Anda di halaman 1dari 1

464 ~ Ridwan Khairandy ~

1. Permohonan Pernyataan Pailit oleh Debitor


Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang menyatakan secara tegas debitor yang mempunyai
dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu utang jatuh
waktu dan dapat ditagih dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit.
Dalam istilah bahasa Inggris permohonan pailit yang diajukan oleh debitor
sendiri disebut voluntary petition. Menurut Sutan Remy Sjahdeini,
kemungkinan demikian itu menandakan bahwa UU Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang permohonan pernyataan pailit
bukan saja dapat diajukan untuk kepentingan para kreditor, tetapi dapat
juga diajukan untuk kepentingan debitor sendiri.694
Debitor yang dapat mengajukan permohonan pailit ini adalah debitor
yang memiliki dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya
satu utang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
Ketentuan bahwa debitor dapat mengajukan permohonan pailit
terhadap dirinya sendiri adalah ketentuan yang dianut di banyak negara.
Dengan demikian, hal itu merupakan ketentuan yang lazim. Namun
demikian, ketentuan tersebut membuka kemungkinan bagi debitor nakal
untuk melakukan rekayasa demi kepentingannya.695
2. Permohonan Pernyataan Pailit oleh Kreditor
Di dalam hukum perikatan, kreditor bermakna sebagai pihak yang
berhak atas menuntut pemenuhan suatu prestasi dari pihak debitor.
Kreditor memiliki piutang. Piutang sendiri adalah hak untuk menuntut
pemenuhan utang atau prestasi. Pasal 1 angka 2 UU Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menentukan bahwa kreditor
adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-
undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.
Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, menentukan bahwa terhadap debitor yang memiliki

694
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan, Memahami Undang No. 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009), hlm 104.
695
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai