Anda di halaman 1dari 16

SOAL PISA

Soal yang digunakan sebagai latihan Anda pada pertemuan ini merupakan soal-
soal untuk tes PISA. Sebelum mencoba soal-soal PISA, Anda perlu mengerti terlebih
dahulu apa itu tes PISA, bagaimana framework tes PISA, dan hubungan tes PISA
dengan AKM yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2021.
Programme for International Student Assessment (PISA) adalah program yang
dilaksanakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)
untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains dari siswa berusia 15 tahun
yang akan dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Sejak tahun 2012 tes
PISA juga mengukur literasi finansial. Pada tahun 2022 PISA berencana untuk juga
mengukur creative thinking dan ICT.
Pada tahun 2021 Indonesia mulai melakukan asesmen yang sejenis dengan
PISA yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) (Puspendik, 2020). AKM merupakan
program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang dasar dan menengah, meliputi
sekolah, madrasah, juga program pendidikan kesetaraan di Indonesia. AKM dan PISA
memiliki kesamaan yaitu keduanya mengukur literasi yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan dunia nyata. Perbedaannya adalah pada framework AKM tahun
2021, AKM hanya mengukur literasi membaca dan matematika. Perbedaan lainnya
adalah AKM dilakukan 3 kali yaitu pada kelas 5, 8, dan 11 sementara PISA hanya
dilakukan untuk siswa berusia 15 tahun.
Sebagai bagian program yang telah diimplementasikan di Indonesia, maka guru
sebagai fasilitator pendidikan perlu menguasai AKM serta tujuannya. Tanpa
pemahaman yang baik mengapa AKM merupakan program yang relevan dengan
tantangan pada dunia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, maka guru
dapat terjebak dalam pemikiran bahwa yang terpenting adalah siswa mendapat nilai
bagus pada AKM. Hal itu dapat menyebabkan tujuan dari AKM yaitu siswa dapat
berpikir secara mandiri dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari menjadi tidak tercapai.
Bila Anda menggali dengan lebih dalam, maka Anda akan mendapati bahwa
literasi membaca, matematika, sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu
contoh penerapan CT dalam literasi membaca adalah kemampuan abstraksi yang
digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga
diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan pengenalan pola untuk
merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainnya.
Setelah Anda menyadari pentingnya AKM dalam mendidik siswa untuk dapat
menghadapi tantangan dunia nyata, sekarang Anda akan mempelajari lebih dalam
mengenai tes PISA dan AKM.

Framework Literasi pada Tes Pisa

Pada tes PISA ada beberapa literasi yang akan diuji. Awalnya tes PISA hanya
menguji tiga literasi, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Tapi sejak tahun
2012 ada satu literasi lagi yang ditambahkan yaitu literasi finansial. Pada bagian ini,
Anda akan mempelajari mengapa keempat literasi tersebut penting, framework dan apa
yang diukur untuk masing-masing literasi.
Untuk mengerti motivasi, framework, dan asesmen tes PISA untuk setiap literasi,
pelajarilah dokumen Framework tes PISA tahun 2018 yang disediakan pada situs
https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analytical-framework-b25efab8-
en.htm (OECD, 2019). Framework yang akan Anda pelajari adalah framework tes PISA
tahun 2018 karena saat modul ini ditulis tes PISA terakhir dilaksanakan pada tahun
2018. Perlu dicatat bahwa dosen bisa saja meminta Anda untuk menggunakan
dokumen pada tahun lainnya untuk Anda pelajari. Pada situs tersebut bacalah keempat
dokumen berikut ini.
1. PISA 2018 Reading Framework
2. PISA 2018 Mathematics Framework
3. PISA 2018 Science Framework
4. PISA 2018 Financial Literacy Framework
Setelah membaca keempat dokumen tersebut, kerjakan lembar kerja 02.04.01 hingga
02.04.04.

Framework AKM

AKM merupakan program yang diadakan oleh pemerintah Indonesia untuk


menanggapi salah satu kebutuhan global yang ada, yaitu kemampuan peserta didik
untuk beradaptasi dengan dunia nyata yang cepat berubah dan berpartisipasi aktif di
masyarakat. Kondisi dunia nyata yang cepat berubah menyebabkan peserta didik perlu
menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Dua literasi paling dasar yang
menentukan kecakapan seseorang untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah
literasi membaca dan literasi matematika.
AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi yang diperlukan pada dunia nyata.
Dua kompetensi yang diukur pada AKM adalah literasi membaca dan literasi
matematika. Literasi membaca dan matematika membantu siswa dalam mempelajari
bidang ilmu lainnya terutama dalam berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk
tertulis dan bentuk angka (secara kuantitatif). Literasi membaca dan matematika adalah
kemampuan yang akan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan dan
dipelajari siswa. Agar tujuan tersebut tercapai, maka soal AKM mengukur berbagai
konten, konteks, dan tingkat kognitif.
Konten pada literasi membaca merujuk pada jenis teks yang digunakan. Jenis
teks yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi.
Konten pada literasi matematika dibedakan menjadi empat kelompok yaitu bilangan,
geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.
Konteks merujuk pada aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga yaitu personal, sosial budaya,
dan saintifik.
Tingkat kognitif merupakan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal. Proses kognitif pada literasi membaca dibedakan menjadi tiga
level yaitu menemukan informasi, menafsirkan dan mengintegrasikan informasi, serta
mengevaluasi dan merefleksi informasi. Proses kognitif pada literasi matematika
dibedakan menjadi tiga level juga yaitu pengetahuan dan pemahaman, penerapan, dan
penalaran.
Terdapat enam learning progression dalam pelaksanaan AKM. Learning
progression berkaitan dengan kesinambungan antara jenjang yang satu dengan jenjang
yang lainnya. Ada perbedaan konten dan konteks yang diujikan, level kognitif, dan
indikator yang diukur dimulai dari level 1 hingga ke level 6. Di dalam learning
progression terlihat rincian kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik pada
setiap level (jenjang), yaitu level 1 (kelas 1-2), level 2 (kelas 3-4), level 3 (kelas 5-6),
level 4 (kelas 7-8), level 5 (kelas 9-10), dan level 6 (kelas 11-12). Penjelasan lebih
dalam mengenai kompetensi yang diharapkan pada masing-masing learning
progression dari setiap literasi yang diuji dapat dipelajari pada dokumen Framework
AKM dan video-video seputar AKM yang dapat Anda unduh menggunakan link
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/frontpage/detail (Puspendik, 2020).

Hubungan Literasi dengan Computational Thinking

Untuk tes PISA 2022, soal-soal CT masuk secara eksplisit pada framework tes
PISA matematika. Anda dapat melihat salah contoh soal CT pada tes PISA matematika
menggunakan link https://oecdedutoday.com/computer-science-and-pisa-2021/.
Walaupun soal CT secara eksplisit ada pada framework tes PISA 2022 matematika,
namun CT sebenarnya memiliki peran dalam literasi lainnya termasuk literasi
matematika pada tahun-tahun sebelumnya (Sharin & Warschauer, 2018).
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari peran CT dalam literasi melalui
beberapa contoh dan latihan mengerjakan soal literasi. Soal yang digunakan sebagai
contoh dan latihan adalah contoh-contoh soal tes PISA. Dosen bisa saja menggunakan
soal AKM sebagai contoh dan latihan. Namun, pada modul ini digunakan contoh dan
latihan soal tes PISA agar mahasiswa dapat mempelajari soal tes PISA yang menjadi
rujukan dari AKM dan sudah dilangsungkan sejak tahun 2000 dalam lingkup
internasional.
Dengan melihat contoh-contoh yang diberikan, harapannya adalah Anda dapat
memahami peran CT dalam literasi dan menerapkannya untuk kasus-kasus lain.
Contoh soal dan latihan yang disarankan di modul ini menggunakan soal-soal tes PISA.
Contoh-contoh soal yang diberikan di modul ini diambil dari buku “Take the Test” yang
diterbitkan pada tahun 2009. Soal-soal pada “Take the Test” merupakan soal tes PISA
dari tahun-tahun sebelum 2009 dan juga soal yang digunakan dalam uji coba tes PISA.
Buku “Take the Test” dapat Anda unduh menggunakan link
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Take%20the%20test%20e%20book.pdf.
Kumpulan contoh soal tes ini juga dilengkapi dengan jawaban dan penjelasan penilaian
sehingga memungkinkan Anda mengevaluasi jawaban Anda secara mandiri.
Sejak tahun 2012, tes PISA mulai dilakukan berbasis komputer. Untuk dapat
mempelajari contoh soal PISA berbasis komputer, Anda dapat mengakses lewat situs
https://oecd.org/pisa/test/. Beberapa contoh soal juga disediakan di framework dari
masing-masing literasi. Silahkan mencari contoh-contoh soal terbaru untuk melihat
bagaimana soal tes PISA sejak computer based.
Untuk masing-masing contoh soal berikut ini, Anda diberikan juga
pembahasannya. Sebelum Anda melihat pembahasan, cobalah untuk:
1. Menjawab masing-masing pertanyaan
2. Menjelaskan cara berpikir hingga mendapatkan solusi (cara berpikir Anda bisa saja
berbeda dari yang dituliskan pada pembahasan)
3. Mengidentifikasi fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut
Untuk masing-masing contoh soal ada pertanyaan tantangan yang perlu Anda jawab.
Jawaban pertanyaan ini tidak dikumpulkan di LMS tetapi akan menjadi bahan diskusi di
kelas.
Catatan: Soal tes PISA ditujukan untuk siswa berusia sekitar 15 tahun (SMP).
Beberapa soal seperti pertanyaan 1 pada contoh soal literasi membaca PISA (Lake
Chad) dan pertanyaan 1 pada contoh soal literasi matematika PISA (Apples) dapat
digunakan untuk jenjang SD. Namun tidak semua konten soal PISA cocok untuk
dijadikan soal SD atau SMA. Untuk mendapat gambaran soal literasi pada jenjang SD
dan SMA silakan belajar mandiri dari buku “Framework AKM” yang bisa diunduh di
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/Framework_AKM_31032022.pdf pada
halaman:
1. 35 hingga 62 untuk literasi membaca
2. 91 hingga 103 untuk literasi matematika
Dengan mempelajari contoh-contoh soal AKM, diharapkan Anda dapat membuat soal
literasi sesuai konteks mata pelajaran dan jenjang yang akan Anda ajar.

Contoh Soal Literasi Membaca PISA

Reading Unit 1 : Lake Chad


Sumber : Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Gambar 3.11 menunjukan perubahan permukaan danau Chad di Saharan, Afrika
Utara. Danau Chad menghilang sekitar tahun 20.000 SM (BC), pada akhir dari Ice
Age. Sekitar tahun 11.000 BC, danau tersebut kembali muncul. Saat ini, ketinggian
permukaan danau hampir sama dengan saat 1.000 tahun setelah masehi (AD).

Gambar 3.11: Perubahan Permukaan Danau Chat di Saharan (OECD, 2009)


Pertanyaan
1. (Pilihan ganda, level 1b) Berapakah kedalaman dari danau Chad saat ini?
a. Sekitar 2 meter
b. Sekitar 15 meter
c. Sekitar 50 meter
d. Sudah menghilang sepenuhnya
e. Informasi mengenai hal ini tidak tersedia
2. (Isian, level 1a) Pada tahun berapa grafik tersebut dimulai?

3. (Essay, level 2) Mengapa penulis memilih untuk memulai grafik di tahun tersebut?

Solusi
1. Sekitar 2 meter (a)
2. Ada beberapa jawaban yang diperbolehkan seperti 11.000 BC, atau di antara
10.500 dan 12.000. Jawaban yang diperbolehkan adalah jawaban yang
mengindikasikan siswa melakukan ekstrapolasi dari skala grafik.
3. Karena merujuk pada awal mula danau ini muncul lagi.

Pembahasan
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
a. Mencari informasi pada cerita soal mengenai kedalaman danau saat ini. Di
soal disebutkan kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000
AD.
b. Karena kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD, maka
berikutnya periksa kedalaman danau saat 1.000 AD.
c. Tidak ada informasi persis kedalaman danau saat 1000 AD, tapi dengan
mengeliminasi satu per satu pilihan jawaban yang tidak mungkin maka bisa
didapatkan jawaban yang paling cocok:
i. Pilihan jawaban b dan c tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman
danau harusnya lebih kecil dari 1000.
ii. Pilihan jawaban d tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau
tidak di titik 0.
iii. Pilihan jawaban a adalah yang paling mungkin. Dengan melihat
ketinggian grafik pada 1.000 AD dengan skala di sumbu y, ketinggian
grafik berada di sekitar 1/5 dari rentang 10.000 meter yaitu sekitar 2.000
meter.
iv. Pilihan jawaban e jadi salah karena informasinya sebenarnya tersedia.
2. Untuk mengetahui pada tahun berapa kira-kira grafik dimulai, ada beberapa
langkah yang perlu dilakukan:
a. Menghitung rentang dari 2 titik pada sumbu x. Rentang 2 titik pada sumbu x
adalah 2.000 tahun.
b. Awal grafik adalah sebelum 10.000 BC namun tidak sampai 1 rentang sumbu
x, oleh karena itu pasti lebih besar dari 10.000 BC namun kurang dari 12.000
BC.
c. Dengan melihat kedalaman danau pada saat mulai grafik adalah 0, maka
yang dicurigai adalah grafik dimulai saat danau Chad muncul kembali.
d. Pada cerita yang diberikan di soal, diketahui danau Chad muncul sekitar
11.000 BC.
e. Dengan menyatukan informasi dari cerita pada soal dan grafik, maka awal
grafik ada di sekitar 11.000 BC.
3. Jawaban nomor 3 didapat dengan melihat nilai pada sumbu y grafik pada saat
mulai. Nilai pada sumbu y grafik saat mulai adalah 0. Hal ini berarti grafik dimulai
saat danau muncul kembali. Jadi alasan penulis memilih tahun tersebut sebagai
permulaan grafik adalah merujuk pada awal mula danau muncul kembali.

Apakah Anda dapat menemukan cara lain?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Dekomposisi: Anda dapat memecah masalah ini dengan melakukan
pencarian terhadap 2 hal, yaitu grafik dan cerita soal. Informasi dari
grafik dan cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat
kesimpulan yang tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara detail berapa kedalaman
danau saat 1.000 AD.
● Pertanyaan 2 dan 3
○ Dekomposisi: Sama dengan saat menjawab pertanyaan 1, Anda perlu
mencari informasi dari 2 hal yaitu grafik dan cerita soal. Anda mencari
dari masing-masing sumber kemudian menggabungkan informasi yang
didapatkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.
○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara persis pada tahun berapa
grafik dimulai.
Contoh Soal Literasi Matematika PISA

Mathematics Unit 3 : Apples


Sumber : Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Seorang petani menanam pohon-pohon apel sedemikian sehingga pohon-pohon apel
tersebut membentuk persegi. Untuk melindungi pohon-pohon apel tersebut dari angin
maka ia menanam pohon konifer mengelilingi kebun. Banyaknya pohon konifer yang
ditanam akan tergantung dari banyaknya pohon apel yang ditanam.
Pada Gambar 3.12, Anda diberikan beberapa contoh pola penanaman pohon apel
dan pohon konifer.
Keterangan gambar: ● adalah pohon apel dan x adalah pohon konifer (cemara).

Gambar 3.12: Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009)
Pertanyaan
1. (Level 1) Lengkapi Tabel 3.4!
Tabel 3.4: Banyaknya pohon konifer dan apel
Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon konifer

1 1 8

2 4

2. (Level 4) Banyaknya pohon apel dan pohon konifer yang ditanam dapat dihitung
dengan mengetahui berapa banyak baris apel yang diinginkan. Misal banyaknya
baris apel adalah , maka:
Banyaknya pohon apel dapat dihitung dengan
Banyaknya pohon konifer dapat dihitung dengan
Ada satu nilai di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama.
Berapakah nilai tersebut dan jelaskan bagaimana cara Anda mendapatkan
nilai tersebut.

3. (Level 4) Misal petani ingin membuat kebun yang lebih besar lagi. Jika kebun
yang dibuat semakin besar, yang manakah yang bertambah lebih cepat:
banyaknya pohon apel atau banyaknya pohon konifer? Jelaskan jawaban Anda!

Solusi dan Pembahasan


A. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 1
Solusi dari Tabel 3.4 diberikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5: Solusi Tabel 3.4

Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon konifer


1 1 8

2 4 16

3 9 24

4 16 32

5 25 40
Paling tidak ada 2 ide berbeda untuk menemukan banyaknya pohon apel dan
konifer, yaitu:
a. Cara Pertama
1. Cari informasi pada soal mengenai bangun datar yang terbentuk dari
pohon-pohon apel yang ditanam. Pada soal dikatakan pohon-pohon
apel ditanam hingga membentuk persegi.
2. Karena pohon-pohon apel ditanam hingga membentuk persegi, maka
banyaknya pohon apel akan sama dengan luas dari persegi.
3. Luas dari persegi didapatkan dari perkalian panjang sisi-sisinya.
4. Panjang sisi dinyatakan oleh banyaknya baris pohon apel yang
ditanam.
5. Banyaknya pohon apel berarti
6. Untuk hingga , isi tabel dengan
b. Cara Kedua
1. Hitung banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal
untuk .
2. Banyaknya pohon konifer pada saat adalah 16.
3. Hitung lagi banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di
soal untuk .
4. Banyaknya pohon konifer saat adalah 24.
5. Dari ketiga hasil yang didapat mulai terlihat bahwa banyaknya pohon
konifer membentuk barisan 8, 16, 24.
6. Dari barisan 8, 16, 24 Anda mungkin mulai mencurigai kalau
banyaknya pohon konifer saat adalah sebanyak . Bisakah Anda
memberi bukti yang valid mengapa banyaknya pohon konifer saat n
adalah sebanyak 8n?
B. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 2
Nilai di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama adalah 8. Untuk
mendapatkan jawabannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Melanjutkan tabel pada nomor 1 hingga mendapatkan suatu nilai di mana
banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama.
2. Menyelesaikan persamaan dengan memfaktorkan. Cara
penyelesaian:
. Tidak mungkin , jadi

3. Menyelesaikan persamaan dengan menalar. , jadi .


C. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 3
Pertambahan pohon apel lebih cepat dibanding pohon konifer. Ada beberapa
alasan yang dapat digunakan:
1. Banyaknya pohon apel bersifat kuadratik sementara banyaknya pohon konifer
linear. Fungsi yang bersifat kuadratik akan memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat.
2. Membuat grafik dan . Dari grafik tersebut, dapat dilihat akan melewati
setelah .
3. Melihat fungsi dari banyaknya masing-masing pohon. Banyaknya pohon apel
= sementara banyaknya pohon konifer = . Pada kedua fungsi,
sama-sama terdapat perkalian dengan . Bedanya pada pohon apel dikali
dengan , sedangkan pada pohon konifer dikali dengan . Ketika nilai lebih
besar dari 8 maka pertambahan pohon apel akan semakin banyak dibanding
pohon konifer.
Tantangan Tambahan
Apakah Anda dapat menemukan cara lain untuk menjawab ketiga pertanyaan pada
soal ini?
Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Pengenalan pola: Anda mencoba menghitung banyaknya pohon konifer
dan apel secara manual kemudian mengenali banyaknya pohon konifer
dan apel masing-masingnya ternyata membuat pola.
○ Abstraksi: Saat menentukan banyaknya pohon apel, Anda bisa juga
tidak memulai dengan melihat pola tapi dengan menggunakan konsep
bangun datar yang terbentuk dari pohon-pohon apel yang ditanam. Luar
daerah dari persegi adalah sisi x sisi tidak peduli apapun kasusnya.
● Pertanyaan 2
Algoritma: Anda dapat menerapkan langkah-langkah dalam menyelesaikan
persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai
.
● Pertanyaan 3
Abstraksi: Tanpa harus mengetahui detail dari fungsinya, Anda bisa
menggunakan konsep fungsi kuadrat bertambah dengan lebih cepat dibanding
fungsi linear.

Contoh Soal Literasi Sains PISA

Science Unit 5: Greenhouse


Sumber: Take the Test (2009)
Deskripsi Soal
Efek rumah kaca: fakta atau fiksi?
Makhluk hidup memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Energi yang
menopang kehidupan di Bumi berasal dari Matahari. Matahari memancarkan energi
radiasi yang sebagian kecilnya mencapai Bumi. Atmosfer bumi bertindak sebagai
selimut yang melindungi Bumi dari energi radiasi matahari yang berlebihan.
Sebagian energi radiasi yang melewati atmosfer diserap oleh Bumi dan sebagian lagi
dipantulkan oleh permukaan bumi. Energi yang dipantulkan oleh permukaan bumi
diserap oleh atmosfer sehingga rata-rata temperatur di atas permukaan Bumi lebih
tinggi dibandingkan jika tidak ada atmosfer yang melindungi Bumi.
Penyerapan energi bumi yang dipantulkan dari permukaan bumi oleh atmosfer
memiliki efek yang sama dengan efek rumah kaca sehingga dikenal dengan istilah
efek rumah kaca. Efek rumah kaca banyak dibicarakan sepanjang abad ke-20.
Sebuah kenyataan bahwa rata-rata temperatur Bumi meningkat. Di surat kabar dan
majalah sering dikatakan peningkatan emisi karbon dioksida adalah faktor utama
peningkatan temperatur Bumi di abad ke-20.
Seorang siswa bernama Andre tertarik untuk mengetahui kemungkinan
hubungan rata-rata temperatur Bumi dengan emisi karbon dioksida di Bumi. Di
perpustakaan Andre menemukan dua buah grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 3.13
dan Gambar 3.14.

Gambar 3.13: Emisi Karbon Dioksida (dalam Satuan 10.000.000 per Tahun) (OECD, 2009)

Gambar 3.14: Rata-rata Temperatur Atmosfer Bumi (Celcius) (OECD, 2009)


Andre menyimpulkan dari kedua grafik ini bahwa kenaikan rata-rata temperatur
bumi pasti disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida.
Pertanyaan
1. (Level 4) Jelaskan bagaimana kedua grafik yang ditemukan Andre mendukung
kesimpulan Andre!

2. (Level 5) Jeanne yang merupakan rekan Andre tidak setuju dengan kesimpulan
dari Andre. Dia membandingkan kedua grafik yang ditemukan Andre dan berkata
beberapa bagian dari grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Andre. Berikan
contoh bagian pada grafik yang tidak mendukung kesimpulan Andre! Jelaskan
jawaban Anda!
Solusi
1. Jawaban yang mengacu ke kenaikan rata-rata temperatur bumi dan karbon
dioksida pada kedua grafik, seperti misalnya:
- Ketika emisi karbon dioksida naik, temperatur bumi juga naik
- Kedua grafik sama-sama menaik
- Karena sejak tahun 1910, kedua grafik mulai menaik
- dll
2. Jawaban yang mengacu ke salah satu atau lebih bagian grafik di mana pada
rentang waktu tertentu karbon dioksida naik namun suhu tidak naik atau
sebaliknya.
Pembahasan
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendukung kesimpulan Andre,langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan grafik tahun dengan emisi karbon dioksida (Gambar 3.13). Secara
umum, trend grafik emisi karbon dioksida adalah naik dari tahun ke tahun.
b. Grafik tahun dengan rata-rata temperatur bumi juga memiliki trend naik dari
tahun ke tahun.
c. Karena kedua grafik memiliki trend naik dari tahun ke tahun, maka ada
kemungkinan kenaikan emisi karbon dioksida menyebabkan kenaikan rata-rata
temperatur bumi.
2. Jeanne ingin memberikan bukti yang tidak mendukung kesimpulan Andre dengan
menggunakan informasi kedua grafik yang ditemukan Andre. Jika dilihat secara
keseluruhan memang kedua grafik sama-sama memiliki trend yang naik, namun
jika dilihat secara detail ada rentang waktu di mana emisi karbon dioksida naik
namun rata-rata temperatur Bumi turun dan juga sebaliknya. Jadi hal yang perlu
dilakukan untuk mendukung pernyataan Jeanne adalah memperhatikan bagian-
bagian pada grafik yang tidak sesuai dengan trend.
Apakah Anda dapat menemukan cara berpikir lain?

Identifikasi 4 Fondasi CT
● Pertanyaan 1
○ Abstraksi: Anda menggunakan trend dari kedua grafik tanpa
memperhatikan detail dari kedua grafik.
○ Pengenalan pola: Anda melihat pola pergerakan dari kedua grafik dari
tahun ke tahun untuk mendapatkan trend.
● Pertanyaan 2
Dekomposisi: Perhatikan secara detail masing-masing grafik. Untuk masing-
masing grafik, cari rentang waktu yang mengalami penurunan kemudian
satukan informasi dari kedua grafik untuk mendapatkan rentang waktu di mana
kedua grafik berlawanan arah.

Pada soal-soal PISA, ada analisis data, pemodelan dan simulasi yang dilakukan. Salah
satu contohnya adalah pada soal Science Greenhouse, Anda menganalisis data yang
disajikan dalam bentuk grafik. Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data,
pemodelan dan simulasi ada pada Lampiran A.

Anda mungkin juga menyukai