Anda di halaman 1dari 23

PERADILAN SEMU PERDATA

TURUNAN RESMI

PERADILAN SEMU PERDATA


“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

PENGADILAN NEGERI JEMBER


Jl. Kalimantan No.3, Krajan Timur, Sumbersari, Kec, Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
Telp/email. (0331) 335845, pnjember@gmail.com

PUTUSAN
Nomor: 981/Pdt.G/2022/PN.Jbr

MARIA BELLA -------------------------------------------------------PENGGUGAT


MELAWAN
JONATAN ANDRE ----------------------------------------------------TERGUGAT

Putusan Tanggal: 29 November 2022


POKOK PERKARA
PERCERAIAN

Susunan Majelis Hakim:


Hakim Ketua : CAHYA FITRIA DORI P, S.H., M.H.
Hakim Anggota I : MATTHEW JEREMIAH F.W, S.H., M.H.
Hakim Anggota II : BINTANG WAHYU RAMADHANI, S.H., M.H.
Panitera Pengganti : SARAH MARELLA. S.H., M.H
PUTUSAN
Nomor: 981/Pdt.G/2022/PN.Jbr

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Jember, yang memeriksa dan memutus perkara


perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara gugatan antara:
1. MARIA BELLA istri dari JONATHAN ANDRE, bertempat tinggal saat
ini di Jl. Karimata IV No. 20, Kel. Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kab,
Jember, Jawa Timur. Dalam hal ini memberikan kuasa kepada MIRA
DESIANA SAFITRI, S.H., M.H. dan ZENSA REGINSA PUTRI, S.H.,
M.H. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 7 September 2022.
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Penggugat;

MELAWAN

2. JONATHAN ANDRE suami dari MARIA BELLA, bertempat tinggal di


Jl. Cempaka Putih No. 18, Kel. Kepatihan, Kec. Kaliwates, Kab. Jember,
Jawa Timur. Dalam hal ini memberikan kuasa kepada ANDIENA
SHALSABILLA, S.H., M.H. dan ERDITA HAPSARI, S.H., M.H.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 September 2022. Selanjutnya
disebut sebagai Pihak Tergugat;

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca berkas perkara;
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;
Setelah mencermati bukti surat;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi;
TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 12 September


2022 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jember
dalam Nomor Register Perkara 981/Pdt.G/2022/PN.Jbr, telah mengajukan
gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melaksanakan perkawinan yang sah
secara Agama Kristen yang dilakukan di “Gereja Bathel Injil Sepenuh” Jl.
Mawar Nomor 46, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Patrang, Kabupaten
Jember, tanggal 6 Juli 2019 dan dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Jember pada tanggal 6 Juli 2019 sebagaimana
tersebut dalam Akta Perkawinan dengan Nomor Akta Perkawinan: 4598-KW-
06020019-0020 tertanggal 6 Juli 2019, diberi tanda;------------------------------
P1
2. Bahwa setelah perkawinan berlangsung antara Penggugat dengan Tergugat
sebagai suami istri yang sah, mereka hidup bersama di rumah kontrakan yang
beralamat di Jalan Cempaka Putih No.18, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan
Kaliwates, Kabupaten Jember, dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang
bernama XABIRU ELVANO, lahir di Jember pada tanggal 17 Agustus 2020
dengan Nomor Akta 3578-LU-27072020-0017 dan anak tersebut dalam
asuhan Penggugat selaku ibu kandungnya, diberi
tanda;----------------------------------P2
3. Bahwa rumah tangga yang dibina antara Penggugat dengan Tergugat mulai
goyah dan tidak harmonis lagi dikarenakan banyaknya perselisihan mengenai
masalah perekonomian keluarga yang dikarenakan Tergugat sering melakukan
judi online, dan tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami untuk
memberikan nafkah keluarga. Selain itu, Tergugat juga memiliki sifat
emosional dan tempramental yang susah dikendalikan. Puncak perselisihan
antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada tanggal 9 Juli 2020 yaitu ketika
Penggugat mengetahui fakta bahwa Tergugat ketahuan tengah memesan
pekerja seks komersial (PSK) melalui Twitter, diberi tanda;---------------------
P3
4. Bahwa ketika Penggugat mengetahui fakta bahwa Tergugat kedapatan
memesan pekerja seks komersial melalui Twitter pada 9 Juli 2022. Penggugat
lalu memeriksa fitur “direct message” pada Twitter di handphone Tergugat
dan diketahui bahwa Tergugat memesan pekerja seks melalui Twitter sudah
yang ketiga kalinya di tempat yang sama pula yaitu di Penginapan Karisma
tertanggal:
a. Pertama, pada tanggal 31 Desember 2021;-------------------------------
P4
b. Kedua, pada tanggal 23 Maret 2022;--------------------------------------
P5
c. Ketiga, pada tanggal 9 Juli 2022;-------------------------------------------
P6
5. Bahwa dengan adanya kejadian tersebut, Tergugat telah mengkhianati
perkawinannya dengan Penggugat. Penggugat merasa kecewa dan sakit hati,
lalu kemudian memutuskan untuk meninggalkan rumah kontrakan dan pergi
ke rumah
orangtuanya;----------------------------------------------------------------------
6. Bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian maka antara Penggugat
dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal dan tidak lagi melakukan hubungan
suami istri sejak 10 Juli 2022 sampai saat ini;----------------------------------------
7. Bahwa setelah kejadian tersebut, Tergugat masih memiliki itikad baik dengan
berusaha untuk menghubungi Penggugat melalui pesan WhatsApp untuk
mengajak Penggugat kembali ke rumah
kontrakan;----------------------------------
8. Bahwa sejak tanggal 13 Juli 2022, Penggugat memilih untuk tidak
menanggapi pesan ajakan dari Tergugat, karena Penggugat merasa kecewa
dan takut jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan bisa terulang
lagi;-----------------------
9. Bahwa Tergugat juga abai atau lalai akan nafkah lahir kepada Penggugat dan
anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang seharusnya masih
menjadi kewajiban Tergugat;--------------------------------------------------------P7
10. Bahwa karena rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak tentram
dan tidak harmonis, sudah tidak dapat dipertahankan lagi keutuhannya, maka
jalan yang terbaik adalah dilakukan pemutusan hubungan
perkawinan/perceraian antara Penggugat dengan Tergugat;------------------------
11. Bahwa mengingat anak kandung antara Penggugat dan Tergugat masih belum
dewasa atau dibawah lima tahun serta didasarkan pada sikap dan perilaku
Tergugat maupun keluarga Tergugat yang tidak baik maka Penggugat mohon
agar hak asuh anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat ada pada
Penggugat selaku ibu
kandungnya;-----------------------------------------------------
12. Bahwa mengingat anak masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta
sebagai bentuk tanggung jawab Tergugat selaku ayah kandungnya maka sudah
sepatutnya Tergugat dihukum untuk membayar nafkah anak sebesar Rp
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) tiap bulannya dan naik 10% tiap
tahunnya diluar biaya pendidikan dan kesehatan sampai anak tersebut mandiri
atau dewasa;-------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Berdasarkan alasan/dalil-dalil PENGGUGAT tersebut di atas, maka


PENGGUGAT mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jember agar segera
memeriksa, dan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jember yang mengadili serta
memeriksa perkara ini, agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi:---------------------------------------------------------------------------------------

PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya;------------------------------
2. Menyatakan bahwa perkawinan antara PENGGUGAT MARIA BELLA
dengan TERGUGAT JONATHAN ANDRE yang telah dilangsungkan di
Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jember pada tanggal 6
Juli 2019 sebagaimana tersebut dalam Akta Perkawinan Nomor 4598-KW-
06020019-0020 tertanggal 6 Juli 2019 putus karena perceraian dengan
segala akibat
hukumnya;----------------------------------------------------------------------
3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jember untuk mengirimkan
salinan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kepada
Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jember tempat
dicatatkannya perkawinan antara Penggugat dan Tergugat serta tempat
dilangsungkannya perceraian antara Penggugat dan Tergugat untuk dicatat
dalam register yang disediakan untuk
itu;-------------------------------------------------------------------
4. Menetapkan hak asuh anak yang bernama XABIRU ELVANO lahir pada
tanggal 17 Agustus 2020 Nomor Akta Kelahiran 3578-LU-27072020-0017,
menetapkan anak tersebut dalam asuhan Penggugat selaku ibunya;------------
5. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak sebesar Rp 2.500.000,-
(dua juta lima ratus ribu rupiah) tiap bulannya dan naik 10% tiap tahunnya
di luar biaya pendidikan dan kesehatan sampai anak tersebut mandiri atau
dewasa;----------------------------------------------------------------------------------
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar seluruh biaya- biaya yang
timbul akibat perkara
ini;--------------------------------------------------------------

SUBSISAIR
Apabila hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et
Bono):-------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk
Penggugat datang menghadap kuasanya sebagaimana tersebut diatas dan untuk
Tergugat datang menghadap kuasanya, ANDIENA SHALSABILLA, S.H.,
M.H. dan ERDITA HAPSARI, S.H., M.H. pada Kantor Advokat yang
berkantor di “ATTORNEY & LAW” Jl. Kertajaya Indah Timur, Jember, Jawa
Timur berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 September 2022;
Menimbang, bahwa Pengadilan telah mengupayakan perdamaian
diantara para pihak yang berperkara melalui proses mediasi sebagaimana diatur
dalam Pasal 130 HIR yang diatur lebih lanjut dalam PERMA Nomor 1 Tahun
2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk RUDI
IRAWAN, S.H., M.H. Hakim pada Pengadilan Negeri Jember, sebagai mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 4 Oktober
2022 diterangkan bahwa upaya perdamaian antara Para Penggugat dan Tergugat
tersebut tidak berhasil;
Menimbang, bahwa oleh karenanya maka persidangan dilanjutkan
dengan pembacaan Surat Gugatan oleh Penggugat dan atas pertanyaan Hakim
Ketua menyatakan tetap pada gugatannya;
Menimbang, bahwa Tergugat atas gugatan Penggugat telah mengajukan
jawabannya tertanggal 7 Oktober 2022, antara lain mendalilkan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
I. Eksepsi Gugatan Penggugat Sangat Kabur (Obscuur Libel):
1. Bahwa dalam gugatan Penggugat posita angka 11 Penggugat memohon agar
dinyatakannya Penggugat sebagai pengasuh anak Penggugat dan Tergugat
yang bernama XABIRU ELVANO dan hak pengasuh anak diserahkan
kepada Penggugat dengan alasan sikap dan perilaku Tergugat maupun
keluarga Tergugat yang tidak baik. Selain itu, Penggugat dalam gugatannya
mengenai hal tersebut diajukan tanpa dasar hukum yang
jelas;------------------
2. Bahwa dalam gugatan Penggugat tidak diurai dan tidak dijelaskan secara
rinci tentang kerugian selama Penggugat menjadi istri Tergugat dengan sifat
dan perilaku Tergugat yang dituduhkan oleh Penggugat tidak
dirinci;--------------
3. Bahwa gugatan Penggugat diajukan tanpa dasar hukum yang jelas, dan oleh
karena kerugian selama Penggugat menjadi istri Tergugat dengan sifat dan
perilaku Tergugat yang dituduhkan oleh Penggugat tidak dirinci sudah
secara jelas gugatan penggugat sangat kabur (obscuur
libel);----------------------------

Berdasarkan segala sesuatu yang terurai dalam jawaban eksepsi tersebut diatas,
sudah jelas dan tegas bahwa gugatan Penggugat telah terbukti:-----------------------
a. Sangat Kabur (obscuur
libel);--------------------------------------------------------------------------Oleh
karenanya menurut hukum, gugatan Penggugat dalam perkara ini sudah
sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima;-------------------

DALAM KONVENSI
1. Bahwa pada dasarnya Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
Penggugat yang dikemukakan dalam gugatan, kecuali yang secara tegas
diakui kebenarannya oleh Tergugat;------------------------------------------------
2. Bahwa Tergugat mohon agar yang tertuang di dalam eksepsi dianggap
terulang kembali dalam pokok perkara ini sepanjang ada relevansinya;-------
3. Bahwa benar Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan
yang sah dengan tata cara Agama Protestan di “Gereja Bathel Injil Sepenuh”
Jalan Mawar No. 46, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Patrang, Kabupaten
Jember pada tanggal 6 Juli 2019 dan telah tercatat pada Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Jember,
sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. 4598-KW-06020019-0020
tertanggal 6 Juli 2019;----------T1
4. Bahwa benar di dalam perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai
seorang anak laki-laki yang bernama XABIRU ELVANO, lahir di Jember
pada tanggal 17 Agustus 2020 yang saat ini berusia dua tahun satu bulan
dan telah tercatat pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah
Kabupaten Jember, sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran No.3578-LU-
27072020-0017 tertanggal 27 Agustus 2020;-----------------------------------
T2
5. Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor tiga yang pada
intinya mendalilkan bahwa rumah tangga yang dibina antara Penggugat
dengan Tergugat mulai goyah dan tidak harmonis lagi dikarenakan
banyaknya perselisihan mengenai masalah perekonomian keluarga yang
dikarenakan Tergugat sering melakukan judi online dan tidak memenuhi
kewajibannya sebagai suami untuk memberikan nafkah keluarga. Selain itu,
Tergugat juga memiliki sifat emosional dan tempramental yang susah
dikendalikan. Puncak perselisihan antara Penggugat dan Tergugat terjadi
pada tanggal 9 Juli 2022 yaitu ketika Penggugat mengetahui fakta bahwa
Tergugat kedapatan tengah memesan pekerja seks komersial (PSK) melalui
Twitter adalah tidak benar dan mengada-ada, dan oleh karenanya haruslah
ditolak dan
dikesampingkan;-----------------------------------------------------------------------
6. Bahwa perlu diketahui Tergugat tidak pernah lalai dalam memberikan
nafkah bahkan belanja bulanan yang seharusnya termasuk dalam nafkah,
seperti sembako, kebutuhan anak, serta tiap bulannya Tergugat menyisihkan
15% dari gajinya untuk tabungan masa depan
anaknya;-----------------------------T3
7. Bahwa setelah terjadi perselisihan, Tergugat ingin meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi, namun Penggugat tidak menghiraukan dan
bahkan langsung meninggalkan rumah kontrakan serta membawa anaknya
untuk pergi ke rumah orang tuanya tanpa seizin
Tergugat;-----------------------
8. Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya angka enam yang pada intinya
mendalilkan bahwa kondisi rumah tangga yang demikian maka antara
Penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal dan tidak lagi
melakukan hubungan suami istri sejak 10 Juli 2022 sampai saat ini adalah
benar;---------
9. Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor tujuh yang pada
intinya mendalilkan bahwa Tergugat masih memiliki itikad baik dengan
berusaha untuk menghubungi Penggugat melalui pesan WhatsApp untuk
mengajak Penggugat kembali ke rumah kontrakan adalah benar;------------
T4
10. Bahwa Tergugat masih ingin mempertahankan rumah tangganya dengan
mengajak Penggugat pergi menemui Konsultan Pernikahan, namun
Penggugat mengabaikan pesan WhatsApp dan memutus komunikasi dari
Tergugat;-----------------------------------------------------------------------------
T5
11. Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor dua belas secara tidak
langsung beranggapan bahwa tanggung jawab hanya ada pada Ayah
Kandung sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Penggugat tidak
siap untuk merawat, membesarkan, dan mendidik seorang anak. Penggugat
tidak memikirkan kesehatan mental dari anak Penggugat dan Tergugat,
namun justru lebih mementingkan nafkah anak beserta prosentase kenaikan
nafkah tersebut, ditambah lagi selama menjalani perkawinan, Penggugat
Mempunyai sifat boros dalam mengatur
keuangan;---------------------------------------------

DALAM REKONVENSI:
1. Bahwa seluruh jawaban/eksepsi dianggap termuat dan terulang kembali
secara sempurna dan merupakan satu kesatuan dalam gugatan rekonvensi ini
dan tergugat dalam konvensi mohon disebut sebagai penggugat rekonvensi
dan penggugat dalam konvensi mohon disebut sebagai tergugat dalam
rekonvensi;------------------------------------------------------------------------------
2. Bahwa perkawinan sejatinya ditujukan untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Perkawinan;----------------
3. Bahwa Penggugat Rekonvensi merasa bahwa rumah tangga antara
Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi yang dibangun selama
ini telah melenceng dari tujuan, dari yang semula untuk membentuk
keluarga yang bahagia justru berubah menjadi berantakan sehingga tidak
ada lagi rasa saling mencintai dan menghargai sehingga tidak mungkin lagi
untuk didamaikan atau dipersatukan
kembali.---------------------------------------------
Bahwa berdasarkan dalil-dalil dan pertimbangan diatas, Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi mohon kepada yang mulia Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jember berkenan memeriksa dan memutus perkara sebagai
berikut:------------------------------------------------

PRIMAIR
DALAM EKSEPSI:
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;----------------------------------
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verklaard)-------------------------------------

DALAM KONVENSI:

1. Menolak gugatan Penggugat Konvensi untuk sebagian;----------------------------


2. Menghukum Penggugat Konvensi untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini;------------------------------

DALAM REKONVENSI 
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;----------------
2. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini;------------------------------------
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jember berpendapat lain,
mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo at bono).

Menimbang, bahwa Penggugat terhadap jawaban Tergugat telah


mengajukan Replik dipersidangan tertanggal 14 Oktober 2022 dan Tergugat telah
mengajukan Duplik dipersidangan tertanggal 21 Oktober 2022;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


Dalam Konvensi :
Dalam Eksepsi :
Menimbang,bahwa selanjutnya atas Eksepsi/keberatan dari Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi tersebut diatas, Majelis Hakim akan
mempertimbangkannya sebagai berikut:
Menimbang bahwa Eksepsi/keberatan didasarkan dengan argumen
bahwa dalam gugatan ini tidak ada dasar hukum yang jelas mengenai gugatan dari
penggugat mengenai hak asuh anak diserahkan kepada Penggugat dengan alasan
sikap dan perilaku Tergugat maupun keluarga Tergugat yang tidak baik, sehingga
gugatan ini menjadi tidak jelas dan kabur (obscuur libelly), dan oleh karenanya
haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);
Menimbang bahwa berdasarkan argument pada eksepsi tersebut,
penggugat tidak menguraikan dengan jelas dan rinci mengenai kerugian selama
Penggugat menjadi Istri Tergugat, dengan sifat dan perilaku tergugat yang tidak
baik, speerti yang telah dijelaskan oleh Penggugat dalam surat gugatannya;
Menimbang bahwa gugatan yang dibuat oleh Penggugat mengenai
kerugian selama Penggugat menjadi istri Tergugat dengan sifat dan perilaku
Tergugat yang dituduhkan oleh Penggugat, tanpa dasar hukum yang jelas,
sehingga gugatannya menjadi sangat kabur (obscuur libel);
Menimbang, bahwa atas eksepi tersebut, Majelis berpendapat sesuai
dengan kaidah hukum dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, sebagai
berikut:
Menimbang berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 102
K/Sip/1973 tanggal 24 April 1975 menyatakan, “Berdasarkan yurisprudensi
mengenai perwalian anak, patokannya ialah bahwa ibu kandung yang diutamakan,
khususnya bagi anak yang masih kecil, karena kepentingan anak yang menjadi
kriterium, kecuali kalua terbukti bahwa ibu tersebut tidak wajar untuk memelihara
anaknya”, sama halnya Putusan Mahkamah Agung RI No. 126 K/Pdt/2001
tanggal 28 Agustus 2003 yang menyatakan bahwa “Bila terjadi perceraian, anak
yang masih di bawah umur pemeliharaannya seyogyanya diserahkan kepada orang
terdekat dan akrab dengan si anak, yaitu ibu”. Berdasarkan yurisprudensi itu
sudah cukup sebagai dasar dari gugatan Penggugat atas hak asuh anak, selain
dengan alasan-alasan lain yang mendukung argument tersebut berdasarkan bukti-
bukti yang diserahkan oleh Penggugat, dan dapat diketahui kebenarannya setelah
dilakukan pemeriksaan atas bukti-bukti yang dimiliki oleh para pihak secara
komperehensif dalam proses pemeriksaan perkara a quo maka alasan
eksepsi/keberatan Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi tersebut, menurut
Majelis Hakim telah memasuki wilayah materi pokok perkara;
Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti yang telah diserahkan oleh
Penggugat mengenai bukti chat antara Penggugat dengan tergugat yang
membuktikan bahwa tidak diberikannya nafkah lahir dari Tergugat kepada
Penggugat sehingga tidak perlu diperinci lebih lanjut karena sudah cukup
dibuktikan;
Menimbang, bahwa dengan demikian maka eksepsi/keberatan Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi tidak beralasan hukum, dan sudah sepatutnya
untuk ditolak;

Dalam Pokok Perkara :


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekovensi sebagaimana tersebut diatas, yang pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melaksanakan perkawinan yang sah
secara Agama Kristen yang dilakukan di “Gereja Bathel Injil Sepenuh” Jl.
Mawar Nomor 46, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Patrang, Kabupaten
Jember, tanggal 6 Juli 2019 dan dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Jember pada tanggal 6 Juli 2019 sebagaimana
tersebut dalam Akta Perkawinan dengan Nomor Akta Perkawinan: 4598-KW-
06020019-0020 tertanggal 6 Juli 2019;
- Bahwa setelah perkawinan berlangsung antara Penggugat dengan Tergugat
sebagai suami istri yang sah, mereka hidup bersama di rumah kontrakan yang
beralamat di Jalan Cempaka Putih No.18, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan
Kaliwates, Kabupaten Jember, dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang
bernama XABIRU ELVANO, lahir di Jember pada tanggal 17 Agustus 2020
dengan Nomor Akta 3578-LU-27072020-0017 dan anak tersebut dalam
asuhan Penggugat selaku ibu kandungnya;
- Bahwa rumah tangga yang dibina antara Penggugat dengan Tergugat mulai
goyah dan tidak harmonis lagi dikarenakan banyaknya perselisihan mengenai
masalah perekonomian keluarga yang dikarenakan Tergugat sering melakukan
judi online, dan tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami untuk
memberikan nafkah keluarga. Selain itu, Tergugat juga memiliki sifat
emosional dan tempramental yang susah dikendalikan. Puncak perselisihan
antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada tanggal 9 Juli 2020 yaitu ketika
Penggugat mengetahui fakta bahwa Tergugat ketahuan tengah memesan
pekerja seks komersial (PSK) melalui Twitter;
- Bahwa ketika Penggugat mengetahui fakta bahwa Tergugat kedapatan
memesan pekerja seks komersial melalui Twitter pada 9 Juli 2022. Penggugat
lalu memeriksa fitur “direct message” pada Twitter di handphone Tergugat
dan diketahui bahwa Tergugat memesan pekerja seks melalui Twitter sudah
yang ketiga kalinya di tempat yang sama pula yaitu di Penginapan Karisma
tertanggal:
a. Pertama, pada tanggal 31 Desember 2021;
b. Kedua, pada tanggal 23 Maret 2022;
c. Ketiga, pada tanggal 9 Juli 2022;
- Bahwa dengan adanya kejadian tersebut, Tergugat telah mengkhianati
perkawinannya dengan Penggugat. Penggugat merasa kecewa dan sakit hati,
lalu kemudian memutuskan untuk meninggalkan rumah kontrakan dan pergi
ke rumah orangtuanya;
- Bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian maka antara Penggugat
dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal dan tidak lagi melakukan hubungan
suami istri sejak 10 Juli 2022 sampai saat ini;
- Bahwa setelah kejadian tersebut, Tergugat masih memiliki itikad baik dengan
berusaha untuk menghubungi Penggugat melalui pesan WhatsApp untuk
mengajak Penggugat kembali ke rumah kontrakan;
- Bahwa sejak tanggal 13 Juli 2022, Penggugat memilih untuk tidak
menanggapi pesan ajakan dari Tergugat, karena Penggugat merasa kecewa
dan takut jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan bisa terulang lagi;
- Bahwa Tergugat juga abai atau lalai akan nafkah lahir kepada Penggugat dan
anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang seharusnya masih
menjadi kewajiban Tergugat;
- Bahwa karena rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak tentram
dan tidak harmonis, sudah tidak dapat dipertahankan lagi keutuhannya, maka
jalan yang terbaik adalah dilakukan pemutusan hubungan
perkawinan/perceraian antara Penggugat dengan Tergugat;
- Bahwa mengingat anak kandung antara Penggugat dan Tergugat masih belum
dewasa atau dibawah lima tahun serta didasarkan pada sikap dan perilaku
Tergugat maupun keluarga Tergugat yang tidak baik maka Penggugat mohon
agar hak asuh anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat ada pada
Penggugat selaku ibu kandungnya;
- Bahwa mengingat anak masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta
sebagai bentuk tanggung jawab Tergugat selaku ayah kandungnya maka sudah
sepatutnya Tergugat dihukum untuk membayar nafkah anak sebesar Rp
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) tiap bulannya dan naik 10% tiap
tahunnya diluar biaya pendidikan dan kesehatan sampai anak tersebut mandiri
atau dewasa;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi tersebut, Tergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi telah menolak
dengan mengemukakan dalil yang pada pokoknyasebagaiberikut:
- Bahwa benar Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan yang
sah dengan tata cara Agama Protestan di “Gereja Bathel Injil Sepenuh” Jalan
Mawar No. 46, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember
pada tanggal 6 Juli 2019 dan telah tercatat pada Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Jember, sebagaimana Kutipan Akta
Perkawinan No. 4598-KW-06020019-0020 tertanggal 6 Juli 2019;
- Bahwa benar di dalam perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai
seorang anak laki-laki yang bernama XABIRU ELVANO, lahir di Jember
pada tanggal 17 Agustus 2020 yang saat ini berusia dua tahun satu bulan dan
telah tercatat pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah
Kabupaten Jember, sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran No.3578-LU-
27072020-0017 tertanggal 27 Agustus 2020;
- Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor tiga yang pada intinya
mendalilkan bahwa rumah tangga yang dibina antara Penggugat dengan
Tergugat mulai goyah dan tidak harmonis lagi dikarenakan banyaknya
perselisihan mengenai masalah perekonomian keluarga yang dikarenakan
Tergugat sering melakukan judi online dan tidak memenuhi kewajibannya
sebagai suami untuk memberikan nafkah keluarga. Selain itu, Tergugat juga
memiliki sifat emosional dan tempramental yang susah dikendalikan. Puncak
perselisihan antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada tanggal 9 Juli 2022
yaitu ketika Penggugat mengetahui fakta bahwa Tergugat kedapatan tengah
memesan pekerja seks komersial (PSK) melalui Twitter adalah tidak benar
dan mengada-ada, dan oleh karenanya haruslah ditolak dan dikesampingkan;-
- Bahwa perlu diketahui Tergugat tidak pernah lalai dalam memberikan nafkah
bahkan belanja bulanan yang seharusnya termasuk dalam nafkah, seperti
sembako, kebutuhan anak, serta tiap bulannya Tergugat menyisihkan 15% dari
gajinya untuk tabungan masa depan anaknya;
- Bahwa setelah terjadi perselisihan, Tergugat ingin meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi, namun Penggugat tidak menghiraukan dan
bahkan langsung meninggalkan rumah kontrakan serta membawa anaknya
untuk pergi ke rumah orang tuanya tanpa seizin Tergugat;
- Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya angka enam yang pada intinya
mendalilkan bahwa kondisi rumah tangga yang demikian maka antara
Penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal dan tidak lagi melakukan
hubungan suami istri sejak 10 Juli 2022 sampai saat ini adalah benar;
- Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor tujuh yang pada intinya
mendalilkan bahwa Tergugat masih memiliki itikad baik dengan berusaha
untuk menghubungi Penggugat melalui pesan WhatsApp untuk mengajak
Penggugat kembali ke rumah kontrakan adalah benar;
- Bahwa Tergugat masih ingin mempertahankan rumah tangganya dengan
mengajak Penggugat pergi menemui Konsultan Pernikahan, namun Penggugat
mengabaikan pesan WhatsApp dan memutus komunikasi dari Tergugat;
- Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya poin nomor dua belas secara tidak
langsung beranggapan bahwa tanggung jawab hanya ada pada Ayah Kandung
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Penggugat tidak siap untuk
merawat, membesarkan, dan mendidik seorang anak. Penggugat tidak
memikirkan kesehatan mental dari anak Penggugat dan Tergugat, namun
justru lebih mementingkan nafkah anak beserta prosentase kenaikan nafkah
tersebut, ditambah lagi selama menjalani perkawinan, Penggugat Mempunyai
sifat boros dalam mengatur keuangan;
Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan, jawaban, dan replik serta
duplik, maka menurut hemat Majelis Hakim terdapat hal pokok yang menjadi
persengketaan antara kedua belah pihak, yaitu: apakah terdapat permasalahan
dalam perkawinan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dengan Tergugat
Konvensi/Pengugat Rekonvensi yang beralasan menurut hukum untuk perceraian;
Menimbang bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan
putusan, maka akan dilihat terlebih dahulu secara hukum yang dapat dijadikan
alasan untuk putusnya suatu perkawinan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 Undang-Undang
Nomor: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa Perkawinan dapat putus
karena:
a.Kematian;
b.Perceraian dan;
c.Atas keputusan Pengadilan;
Menimbang, bahwa selanjutnya dalam ketentuan Pasal 19 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menyatakan bahwa
Perceraian dapat terjadi karena alasan-alasan sebagai berikut :
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,
dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena
hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga;
Menimbang berdasarkan ketentuan Undang-Undang diatas, perbuatan
Tegugat seperti yang disebutkan dalam gugatan Penggugat bahwa terjadi
perbuatan zina, karena Tergugat diduga memesan pekerja seks komersial (PKS)
lewat aplikasi twitter, dibuktikan dengan beberapa alat bukti berupa chat antara
Tergugat dengan Pekerja Seks Komersial(PSK) melalui Direct Message Twitter
tanggal 9 juli 2022.
Menimbang, bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga/ onheelbare
tweespalt, pada umumnya bukan sebagai sebab utama akan tetapi merupakan
akibat dari sebab-sebab lain yang mendahului, dengan demikian untuk
mengetahui secara pasti kebenaran sebab-sebab yang mengakibatkan alasan
perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan tidak ada harapan akan
hidup rukun lagi dalam rumah tangga/onheelbare tweespalt, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975, maka Majelis Hakim
harus mendengarkan saksi-saksi dari pihak keluarga serta orang-orang yang dekat
dengan suami istri tersebut (pasal 22 ayat (2) PP No. 9 Tahun 1975);
Menimbang, bahwa memperhatikan substansi gugatan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi maupun gugatan Rekonvensi Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi, sama-sama menuntut agar Pengadilan
menyatakan putus perkawinan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi yang dilangsungkan di “Gereja Bathel
Injil Sepenuh” Jalan Mawar No. 46, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Patrang,
Kabupaten Jember pada tanggal 6 Juli 2019 dan Catatan Sipil Kabupaten
Jember pada tanggal 6 Juli 2019 sebagaimana dalam Akta Perkawinan dengan
Nomor Akta Perkawinan: 4598-KW-06020019-0020 tertanggal 6 Juli
2019tersebut, dengan demikian secara tidak langsung kedua belah pihak
menyadari kondisi rumah tangga atau perkawinan mereka tidak berjalan
harmonis seperti yang diinginkan kedua belah pihak sebagai suami istri,
namun demikian sebagaimana pertimbangan diatas, Majelis mesti
mempertimbangkan sungguh-sungguh dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat
maupun Tergugat, sehingga diketahui secara tepat kondisi perkawinan para pihak
dan dapat dinyatakan sah memenuhi syarat untuk putusnya perkawinan mereka;
Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil tersebut, Penggugat telah
mengajukan saksi NOVANTIA PUTRI AMELIA, yang merupakan ibu dari
penggugat, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi melihat dan mendengar langsung perselisihan antara Penggugat
dan Tergugat;
- Bahwa saksi mengetahui sikap Tergugat akhir-akhir ini hingga pada akhirnya
anaknya (Penggugat) meminta jemputan saksi untuk pulang yakni  kerumah
saksi
dan saksi AQUILA SABINA PUTRI, yang merupakan adik dari Penggugat,
menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi melihar dan mendengar perselisihan antara Pengguga dan
Tergugat setiiap kali berkunjung kerumah Penggugat dan tergugat;
- Bahwa saksi membantu Penggugat mengumpulkan bukti bahwa Tergugat
pernah memesan Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui Twitter;
Menimbang bahwa dalil Tergugat didukung keterangan saksi-saksi dari
Tergugat, yaitu saksi DAVE TOBING, yang merupakan kerabat dekat Tergugat
di tempat kerja, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa Tergugat menceritakan keluh kesah rumah tangga nya kepada saksi,
mengenai kesulitan finansial, keterlambatan membayar, dan masalah rumah
tangga dengan istri Tergugat;
dan saksi MARISSA AYU NIAR, yang merupakan pemilik bengkel tempat
Tergugat bekerja, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa gaji yang saksi keluarkan untuk karyawannya termasuk Jonathan
sempat terlambat untuk diberikan karena terdapat kendala internal perusahaan
namun setelah itu pembayaran gaji berjalan normal kembali.
Menimbang juga berdasarkan bukti-bukti lain yang diserahkan oleh
Penggugat, diantaranya : P1 Foto copy Akta Perkawinan No.4598-KW-06020019-
0020 tanggal 6 Juli 2019 antara MARIA BELLA dengan JONATHAN ANDRE.
Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; P2 Foto copy Akta
Kelahiran XABIRU ELVANO No. 3578-LU-27072020-0017 sebagai Surat
Keterangan Kelahiran atas nama ANAK MARIA BELLA DAN JONATHAN
ANDRE. Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; P3 Bukti
screenshot check in Tergugat dengan Pekerja Seks Komersial(PSK) dalam direct
message Twitter pada tanggal 9 juli 2022. Dibubuhi materai cukup dan telah
dicocokkan dengan aslinya; P4 Bukti Chat antara Tergugat dengan Pekerja Seks
Komersial(PSK) melalui Direct Message Twitter tanggal 31 Desember 2021.
Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; P5 Bukti Chat
antara Tergugat dengan Pekerja Seks Komersial(PSK) melalui Direct Message
Twitter tanggal 23 Maret 2022. Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan
dengan aslinya; P6 Bukti Chat antara Tergugat dengan Pekerja Seks
Komersial(PSK) melalui Direct Message Twitter tanggal 9 juli 2022. Dibubuhi
materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; P7 Bukti Chat Penggugat
dengan Tergugat mengenai Nafkah lahir untuk keperluan membeli susu Xabiru.
Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya.
Menimbang juga berdasarkan bukti-bukti yang diserahkan oleh
Tergugat, diantaranya : T1 Foto copy Akta Perkawinan No.4598-KW-06020019-
0020 tanggal 6 Juli 2019 antara JONATHAN ANDRE dengan MARIA BELLA.
Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; T2 Foto copy Akta
Kelahiran XABIRU ELVANO No. 3578-LU-27072020-0017 sebagai Surat
Keterangan Kelahiran atas nama ANAK JONATHAN ANDRE DAN MARIA
BELLA. Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; T3 Bukti
Screenshot transfer Tergugat kepada Penggugat tanggal 3 April 2022. Dibubuhi
materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya; T4 Bukti Chat melalui
WhatsApp antara Tergugat dengan Penggugat untuk mengajak Penggugat kembali
ke rumah kontrakan. Dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan dengan
aslinya; T5 Bukti Chat melalui WhatsApp antara Tergugat dengan Penggugat
untuk pergi menemui Konsultan Pernikahan. Dibubuhi materai cukup dan telah
dicocokkan dengan aslinya.
Menimbang, bahwa dari kaidah hukum Putusan Mahkamah Agung
R.I.Nomor 534 K/Pdt/1996 Tanggal 18 Juni 1996, yang berbunyi “Bahwa dalam
hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu
pihak telah meninggalkan pihak Iain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan
itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan lagi atau tidak”.
Majelis memperhatikan keterangan saksi-saksi tersebut diatas, yang menyebutkan
bahwa saat ini Penggugat sudah tidak tinggal dengan Tergugat dan tinggal dengan
orangtuanya, karena takut sewaktu-waktu hal buruk akan terjadi lagi yang akan
mempengaruhi kesehatan mental dari Penggugat dan akan berdampak bagi
kesehatan anaknya pula;
Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 4, berupa menetapkan hak asuh
anak yang bernama Xabiru Elvano lahir pada tanggal 22 Maret 2020 dan anak
tersebut dalam asuhan Penggugat selaku ibu kandungnya, Majelis berpendapat
bahwa yang dimaksud kuasa asuh adalah kekuasaan orangtua untuk mengasuh,
mendidik, memelihara, membina, melindungi dan menumbuh kembangkan anak
sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat serta minatnya (vide:
pasal 1 angka 11 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak) dan mengacu
kepada Pasal 41 Undang-undang No 1 Tahun 1974, yang berbunyi akibat
perceraian, “Baik ibuatau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada
perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan”,
serta kaidah hukum dalam putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 24 April 1975
Nomor 102 K/Sip/173, yang menyebutkan:
“Dalam putusan ini dikatakan bahwa patokan pemberian hak asuh anak mempriori
taskan ibu kandung, khususnya bagi anak-anak yang masih kecil dengan
menimbang kepentingan anak’;
Menimbang, bahwa mengenai petitum angka 5 berupa menghukum
Tergugat untuk membayar nafkah anak sebesar Rp 2..500.000,- (dua juta lima
ratus ribu rupiah) tiap bulannya dan naik 10% tiap tahunnya diluar biaya
pendidikan dan kesehatan sampai anak tersebut mandiri atau dewasa,
Majelismempertimbangkansebagaiberikut: kewajiban orang tua terhadap anak
tidak serta merta hilang meskipun kedua orang tua tersebut telah berpisah
dan/atauhak asuh anak jatuh kepada salah satu orang tua tersebut. Pasal 41 huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut
UU Perkawinan) melindungi kepentingan anak dengan mewajibkan bapak atau ibu
dari seorang anak untuk tetap memelihara dan mendidik anak mereka, dan juga
mengatur mengenai pihak yang menanggung biaya pemeliharaan dan pendidikan
anak dalam hal terjadi perceraian, sebagaimanadimaksud Pasal 41 huruf b
Undang-Undang Perkawinan, dan selama persidangan tidak dapat dibuktikan
sebaliknya mengenai kemampuan Tergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi untuk
memenuhi kebutuhan bagi anak Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan
Tergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi tersebut,makabiaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak ditanggung oleh bapak;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut, maka jumlah yang
diminta sebagaimana dalam petitum angka 5 sudah cukup wajar untuk dipenuhi
oleh Tergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi, dengan demikian petitum angka 5
sudah sepatutnya dikabulkan;
Menimbang, bahwa terhadap bukti chat yang tidak dipertimbangkan
dalam perkara a quo, karena dipandang tidak relevan maka dikesampingkan;

Dalam Rekonvensi :
Menimbang, bahwa adapun maksud dan tujuan gugatan Penggugat
Rekonvensi/Tergugat Konvensi adalah sebagaimana diuraikan di atas;
Menimbang, bahwaatasgugatanRekonvensitersebut, telah pula disangkal
oleh TergugatRekonvensi/Penggugat Konvensi sebagaimana diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan secara seksama mengenai gugatan
Rekonvensi ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah sama dengan yang
dituntut dalam gugatan Konvensi,
Maka Majelis mempertimbangkannya sebagai berikut:
Menimbang, bahwa oleh karena dalam gugatan Konvensi, petitumnya
menuntut agar perkawinan diputuskan dengan cara perceraian, selanjutnya dalam
gugatan Rekonvensinya, petitumnya juga mengandung maksud dan tujuan yang
sama yaitu perceraian. Dalam menghadapi gugatan yang demikian itu, maka
Hakim dalam putusannya harus menyatakan bahwa gugatan Rekonvensinya
dinyatakan tidak dapat diterima, dengan demikian tuntutan putusnya perkawinan
karena perceraian dalam amar putus an gugatan dalam Konvensi sudah
dikabulkan, sehingga dianggap kurang tepat dan berkelebihan (over bodig)dalam
amar gugatan Rekonvensi dikabulkan lagi. Pertimbangan tersebut sejalan dengan
Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 774 K/Pdt/1990 tanggal 14
April 1994;
Menimbang, bahwa dengan argumentasi yuridis tersebut, maka gugatan
Rekonvensi ini tidak perlu dipertimbangkan, oleh karenanya harus dinyatakan
tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard);

Dalam Konvensi dan Rekovensi :


Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi dikabulkan untuk sebagian dan gugatan Rekonvensi Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi dinyatakan tidak dapat diterima, sehingga
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi dibebankan untuk membayar biaya
perkara ini, yang jumlahnya akan disebutkan dalam amar putusan di bawah ini;
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan;

MENGADILI
Dalam Konvensi:
Dalam Eksepsi :
- Menolak eksepsi/keberatan Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi
seluruhnya;
2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi
MARIA BELLA danTergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi
JONATHAN ANDRE yang telah dilangsungkan di Kantor Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Jember pada tanggal 6 Juli 2019 sebagaimana
tersebut dalam Akte Perkawinan Nomor 4598-KW-06020019-0020
tertanggal 6 Juli 2019, putus karena perceraian dengan segala akibat
hukumnya;
3. Memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk melaporkan putusan
perceraian ini kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Jember paling lambat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak
putusan perceraian ini berkekuatan hukum tetap untuk dicatat pada
Register Akta Perceraian dan diterbitkan Kutipan Akta Perceraiannya;
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Jember untuk
menyampaikan salinan resmi Putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Jember tempat dicatatkannya perkawinan antara Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi danTergugat Konvensi/ Pengugat
Rekonvensi serta tempat dilangsungkannya perceraian antara
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi danTergugat Konvensi/
Pengugat Rekonvensi, untuk dicatatkan perihal perceraian tersebut ke
dalam buku Register untuk keperluan itu yang kini sedang berjalan dan
menerbitkan Akta Perceraiannya;
5. Menghukum Tergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi untuk membayar
nafkah anak sebesar Rp 2..500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) tiap
bulannya dan naik 10% tiap tahunnya diluar biaya pendidikan dan
kesehatan sampai anak tersebut mandiri atau dewasa;

Dalam Rekonvensi :
- Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi tidak dapat
diterima;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :


- MenghukumTergugat Konvensi/Pengugat Rekonvensi untuk membayar biaya
perkara sejumlah Rp. 615.000,00 (enam ratus lima belas ribu rupiah);

Anda mungkin juga menyukai