Anda di halaman 1dari 188

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

KESEHATAN

KONSEP KELOMPOK,

ORGANISASI

DAN MASYARAKAT

KELOMPOK 1 - IKM 2B

PJMK : Dr.Sri Widati.,S.Sos.,M.Si (SWD)


Dosen : Oedojo Soedirham, dr., M.PH, M.A, Ph.D (OSD)
KELOMPOK 1 / IKM 2B

INTRODUCTION
DICE SHAFIRA
ZARIFAH JILAN
WULANDARI

NENDRASARI AZIZAH ANGGARAINI PUTRI


191221031 191221032 191221036

RANDA HAIKAL RIZKY RACHMA DOVA


NADIYAH SALMA

AZRA RAISYA
YANUAR (191221034) ALFAREZA MUFIDAH
MYFIRDA
191221035 191221033 191221037
Pengertian

Agregat : Individu yang secara sementara


berbagi ruang fisik namun tidak menganggap
mereka sebagai bagian dari kebersamaan

Kategori : Orang - orang yang memiliki ciriciri yang sama

Kelompok : Setiap kumpulan orang yang memiliki


kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi
Konsep Dasar Pembentukan Kelompok

Terbentuk Muncul Nilai


Manusia Makhluk
Interaksi Kerjasama Nilai dari
Sosial Kelompok
Interaksi

Mengerti
Untuk tujuan, saling Kekuatan
memenuhi menghormati Kelompok
kebutuhan dan saling
menghargai
Syarat Terbentuknya Kelompok

1. Adanya Kesadaran Anggota kelompok


2. Hubungan timbal balik antar setiap anggota
3. Pengikat kelompok
Tipe Kelompok

Kelompok Primer Kelompok Sekunder


(Gemeinschaft) (Gesselschaft)

Suatu kelompok kecil yang


Kelompok yang lebih besar,
personal dan berhubungan dalam
bersifat formal, impersonal, dan
jangka waktu panjang serta
segmental, dan berorientasi
terhubung secara emosional.
tujuan atau tugas daripada
terdiri dari orang-orang penting
fungsi emosional.
lainnya, dan individu yang
berpengaruh dalam sosialisasi kita.
Kelompok Acuan

Kelompok yang digunakan sebagai standar untuk


mengevaluasi diri kita sendiri dengan memberikan
pengukuran. kelompok ini membantu untuk memandu
perilaku dan menunjukkan norma sosial pada
anggotanya
Berdasarkan Struktur

Formal Informal

1. dibentuk melalui 1. pembentukan tanpa


prosedur resmi prosedur resmi
2. peraturan tertulis, 2. peraturan dan norma
struktur dan norma tidak dirumuskan
kelompok dirumuskan 3. tujuan tidak tertulis
secara tegas 4. mempunyai ikatan
3. tujuannya dijabarkan emosional yang kuat
secara tertulis 5. interaksi dan
4. interaksi dan hubungan bersifat
hubungan bersifat kekeluargaan
resmi
Berdasarkan Identifikasi

Out-Group
In - G r o u p

1. Individu yang 1. Individu yang


teridentifikasi masuk teridentifikasi di luar
dalam grup grup
2. Loyalitas tinggi 2. Perasaan antagonis
3. Perasaan superior 3. Rasa rivalitas dan
4. Sense of belonging tinggi kompetitif
Berdasarkan Interaksi

g a s Kelompo
e l o m p o k T u k Sosial
K
fungsi utamanya
fungsi utamanya
untuk mencapai
untuk menyelesaikan
kesejahteraan
masalah tertentu
sosial
Berdasarkan Identifikasi

Kelompok Interaksi Kelompok Koaksi Kelompok Kounter


kelompok yang terbelah

Anggotanya dapat
kelompok yang setiap karena masing-masing

bertindak sendiri, tetapi


anggotanya harus bekerja anggota mempunyai

semua mengarah pada


sama dengan anggota- tujuan yang

tercapainya tujuan
anggota lainnya agar berbeda/berlawanan atau

Kelompok (tujuan
dapat mencapai tujuan - malah bersaing untuk

bersama) tujuan kelompok mencapai tujuan bersama


Berdasarkan Ukuran

Kecil Besar
1. 2-20
1. 20-30
2. Idealnya berjumlah 7-10
2. Idealnya lebih dari 30
3. Semakin besar, semakin
3. Hubungan kurang erat
renggang
Berdasarkan Jumlah
Kelompok Kecil Kelompok Besar
Kelompok kecil adalah kumpulan orang yang Kelompok besar adalah kelompok yang
cukup kecil sehingga semua anggota kelompok
berbagi ruang geografis, seperti
saling mengenal dan berbagi interaksi secara persaudaraan atau mahasiswi di kampus
bersamaan, seperti keluarga inti, angka dua, atau yang sama, atau mungkin tersebar di
tiga serangkai. seluruh dunia. Semakin besar
kelompoknya, semakin banyak perhatian
yang dapat dikumpulkannya, dan semakin
Dyad Triad banyak tekanan yang dapat diberikan
Beranggotakan dua Beranggotakan tiga anggota terhadap tujuan apa pun yang
orang orang ingin mereka capai.
Organisasi
Sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional
serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan
tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.

Menutur (Richard L. Daft) Organisasi ,merupakan Satu kesatuan sosial yang


mempunyai tujuan tertentu, dan secara sengaja membentuk sistem-sistem
kegiatan dengan batas-batasnya terhadap lingkungannya yang dapat dikenali
dengan mudah.
Faktor Terbentuknya Organisasi

1. Adanya Visi

2. Adanya Misi

3. Adanya tujuan yang sama

4. Kesesuaian dengan
eksistensi masyarakat
Apa itu Organisasi Formal ?

Organisasi formal merupakan kelompok sekunder


yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.

• Pada Birokrasi: organisasi formal dengan


jenjang kewenangan, pembagian kerja yang jelas,
posisi yang impersonal, dan menekankan pada
aturan tertulis, komunikasi dan rekam jejak.

Ciri Birokrasi
1. Jenjang yang jelas, dengan tugas mengalir ke
bawah dan tanggung jawab mengalir ke atas

2. Suatu pembagian kerja

3. Peraturan Tertulis

4. Komunikasi dan rekaman tertulis

5. Sifat tidak pribadi (impersonal) dan dapat diganti


Masyarakat

Sekumpulan individu-individu yang hidup


bersama, bekerja sama untuk memperoleh
kepentingan bersama yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat
istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.

Komponen Masyarakat
Sistem Ekonomi/Mata
Sistem Bahasa
Pencaharian Hidup

Sistem Organisasi
Sistem Pengetahuan
Sosial

Sistem Peralatan
Sistem Religi
Hidup dan Teknologi

Kesenian dan Budaya


Jenis Masyarakat

Desa Kota
Tingkat keberagaman tinggi
• Hubungan dekat, Interaksi terjadi karena
erat, dan mendalam kepentingan semata
• Bersifat kelompok perubahan sosial dapat
• Seperti Keluarga terjadi lebih jelas
• Gotong royong dan
masyarakatnya bersifat
modal sosial tinggi individual
STUDI KASUS
KEBIASAAN MENGONSUMSI MINUMAN ALKOHOL DI
SUKU PAMONA, SULAWESI SELATAN JIKA DI
HUBUNGKAN DENGAN SOSIOLOGI DAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN DALAM KONSEP
KELOMPOK, ORGANISASI, DAN MASYARAKAT

IKM 2B KELOMPOK 1
STUDI KASUS
Masyarakat Suku Pamona memiliki kebiasaan mengonsumsi
minuman beralkohol setiap harinya, seperti saat di rumah,
ladang, kebun, dan pesta baik suka maupun duka. Dalam sekali
minum rata-rata masyarakat Pamona mengonsumsi sampai 7
gelas. Tujuan dari mengonsumsi minuman beralkohol ini untuk
memenuhi kebutuhan hidup biologis, psikologis, dan sosial
termasuk upacara adat dan keagamaan yang dapat tercapai jika
konsumsi minuman tersebut dalam jumlah terbatas.
Masyarakat Suku Pamona beranggapan bahwa dampak buruk
dari alkohol seperti dampak fisik, psikis, dan sosial seperti
kemiskinan dan kriminal hanya akan terjadi apabila dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan. Menurut mereka mengonsumsi
alkohol dalam jumlah terbatas akan memberikan pengaruh
positif jangka pendek pada tubuh dan jiwa. Rendahnya
pengetahuan masyarakat suku Pamona tentang minuman
beralkohol ini membuat terbentuknya perilaku konsumsi
alkohol.
PEMBAHASAN

Pada suku Pamona, minuman alkohol merupakan tradisi dan kesenangan


masyarakat setiap ada acara pesta. Mereka meminum alkohol dalam jumlah
terbatas karena mereka beranggapan bahwa mengonsumsi minuman
beralkohol akan menguntungkan bila diminum dalam jumlah terbatas, dan
apabila berlebihan akan merugikan. Suku Pamona mempercayai bahwa laki-
laki yang meminum alkohol akan membuat laki-laki tersebut menjadi tulen,
terbukti memperkuat keakraban sosial, dan menambah tenaga untuk bekerja.
Mayoritas agama masyarakat Suku Pamona adalah Kristen protestan.
Pemimpin agama suku Pamona memiliki persepsi dan pandangan bahwa tidak
melarang umatnya untuk mengonsumsi minuman beralkohol, bahkan sebagai
simbol upacara Perjamuan Suci juga digunakan dengan jumlah sedikit. Hal ini
membuat peluang besar terhadap persepsi masyarakat suku Pamona dalam
membenarkan kebiasaan mereka mengonsumsi alkohol.
Kebijakan Terkait dengan Alkohol di Indonesia
Kebijakan tentang minuman keras telah diatur oleh pemerintah pada
Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor: 86/Men.Kes/Per/IV/77, bahwa
yang dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman
beralkohol tetapi bukan obat.

Kebijakan pemerintah tentang minuman keras hanya mengatur


produksi dan distribusi minuman beralkohol, belum mengatur
konsumen (batas umur, batas kadar etanol yang aman, tempat dan
kondisi untuk minum, dll). Terdapat beberapa kesulitan dalam
pelaksanaan kebijakan dikarenakan belum terlalu mendetail, belum
mengenai semua sasaran yang berkaitan dengan minuman beralkohol,
rendahnya kerjasama antar instansi dalam penegakkan kebijakan
tentang minuman beralkohol. lebih terpusat pada akibat penggunaan
minuman beralkohol, rendahnya pengawasan pelaksanaan kebijakan.
Hubungan Studi Kasus dengan Sosiologi dan Antropologi
kesehatan pada konsep kelompok, organisasi dan masyarakat

Sosiologi dan antropologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari budaya-


budaya, kejadian-kejadian sosial yang berhubungan dengan kesehatan yang ada di
masyarakat. contoh studi kasus tersebut adalah masalah kesehatan yang buruk
untuk di jadikan kebiasaan suatu kelompok dan kebiasaan tersebut muncul dari
nenek moyang mereka. Kebiasaan yang muncul dari nenek moyang akan sulit
untuk dihilangkan. pada studi kasus tersebut kebiasaan minum alkohol adalah hal
yang salah, alkohol sangat berbahaya untuk kesehatan seseorang. dengan
masalah tersebut peran kesehatan masyarakat penting dalam mempromosikan
kesehatan utnuk merubah kebiasaan tersebut dengan pendekatan pada
kelompok tersebut dengan tepat dan tidak melupakan adat istiadat yang ada
disana.

Pada sosiologi dan antropologi kesehatan, calon ahli kesehatan masyarakat


diberikan ilmu pengetahuan bagaimana tenaga kesehatan masyarakat
mengkomunikasikan baik buruknya kebiasaan tersebut pada kelompok tersebut
dengan harapan output berupa perubahan perilaku kelompok pada yang lebih
baik untuk kesehatan.
CONTOH CARA YANG TEPAT UNTUK
MASALAH TERSEBUT

1. Pendekatan pada tetua atau ketua adat pada


kelompok tersebut.
2. Sosialisasi(Edukasi) atau promosi kesehatan
pada tetua dan anggota kelompok tersebut.
3. Praktik lapangan secara profesional pada
kelompok tersebut
4. Adanya evaluasi.
5. Pengawasan oleh tenaga ahli kesehatan.
Persepsi masyarakat Suku Pamona tentang minuman beralkohol adalah
merasakan manfaat yang menyenangkan saat mengkonsumsi minuman
beralkohol, sehingga mereka menjadikan minuman beralkohol sebagai

SIMPULAN kebutuhan konsumsi dan menjadi bagian yang normal dalam kehidupan
bermasyarakat mulai dari kelompok Suku Pamona usia produktif, usia lanjut
hingga tokoh adat.
Kebijakan terkait dengan alkohol belum dipahami betul dan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Rendahnya kerjasama antar instansi dalam
penegakan kebijakan tentang minuman beralkohol, lebih terpusat pada akibat
penggunaan minuman beralkohol dan rendahnya pengawasan pelaksanaan
kebijakan merupakan beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan
kebijakan pemerintah tentang alkohol.
Hubungan dengan kesehatan masyarakat ini adalah kebiasaan yang salah
pada kesehatan dan perlu adanya pendekatan pada kelompok tersebut untuk
dapat merubah kebiasaanya pada yang lebih baik untuk kesehatan.
Peran tenaga kesehatan khusunya profesi ahli kesehatan masyarakat yang
akan terjun langsung pada masyarakat harus mengedukasi dengan betul,
efektif, sensitif, dan profesional pada kelompok tersebut tanpa melupakan
latar belakang kelompok tersebut atau memperhatikan budaya atau adat
istiadat disana setelah itu, mencari cara yang tepat untuk melakuka
pendekatan pada kelompok tersebut
SARAN

Setelah melakukan studi kasus tentang perilaku konsumsi minuman beralkohol pada
Suku Pamona dapat disimpulkan bahwa faktor pengetahuan masyarakat yang rendah,
persepsi masyarakat yang menyimpang, dan kebijakan pemerintah yang belum lengkap
menjadikan kegiatan Suku Pamona yang mengkonsumsi minuman beralkohol masih
berlanjut. Oleh karena itu, untuk mencapai Indonesia sehat kita perlu meluruskan
persepsi, pengetahuan, penerapan serta nilai-nilai sosial, budaya dan agama yang ada di
masyarakat dengan strategi promosi kesehatan. Menurut WHO dalam strategi promosi
kesehatan terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: Advokasi, Dukungan Sosial,
dan Pemberdayaan Masyarakat (komunikasi, informasi, dan edukasi). Selain itu,
perlu diteliti lebih lanjut terkait hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol dengan tingkat kecerdasan, tingkat kemiskinan, dan tingkat
kriminal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah, Novia. (2021). Jenis Kebutuhan Manusia Menurut , Intensitas,
Waktu, Subjek, Sifat, & Contohnya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d- 5689712/jenis-kebutuhan-
manusia-menurut-intensitas-waktu-subjek-sifat--contohnya. (diakses
pada 02 Mei 2022).

2. Budiman, Rusni. (2017). Perilaku Masyarakat Tentang Minuman Keras Dan


Dampaknya Terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal Health.

3. Gunardi, A. (2022). Ketahui Kadar Alkohol di dalam Berbagai Jenis Minuman


Keras. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3648245/ketahui-kadar-
alkohol-di-dalam-berbagai-jenis-minuman-keras?
fbclid=IwAR3M5rIYHUfp2g4d3EKlKoCojpsUXYPBZuGov2kBDQSEH9t9enUAJtAY
ypw

4. Moula, D. (2008). Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol Sudi Kasus Pada Suku
Pamona Puumboto Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso. (Tesis, Universitas
Hasanudin,2008)

5. Rismawati. (2011). Budaya Minum Sul Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Korea.
Universitas Indonesia, Depok. (Skripsi)

6. Rini, Elva. (2021). Ini Manfaat Air Mineral Yang Sangat Dibutuhkan Tubuh!.
https://www.kompas.tv/article/207883/ini-manfaat-air-mineral-yang-sangat-
dibutuhkan-
tubuh#:~:text=Secara%20alami%2C%20manusia%20membutuhkan%20air,jantung%2C
%20hingga%20penurunan%20sitem%20kekebalan. (diakses pada 02 Mei
2022)

7. Tritama, T. (2015). Konsumsi Alkohol dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Majorit.


4(8): 7-10.

SOSANKES

dimensi

definisi

STRATIFIKASI
SOSIAL
Presented by Kelompok 2 variabel
sistem
An Nisa Aulia Devnia Pradia Dwi Ranti P

Farahiyah Nadia H Nindhea Maylinda


Pengertian Stratifikasi Sosial dalam
Kesehatan
Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial (sosial stratification) adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Definisi
dari stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara vertikal/bertingkat
yang akan menciptakan hierarki sosial, mobilitas sosial dan penguasaan terhadap
segmen masyarakat.

Pengaruh stratifikasi sosial terhadap aspek kesehatan dikategorikan sebagai pengaruh


yang bersifat tidak langsung. Stratifikasi sosial mengakibatkan timbulnya ketimpangan
atau ketidaksamaan tingkat ekonomi di masyarakat. Hal ini yang menyebabkan
kebutuhan akses kesehatan setiap masyarakat memiliki perbedaan yang cukup
signifikan.
Variabel Stratifikasi
Sosial

1. Tingkat Pendidikan
2. Tingkat Pendapatan
3. Tingkat Pemilikan
4. Usia
5. Pangkat atau Jabatan
6. Tingkat Kekayaan
7. Kekuasaan
Dimensi Stratifikasi Sosial
2.Prestise
1. Privilege
sangat berkaitan dengan budaya
dimensi stratifikasi sosial suatu masyarakat. Nilai budaya
yang berkaitan dengan suatu masyarakatlah yang
kekayaaan atau ekonomi dari memberikan keistimewaaan pada
individu atau kelompok hal-hal tertentu, misalnya
tertentu dalam suatu kebangsawanan, kemampuan di
masyarakat. bidang keagamaan
3. Power
dimensi ini berkaitan dengan kekuasaan
yang dimiliki oleh individu atau
sekelompok orang. Kekuasaan yang
dimaksud adalah kekuasaan atau
kekuatan yang dapat mempengaruhi
orang lain
Seseorang yang memuliki kemampuan ekonomi yang baik akan
memiliki privilege umtuk mendapatkan tingkat kesehatan yang lebih
Privilege baik juga. Misalnya dapat melakuakan cek kesehatan rutin tanpa
CONTOH perlu menggunakan dana BPJS yang terbatas dan dapat memilih
fasilitas kesehatan terbaik untuk dirinya saat sedang sakit.
PENERAPAN
Misalnya seorang bangsawan, tokoh penting negara, atau tokoh
DARI Prestise yang dihormati akan diberikan perlakuan serta akses yang khsusus
baik dalam bidang kesehatan maupun bidang lainnya.
DIMENSI
STRATIFIKAS Misalnya ada keluarga dari direktur rumah sakit sedang sakit dan
butuh rawat inap, padahal kondisi rumah sakit saat itu sedang penuh,
karena direktur rumah sakit memiliki kekuasaan dirumah sakit
I SOSIAL Power tersebut maka, direktur rumah sakit bisa saja memerintahkan
staffnya untuk mencarikan kamar kosong atau menggunakan kamar
khsusus yang ada dirumah sakit tersebut seperti kamar VIP untuk
perawatan keluarganya.
DIMENSI STRATIFIKASI SOSIAL
Adanya dimensi dari stratifikasi sosial ini mengarahkan kepada kita bahwa ketika kita
melakukan pembedaan masyarakat secara vertikal, kita harus terlebih dahulu
menetapkan dimensi mana yang akan kita gunakan.

Karena kita akan menemukan seorang tokoh masyarakat yang memiliki posisi atas
untuk ketiga dimensi, ada yang hanya memiliki posisi atas di dua dimensi namun
dimensi lainnya rendah, atau justru hanya menempati posisiatas di satu dimensi

Misalnya saja seorang pemimpin rumah sakit di suatu rumah sakit, Ia akan menempati
posisi atas pada dimensi power, menempati posisi menengah di dimensi privilege
karena hak istimewanya hanya terbatas di dalam rumah sakit tersebut, dan menempati
posisi rendah di dimensi power, karena kekuasannya hanya terbatas dalam rumah sakit
saja, akan kalah jika dibandingkan dengan kekuasaan menteri kesehatan dan presiden
yang nantinya akan membuat peraturan tentang sistem kesehatan.
SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, pelapisan sosial dibedakan menjadi:

Stratifikasi Sosial
Tertutup

Stratifikasi Sosial
Terbuka
Stratifikasi Sosial
Campuran
STRATIFIKASI SOSIAL TERTUTUP
(CLOSED SOCIAL STRATIFICATION)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari
setiap strata sulit mengadakan mobilitas (perpindahan)
dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam
sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk masuk
pada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat
adalah karena kelahiran atau keturunan.
STRATIFIKASI SOSIAL TERBUKA
(OPENED SOCIAL STRATIFICATION)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya
sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas
melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun
horizontal. Setiap orang memiliki kesempatan berusaha
untuk menaikkan, menurunkan, maupun menstabilkan
statusnya.
STRATIFIKASI SOSIAL CAMPURAN
Stratifikasi sosial campuran adalah kombinasi dari
kedua jenis stratifikasi sosial di atas yaitu campuran
stratifikasi sosial terbuka dan stratifikasi sosial
tertutup.
CONTOH
STRATIFIKASI TERTUTUP
STRATIFIKASI TERBUKA
Sistem kasta di India. Kaum Sudra
Seorang yang rendah tingkat
tidak bisa pindah posisi naik di
pendidikannya dapat memperoleh
lapisan Brahmana.
pendidikan yang lebih tinggi
dengan usaha yang dilakukannya.
STRATIFIKASI CAMPURAN
Seorang warga Bali berkasta Brahmana
mempunyai kedudukan terhormat di Bali,
namun apabila ia pindah ke Jakarta
menjadi buruh, ia memperoleh
kedudukan rendah. Maka ia harus
menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok masyarakat di Jakarta.
PERBEDAAN STRATIFIKASI SISTEM KASTA DAN SISTEM KELAS
STRATIFIKASI SISTEM KASTA
Sistem kasta adalah sistem stratifikasi tertutup
dimana orang dapat melakukan sedikit atau tidak sama
sekali untuk mengubah status sosial mereka. Dalam
sistem ini. Seseorang yang dilahirkan dalam status
sosial mereka akan tetap di dalamnya sepanjang hidup
mereka.
CONTOH STRATIFIKASI SISTEM KASTA
Dalam tradisi kasta Hindu, orang diharapkan untuk bekerja
dalam pekerjaan kasta mereka dan menikah sesuai dengan
kasta mereka. Menerima status sosial ini dianggap sebagai
kewajiban moral. Nilai-nilai budaya memperkuat sistem.
Sistem kasta mempromosikan kepercayaan pada takdir, takdir,
dan kehendak kekuatan yang lebih tinggi, daripada
mempromosikan kebebasan individu sebagai sebuah nilai.
Seseorang yang hidup dalam masyarakat kasta disosialisasikan
untuk menerima kedudukan sosialnya.
STRATIFIKASI SISTEM KELAS
Sistem kelas didasarkan pada kedua faktor sosial dan
prestasi individu. Sistem kelas bersifat terbuka terdiri
dari sekelompok orang yang berbagi status yang sama
sehubungan dengan faktor-faktor seperti kekayaan,
pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Mereka dapat
bersosialisasi dan menikah dengan anggota kelas lain,
yang memungkinkan orang berpindah dari satu kelas ke
kelas lainnya.
CONTOH STRATIFIKASI SISTEM KELAS
Dalam sistem kelas, orang memiliki pilihan untuk membentuk
pernikahan eksogami, persatuan pasangan dari berbagai kategori
sosial. Pernikahan dalam keadaan seperti ini didasarkan pada
nilai-nilai seperti cinta dan kecocokan daripada status sosial atau
ekonomi. Meskipun konformitas sosial masih ada yang mendorong
orang untuk memilih pasangan dalam kelas mereka sendiri, orang
tidak dipaksa untuk memilih pasangan pernikahan hanya
berdasarkan unsur-unsur tersebut. Perkawinan dengan pasangan
dari latar belakang sosial yang sama merupakan persatuan
endogami.
mengapa meritrokrasi dipahami sebagai
sistem stratifikasi sosial uang ideal?
meritrokrasi adalah suatu tatanan yang memberikan penghargaan,
kekuasaan, dan posisi sosial kepada pihak yang memiliki keahlian. sistem
ini tergolong ideal karena memberikan suatu hak dan kedudukan sosial
menurut hal yang dikuasai. Hal ini akan menyebabkan adanya persaingan
sehat yang mana memungkinkan orang yang menempati posisi tertentu
bukan karena warisan atau keturunan akan tetapi karena kemampuan yang
dimilikinya.
KELAS SOSIAL
Kelas sosial masyarakat biasanya digambarkan dengan segitiga atau kerucut. Dari segitiga tersebut tampak bahwa semakin
tinggi lapisan masyarakat akan semakin sedikit jumlahnya.

Kelas atas dianggap sebagai yang teratas dan memiliki banyak uang
yang tidak hanya dapat mengakses barang-barang ternama tetapi juga
dapat mengakses banyak kekuasaan. Amerika Serikat secara historis
membedakan upper class ke dalam dua golongan, old money dan new
Upper Class money.
Kelas menengah dipecah menjadi subkategori atas dan bawah. Orang
kelas menengah atas bekerja keras dan menjalani kehidupan yang cukup
Middle Class nyaman. Di kelas menengah ke bawah, mereka mengisi posisi dukungan
teknis, manajemen tingkat rendah, atau administratif.

Kelas bawah disebut juga sebagai kelas pekerja. Banyak yang


Lower Class
menganggur atau setengah menganggur. Mereka yang memegang
pekerjaan biasanya melakukan tugas-tugas kasar dengan bayaran kecil.
MOBILITAS SOSIAL

Definisi:
Suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya.
Jenis:
MOBILITAS SOSIAL HORIZONTAL

Peralihan individu dari satu


Contoh: Ners Dwi pindah
kelompook sosial ke kelompok
kerja dari Rumah Sakit
sosial lainnya yang sederajat.
Budi Mulya ke Rumah
Cirinya, tidak terjadi
Sakit Husada Utama dan
perubahan dalam derajat
tetap menjadi ners.
kedudukan seseorang.
MOBILITAS SOSIAL VERTIKAL

Vertikal naik (social-climbing): mobilitas Vertikal turun (social-sinking): mobilitas yang


yang terjadi karena adanya peningkatan terjadi karena adanya penurunan status atau
status atau derajat seseorang dari status sosial derajat seseorang dari status sosial yang tinggi
yang rendah ke status sosial yang lebih ke status sosial yang lebih rendah.
tinggi.

Contoh: Penulis terkenal Stephen King yang Contoh: Seorang pemilik perkebunan teh
bekerja sebagai petugas kebersihan toliet bangkrut dan beralih menjadi penjual daging
sebelum menerbitkan bukunya. potong di pasar.
Antargenerasi

Mobilitas yang ditandai dengan adanya perpindahan


atau perubahan status yang terjadi pada individu
dan kelompok dalam dua generasi atau lebih yang
berbeda. Di dalam jenis dan bentuk mobilitas sosial
ini, bisa terjadi gerakan naik atau gerakan turun.

Contoh: Seorang anak dari karyawan perusahaan


biasa yang kondisi ekonominya pas-pasan setelah
dewasa berhasil mendirikan usaha yang sukses dan
sangat maju. Karena kesuksesan sang anak, terjadi
perubahan status sosial antara orang tuanya dan
dirinya yang bersifat antargenerasi.
Intragenerasi

Perpindahan kedudukan yang setara


dalam kehidupan masyarakat, namun
masih berkaitan dalam satu generasi yang
sama. Umumnya, hal ini bisa terjadi
perubahan status sosial naik atau turun.

Contoh: Kekayaan atau prestise yang


dialami seseorang akan berbeda dengan
J E W E L R Y
saudara satu generasinya.
B O U T I Q U E
Stratifikasi dan
Kesetimpangan Global

(a) A family lives in this grass hut in Ethiopia (b) A family lives in a single-wide trailer in
the trailer park in the United States
Stratifikasi Global
Membandingkan kekayaan, stabilitas ekonomi, status, dan kekuatan negara-
negara di seluruh dunia. Stratifikasi global menyoroti pola ketidaksetaraan
sosial di seluruh dunia.
Pada abad ke-19, Revolusi Industri menciptakan kekayaan yang belum
pernah terjadi sebelumnya di Eropa Barat dan Amerika Utara. Pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, teknologi industri secara bertahap
meningkatkan standar hidup banyak orang di Amerika Serikat dan Eropa.
Revolusi Industri juga menyaksikan munculnya ketidaksetaraan yang luas
antara negara-negara yang terindustrialisasi dan yang tidak. Ketika
beberapa negara merangkul teknologi dan melihat peningkatan kekayaan,
yang lain mempertahankan cara mereka; saat kesenjangan melebar, negara-
negara non-industri semakin tertinggal.
Sosiolog yang mempelajari stratifikasi global menganalisis perbandingan
ekonomi antar negara. Pendapatan, daya beli, dan kekayaan digunakan
untuk menghitung stratifikasi global. Stratifikasi global juga
membandingkan kualitas hidup yang dapat dimiliki penduduk suatu negara.
Tingkat kemiskinan telah terbukti sangat bervariasi. Orang miskin di negara
kaya seperti Amerika Serikat atau Eropa jauh lebih baik daripada orang
miskin di negara kurang industri seperti Mali atau India.
Pada tahun 2002, PBB menerapkan Millennium Project, upaya untuk
mengurangi kemiskinan di seluruh dunia pada tahun 2015. Untuk mencapai
tujuan proyek, para perencana pada tahun 2006 memperkirakan bahwa
negara-negara industri harus menyisihkan 0,7 persen dari pendapatan
nasional bruto mereka nilai total barang dan jasa negara, ditambah atau
dikurangi pendapatan yang diterima dari dan dikirim ke negara lain untuk
membantu negara berkembang.
Dunia Pertama Dunia ke dua Dunia ke tiga
Merujuk pada negara-
Merujuk pada negara- Merujuk pada negara-
negara indusrti, tetapi
negara industri atau negara yang masih
tidak memiliki PDB
negara maju belum berkembang
sebesar negara dunia
pertama.
Negara Maju Negara Berkembang
Negara yang memiliki lebih
Negara yang memiliki sedikit kekayaan untuk di
kekayaan yang lebi tinngi distribusikan di antara
Contoh: populasi negaranya.
Kanada, Jepang, Australia Contoh:
Negara di afrika tengah,
amerika selatan, dan negara
kepulauan
PERSPEKTIF TEORITIS TENTANG
STRATIFIKASI SOSIAL

Fungsionalisme
menurut fungsionalisme, berbagai aspek masyarakat ada karena melayani tujuan yang
dibutuhkan. Tesis Davis-Moore, yang berpendapat bahwa semakin besar
kepentingan fungsional dari peran sosial, semakin besar hadiahnya. Teori ini
berpendapat bahwa stratifikasi sosial mewakili nilai inheren yang tidak setara dari
pekerjaan yang berbeda. Davis dan Moore percaya bahwa menghargai pekerjaan yang
lebih penting dengan tingkat pendapatan, prestise, dan kekuasaan yang lebih tinggi
akan mendorong orang untuk bekerja lebih keras dan lebih lama.
Teori Konflik
Stratifikasi, menurut teori konflik, melanggengkan ketidaksetaraan. Ahli teori konflik mencoba
membawa kesadaran akan ketidaksetaraan, seperti bagaimana masyarakat kaya dapat memiliki
begitu banyak anggota miskin. Teori menurut Karl Marx yaitu stratifikasi sosial dihasilkan
dari hubungan manusia dengan produksi.

Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik adalah teori yang menggunakan interaksi individu sehari-hari untuk
menjelaskan masyarakat secara keseluruhan yang mengkaji dari perspektif tingkat mikro.
Analisis ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana kedudukan sosial masyarakat
mempengaruhi interaksi mereka sehari-hari
STRATIFIKASI DALAM SISTEM KESEHATAN

Stratifikasi pelayanan kesehatan adalah pengelompokan pelayanan kesehatan


menurut tingkat kebutuhan subyek pelayanan kesehatan.

PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA TINGKAT KEDUA TINGKAT KETIGA
diperlukan untuk pelayanan kesehatan yang pelayanan kesehatan yang
masyarakat yang sakit lebih lanjut yaitu bagi bersifat lebih kompleks
ringan dan masyarakat masyarakat yang dan biasanya dilakukan
yang sehat untuk memerlukan rawat inap oleh tenaga super spesialis
meningkatkan kesehatan yang sudah tidak bisa
mereka ditanganin oleh pelayanan
kesehatan primer.
Dampak Stratifikasi
di Bidang Kesehatan

Akses Pelayanan Kualitas


Obat
Kesehatan Pelayanan

J E W E L R Y
B O U T I Q U E
Sesi Diskusi

Terima kasih
KONSEP
BUDAYA
OLEH KELOMPOK 4
Anggota Kelompok 4 :

1. Afnida Alkino (191221052)


2. Afifah Andriyani (191221053)
3. Alifia Nezaluna A. I. (191221054)
4. Niken Putri Hariyati (191221055)
5. Alfina Arista Rahmawati (191221056)
6. Najwa Salsa Nabila (191221057)
7. Firna Arifianti (191221058)
DEFINISI BUDAYA
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Kata budaya atau kebudayaan diambil
dari Bahasa Sansekerta, yakni
William A. Haviland “buddhayah” yang artinya adalah hal –
Kebudayaan, terdiri dari nilai-nilai hal yang memiliki arti budi dan akal
kepercayaan dan persepsi abstrak manusia.
tentang jagad raya yang berada
dibalik perilaku manusia dan yang
tercermin dalam perilaku.
KEBUDAYAAN
sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan, dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
PERWUJUDAN KEBUDAYAAN

Benda-benda yang diciptakan Misalnya pola-pola


oleh manusia sebagai makhluk perilaku,
yang berbudaya, berupa bahasa, peralatan hidup,
perilaku, dan benda-benda organisasi sosial, religi, seni,
yang bersifat nyata dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan
bermasyarakat
3 WUJUD KEBUDAYAAN
menurut J.JHoeningman

WUJUD ARTIFACT (FISIK) WUJUD IDEAS


Bersifat konkret, berupa aktifitas, perbuatan Bersifat abstrak, berupa: ide,
dan hasil karya manusia gagasan, nilai, norma, kepercayaan
Conth : ayunan bayi, memberikan arahan Contoh : Norma Pengasuhan Anak
pada tindakan (aktifitas)

WUJUD ACTIVITIES
Bersifat semi konkret, sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam bermasyarakat
Contoh : Berbicara, Meramu Jamu
7 UNSUR BUDAYA UNIVERSAL
C. KLUCKHOHN

1. SISTEM RELIGI DAN UPACARA KEAGAMAAN


2. SISTEM ORGANISASI KEMASYARAKATAN
3. PENGETAHUAN
4. BAHASA
5. KESENIAN
6. SISTEM MATA PENCAHARIAN HIDUP
7. SISTEM TEKNOLOGI DAN PERALATAN
PERBEDAAN BUDAYA DAN ADAT
Budaya adalah suatu cara/pola Adat adalah gagasan kebudayaan
hidup yang berkembang dan dimiliki yang terdiri dari nilai-nilai
bersama oleh sebuah kelompok orang kebudayaan, norma, kebiasaan,
dan diwariskan dari generasi ke kelembagaan, dan hukum adat yang
generasi. Bersifat kompleks, abstrak lazim dilakukan di suatu daerah dan
dan luas. bersifat khusus.
Contoh: Batik, Keris, Gamelan dan Contoh: Tedak Siten, Sekaten, Ngaben
masih banyak lagi. dan masih banyak lagi.
KOMPONEN KEBUDAYAAN

1. Kebudayaan Material
2. Kebudayaan Non Material
3. Lembaga Sosial
4. Sistem Kepercayaan
5. Estetika
6. Kesenian
CIRI-CIRI KEBUDAYAAN
1. Budaya merupakan produk yang diciptakan sekelompok manusia
2. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari generasi selanjutnya
3. Budaya sebagai sistem pemenuhan berbagai kebutuhan manusia
4. Budaya bersifat dinamis
5. Budaya bersifat simbolik
6. Budaya memiliki sifat selektif
7. Budaya memiliki unsur yang saling berkaitan
8. Budaya memiliki unsur kepercayaan
9. Budaya memiliki ciri khas bahasa
10. Budaya meliputi obyek materi
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK MENGENAL
BUDAYA DI MASYARAKAT
1. Identifikasi budaya
setempat dan kaji masalah 4. Hargai perbedaan individual
kesehatan yang ada dan kebutuhan personal setiap

individu
2. Hindari asumsi dan membuat
stereotip tertentu yang dapat
menyebabkan konflik 5. Jangan membeda-bedakan
keyakinan masyarakat
3. Berusaha terima dan pahami setempat terhadap budayanya
metode komunikasi setempat

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK MENGENAL


BUDAYA DI MASYARAKAT

6. Berusaha memahami 9. Bersikap tenang dan tidak


masalah kesehatan budaya terburu-buru saat berinteraksi
setempat dengan masyarakat
7. Mengkaji tingkat pendidikan
10. Mendiskusikan kesenjangan
masyarakat setempat
budaya yang dimiliki
masyarakat dan gunakan
8. Mengidentifikasi perbedaan
bahasa yang mudah dipahami
konsep kesehatan menurut
oleh masyarakat
masyarakat dengan medis
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Tradisi
2. Sikap Fatalism
3. Nilai
4. Ethnocentrism
5. Unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam
proses sosialisasi
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

Tradisi
Merupakan wujud budaya abstrak yang dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan, dan istiadat, yang mana sifatnya tertulis dan
tidak tertulis. Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat
berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.
Contoh di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit prion kuru.
Penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah
virus. Penderita hanya terbatas pada anak-anak dan wanita. Setelah
dilakukan penelitian, ternyata penyakit ini menyebar karena adanya
tradisi kanibalisme. Contoh lain yaitu tradisi nyirih yang dapat
menyehatkan dan menguatkan gigi.
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

Sikap Fatalism
Merupakan suatu hal yang berkaitan dengan agama yang diyakini oleh
masyarakat, tanpa harus ada pembuktian kebenarannya.
Contoh pada masa pandemi Covid-19, masyarakat kerap
mengabaikan protokol kesehatan dengan dalih berserah diri kepada
Tuhan yang akan menyelamatkan. Contoh lain terjadi pada
masyarakat di suatu daerah yang berkeyakinan bahwa ibu yang
meninggal karena melahirkan akan masuk ke dalam surga.
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

Nilai
Merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang dianggap bernilai,
berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dijadikan sebagai
sebuah pedoman yang memberi arah dan orientasi dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut memiliki sisi positif dan juga negatif.
Misalnya masyarakat memberikan nilai bahwa beras putih lebih enak
dan lebih bersih dibandingkan beras merah yang lebih banyak
mengandung vitamin B1.
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

Ethnocentrism
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang
yang menggunakan vetsin pada makanannya yang menganggap itu
lebih benar daripada orang yang tidak menggunakan vetsin padahal
vetsin tidak baik bagi kesehatan.
MENURUT G.M FOSTER (1973) ASPEK BUDAYA YANG
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN

Unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi


Pada tingkat awal proses sosialisasi, seorang anak diajarkan antara
lain bagaimana cara makan, bahan makanan apa yang dimakan, cara
buang air kecil dan besar, dan lain-lain. Kebiasaan tersebut terus
dilakukan sampai anak tersebut dewasa. Kebiasaan tersebut sangat
memengaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
ASPEK SOSIAL
Terdapat aspek sosial yang mempengaruhi status
kesehatan dan perilaku kesehatan

mempengaruhi status mempengaruhi perilaku


kesehatan : kesehatan :

umur self concept


jenis kelamin image kelompok
pekerjaan identifikasi individu

sosial ekonomi kepada kelompok


ASPEK SOSIAL
Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola
penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih
banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan
lansia lebih banyak menderita penyakit kronis seperti
hipertensi, jantung koroner, kanker, dan lain-lain.

Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang
berbeda pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak
menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak
menderita kanker prostat.
ASPEK SOSIAL
Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya di pabrik tekstil, tidak menutup kemungkinan akan
banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena
banyak terpapar dengan debu.

Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan
pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi,
dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan
masyarakat yang status ekonominya rendah.
SELF CONCEPT
SELF CONCEPT DITENTUKAN OLEH TINGKAT KEPUASAN ATAU
KETIDAKPUASAN YANG KITA RASAKAN TERHADAP DIRI KITA SENDIRI

SELF CONCEPT ADALAH FAKTOR YANG PENTING DALAM KESEHATAN,


KARENA MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DAN PERILAKU
PETUGAS KESEHATAN
IMAGE KELOMPOK
IMAGE SEORANG INDIVIDU SANGAT DIPENGARUHI OLEH
IMAGE KELOMPOK

• PERILAKU ANAK CENDERUNG MEREFLEKSIKAN DARI


KONDISI KELUARGANYA

( KELUARGA MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK


KELOMPOK 🡪 KELUARGA MERUPAKAN KELOMPOK SOSIAL
TERKECIL DI MASYARAKAT)
INDENTIFIKASI INDIVIDU
TERHADAP KELOMPOK

IDENTIFIKASI INDIVIDU KEPADA KELOMPOK KECILNYA


SANGAT PENTING UNTUK MEMBERIKAN KEAMANAN
PSIKOLOGIS DAN KEPUASAN DALAM PEKERJAAN MEREKA

• INOVASI AKAN BERHASIL BILA KEBUTUHAN SOSIAL


MASYARAKAT DIPERHATIKAN.
PERSPEKTIF TEORETIS TENTANG BUDAYA

Perspektif Teoretis Fungsionalis


Fungsionalis memandang masyarakat sebagai
suatu sistem di mana semua bagian bekerja atau
berfungsi bersama untuk menciptakan
masyarakat secara keseluruhan. Dengan cara ini,
masyarakat membutuhkan budaya untuk eksis.
Sama seperti anggota masyarakat bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, budaya
juga ada untuk memenuhi kebutuhan dasar
anggotanya.
PERSPEKTIF TEORETIS TENTANG BUDAYA

Perspektif Teoretis Konflik


Teori konflik melihat struktur sosial sebagai
inheren tidak setara, berdasarkan perbedaan
kekuasaan terkait dengan isu-isu penggunaan
kelas, jenis kelamin, ras, dan usia. Bagi ahli teori
konflik, budaya dipandang sebagai penguat isu
“hak istimewa” bagi kelompok tertentu
berdasarkan ras, jenis kelamin, kelas, dan
sebagainya.
PERSPEKTIF TEORETIS TENTANG BUDAYA

Perspektif Teoretis Interaksionisme Simbolik


Interaksionisme simbolik adalah perspektif sosiologis
yang paling memperhatikan interaksi tatap muka antara
anggota masyarakat. Interaksionis melihat budaya
diciptakan dan dipelihara oleh cara orang berinteraksi
dan bagaimana individu menginterpretasikan tindakan
satu sama lain. Pendukung teori ini
mengkonseptualisasikan interaksi manusia sebagai
proses berkelanjutan untuk memperoleh makna dari
kedua objek di lingkungan dan tindakan orang lain. Di
sinilah istilah simbolik berperan.
d a y a d a n
B u Te
g i or
o

ol

iF
Ek

un
Ko n s e p

gs io
na l
A PRESENTATION BY: KELOMPOK 5

IKM B 2022
Anggota Kelompok

FUTIHA RINA NURLAILA 191221059

IBRA DWI PRAYOGA 191221060

JASMINE SUKMA ANGGRAENI 191221151

NADIRA GADIS SAFA IANDA PUTRI 191221152

AISYAH DEVANNY RAHMAWATI 191221153

DIVA TITANIA HARDIANI 191221154

CINDY AULIA SURYANINGRUM 191221155


Topik Pembahasan

I. II.
ANTROPOLOGI
EKOLOGI BUDAYA KESEHATAN DAN
EKOLOGI

III. IV.
KAITAN ANTARA
TEORI EKOLOGI BUDAYA
FUNGSIONAL DAN FUNGSIONAL
DENGAN KESMAS
Pengantar
Dikembangkan di Amerika Serikat dan Inggris sejak abad ke-
20.
Ekologi budaya merupakan bagian dari rangkaian teori ilmu
sosial lingkungan.
Ekologi budaya merupakan bagian dari divisi teoritis seluruh
studi ekologi manusia.
Ekologi manusia dibagi menjadi dua bagian: ekologi biologis
manusia (bagaimana orang beradaptasi melalui cara-cara
biologi) dan ekologi budaya manusia (bagaimana orang
beradaptasi melalui cara-cara budaya.
Mengalami perkembangan pesat di berbagai belahan dunia,
terutama setelah proses pembangunan dan modernisasi.
Definisi
Ekologi Budaya

Sebuah cara pandang


memahami persoalan
lingkungan hidup
dalam perspektif
budaya.

Unsur- Unsur Pokok


MENURUT JULIAN H. STEWARD

STRUKTUR SOSIAL
PERILAKU LINGKUNGAN
KEBUDAYAAN
Tujuan Umum
UNTUK MENJELASKAN

ASAL-USUL Bisa dicapai dengan


memperlajari relasi
CIRI-CIRI kebudayaan dan
lingkungan dalam waktu
POLA BUDAYA tertentu
TERTENTU
Langkah Dalam Studi
Ekologi Budaya
PERTAMA
Melakukan analisis hubungan antara lingkungan dengan
pemanfaatan teknologi dan produksi
KEDUA
Menganalisis pola-pola perilaku dalan pengeksploitasian
suatu kawasan dengan menggunakan teknologi tertentu
KETIGA
Menganalisis tingkat pengaruh dari pola-pola perilaku
tertentu dalam pemanfaatan lingkungan terhadap
berbagai aspek kebudayaan.
Ciri Dalam Ekologi Budaya
PERHATIAN MENGENAI ADAPTASI PADA DUA
TATARAN

PERTAMA
Sehubungan dengan cara sistem budaya beradaptasi
terhadap lingkungan totalnya.

KEDUA
Sebagai konsep adaptasi sistemik yaitu perhatian
terhadap cara institusi-institusi dalam suatu
budaya beradaptasi dan saling menyesuaikan diri.
Adaptasi
Salah satu bagian dari ekologi budaya dengan dampak
langsung -> bagaimana orang berurusan,
mempengaruhi, dan dipengaruhi dengan mengubah
lingkungan mereka.
Contoh : masalah kontemporer yang penting, seperti
penebangan hutan yang membuat hutan gundul,
hilangnya spesies, kelangkaan pangan, dan kehilangan
tanah -> memerlukan proses adaptasi guna memahami
serta mencari solusi yang tepat.
Adaptasi
EKOLOGI BUDAYA DICIPTAKAN UNTUK
MENGUNGKAPKAN BAHWA:

1. Budaya di lingkungan yang sama mungkin memiliki


adaptasi yang sama
2. Semua adaptasi berumur pendek dan terus-menerus
menyesuaikan dengan kondisi setempat
3. Perubahan bisa terjadi baik dalam menguraikan
budaya sebelumnya atau menghasilkan sesuatu yang
sangat baru.
Adaptasi
Proses-proses adaptasi akan memungkinkan kita
melihat cara kemunculan, pemeliharaan dan
transformasi sebagai konfigurasi budaya.

Unit adaptasi makhluk hidup meliputi organisme dan


lingkungan yang merupakan suatu ekosistem (yaitu
sistem atau kesatuan yang berfungsi dan terdiri atas
lingkungan fisik dengan berbagai organisme yang
hidup di dalamnya).
Konsep-Konsep Penting
DALAM ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI

SISTEM KEBUDAYAAN EKOSISTEM


SISTEM

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen


yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu

Source:
PPT Materi Ekologi Budya oleh Departemen PKIP FKM Unair
KEBUDAYAAN

Keseluruhan sistem gagasan dan tindakan


hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki manusia dengan
belajar (Koentjaraningrat)

Source:
PPT Materi Ekologi Budya oleh Departemen PKIP FKM Unair
EKOSISTEM

Tatanan suatu kesatuan secara utuh dan


menyeluruh antara segenaap unsur
lingkungan hidup yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan

Source:
PPT Materi Ekologi Budya oleh Departemen PKIP FKM Unair
Hubungan Antropologi Kesehatan
Dan Ekologi
Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-
masalah epidemiologi
→ Cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok menentukan
derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam
populasi yang berbeda-beda.

Contoh Perbedaan jenis Penyakit antara Negara Maju dan Berkembang



Semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda
dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti
malaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada
negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi
seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada
negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang
berbeda pada kedua kelompok tersebut.
Dampak Pembangunan Dan Perubahan
Ekologi Terhadap Kesehatan
Pada umumnya pembangunan mempunyai konotasi positif. Namun pada kenyataannya, pembangunan
itu dibedakan menjadi “Pembangungan Baik” dan “Pembangunan Buruk”. Dikatakan Baik jika, pada
suatu populasi tertentu terdapat keseimbangan, yaitu populasi tersebut menjadi lebih baik daripada
sebelum adanya pembangunan. Dikatakan Buruk jika, keadaan populasi justru menjadi lebih buruk
dengan adanya pembangunan.

Dampak Positif Pembangunan : Melalui pembangunan, pemanfaatan yang rasional atas sumberdaya
manusia dan fisik dapat diperoleh, kemiskinan dapat diberantas, pendidikan dapat dinikmati dimana-
mana, penyakit dapat diatasi, standar kehidupan menjadi lebih baik. Konsep pembangunan mencakup
intervensi teknologi manusia terhadap keseimbangan alam.
Dampak Negatif Pembangunan terutama pada kesehatan manusia : Polusi udara, kekurangan
sanitasi, cara hidup yang berdesakan di daerah pemukiman miskin di perkotaan (Slums Area),
semuanya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang belum dapat dipecahkan secara
keseluruhan. Hal tersebut diakibatkan karena dengan adanya pembangunan bendungan,
pembangunan jalan raya, sekolah-sekolah, rumah sakit, pengeboran minyak, pembukaan pabrik, dan
pembangunan lainnya telah menyebabkan kecepatan intervensi manusia terhadap alam menjadi
semakin meningkat.
Teori Fungsional

Bronislaw Malinowski (1884 -1942) Berhasil mengembangkan teori


fungsionalisme dengan penelitian lapangan di Kepulauan Trobriand
wilayah pasifik. Dari penelitian tersebut lahir karya tulisan
antropologinya yang berjudul “Argonauts Of The Western Pacific”
(1922) yang berisi tentang sistem Kula yakni berdagang yang
disertai upacara ritual yang dilakukan oleh penduduk di kepulauan
Trobriand dan kepulauan sekitarnya.
Teori Fungsional

Kata “fungsi” sama seperti “guna”, yang dikaitkan dengan


kebutuhan psikologis dan biologis manusia. Fungsi dari sebuah item
sosial, atau sebuah institusi sosial, menurut Malinowski, adalah
“kegunaan dari institusi tersebut dalam memenuhi kebutuhan
psiko-biologis individu anggota sebuah masyarakat".
Teori Fungsional

Semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana


unsur itu terdapat. Setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan
bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat berguna untuk
memenuhi kebutuhan mendasar dalam kebudayaan bersangkutan.
Kebutuhan mendasar tersebut terdiri dari 7 kebutuhan pokok, yaitu
nutrition, reproduction, bodily comforts, safety, relaxation,
movement, dan growth.
- Bronislaw Malinowski
Fungsi Teori Fungsional

Menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur sosial dengan


bagian yang saling berhubungan.
Menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi atau
guna dari elemen-elemen konstituen, terutama norma, adat, tradisi,
dan institusi.
Menghubungkan masyarakat dengan setiap adat atau praktik yang
berdampak pada berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif.
Mendeskripsikan suatu tahapan tertentu dalam pengembangan
metodologis ilmu sosial
Manfaat Teori Fungsional

Dapat mengkaji pola hubungan yang berfungsi antar individu, antar


kelompok, atau antar institusi sosial di dalam suatu masyarakat pada
kurun masa tertentu
Tercapainya keteraturan sosial
Terpeliharanya suatu sistem
Terjalinnya kebersamaan dan kerekatan hubungan suatu individu
atau kelompok
Kekurangan Kelebihan
TEORI FUNGSIONAL TEORI FUNGSIONAL

1 Tidak dapat berlaku


pada semua kasus / nilai 1 Satu sistem dengan
sistem lainnya saling
budaya berhubungan

2 Tidak dapat menentukan


perubahan
2 Menemukan beberapa
unsur yang terintegritas
berdasarkan nilai
fungsional nya
Hubungan Antara Teori
Fungsional dengan Kesmas
Teori fungsional secara fungsionalis melacak faktor penyebab
perubahan sosial masyarakat dengan ketidakpuasan masyarakat
akan kondisi sosialnya yang memengaruhi kehidupan mereka.
Sebagai tenaga kesehatan yang akan terjun langsung kepada
masyarakat harus memahami teori ini untuk mengetahui
perubahan-perubahan sosial yang dapat merusak sistem dalam
masyarakat sehingga kita dapat meyakinkan masyarakat untuk
dapat menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat menerima perubahan sosial yang ada agar
sistem dalam masyarakat tersebut tidak rusak.
Penerapan Teori Fungsional
Pada Bidang Kesehatan

Suku Dayak
Kebiasaan meminum air kelapa hijau bagi ibu hamil (trimester 3),
membuat air ketuban bersih dan kulit bayi menjadi bersih. Hal tersebut
telah terbukti secara ilmiah.
Suku Tengger
Masyarakat Tengger berkomitmen memiliki 2 anak saja, hal tersebut
dikarenakan mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk dan
luas lahan yang dimiliki. Hal ini telah terbukti dengan penelitian dan
kondisi tersebut juga mendukung Program KB Nasional.
TERIMA
KASIH!
Daftar Pustaka

Aditya, Ronal Surya. dkk. 2020. Pengantar Antropologi Kesehatan.


Malang: Literasi Nusantara.
Frake CO. 1962. Ekologi Budaya dan Etnografi. Antropolog Amerika
64 (1): 53-59.
Sutton M. Q., Anderson EN. 2013. Pengantar Ekologi Budaya. Lanham,
Maryland: Altamira Press.
SISTEM
KEKERABATAN
KELOMPOK 6 IKM 2B
ANGGOTA KELOMPOK
Callista Naurah Azzahra - 191221156 Arya Indra Rabbani- 191221161

Zahra' Tsabita Harvie R - 191221157 Safira Aurellia Salsabila - 191221162

Auxilya Cahaya Putri Naswa-191221159 Kusuma Ayu Galih Dwi Rahar - 191221163

Naufal Aulia Bagas Putra - 191221160


1. Pengantar
2. Pengertian sistem
kekerabatan
3. Model Kekerabatan
4. Kelompok kekerabatan
5. Bagan kekerabatan
6. Pola menetap kekerabatan POKOK BAHASAN
7. Hubungan kekerabatan
dengan kesehatan masyarakat
PENGANTAR
Sistem kekerabatan mempunyai arti penting
Keluarga inti merupakan
dalam banyak masyarakat baik masyarakat
kesatuan manusia yang
sederhana maupun masyarakat yang sudah
disebut kingroup
maju, hubungan dengan nenek moyang dan
/kekerabatan
kerabat adalah kunci hubungan dalam
Selain keluarga inti,
struktur sosial. Hubungan dengan kerabat
terdapat kategori tersebut menjadi poros dari berbagai
keluarga besar / keluarga interaksi, kewajiban- kewajiban, loyalitas,
luas / extended family, dan sentimen-sentimen. Dalam masyarakat di
yaitu : kumpulan dari mana loyalitas kekerabatan sangat penting
beberapa keluarga inti pada kerabat menggantikan loyalitas pada
yang hidup dalam area yang lain. Artinya sistem kekerabatan sangat
yang sama erat kaitannya dengan struktur sosial yang
dibangunnya lebih lanjut.
PENGERTIAN
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang
terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak,
adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya.
PENGERTIAN SISTEM KEKERABATAN
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Setiap suku di indonesia memilki sistem kekerabatan yang berbeda-
beda

Menurut Meyer Fortes mengemukakan :


Bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.

Dalam sistem kekerabatan masyarakat dimulai dari adat keturunan merupakan


hal yang penting untuk meneruskan garis keturunan (clan) baik garis keturunan
lurus atau menyamping. Seperti di masyarakat Bali dimana laki-laki nantinya
akan meneruskan Pura keluarga untuk menyembah para leluhurnya.
MODEL
KEKERABATAN

Patrilineal Matrilineal

Bilineal Bilateral
PATRILINEAL
Menelusuri silsilah keturunan melalui garis
keturunan laki-laki (ayah)
Dalam perkawinan, ada kewajiban dari pihak
laki-laki menyerahkan bingkisan perkawinan.
Kekuasaan ditangan laki-laki
Terbentuknya klan melalui garis laki-laki
Pola menetap sesudah perkawinan patrilokal
atau virilokal
Contohnya pada suku Batak
MATRILINEAL
Menelusuri Silsilah keturunan melalui garis
keturunan perempuan (ibu)
Harta warisan jatuh ke anak perempuan saja
Pola menetap sesudah perkawinan matrilokal
atau uxorilokal
Terbentuknya klan melalui garis perempuan
Kekuasaan di tangan saudara laki-laki ibu
Contohnya pada suku Minangkab
BILINEAL

Menelusuri keturunannya untuk kepentingan


tertentu (pariental atau matrilineal)
Contohnya pada suku bangsa Umbundu Afrika
BILATERAL
Menelusuri silsilah keturunan secara pariental
(ayah dan ibu)
Kedudukan laki-laki dan perempuan tidak
dibedakan
Contohnya pada suku Jawa, Madura, Aceh dan
Sunda
KELOMPOK KEKERABATAN
BERDASARKAN FUNGSI SOSIAL
Menurut G. P. Murdock

Corporate Occasional Circumscriptive


Kingroups Kingroups Kingroups
Jumlah anggota relatif kecil Sementara/tidak tetap Jumlah anggota sangat
Saling mengenal dan bergaul Jumlah anggota relatif besar banyak
Melakukan aktivitas berulang Tidak bergaul terus-menerus Tidak saling mengenal dan
Diatur oleh sistem norma Berkumpul hanya apabila bergaul, tetapi sadar kalau
Contoh : sipopoli (Flores), ada kegiatan tertentu mereka satu-kesatuan
kaum (Minangkabau), kuren Contoh : golongan (sunda), Contoh : nama klan besar,
(Bali) sanak sadulur (Jawa) yaitu marga suku batak
BAGAN KEKERABATAN
MENURUT L. H. MORGAN
Pria Saudara Sekandung
Saudara Kembar

Wanita
Nikah/Kawin

Keturunan
Kawin di luar Nikah
Keturunan
CONTOH BAGAN KEKERABATAN
MENURUT L. H. MORGAN

BAGAN ULTROLOKAL
POLA MENETAP KEKERABATAN
Utrolokal Virilokal Uxurilokal
Memberi kebebasan untuk Menentukan bahwa
Menentukan bahwa
sepasang suami istri untuk sepasang suami istri harus
memilih tempat tinggal, adil sepasang suami istri
tinggal di sekitar
itu di sekitar kediaman kaum diharuskan menetap di
kediaman kaum kerabat
kerabat suami ataupun di sekitar pusat kediaman
istri.
sekitar kediamanan kaum kaum kerabat suami.
kerabat istri. Contoh : Banyuwangi
Contoh : Pulau Bali (Desa Bengkak)
Contoh : Tidore
HUBUNGAN KEKERABATAN DENGAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Kekerabatan merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan keluarga. Di dalam suatu kekerabatan, keluarga
menjadi unit yang meliputi individu-individu yang dapat dikaji
dalam berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat, seperti
gotong-royong, tolong-menolong, dan aspek kekeluargaan
lainnya. Pada umumnya, untuk menjaga kesehatan dalam suatu
masyarakat, seperti kemampuan pelayan kesehatan dari suatu
keluarga, bisanya didapat secara turun-temurun dari keluarga
atau lingkungannya secara lekat budaya.
HUBUNGAN KEKERABATAN DENGAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Suatu kasus pewarisan nilai-nilai kebudayaan, seperti dukun
bayi (paraji), yaitu sebagai pelayan kesehatan biasanya
memiliki kemampuan yang didapatkannya, diperoleh secara
turun-temurun dari keluarga ataupun lingkungannya. Paraji
adalah individu yang berperan di dalam membantu proses
menjaga kesehatan suatu keluarga, baik membantu dalam
ibu melahirkan, pengobatan tradisional, maupun peran
lainnya dalam sosial masyarakat.
HUBUNGAN KEKERABATAN DENGAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Berdasarkan pemahaman tersebut, pemerintah
Kabupaten Bandung Barat menghadirkan sebuah
program gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK). Gerakan PKK ini merupakan gerakan
aktualisasi gizi dan kesehatan yang melibatkan
keterampilan paraji dalam menangani pasien pasca
melahirkan untuk membantu bidan desa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai