PENDAHULUAN
(Irwan, 2005). Hal ini ditunjukan oleh produksi kedelai dunia yang mecapai sekitar
230 juta ton/tahun. Produksi kedelai tersebut dihasilkan oleh beberapa negara (juta
ton/tahun), yaitu Amerika Serikat (80,7), Brazil (59,2), Argentina (46,2), China
(15,5), India (9,9), Paraguay (6,3), Kanada (3,3), Bolivia (1,3), Uruguay (0,88) dan
Indonesia (0,77) (FAO, 2008 dalam Adetama, 2011). Khusus untuk Indonesia,
konsumsi kedelai perkapita meningkat dari 8,13 kg pada tahun 1998 menjadi 8,97 kg
pada tahun 2004 (Sryana, et al. 2005 dalam Adetama. 2011). Dengan jumlah
penduduk yang mencapai 230 juta jiwa, maka kebutuhan kedelai di Indonesia
mencapai 2,2 juta ton/tahun, sedangkan produksinya hanya 0,77 juta ton/tahun.
Dengan demikian, Indonesia harus mengimpor kedelai rata-rata 1,6 juta ton/tahun.
Impor sebanyak itu hanya dilakukan oleh 5 importir, yaitu PT Gerbang Cahaya
Utama, PT Teluk Intan, PT Gunung Sewu, PT Cargil Indonesia, dan PT Sekawan
tantangan agar Indonesia tidak tergantung pada kedelai impor. Peluang artinya usaha
tani kedelai memberikan prospek yang baik jika ada regulasi harga dari permerintah;
yang dapat dilakukan untk meningkatkan produksi kedelai domestik antara lain
dengan meningkatkan produktivitas kedelai per satuan luas lahan dan memperluas
diantaranya adalah teknik budidaya yang belum sepenuhnya baik dan benar.
memfiksasi nitrogen (N) langsung dari udara. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
petani kesulitan untuk mendapatkan strain bakteri Rhizobium yang siap untuk
diaplikasikan, seperti Legin, akibatnya petani sering mengunakan tanah yang pernah
langsung dari udara yang terjadi disistem perakaran menjadi sangat vital. Simbiosis
tersebut mampu meningkatkan N2 dari udara dengan bantuan CO2 kemudian dirubah
menjadi senyawa nitrat (NO3) yang sangat penting dalam proses metabolisme
pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan
akar, 2) berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
bentuk nitrat (NO3) atau ammonim (NH4), dan diantaranya diperoleh tanaman melalui
Studi untuk mengetahui keragaman akar tanaman kedelai akibat aplikasi sumber
strain bakteri Rhizobium berbeda dan dosis pupuk Urea berbeda masih sangat sedikit.
Oleh sebab itu, penelitian untuk mengetahui keragaman akar tanaman kedelai akibat
tindakan tersebut menjadi sangat penting. Hasil penelitian ini dapat menambah
khazanah keilmuan terutama hubungan antara strain bakteri Rhizobium dan dosis
pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Selain itu, pada tataran
praktis dilapangan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi
1) Mengetahui pengaruh jenis inokulum bakteri Rhizobium, yaitu Legin dan tanah
2) Mengetahui pengaruh dosis pupuk urea terhadap keragaman akar tanaman kedelai.
3) Mengetahui interaksi antara jenis inokulum bakteri Rhizobium dan dosis pupuk
1.3 Hipotesis
1) Terdapat perbedaan pengaruh jenis inokulum bakteri Rhizobium, yaitu Legin dan
2) Terdapat perbedaan pengaruh dosis pupuk urea terhadap keragaman akar tanaman
kedelai.
3) Terdapat interaksi antara jenis inokulum bakteri Rhizobium dan dosis pupuk urea