Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PENDIDIKAN AGAM ISLAM DAN BUDI PEKERTI

XII-MIPA 3

DISUSUN OLEH :

- Prilla Fadhilah Dewi (28)


- Renaldi Rahmawan (29)
- Irham Lutfi Hakim (14)
- Moch. Melfaz Nur Al Aziz (19)
- Leni Isna Mardiansyah (17)
- Nayla Nur Faridah (25)

SMAN 11 GARUT
Jl. Siliwangi No.2, Kec. Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44114
DAFTAR ISI

PENYUSUN
1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Identitas Makalah .................................................................................................................4
B. Kompetensi Dasar.................................................................................................................4
C. Deskripsi Singkat Materi.......................................................................................................4
PETA KONSEP...........................................................................................................................
MATERI PEMBELAJARAN....................................................................................................5
BERBUAT BAIK (IHSAN)......................................................................................................5
A. Tujuan Pembelajaran.............................................................................................................5
B. Uraian Materi.........................................................................................................................5
KESIMPULAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
PERTANYAAN & JAWABAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan berupa pikiran.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan inspirasi bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Garut, 9 November 2022


PENDAHULUAN

A. Identitas Makalah
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : XII MIPA
Judul Materi : Berbuat Baik (Ihsan)

B. Kompetensi Dasar
- Memahami pengertian berbuat baik (ihsan)
- Menerapkan perilaku berbuat baik sesuai firman-firman Allah
- Mengetahui hikmah dari berbuat baik.

C. Deskripsi Singkat Materi


Ihsan juga dapat berarti berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan
dilandasi dengan kesadaran dan keikhlasan. Berbakti kepada Allah tersebut dapat
berupa berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun sesama
manusia.
Materi Pembelajaran

Berbuat Baik (Ihsan)

1. Latar Belakang
Dalam Islam telah di gambarkan proses kejadian manusia yang sejalan dengan hasil
penelitian di bidang ilmu pengetahuan modern. Menurut asal kejadiannya manusia itu
adalah bersaudara. Semua manusia terdiri dan unsur jasmasni dan rohani. Jasmani
adalah unsur yang dapat dilihat dan disentuh oleh panca Indera, sedangkan rohani
merupakan unsur yang tidak dilihat dan disentuh panca indera. Jamani adalah bagian
manusia yang melakukan gerakan fisik seperti : bernafas, makan, minum, berjalan dll.
Sedangkan rohani melakukan aktifitas berfikir, yang mendorong manusia
membedakan yang baik dan yang  buruk. dalam kenyataannya terjadi perbedaan
dalam taraf kehidupannya. hal ini disebabkan ada perbedaan dalam kekuatan fisik,
kecerdasan, akal, pendidikan, dan juga usahanya. Namun demikian perbedaan yang
ada menjadikan mereka itu saling membantu, tolong menolong dalam hal kebaikan.
Dalam Al-Qur’an manusia menempati kedudukan yang istimewa dalam alam semesta
ini untuk menguasainya atau mengusahakan kebutuhannya, manusia dianugrahi oleh
Allah Kesempurnaan sebagai khalifah dimuka bumi. Dengan  itu manusia dapat
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dan beribadah kepada Allah
SWT. Karena kebutuhan hidup itu harus diusahakan, maka berbagai sarana dan
prasarana yang mengacu kepada terpenuhinya kebutuhah itu harus diusahakan pula,
seperti pendidikan, gedung sekolah, untuk, makanan adalah pabrik makanan, dan
sebagainya.

2. Arti Hidup Bersikap baik Terhadap Sesama

Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak mungkin dapat


melepaskan hubungannya dengan sesama manusia. Sebagai contoh manusia dalam
memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, kita memerlukan orang lain yang
menyiapkan makanan dan pakaian itu untuk kita dengan cara menukar (barter)
membeli dan sebagainya. mungkin dalam memenuhi kebutuhan pendidikan, kita
memerlukan orang yang lebih ahli untuk mengajar kita, karena tidak mungkin suatu
keahlian datang dengan sendirinya tanpa kita belajar dari orang lain. Manusia sebagai
makhluk Zone Politicon tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain hubungan
ini akan selalu saling terkait  tidak mungkin dapat dipisahkan dari berbagai kebutuhan
hidup manusia.

PEMBAHASAN

Kita dapat melihat bahwa tolong-menolong perlu dilakukan tidak hanya terbatas di
antara sesama orang Islam saja, melainkan juga dengan sesama manusia pada
umumnya.

Sebagai manusia, kita banyak memiliki kelemahan di samping keistimewaan .


Sebagai contoh ketika sakit, kita memerlukan pertolongan dokter yang membantu
mengobatinya. Demikian pula ketika kita hendak menuju ke suatu tempat yang jauh
kita memerlukan peralatan transportasi, demikian seterusnya.

1. Saling Tolong Menolong

Tolong-menolong tersebut terbatas kepada hal-hal yang bersifat positif saja, tidak
pada yang negatif. Misalnya kita tidak boleh menolong si penjahat untuk
memudahkan ia melakukan kejahatannya. Demikian pula kita tidak boleh
menolong orang lain menunjukkan tempat yang di dalamnya terdapat
kemaksiatan. Karena menolong yang demikian sama artinya dengan kita
menjerumuskan orang lain, bahkan menjerumuskan diri  sendiri.

Tolong-menolong akan lebih diperlukan lagi dalam hidup bertetangga, baik


tetangga di tempat kita tinggal, di kantor, di tempat bermain, dan sebagainya.
Dalam hidup bertetangga misalnya kita memerlukan pertolongan orang lain ketika
di rumah kita terdapat musibah kebakaran, kematian dan sebagainya. Alangkah
sedihnya manakala kita mendapat musibah sementâra tetangga kita malah
menertawakannya atau malah sengaja menambah beban. Ini semua memerlukan
pertolongan orang lain. Pertolongan itu baru akan tercipta manakala kita juga mau
menolong orang lain. Karena itu kita tidak hanya mengharapkan pertolongan
orang lain saja, melainkan kita juga harus mau menolongnya. Untuk itu, maka
perlu saling menolong. Dengan cara seperti itu, maka berbagai kesulitan yang
dialami oleh sesama manusia akan dapat diatasi.

dapat kita lihat ayat Al Quran berikut :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Janganlah suatu kaum mengolok-olok


kaum yang lain (karena) boleh jadi inereka (yang diolok-olok,) lebih baik dan
mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-
olokkan) wanita yang lain (karena) boleh Jadi wanita (yang diolok-olokkan,)
lebih baik dan wanita (yang mengolok-olokkan,) dan Janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan julukan-Julukan
yang buruk’. (Q.S. 49: 11).

Pada terjemahan ayat di atas terdapat larangan saling mengolok-olokkan, karena


hal itu dapat merenggangkan hubungan di antara sesama manusia, dan akhirnya
juga mempersulit dirinya masing-masing. Orang yang mengolok-olok tidak
selamanya dalam kejayaan, demikian pula orang yang diolok-olok pun tidak pula
selamanya hidup susah. Suatu saat bisa saja keadaannya berbalik. Jika ini terjadi,
maka yang mengolok-olok tadi akan merasa malu dan kesulitan meminta bantuan
kepada orang yang pernah diolok-olok.

Mengolok-olok itu biasa dilakukan dengan kata-kata, karena kata-kata memang


amat mudah diucapkan, dan seringkali menjadi sumber pertengkaran dan
permusuhan. Larangan tersebut dimaksudkan agar manusia justru
mengembangkan sikap saling mengormati. Dalam hal ini terdapat aturan-aturan
yang harus dilakukan, yaitu seorang siswa hormat kepada tetangganya, seorang
penduduk suatu tanah air, hormat pada tanah ainya, dan sebagai suatu bangsa

hormat pada bangsanya, dan sebagai penganut agama, hormat pada agamanya,
demikian seterusnya.

Hormat kepada guru, karena dialah yang mengajar seseorang membaca, menulis,
memberikan ilmu pengetahuan, mendidik jiwa, melatib otak, menunjuki kepada
kebaikan dan kebahagiaan.

Adapun hormat kepada kedua orang tua, karena keduanya memelihara jasad
seseorang, merawat badan, memberi makan, membiayai pendidikan, memberikan
tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan hormat kepada sahabat
atau teman, karena teman tempat seseorang mengadukan masalahnya, dimintai
pendapatnya, meminta pengakuannya, dan menolongnya di kala dalam kesusahan.
Demikian pula hormat kepada tetangga karena tetanggalah orang yang terdekat
dengan kita di mana kita berada. Tetanggalah yang pertama kali memberikan
pertolongan terhadap kesulitan yang kita jumpai. Seseorang juga harus hormat
kepada tanah airnya, karena tanah airnya itulah yang memberikan kepadanya
tempat untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula hormat kepada bangsa,
karena bangsa itulah yang telah ikut memberikan  pengorbanan bagi
keselamatannya. Seseorang hormat kepada agamanya karena agama itulah yang
telah menunjukkan kcpadanya tentang cara hidup yang baik dan bermoral guna
mencapai tujuan hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Inilah makna atau arti hidup
yang hakiki, yaitu hidup dalam suasana saling menghormati dengan sesamanya
dan dengan berbagai unsur lainnya yang telah ikut serta memberikan bantuan
terhadap pencapaian kebutuhan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Tanpa
mengembangkan sikap saling menghormati, maka yang terjadi adalah ketegangan-
ketegangan dan konflik yang dapat membahayakan dirinya masing-masing.

2. Saling Menasehati

Saling menasihati sebenarnya termasuk bagian dan saling menolong. Menasehati


Namun saling menasihati sifatnya lebih khusus kepada saling tolong-menolong
kepada hal-hal yang lebih bersifat pemikiran dan gagasan-gagasan guna
memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi. firman Allah berikut:

Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih dan
nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya
menetapi kesabaran “

Terjemahan ayat di atas dapat kita melihat bahwa seseorang siapa pun dia, akan
merugi, kecuali apabila ia mempercayai adanya Tuhan (beriman), beramal salih,
dan saling menasihati.
Padangan Islam mengenai arti hidup, sangat berlainan dengan pandangan orang-
orang yang berpandangan kebendaan semata-mata (materialistis). Menurut ajaran
Islam yang bersumber pada Al Quran dan Hadis, bahwa pandangan Islam
mengenai arti bidup itu datang untuk menenteramkan pikiran manusia, dan
menuntun hidup secara hakiki, hidup jasmani dan hidup rohani. Sekaligus
memberi jawaban, bahwa hidup secara jasmani tidak lebih sebagai sarana,
sedangkan hidup secara rohani adalah sebagai arah yang dituju. Dengan demikian
tujuan hidup manusia menurut Islam adalah mengarahkan diri untuk mencapai
kebahagiaan dunia akhirat, jasmani dan rohani, yang dalam pelaksanaannya,
materi sebagai alat, sedangkan rohani sebagai pengarah.

Bila tujuan hidup manusia hanya semata-mata materi, atau dunia, maka
membimbing anak tidak terlalu penting ditujukan kepada pendidikan moral.
Karena bila harta dunia telah kita capai, apakah gunanya kepentingan moral dan
etika ? Moral dan etika hanyalah sekedar basa-basi saja. Yang penting adalah
kecerdasan dan intelektual serta kesenangan duniawi dan kemasyuran. Setelah
tujuan tersebut kita capai, orang lain pasti menaruh hormat dan menundukkan
kepala kepada kita.

Tetapi bila tujuan hidup kita baik dunia maupun akhirat demi keridhaan Allah,
maka membimbing anak merupakan suatu hal yang teramat penting, dan tentu saja
pendidikan anak kita tujukan terhadap titik tumpu dan tujuan yang diridhoi Allah,
yakni agar menjadi manusia yang taqwa dan selamat sejahtera dunia akhirat.

Dengan demikian, maka bimbingan mestinya sinkron, antara dua tujuan, yaitu
dunia dan akhirat, karena sabda Rasulullah SAW.

Artinya: “Bukan orang yang balk yang meninggalkan dunianya, karena meneari
akhirat dan bukan orang yang baik yang meninggalkan akhirat karena
dunianya. Artinya  Orang yang baik ialah yang mengumpulkan (menggabungkan)
dunia dan akhirat. Sebaik baik alat penghubung yang dapat menyampaikan kamu
ke akhirat ialah dunia. Dan janganlah kamu merepotkan orang lain.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).

Dengan demikian, kalau seseorang mempunyai anak dengan tujuan sekedar


pelampiasan nafsu biologis saja, maka apakah bedanya dengan bangsa binatang?
Orang yang baik selalu memperhitungkan laku perbuatannya di dalarn
membimbing anaknya. Apakah Ia telah mengikuti garis lurus ataukah
menyimpang dan jalan yang benar. Karena anak adalah suatu proyek dan sebagian
hidup kita.

Jelaslah sudah bahwa tujuan hidup kita ialah lahirnya manusia-manusia yang
bertaqwa kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan ini, maka bimbingan kepada
manusia, sejak kanak-kanak merupakan syarat mutlak bagi suatu keluarga. Beban
ini tidak bisa tawar-menawar lagi, karena merupakan sebagian dan hidup dan
merupakan sebagian dan bukti ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dalam hal ini,
ia berarti telah melaksanakan fungsinya, yaitu beribadah kepada Allah SWT,
dalam arti yang seluas-luasnya, sesuai dengan firrnan Allah SWT:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan fin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku” (Q.S. 51 . 56).

Dengan melihat uraian atas, Anda telah memahami tujuan hidup manusia yang
dalam pencapaian tujuan tersebut ternyata pendidikan memegang peranan amat
penting, terutama pendidikan yang berkaitan dengan moral, etika, dan budi pekerti
yang luhur.

Masalah berikutnya adalah bagaimana langkah-langkah atau cara-cara yang harus


ditempuh dalam mewujudkan tujuan tersebut melalui pendidikan.

Untuk mencapai kebutuhan hidup, manusia mau tidak mau ia harus menjalin
hubungam dengan orang lain yaitu melakukan kerjasama, tolong-menolong, saling
menghormati dan menasihati. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang sudah
diatur dalam agama seperti adab kesipanan atau akhlakul karimah dengan
tetangga, guru, orang tua,: teman dan sebagainya.

Dengan cara demikian, manusia akan mencapai arti dan hakekat idupnya berupa
kebahagtaan yang hakiki, lahiriah dan batiniah Dengan itu kemudian manusia
dapat dengan tenang melaksanakan tujuan hidupnya yaitu melakukan
penmgabdian kepada Allah

3. Memelihara Kelestarian Tari Indonesia

Alam dan isinya diciptakn Allah untuk kepentingan manusia Allah maha adil lagi
maha bijaksana. Sebelum menciptakan manusia Ia telah menciptakan langit dan
bumi lengkap dengan isinya untuk kepentingan manusia. Selain itu Allah telah
pula melengkapi manusia dengan akal. Dengan akal manusia dapat memanfaatkan
alam lingkungannya dan untuk kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian
manusia dapat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelah.

Di negara kita yang subur ini Allah telah menganugerahkan berbagai jenis
tumbuhan dan binatang yang dapat kita manfaatkan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk tumbuhan dapat kita ambil obat-obatan, rumah,dan
makanan sehari-hari dan sebagainya. Allah menyediakan kekayaan yang tidak
terdapat di daerah lain, semua di serahkan kepada manusia. Allah sudah
memberikan akal kepada manusia. Mampu dan maukah manusia menggunakan
akalnya ? jawabnya ada pada manusia itu sendiri

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami
adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan”.

Allah telah menurunkan nikmatnya begitu banyak tidak mungkin manusia dapat
menghitungnya. Oleh karena itu manusia wajib bersyukur kepada-Nya dengan
cara menjaganya agar kelestariannya tetap terjaga. Jika salah satu bagian
terganggu maka akan mempengaruhi bagian yang lain.

Manusia dapat memanfaatkan alam sekitarnya untuk kebutuhan hidupnya dengan


tanpa merusaknya agar Allah tetap lestari. Jika kita syukuri maka akan limpahkan
nikmat Allah kepada kita.
PENUTUP

Kesimpulan

Masih terlalu banyak hal-hal yang belum terpenuhi dari kebutuhan manusia di muka bumi ini
sebagai mana sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja kerasnya, hal
ini adalah salah satu Qodrat manusia yang diciptakan untuk tidak saling melepaskan antara
satu dengan yang lainnya, keterkaitan ini adalah merupakan simbol bahwa manusia itu
diciptakan agar saling mengenal, menyanyangi, mengayomi, memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang dilengkapi akal dan fikiran
maka sangat wajar jika manusia juga memikirkan sesama dan alam sekitarnya. Untuk
kelangsungan hidup yang lebih mapan tanpa harus saling menjatuhkan dan menindas kaum
yang lemah.

Kritik dan saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekeliruan didalamnya serta tidak terstrukturnya pola pembahasan yang kami
paparkan. Satu hal yang kami pahami bahwa tiada manusia yang sempurna tanpa kesalahan
dengan segala yang dimilikinya. Oleh karena itu demi kesempurnaan isi makalah ini, dengan
segala kerendahan hati kami memerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun,
berpijak dari itu makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan keilmuan terutama
generasi Islam di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mikirbae.com/2019/03/meraih-kasih-allah-swt-dengan-ikhsan.html?m=1

https://www.mikirbae.com/2019/03/meraih-kasih-allah-swt-dengan-ikhsan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai