi oleh siswa. 
3. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan.

e. Evaluation (evaluasi/penilaian) 

Langkah terakhir atau kelima dari model model desain pembelajaran ADDIE adalah
evaluasi. Evaluasi adalah proses untuk melihat hasil dari sistem pembelajaran yang sedang
dibangun. Evaluasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap
program pembelajaran. Penilaian terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
peserta didik setelah memperoleh program pembelajaran tersebut.

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif
mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna media
pembelajaran. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat
dipenuhi oleh media pembelajaran baru tersebut.

Evaluasi merupakan proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada
tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap
pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin
perlu evaluasi kelompok kecil.

Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal,


antara lain yaitu: 

1. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. 


2. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan
dalam program pembelajaran.
3. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi
siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

Jika diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi
Pendidikan, yaitu:

1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan
kedalam suatu kebulatan tersendiri

2. Pendekatan sistematik . Yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan
begitu seterusnya.

3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan
kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri.

4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (satu kesatuan)


2.10 Kelebihan dan Kekurangan Model desain pembelajaran ADDIE 

Setiap desain pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing, begitu juga dengan model desain pembelajaran ADDIE. Menurut Pribadi (2016),
kelebihan dan kekurangan model desain pembelajaran ADDIE adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan dari model pengembangan ADDIE yaitu adanya evaluasi di setiap tahapan
sehingga dapat meminimalisir tingkat kesalahan atau kekurangan produk pada tahap akhir
model ini (Tegeh, 2014:41).

Model desain pembelajaran ADDIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan
dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang
kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak
atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima
tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang
lainnya.

Selain itu kelebihan model desain pembelajaran ADDIE yaitu memperhatikan


perkembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, bersifat konsisten dan reliabel,
artinya tidak dapat berubah-ubah dan dapat dipercaya, saling ketergantungan satu sama lain,
sehingga tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem serta sederhana dan terstruktur
dengan sistematis sehingga model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

b. Kekurangan 

Kekurangan model ADDIE ini adalah dalam tahap analisis karena memerlukan waktu
yang lama. Dalam tahap analisis, pendesain/pendidik diharapkan mampu menganalisis dua
komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis
kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi
lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua
komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain
pembelajaran yang selanjutnya.
BAB III

KESIMPULAN

3.1   Kesimpulan

1. Penelitian pengembangan adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk


menghasilkan produk tertentu dan menguji efektifitas produk tersebut. Penelitian
pengembangan yang paling umum adalah yang melibatkan situasi di mana dilakukan 
pengembangan produk, kemudian ada analisis setelah itu dijelaskan. Sebagai penutup
produk akhir dievaluasi.

2. Model Penelitian Pengembangan ADDIE sesuai namanya merupakan model yang


melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan lima langkah/fase
pengembangan: Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Delivery dan Evaluations). Tujuan model penelitian pengembangan ADDIE adalah
untuk menghasilkan atau mengembangkan sebuah produk yang teruji secara empiris.
Untuk menghasilkan produk yang baru dan teruji tersebut, maka perlu ada tahapan
kegiatan yang terdokumentasi dan terukur pada semua tahap
pengembangan/pembuatan.

3. Model desain pembelajaran ADDIE sangat membantu dalam merancang program


belajar mengajar dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan
beberapa langkah, yaitu Analysis (analisa), design (disain/ perancangan),
development (pengembangan), implementation (implementasi/ eksekusi) dan
evaluation (evaluasi/ umpan baik).  Kesemua langkah ini berfokus untuk menekankan
atau pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai style (gaya)
belajar, dan konstruktivis belajar yang dimana peserta didik diwajibkan untuk
melakukan interaksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima
informasi tersebut.

4. Dengan model desain pembelajaran ADDIE peserta didik juga tidak hanya terfokus
dengan apa-apa saja yang telah diberikan guru, peserta didik bisa mencari informasi
dari berbagai hal seperti tv, koran, majalah dan lain-lain. Yang penting dapat
mendukung belajar ataukah tugas siswa terkerjakan.

22
5. Model desain pembelajaran ADDIE memberikan struktur dan rencana yang Jelas
dalam pengembangan pembelajaran. Model ini membantu peneliti untuk melihat
gambaran besar dari proses pengembangan pembelajaran, sehingga memudahkan
peneliti dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan
pembelajaran.

6. Model desain pembelajaran ADDIE membantu guru untuk memperhatikan


kebutuhan pembelajaran, baik dari segi tujuan pembelajaran, peserta didik, materi
pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian,
pembelajaran yang dikembangkan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik.

7. Model desain pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan Efektivitas Pembelajaran


karena melalui evaluasi yang dilakukan pada tahap evaluasi, guru dapat mengetahui
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil evaluasi tersebut dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada pengembangan
selanjutnya.

8. Melalui penerapan model desain pembelajaran ADDIE guru dapat menghemat


waktu dan biaya yang diperlukan dalam pengembangan pembelajaran. Hal ini karena
model ADDIE membantu peneliti untuk lebih fokus dan terstruktur dalam
melaksanakan pengembangan pembelajaran.

9. Model ADDIE dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran yang berbeda, baik itu
pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran daring. Dengan demikian, model
ADDIE dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran.

3.2 Saran

Makalah yang membahas tentang Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE ini dapat
digunakan sebagai salah satu referensi dalam Penelitian, pengajaran maupun dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat membantu Peneliti dan guru dalam melakukan
penelitian dan mengembangkan pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pribadi, Benny A. 2016. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka

Zuhairi, Stain. Blogspot.com/2008/02/ http://analisis-instruksional. html

Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2005, cetakan keempat

http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction

Dadang Supriatna, Konsep Dasar Desain Pembelajaran, PUSAT PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK
KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2009

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of  instructional
software. New York: Mc Millan Publishing Company

 Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di


Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta

ADDIE Instructional Design Model. Retrived December 20 2006.


From http://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf

Ibrahim, Reyzal. 2011. Model Pengembangan ADDIE. Surabaya: Jaya Publishing.

Fauzi, Ahmad. 2014. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Budi Utama.

Angel Learning. 2008. Instructional Design in ANGEL. Indianapolis.

24

Anda mungkin juga menyukai