Anda di halaman 1dari 11

Mbembe, E. (2018).

Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Daerah (Studi


Kasus Di Pemerintah Kabupaten Sleman). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Suriani, S. (2018). POTENSI DAN UPAYA PEMUNGUTAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI


KOTA MAKASSAR (Doctoral dissertation, Universitas Muslim Indonesia).

Padalliah, N. A. (2019). Analisis Pendapatan Usaha Sarang Burung Walet di Desa Bangun Jaya
Katingan 2 Kalimantan Tengah.

Rotulung, F. D. A., Lambey, L., & Pinatik, S. (2018). Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan
Pajak Sarang Burung Walet Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Di Kabupaten Minahasa
Tenggara. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13(04).

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasakan melakukan penelitian ini, peneliti akan mengacu pada beberapa

penelitian sebelumnya yang akan digunakan sebagai pembanding dalam

mengembangkan penelitian ini. Ini adalah studi berikut:

No JUDUL PENULIS METODE HASIL


1 ANALISIS Analisis data Hasil penelitian
EFEKTIVITAS
DAN panel menunjukan bahwa
KONTRIBUSI tingkat efektivitas
PENERIMAAN Pajak SBW tahun
PAJAK
SARANG 2013 belum
BURUNG mencapai targetdan
WALET pada tahun 2014
TERHADAP
PENERIMAAN sudah mencapai
PAJAK target yang termasuk
DAERAH DI dalam kriteria
KABUPATEN
MINAHASA penilaian efektif.
TENGGARA
2 Analisis Nor Aufa Analisis Berdasarkan hasil
Pendapatan Padalliah deskriptif penelitian ini,
Usaha Universitas pendapatan
Sarang Islam Negeri pengusaha sarang
Burung Antasari burung walet dapat
Walet di Fakultas dikategorikan
Desa Ekonomi dan menjadi dua,
Bangun Bisnis Islam kategori pertama
Jaya Jurusan pendapatan tidak
Katingan 2 Ekonomi meningkat
Kalimantan Syariah pertahunnya ada 1
Tengah Banjarmasin orang, dan kategori
kedua pendapatan
yang meningkat
pertiap tahunnya ada
9 orang. Sedangkan
dampak-dampak
dari pendapatan
usaha sarang burung
walet terhadap
ekonomi pribadi,
keluarga dan
masyarakat yaitu,
dampak pada
ekonomi pribadi:
dapat memenuhi
kebutuhan sehari-
hari, menambah
penghasilan dari
sebelumnya,
tunjangan untuk
masa tua.
3 POTENSI SURIANI kualitatif Hasil penelitian
DAN UPAYA PROGRAM dengan menunjukkan bahwa
PEMUNGUT PASCASARJANA pendekatan berdasarkan rasio
AN PAJAK UNIVERSITAS Fenamenologi, efektivitas penerimaa
SARANG MUSLIM fakta n pajak sarang burung
BURUNG INDONESIA walet dikota Makassar 
WALET DI MAKASSAR berada dalam kategori 
KOTA 2018 efektif dan kontribusi
MAKASSAR nya terhadap PAD 0,0
01% berada pada krite
ria sangat kurang. Te
muan dilapangan men
unjukkan bahwa rend
ahnya penghasilan
pajak sarang burung
walet bukan berarti
potensinya kurang
akan tetapi usaha dari
pihak Bapenda belum
maksimal, kurangnya
sosialisasi, belum
adanya pendataan
rumah walet, rendahn
ya kesadaran dari
pengusaha untuk me
mbayar pajak, serta ta
nggapan masyarakat a
kan keberadaan pena
ngkaran sarang
burung walet di kota
Makassar.
4 Analisis Renny Analisis Dengan hasil rata-
Efektivitas Wulandari, deskriptif rata 69,09% dari
dan Margareta kualitatif tahun 2012-2019,
Kontribusi Febrianti kontribusi
Penerimaan Universitas penerimaan pajak
Pajak Panca Bhakti, sarang burung walet
Sarang Universitas terhadap penerimaan
Burung Panca Bhakti pajak daerah masih
Walet sangat kurang dari
Terhadap tahun 2012-2019
Pajak dengan jumlah rata-
Daerah rata 5,4%. Faktor
Kabupaten yang teridentifikasi
Kubu Raya mempengaruhi
efektivitas dan
kontribusi adalah
administrasi, harga
sarang burung walet
dipasaran, jumlah
wajib pajak,
kemauan dan
kesadaran untuk
membayar pajak,
lokasi wajib pajak
dan database yang
masih kurang
memadai.
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli Daerah merupakan sumber pendapatan Daerah yang berasal dari

kegiatan ekonomi Daerah itu sendiri.Pendapatan asli Daerah (PAD) merupakan salah

satu pilar kemandirian suatu Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020

tentang cipta Kerja juga mengamanatkan agar Pemerintah Pusat mendukung

pelaksanaan penyederhanaan perizinan berusaha di daerah melalui dukungan insentif

anggaran bagi Pemerintah Daerah yang mengalami penurunan pendapatan asli daerah

sebagai akibat adanya pelaksanaan penyederhanaan perizinan berusaha tersebut.

Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah, dan lain-lain pendapatan Daerah

yang sah. Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah, dan lain-
lain pendapatan Daerah yang sah secara bersama-sama menjadi komponen PAD.

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli Daerah yang utama

dan sangat penting bagi pemerintah Daerah.Pajak Daerah berdasarkan UU No.28 Tahun

2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdiri dari pajak propinsi dan pajak

Kabupaten atau kota.

1. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Dalam upaya memperbesar peran pemerintah daerah dalamn pembangunan,

pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan

operasionah rumah tangganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa

pendapatan daerah tidak dapat dipisahkan dengan belanja daerah, karena adanya

saling terkait dan merupakan satu alokasi anggaran yang disusun dan dibuat

untuk melancarkan roda pemerintahan daerah.

Sebagaimana halnya dengan negara, maka daerah dimana masing-masing

pemerintah daerah mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk meningkatkan

kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan jalan melaksanakan pembangunan

disegala bidang sebagaimana yang tercantum dalam kebijakan Pajak dan

Retribusi dan pemberian dukungan insentif anggaran dimaksud dapat

diimplementasikan dengan baik dan sejalan dengan amanat Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta Kerja, perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Mendukung

Kemudahan Berusaha dan Layanan Daerah

Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada daerah untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, merupakan satu upaya untuk

meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi

daerahnya dengan mengelola sumber- sumber pendapatan daerah secara efisien


dan efektif khususnya Pendapatan asli daerah sendiri. Pemerintah

daerah.mengisyaratkan bahwa Pemerintah Daerah dalam mengurus rumah

tangganya sendiri diberikan sumber- sumber pedapatan atau penerimaan

keuangan Daerah untuk membiayai seluruh aktivitas dalam rangka pelaksanaan

tugas- tugas pemerintah dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat secara

adil dan makmur.

Adapun sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) sebagaimana datur

dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157, yaitu;

a. Pajak Daerah

Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah- daerah

disamping retribusi daerah. Pengertian pajak secara umum telah diajukan oleh

para ahli, misalnya Rochmad Sumitro yang merumuskannya “Pajak lokal atau

pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah-daerah swatantra, seperti

Provinsi, Kotapraja, Kabupaten, dan sebagainya”.

b. Retribusi daerah

Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya adalah retribusi daerah.

Pengertian retribusi daerah dapat ditetusuri dan pendapat-pendapat para ahli,

misalnya Panitia Nasrun merumuskan retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran pemakalan atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha

atau mhlik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan

oleh daerah balk Iangsung maupun tidak Iangsung”.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Kekayaan daerah yang dipisahkan berarti kekayaan daerah yang

dilepaskan dan penguasaan umum yang dipertanggung jawabkan melalui

anggaran belanja daerah dan dimaksudkan untuk dikuasai dan


dipertanggungjawabkan sendiri.

Dalam hal ini hasil laba perusahaan daerah merupakan salah satu

daripada pendapatan daerah yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk

sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Maka sewajarnya

daerah dapat pula mendirikan perusahaan yang khusus dimaksudkan untuk

menambah penghasilan daerah disamping tujuan utama untuk mempertinggi

produksi, yang kesemua kegiatan usahanya dititkberatkan kearah

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional

umumnya serta ketentraman dan kesenangan kerja dalam perusahaan menuju

masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, dalam batas-batas tertentu

pengelolaan perusahaan haruslah bersifat professional dan harus tetap

berpegang pada prinsip ekonomi secara umum, yakni efisiensi.

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Damang Averroes Al-Khawarizmi menyatakan bahwa sumber Lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah meliputi:

1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

2) Jasa giro;

3) Pendapatan bunga;

4) Keuntungan seIisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan

komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dan Penjulan

barang jasa oleh daerah.

2.2.2 Pajak Daerah

Menurut Manopo, S. G. (2015) pajak daerah merupakan iuran wajib yang di

lakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat di laksanakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang


berlaku yang di gunakan untuk membayari penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah. Dalam pemungutan pajak di daerah ini terdapat dengan pajak

yang berasas sumber yaitu pemungutan pajak yang berdasarkan pada sumber atau

tempat penghasilan berada.

Ahmad Mustamir (2022) menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan

otonomi daerah juga sangat bergantung dari partisipasi aktif masyarakat dan membawa

implikasi bagi masyarakat sebagai satu kesatuan integral dari pemerintah daerah yang

sangat penting dari sistem pemerintahan, karena penyelenggaraan otonomi ditujukan

untuk mewujudkan masyarakat yang keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah

juga sangat bergantung dari partisipasi aktif masyarakat dan membawa implikasi bagi

masyarakat sebagai satu kesatuan integral dari pemerintah daerah yang sangat penting

dari sistem pemerintahan, karena penyelenggaraan otonomi ditujukan untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Partisipasi masyarakat dapat meliputi

partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil maupun

evaluasi. Otonomi daerah bisa diwujudkan apabila disertai dengan otonomi keuangan

dan ekonomi yang baik. Hal ini berarti secara finansial tidak tergantung pada

pemerintah pusat dengan jalan menggali sebanyak mungkin sumber Pendapatan Asli

Daerah. Partisipasi masyarakat dapat meliputi partisipasi dalam proses pembuatan

keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil maupun evaluasi. Otonomi daerah bisa

diwujudkan apabila disertai dengan otonomi keuangan dan ekonomi yang baik. Hal ini

berarti secara finansial tidak tergantung pada pemerintah pusat dengan jalan menggali

sebanyak mungkin sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pajak daerah adalah salah satu dari berbagai sumber penerimaan daerah yang

termasuk dalam Pendapatan Asli Daerah yang memungutnya. Menurut Marihot P.

Siahaan (2008:10), menyatakan bahwa“ Pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (PERDA), yang wewenang

pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah daerah.untuk melaksanakan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangu di daerah”.

Definisi pajak daerah menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 Angka 10 adalah“Pajak Daerah yang

selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Menurut Soemitro (dalam Wulandari (2018) “Pajak adalah iuran rakyat kepada

kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untk

membayar pengeluaran umum”.

1. Jenis Pajak daerah

Pajak daerah dibagi menjadi 2 jenis yaitu pajak yang dikelola oleh pemerintah

provinsi dan oleh kabupaten atau kota. Adapun, pengelola pajak tersebut dilaksanakan

oleh Dinas atau Badan Pendapatan Daerah. Umumnya, setiap daerah memiliki nama

yang berbeda atas dinas atau Badan Pendapatan Daerah tersebut. Berikut jenis-jenis

pajak daerah:

a. Pajak Daerah yang dipungut oleh Provinsi

Pajak provinsi didalam kewenangan pungutannya terdapat pada

pemerintah daerah provinsi. Didalam pajak provinsi jenis pajak tersebut ada

beberapa jenis berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah adalah :


1) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

2) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.

3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

4) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

5) Pajak rokok

b. Pajak Daerah Kota atau Kabupaten

Pajak Kabupaten atau Kota adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah kabupaten atau kota. Berdasarkan peraturan dan Undang-undang

terbarutelah disepakati ada ll Pajak kabupaten kota yaitu:

1) Pajak hotel adalah pajak atas pelayan hotel. Hotel adalah bangunan yang

khusus disediakan bagi orang untuk menginap atau istirahat, mempoeroleh

pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut. bayaran termasuk

bangunan lainiiya yang menyatu, dikelola dan dimilikl oleh pihak yang

sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

2) Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Yang dimaksud restoran adalah fasilitas penyedia makanan atau minuman

dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,

kantin, warung, bar, dam sejenisnya termasuk jasa boga dan katering.

3) Pajak Hiburan adalah pajak ates pmyelenggaran hiburan. Hiburan adalah

semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan keramaian yang

dinikmati dengan dipungut bayaran.

4) Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaran reklame. Reklame

adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak

ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum


terhadap barang, jasa, orang. atau badan, yang dapat dilihat, dibaca,

didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum.

5) Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik

yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

6) Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan

pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam

didalam atau permukaan Bumi untuk dimanfaatkan.

7) Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar

badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun

yang disediakan sebagai suatu tempat usaha, termasuk penyediaatempat

penitipan kendaraan bermotor.

8) Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air

Tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan

di bwah permukaan tanah

9) Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan

pengusahaan sarang burung walet. Burung walet adalah satwa yang

termasuk Marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia

maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi.

10) Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah pajaka atas

bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh orang

pribadiatau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatab usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan

bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah

kabupaten atau kota, bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanamatau

diletakan secaratetap pada tanah dan perairan pedalaman dan laut.


Bea perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB) adalah jenis

Anda mungkin juga menyukai