Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dosen Pengampu Dr. Tirtawaty Abdjul, S.PD, M.PD
Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dosen Pengampu Dr. Tirtawaty Abdjul, S.PD, M.PD
Dosen Pengampu
Dr. TIRTAWATY ABDJUL, S.Pd, M.Pd
Oleh:
OIS BOKINGO
SUKO ADI WIDODO
NURHISRAYANTI KUMALI
Bismillahirrahmanirrahim !
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan judul
makalah “Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang manajer sejati
Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini,
tentu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing penulis selama ini.
Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar.......................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Tujuan..............................................................................................................................4
Bab II Pembahasan.................................................................................................................5
2.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan.......................................................................5
2.2 Ciri-Ciri Penelitian Pengembangan dalam Dunia Pendidikan.........................................6
2.3 Pengertian Model Penelitian Pengembangan ADDIE.....................................................7
2.4 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE............................................................7
2.5 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen...............................8
2.6 Pengertian Model Desain Pembelajaran ADDIE.............................................................10
2.7 Tahap Model Desain Pembelajaran ADDIE....................................................................12
2.8 Model Desain pembelajaran ADDIE..............................................................................13
2.9 Langkah-langkah Model ADDIE dalam pembelajaran...................................................14
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Model Desain ADDIE dalam Pembelajaran.....................19
Bab III Penutup .....................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................21
3.2 Saran ................................................................................................................................22
Daftar Pustaka .......................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran diantaranya adalah model PPSI,
model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model
ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and Peck, dan model waterfall. Dalam model PPSI
pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan
pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran
dan evaluasi. Model kemp berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh.
Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di
bidang industri, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran. Model
Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (sistem approach), yang mencakup keenam
komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau
suatu peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses
belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya.
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi
kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model
melingkar.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita. Beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga,
kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada.
dan dapat mengembangkan desain yang telah ada untuk dicoba dan diperbaiki. Pada
penulisan makalah kali ini tim penulis lebih spesifik membahas model model ADDIE yaitu
model desain pembelajaran yang berorientasi sistem dan sering digunakan dalam desain pada
pengembangan kurikulum sekolah.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Design
Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE merupakan proses
sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan konten di dalam produk tersebut.
Rancangan ditulis untuk masing-masing konten produk. Petunjuk penerapan desain atau
pembuatan produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci. Pada tahap ini rancangan produk
masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development
Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat. Pada tahap sebelumnya, telah disusun
kerangka konseptual penerapan produk baru. Kerangka yang masih konseptual tersebut
selanjutnya direalisasikan menjadi produk yang siap untuk diterapkan. Pada tahap ini juga
perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation
Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE dimaksudkan
untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang dibuat/dikembangkan. Umpan balik
awal (awal evaluasi) dapat diperoleh dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
tujuan pengembangan produk. Penerapan dilakukan mengacu kepada rancangan produk yang
telah dibuat.
5. Evaluation
Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE dilakukan untuk
memberi umpan balik kepada pengguna produk, sehingga revisi dibuat sesuai dengan hasil
evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Tujuan akhir
evaluasi yakni mengukur ketercapaian tujuan pengembangan.
2.5 Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen
Pendapat lain mengenai tahap model penelitian pengembangan ADDIE oleh Lee &
Owen (2004). Mereka memaparkan tahap pengembangan model ADDIE sebagai berikut.
1. Assesment/ Analysis
“In part one we follow Dick and carrey’s model (1990) of separating analysis phase of
instructional desain into two parts: needs assesment and front-end analysis. Needs assesment
focuses on determining the current state and the desired state and the type of business issue
the need arises from. Front-end analysis then determines how to close that gap with a result-
driven solution”. Artinya, pada bagian pertama kita mengikuti model Dick dan Carrey (1990)
untuk memisahkan tahap analisis desain instruksional menjadi dua bagian: penentuan
kebutuhan dan analisis front-end. Penentuan kebutuhan berfokus pada penentuan keadaan
saat ini dan keadaan yang diinginkan dan jenis masalah bisnis yang timbul dari kebutuhan.
Analisis front-end kemudian menentukan bagaimana menyeslesaikan masalah dengan solusi
berbasis hasil (Lee & Owen, 2004:XXViii).
2. Design
“When you have documented all of the information from assesmen and analysis and made the
required decisions, you are ready to enter the design phase. The design phase is the planning
phase of your multimedia project. Planning is probably the most important factor in the
success of your project”. Artinya, bila Anda telah mengumpulkan semua informasi dari
penilaian, analisa dan membuat keputusan yang dibutuhkan, Anda siap memasuki tahap
perancangan. Tahap desain adalah tahap perencanaan proyek multimedia Anda. Perencanaan
merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan proyek Anda (Lee & Owen, 2004:93).
3. Development & Implementation
“Within the multimedia development process, during production there are components
common to computer-based, web-based, performance support, and interactive distance
broadcast solutions. Lesson outlines and concept maps become programmed lessons in
development phase. This is an easy concept to express, but it’s complexs in execution”.
Artinya, Dalam proses pengembangan multimedia, ada komponen yang umum digunakan
selama produksi diantaranya komponen berbasis komputer, berbasis web, dukungan kinerja,
dan solusi siaran jarak jauh yang interaktif. Garis besar pelajaran dan peta konsep menjadi
pelajaran terprogram dalam fase pengembangan. Hal ini adalah konsep yang mudah untuk
dijelaskan, tapi rumit dalam pelaksanaan (Lee & Owen, 2004:171).
4. Evaluation
“Each project needs an evaluation plan that outlines eaxctly how and to what level the
project will be evaluated. An evaluation plan should be developed at the end of the analysis
phase or at the beginning of the design phase so that all project team members can build the
evaluation into each component of the project as it progresses”. Artinya, Setiap proyek
membutuhkan rencana evaluasi yang tepat dalam menguraikan bagaimana dan sampai
tingkat apa proyek akan dievaluasi. Rencana evaluasi harus dikembangkan pada akhir tahap
analisis atau pada awal tahap perancangan sehingga semua anggota tim proyek dapat
membuat evaluasi ke dalam setiap bagian proyek yang sedang berlangsung (Lee & Owen,
2004:235).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan model penelitian pengembangan ADDIE
adalah untuk menghasilkan atau mengembangkan sebuah produk yang teruji secara empiris.
Untuk menghasilkan produk yang baru dan teruji tersebut, maka perlu ada tahapan kegiatan
yang terdokumentasi dan terukur pada semua tahap pengembangan/pembuatan.
Berikut definisi dan pengertian model desain pembelajaran ADDIE dari beberapa sumber
buku dan referensi:
Menurut Ibrahim (2011), model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain
pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta
prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase
merupakan produk awal bagi fase berikutnya.
Menurut Pribadi (2016), model desain pembelajaran ADDIE adalah model yang
digunakan untuk mendesain dan mengembangkan program pembelajaran yang berisi
analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Menurut Fauzi (2014), model desain pembelajaran ADDIE adalah salah satu desain
pembelajaran yang bersifat generik, yaitu model pembelajaran yang menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Menurut Angel Learning (2008), model desain pembelajaran ADDIE adalah model
pembelajaran yang bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan
produk yang efektif, kreatif, dan efisien yang fungsinya menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja.
Menurut Taufiq (2019) model Desain pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1975
oleh seorang instruktur Angkatan Udara Amerika Serikat bernama Florida State University.
Model ADDIE awalnya digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran militer di
Angkatan Udara Amerika Serikat, namun sejak itu model ini telah diadopsi oleh banyak
organisasi dan industri sebagai kerangka kerja yang umum digunakan untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program pelatihan dan pembelajaran. Sejak
diperkenalkannya pada tahun 1975, model ADDIE telah mengalami beberapa modifikasi dan
adaptasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis organisasi dan industri. Di pertengahan
1980-an Praktisi pendidikan membuat beberapa revisi dan muncullah model yang lebih
interaktif dan dinamis dari aslinya. Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai
macam bentuk pengembangan produk seperti strategi dan metode pembelajaran, media dan
bahan ajar. Model ADDIE dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan atau pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung
kinerja pelatihan itu sendiri dengan beberapa tahapan.
Sedangkan menurut (Reyzal Ibrahim, 2011) Model pengembangan ADDIE
merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang
efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase
dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase
merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau tahap utama
yaitu 1) Analyze (Analisis), 2) Design (Desain), 3) Develop (Pengembangan), 4) Implement
(Implementasi), 5) Evaluate (Evaluasi).
Menurut (Pribadi, 2016) model ADDIE terdiri dari lima fase atau tahap utama.
Kelima fase model pembelajaran ADDIE adalah Analysis (Analisis), Design (Perancangan),
Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation (Evaluasi).
Pada model p\ ini lebih sistematis dan juga lebih lengkap hal tersebut karena pada setiap
tahapannya terdapat tahap evaluasi. Berikut merupakan gambaran dari bagan model ADDIE:
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media, dan
lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui beberapa
pertanyaan, misalnya:
4. Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?
Model ADDIE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media,
berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran
tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga memungkinkan untuk
menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran. Artinya, model
ini memastikan pengembangan instruksional dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam
pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para
pendidik mengatur proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
Model addie didasarkan pada lima proses belajar bahwa:
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Model desain pembelajaran ADDIE terdiri dari lima komponen utama, yaitu sebagai
berikut:
a. Analysis (analisis)
Analisis merupakan tahap pertama dari model desain pembelajaran ADDIE. Analisis
merupakan kemampuan dalam menguraikan konsep dan menjelaskan keterkaitan komponen
yang terdapat di dalamnya. Analisis juga diartikan sebagai sebuah proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta didik. Sebelum menentukan apa yang harus dipelajari, kita
perlu melakukan beberapa kegiatan, di antaranya adalah melakukan needs assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas
(task analysis).
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang
kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis
diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan
integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami
prosesnya, untuk hal lain memahami cara kerjanya, untuk hal lain lagi memahami
sistematikanya.
Analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan
analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk
mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja perlu dilakukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Tahap kedua, yaitu
analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-
kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja
atas prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
Apabila kecakapan analisis telah berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat
mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif. Untuk membuat item tes kecakapan
analisis perlu mengenal berbagai kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis, antara lain
yaitu:
b. Design (desain/perancangan)
Desain merupakan langkah kedua dari model ADDIE. Desain merupakan proses
sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat
evaluasi hasil belajar. Upaya untuk mendesain proses pembelajaran agar menjadi sebuah
kegiatan yang efektif dan menarik disebut dengan istilah desain sistem pembelajaran atau
Instructional System Design (ISD).
Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain
sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah
pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu
mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat
mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis
kebutuhan. Langkah penting dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau
learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar.
Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman
belajar atau learning experience yang dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program
pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan performa
(performance gap) yang terjadi pada diri siswa. Kesenjangan kemampuan yang dimaksud
dalam hal ini adalah perbedaan yang diamati (observable) antara kemampuan yang dimiliki
dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan
menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.
c. Development (pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain
pembelajaran ADDIE. Pengembangan adalah proses mewujudkan rancangan menjadi nyata.
Lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran harus disiapkan dalam tahap ini.
Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diterapkan
(implementasi). Tahap uji coba merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu
evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan.
1. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
d. Implementation (implementasi/pelaksanaan)
Implementation atau penyampaian materi merupakan langkah keempat dari model
desain pembelajaran ADDIE. Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan
sistem pembelajaran yang dibuat. Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
dipersiapkan sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya jika
diperlukan penataan lingkungan, maka lingkungan harus ditata sedemikian rupa.
Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain dan
pengembangan, adalah sebagai berikut:
e. Evaluation (evaluasi/penilaian)
Langkah terakhir atau kelima dari model model desain pembelajaran ADDIE adalah
evaluasi. Evaluasi adalah proses untuk melihat hasil dari sistem pembelajaran yang sedang
dibangun. Evaluasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap
program pembelajaran. Penilaian terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
peserta didik setelah memperoleh program pembelajaran tersebut.
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif
mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna media
pembelajaran. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat
dipenuhi oleh media pembelajaran baru tersebut.
Evaluasi merupakan proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada
tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap
pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin
perlu evaluasi kelompok kecil.
Jika diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi
Pendidikan, yaitu:
1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan
kedalam suatu kebulatan tersendiri
2. Pendekatan sistematik . Yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan
begitu seterusnya.
3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan
kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri.
a. Kelebihan
Kelebihan dari model pengembangan ADDIE yaitu adanya evaluasi di setiap tahapan
sehingga dapat meminimalisir tingkat kesalahan atau kekurangan produk pada tahap akhir
model ini (Tegeh, 2014:41).
Model desain pembelajaran ADDIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan
dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang
kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak
atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima
tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang
lainnya.
b. Kekurangan
Kekurangan model ADDIE ini adalah dalam tahap analisis karena memerlukan waktu
yang lama. Dalam tahap analisis, pendesain/pendidik diharapkan mampu menganalisis dua
komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis
kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi
lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua
komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain
pembelajaran yang selanjutnya.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
4. Dengan model desain pembelajaran ADDIE peserta didik juga tidak hanya terfokus
dengan apa-apa saja yang telah diberikan guru, peserta didik bisa mencari informasi
dari berbagai hal seperti tv, koran, majalah dan lain-lain. Yang penting dapat
mendukung belajar ataukah tugas siswa terkerjakan.
22
5. Model desain pembelajaran ADDIE memberikan struktur dan rencana yang Jelas
dalam pengembangan pembelajaran. Model ini membantu peneliti untuk melihat
gambaran besar dari proses pengembangan pembelajaran, sehingga memudahkan
peneliti dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan
pembelajaran.
9. Model ADDIE dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran yang berbeda, baik itu
pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran daring. Dengan demikian, model
ADDIE dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran.
3.2 Saran
Makalah yang membahas tentang Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE ini dapat
digunakan sebagai salah satu referensi dalam Penelitian, pengajaran maupun dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat membantu Peneliti dan guru dalam melakukan
penelitian dan mengembangkan pembelajaran.
23
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Benny A. 2016. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of instructional
software. New York: Mc Millan Publishing Company
24