Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pekan Olahraga Nasional 2024 (biasa disingkat PON XXI/PON ACEH-

SUMUT 2024) adalah penyelenggaraan ke-21 dari Pekan Olahraga

Nasional (PON) yang merupakan ajang multi-olahraga nasional utama yang

dijadwalkan berlangsung dari 5 hingga 19 September 2024

dengan Aceh dan Sumatra Utara sebagai tuan rumah. Edisi ini menandai pertama

kalinya PON diselenggarakan oleh dua provinsi sekaligus, juga menandai kedua

kalinya diadakan di Sumatra Utara (sebelumnya di tahun 1953), dan pertama

kalinya diadakan di Aceh. PON ini merupakan keempat kalinya diadakan

di Sumatera (sebelumnya 1953, 2004, 2012) dan pertama kali sejak Riau 2012.

Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON merupakan suatu event

olahraga terbesar dan event yang telah berlangsung sangat lama yaitu sejak tahun

1948. PON pertama kali diselenggarakan di Kota Solo dengan maksud dan tujuan

untuk menunjukan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia masih dapat

membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang

berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam

Bhinneka Tunggal Ika. Pada saat ini PON dijadikan sebagai ajang adu bakat antar

atlet-atlet daerah. Selain itu juga, penyelenggaraan PON dapat dijadikan sebuah

keuntungan bagi daerah penyelenggara karena daerah penyelenggara secara tidak

langsung mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan atau memperkenalkan

kekayaan dan kebudayaan khas daerah tersebut kepada khalayak. Seluruh

masyarakat dari setiap daerah dapat berpatisipasi dan ikut memeriahkan

penyelenggaraan PON tanpa terkecuali seperti, anak-anak, orangtua, pengusaha,


guru, bahkan para siswa yang masih berada di bangku sekolah. PON atau Pekan

Olahraga Nasional adalah ajang kompetisi olahraga tingkat nasional di Indonesia

yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Ajang olahraga ini diikuti oleh

seluruh provinsi di Indonesia. Penyelenggaraan PON yang pertama ini lahir

karena semangat kebangsaan yang menggelora di dada bangsa Indonesia di

tengah-tengah perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain.

(kebudayaan.kemendikbud).

Pelaksanaan PON selanjutnya akan dilaksanakan pada tahun 2024,

provinsi Sumatera Utara dan Aceh terpilih menjadi tuan rumah pelaksana event

terbesar di Indonesia tersebut. Dan kota medan yang menjadi ibu kota dari

Sumatera Utara sudah mempersiapkan segala hal untuk membuat yang terbaik

dari sisi manapun, seperti : sarana prasarana, transportasi, venue, akomodasi,

guide, volunteer, panitia, dan penataan tempat bagi kalangan masyarakat ataupun

sponsorsip yang ingin berjualan. Dan seluruh masyarakat bisa ikut berpartisipasi

dalam event olahraga terbesar di Indonesia tersebut. Pengetahuan merupakan

aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti

gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku

melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman,

perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang

ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar,

Menurut Daradjat (dalam Djamarah, 2011) murid atau anak adalah pribadi

yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami berkembang. Dalam proses

berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya

tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan

bersama dengan individu-individu yang lain.


Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum

undangundang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.1

Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk

menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Oleh sebab itu

siswa sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan olahraga di dunia termasuk

Indonesia yang jumlah penduduknya mencapai peringkat 4 (empat) jumlah

penduduk terbanyak di dunia. Siswa yang diberikan sebuah pengetahuan yang

bermanfaat dan bermakna sangatlah berguna di masa depan nantinya, karena

pengetahuan tersebut akan menjadi batu loncatan bagi karir ataupun

perkembangan potensi yang ada pada dirinya. Terlebih lagi Olahraga banyak

diminati oleh siswa dan orang tua serta sekolah untuk mendapat berbagai prestasi

kejuaraan dalam bidang olahraga. Saat sekolah mengikuti berbagai cabang

perlombaan olahraga seperti sepakbola, voli, badminton dan mendapat banyak

penghargaan secara tidak langsung sekolah tersebut mendapat pandangan positif

dari orang tua dan calon siswa baru yang baru lulus dan akan melanjutkan ke

jenjang pendidikan berikutnya. Saat ini sudah mulai banyak sekolah yang

menambahkan kelas pendidikan khusus bagi atlet berprestasi yang akan

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas

(SMA) dengan sebutan Kelas Khusus Olahraga (KKO).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,

hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian

adalah benar atau berguna. Pengetahuan adalah informasi yang telah


dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas

melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan

prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala

informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan

menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk

mengarahkan tindakan.

Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-

bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat

kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi

apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.

Informasi merupakan suatu kumpulan data yang sudah diproses untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih berguna untuk mencapai suatu sasaran.

Suatu informasi dapat dikatakan bernilai apabila informasi tersebut memberikan

suatu manfaat yang lebih dibanding dengan kita hanya melihat data yang ada.

Menurut Kadir (2003:31), informasi adalah data yang telah diproses sedemikian

rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data

tersebut.

Informasi yang terkumpul kemudian diproses menjadi data yang berguna

untuk mencapai suatu sasaran dan kemudian menjadi sebuah pengetahuan yang

disebarkan kepada semua orang termasuk para siswa-siswa disekolah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengetahuan siswa SMA terhadap pelaksanaan PON. Dengan judul “Analisis

Pengetahuan Siswa SMA se-kota Medan Terhadap Pelaksanaan PON XXI”.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat di identifikasi

masalah antara lain :

a. Fasilitas yang dipakai pada PON XXI

b. Manajemen perekrutan volunteer PON XXI

c. Pengetahuan masyarakat terhadap PON XXI

d. Sosialisasi kepada siswa SMA tentang PON XXI

e. Venue yang digunakan untuk pertandingan PON XXI di kota Medan

f. Sarana prasarana yang digunakan atlet untuk latihan

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam penelitian ini,

peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu “Menganalisis Pengetahuan

Siswa SMA se-kota Medan Terhadap Pelaksanaan PON XXI”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah

maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana tingkat pengetahuan siswa

SMA se-kota Medan terhadap pelaksanaan PON XXI.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh data-data analisis tentang tingkat pengetahuan siswa SMA se-kota

Medan terhadap pelaksanaan PON XXI.

1.6 Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan masalah yang telah dijelaskan,

maka penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang

perkembangan dunia olahraga baik dalam daerah, luar daerah, provinsi, negara,

dan luar negeri.

2. Secara Praktis

Peserta didik menyadari pentingnya ilmu pengetahuan baik secara luring

maupun daring tentang perkembangan olahraga di daerah maupun luar daerah

tersebut.

BAB II

LANDASAN TEORI
2. 1 Kajian Teori

2.1.1 Pekan Olahraga Nasional (PON)

Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON merupakan suatu event

olahraga terbesar dan event yang telah berlangsung sangat lama yaitu sejak tahun

1948. PON pertama kali diselenggarakan di Kota Solo dengan maksud dan tujuan

untuk menunjukan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia masih dapat

membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang

berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam

Bhinneka Tunggal Ika. Pada saat ini PON dijadikan sebagai ajang adu bakat antar

atlet-atlet daerah. Selain itu juga, penyelenggaraan PON dapat dijadikan sebuah

keuntungan bagi daerah penyelenggara karena daerah penyelenggara secara tidak

langsung mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan atau memperkenalkan

kekayaan dan kebudayaan khas daerah tersebut kepada khalayak.

PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah ajang kompetisi olahraga

tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali.

Ajang olahraga ini diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia. Penyelenggaraan

PON yang pertama ini lahir karena semangat kebangsaan yang menggelora di

dada bangsa Indonesia di tengah-tengah perjuangan untuk mendapatkan

pengakuan dari negara lain. (kebudayaan.kemendikbud).


Aerosport (dirgantara) Bisbol dan  Gulat  Senam 
 Aeromodelling  sofbol Hoki   Aerobik
 Layang gantung   Bisbol   Hoki lapangan  Artistik
 Paralayang   Sofbol   Hoki ruangan  Ritmik
 Balap motor  Sepak bola dan
 Terbang layang   Judo 
 Biliar  futsal
 Terjun payung   Karate 
Akuatik  Bola basket   Sepak bola 
 Kempo 
 Loncat indah   Bola basket  Futsal 
 Kriket 
5×5  Sepak
 Renang   Layar 
 Bola basket takraw 
 Renang perairan 3×3  Menembak
terbuka   Sepatu roda 
 Bola tangan   Muaythai 
 Renang artistik   Taekwondo 
Bola voli   Panahan 
 Polo air   Tarung
 Dalam  Panjat derajat 
 Anggar  ruangan (indoor) tebing (12) (detail)[d]
Angkat berat, angkat  Pantai (pasir)  Pencak  Tenis 
besi, dan binaraga  Tinju 
 Bulu tangkis  silat (19) (detail)
 Angkat berat   Rugbi tujuh   Wushu 
 Catur 
 Angkat besi  Dayung  Selam kolam
 Binaraga   Kano  Laut
 Atletik   Dayung 
 Perahu naga 
Tabel 2.2 : cabang olahraga yang dipertandingkan di PON 2021
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga_Nasional_2021

Sebanyak 37 cabang olahraga akan dipertandingkan di empat daerah

yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten

Merauke. Hal ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan KONI Nomor 100

Tahun 2019. Sebelumnya, KONI Pusat menetapkan sejumlah 47 cabang olahraga

yang akan dipertandingkan, namun dikembalikan menjadi jumlah semula, yakni

37, menyesuaikan kemampuan tuan rumah penyelenggara. 10 cabang olahraga

yang sempat dihapus adalah: balap sepeda, bridge, dansa, gateball, golf, petanque,

ski air, soft tenis, tenis meja, dan woodball.

2.1.1.1 Sejarah Pekan Olahraga Nasional


Penyelenggaraan PON ke I ini adalah yang pertama pasca suasana

kemerdekaan. Pesta Olahraga Nasional merupakan bagian dari persiapan

kompetisi internasional, partisipasi yang dipandang sebagai atribut bangsa yang

merdeka. Tujuan ini telah terbukti di Indonesia bahkan selama revolusi melawan

Belanda. Peserta yang mengikuti PON I hanya terdiri dari 13 kota karesidenan

pulau jawa saja yaitu, Jakarta, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya dan

sebagian orangorang Belanda. Pemilihan kota Surakarta sendiri menjadi tuan

rumah PON I karena kota Solo memiliki Stadion Sriwedari. Stadion Sriwedari

adalah stadion pertama yang dibangun untuk kebutuhan kegiatan olahraga. PON I

yang diselenggarakan pada 9-12 September 1948 mempertandingkan cabang

olahraga atletik, lempar cakram, bulutangkis, sepakbola, tenis, renang, pencak

silat, panahan dan bola basket.

50 tahun setelah penyelenggaraan PON I di Solo pada tahun 1948,

Indonesia mengalami gelojak besar pada tahun 1998 yaitu jatuhnya kekuasaan

Presiden Soeharto yang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia

selama kurang lebih 32 tahun. Di era orde baru pimpinan Presiden Soeharto,

Indonesia mengalami periode yang sukses dalam pembangunan olahraga. Melalui

semboyan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat Presiden

Soeharto kala itu menggalakkan jam krida olahraga di hari jum’at bagi kalangan

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kemudian mencanangkan Hari Olahraga Nasional

(HAORNAS) pada tanggal 9 September 1983 yang diambil dari sejarah

pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional pertama di Solo pada tanggal 9 september

tahun 1948. Pada kamis pagi tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan

mundur dari jabatannya sebagai Presiden setelah pergolakan besar yang terjadi
kala itu, tekanan mundur dari masyarakat dan puncaknya gedung DPR/MPR

diduduki oleh mahasiswa.

Wakil Presiden saat itu B.J Habibie akhirnya ditunjuk sebagai pengganti

dan menjadi Presiden pertama di era Reformasi. PON yang diselenggarakan

dalam 4 tahun sekali, PON sendiri memiliki fungsi untuk menjaring atlet-atlet

potensial yang diperuntukkan dalam pertandingan-pertandingan internasional,

seperti Olimpiade, Asian Games, dan Sea Games (Zubaidilah, 2019). Kemudian

memiliki berbagai tujuan yang tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2005 tentang

Sistem Keolahragaan Nasional dan PP No.17 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga) Pasal 10 Ayat 1, dijelaskan

bahwa Pekan Olahraga Nasional diselenggarakan dengan tujuan (a) memelihara

persatuan dan kesatuan bangsa, (b) menjaring bibit atlet potensial, (c)

meningkatkan prestasi olahraga. Penyelenggaraan PON terus berkembang tiap

tahunnya, baik dari jumlah cabang olahraga ataupun jumlah nomor olahraga yang

dipertandingkan. PON dapat dianalogikan seperti olimpiade dan memiliki tujuan

yang sama seperti olimpiade, yang dimana olimpiade memiliki tujuan untuk

menempatkan olahraga di setiap sektor untuk melayani perkembangan manusia

yang harmonis dan untuk mendorong pembentukan masyarakat yang damai dan

peduli dengan pelestarian martabat manusia (Roche, 2010) dan inti dari Olympic

Movement adalah Sport for All yaitu pembangunan dan pendidikan melalui

olahraga, meningkatkan partisipasi perempuan dalam olahraga, perdamaian

melalui olahraga (Hedenborg, 2013). PON sendiri adalah sebuah puncak dari

pembinaan dan prestasi olahraga dari provinsi peserta (Ma’mun, 2018).

Sejalan dengan sebuah kajian sejarah PON tahun 1951 dan 1953 yang

menyatakan bahwa PON dipandang sebagai sebuah interaksi antara banyak


kekuatan yang membentuk masyarakat Indonesia saat periode pasca kolonial,

termasuk berkaitan dengan etnis, gender, dan juga kedaerahan (Brown, 2008).

PON pertama pada era reformasi diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal

19 sampai 30 Juni tahun 2000. Diikuti 5.720 atlet dari 30 Provinsi peserta. PON

Surabaya kala itu mempertandingkan 550 nomor olahraga dengan 38 cabang

olahraga. Kemudian tahun 2004 diselenggarakan dengan mempertandingkan 41

cabang olahraga dengan 607 nomor pertandingan bertambah 3 cabang olahraga

dari edisi sebelumnya di surabaya. Tahun 2008 PON diselenggarakan di

Samarinda, Kalimantan Timur dengan mempertandingkan 43 cabang olahraga dan

746 nomor pertandingan. Terjadi penambahan cabang olahraga dari edisi

sebelumnya dan peningkatan signifikan pada nomor pertandingan. Kemudian di

tahun 2012 PON diselenggarakan di Riau dengan mempertandingkan 43 cabang

olahraga dengan 600 nomor pertandingan. Edisi tahun 2016 PON dihelat di Jawa

Barat dengan mempertandingkan 44 cabang olahraga dengan 755 nomor

pertandingan. Dan di edisi terakhir PON dihelat di tanah Papua dengan

mempertandingkan 37 cabang olahraga dengan 607 nomor pertandingan.

2.1.2 Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu ranah dalam aspek kognitif. Menurut

Soekidjo Notoatmodjo (2007: 139) pengetahuan adalah merupakan hasil dari

“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia (mata, hidung, telinga,

dan sebagainya). Dalam pengertian lain pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui. Pengetahuan juga diartikan segala sesuatu yang diketahui berkenaan

dengan hal mata pelajaran (Poerwodarminto, 2002: 1121). Sedangkan menurut

Sugihartono, dkk., (2012: 105) pengetahuan adalah informasi yang diketahui


melalui proses interaksi dengan lingkungan. Pengetahuan adalah segala sesuatu

yang diketahui (Depdikbud,1995: 632).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,

hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian

adalah benar atau berguna. Pengetahuan adalah informasi yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas

melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan

prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala

informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan

menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk

mengarahkan tindakan.

Menurut Suriasumantri (2001: 89), pengetahuan pada hakikatnya

merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk

di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan lainnya

seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang

secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Tiap-tiap

jenis pengetahuan pada dasarnya menjadi jenis pertanyaan tertentu yang diajukan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang yang didapat melalui

penginderaan atau interaksi terhadap objek tertentu di lingkungan sekitarnya.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,

hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian

adalah benar atau berguna. Pengetahuan adalah informasi yang telah


dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas

melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan

prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala

informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan

menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk

mengarahkan tindakan. Pengetahuan merupakan aspek psikologi seseorang yang

menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti gairah, keinginan, perasaan suka

untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang

meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, perhatian, rasa suka, ketertarikan

seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,

partisipasi dan keaktifan dalam belajar.

2.1.2.1 Jenjang Ranah Kognitif

Jenjang ranah kognitif menurut Soekidjo Notoatmojo (2007: 140- 142)

pengetahuan dibagi menjadi 6 (enam) tingkat, yaitu:

1) Tahu (know)

2) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh beban yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

3) Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpresentasikan materi

tersebut secara benar.

4) Aplikasi

Aplikasi di antara sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

5) Analisis

Analisis adalah suatau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi,

dan masih ada kaitanya satu sama lain.

6) Sintesis

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

7) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan terhadap

suatu materi objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau criteria

yang telah ditentukan atau telah ada.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan dipengaruhi berbagai faktor. Menurut

Purwanto (2002: 55), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1) Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dari ciri-ciri yang dibawa sejak

lahir. Batas kesanggupan, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-

tama ditentukan oleh pembawaan.

2) Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu, karena soal-

soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi

jiwanya masih belum matang. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

3) Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan intelegensi.

4) Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya

untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

5) Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu

dalam memecahkan masalah.

2.1.2.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan pengetahuan yang ada Notoatmojo (2003: 130) Seseorang


dikatakan mengerti suatu bidang tertentu apabila orang tersebut dapat menjawab

secara lisan atau tulisan. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang

tersebut dinamakan pengetahuan (knowledge). Pengukuran pengetahuan dapat

diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa yang

diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik secara lisan maupun tulisan.

Pertanyaan atau tes dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan. Secara umum

pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu: pertanyaan subjektif,

misal jenis pertanyaan lisan atau pertanyaan objektif, misal pertanyaan pilihan

ganda (multiple choice), benar-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan

objektif khususnya pilihan ganda dan betul salah lebih disukai untuk dijadikan

sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan

yang akan diukur dan lebih cepat.

2.1.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Faktor Internal menurut (Notoatmodjo, 2003) terdiri dari :

a. Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh

(Notoatmodjo, 2003)mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha,

pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju

kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa

pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan

didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang
cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku

sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang. Jika tidak

adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan

bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi

yang melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama

membekas(Azwar, 2009).

d. Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,

makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap

masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

2. Faktor External

menurut (Notoatmodjo, 2003), antara lain :

a. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga dengan

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan

status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai
termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

b. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.Pesan-pesan

sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.Pendekatan ini

biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu

inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media

masa.

c. Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pengetahuan kita.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

2.1.3 Siswa Sekolah Menengah Atas

2.1.3.1 Pengertian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

Menurut Sarwono (2007:27) Siswa adalah setiap orang yang resmi

terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan. Siswa atau anak didik

adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam

proses belajarmengajar, dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pihak yang

ingin meraih citacita memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara

optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala

sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Siswa Sekolah


Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam belas tahun sampai dengan

Sembilan belas tahun dan berapa pada tahap perkembangan remaja. Masa remaja

merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa yang mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan

psikososial.

Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas berada pada tahap

perkembangan kognitif operasional formal(Papaliadkk, 2008:534). Remaja sering

berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. Mereka berpikir

tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia. Hal inilah yang

disebut oleh Santrock sebagai standar ideal remaja (siswa SMA). Pada tahap ini,

siswa mulai membandingkan kenyataan yang terjadi dengan standar idealnya

(siswa SMA) (Santrock, 2007:126). Akan tetapi, kemampuan berpikir dengan

pendapat sendiri pada siswa ditahap ini belum disertai pendapat orang lain dalam

penilaiannya sehingga pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan

pandangan orang lain mengenai dirinya (Fatimah, 2010:94).

2.1.3.2 Karakteristik siswa SMA

Menurut Sukintaka dalam lanun (2007:19-20) karakteristik anak SMA

umur 16-18 tahun antara lain :

a. Psikis atau Mental

1. Banyak memikirkan dirinya sendiri.

2. Mental menjadi stabil dan matang.

3. Membutuhkan pengalaman dari segala segi.

4. Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal dan senang sekali bila memutuskan

masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, perkawinan, pariwisata dan kepercayaan.


b. Sosial

1. Sadar dan peka terhadap lawan jenis.

2. Lebih bebas.

3. Berusaha lepas dari lindungan orang dewasa atau pendidik.

4. Senang pada perkembangan sosial.

5. Senang pada masalah kebebasan diri dan berpetualang.

6. Sadar untuk berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian rapi dan baik.

7. Tidak senang dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh kedua

orang tua.

8. Pandangan kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.

c. Perkembangan Motorik

Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan pada masa

dewasanya, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih kuat dan lebih baik, maka

kemampuan motorik dan keadaan psikisnya juga telah siap menerima latihan-

latihan peningkatan ketrampilan gerak menuju prestasi olahraga yang lebih. Untuk

itu mereka telah siap dilatih secara intensif di luar jam pelajaran. Bentuk

penyajian pembelajaran sebaiknya dalam bentuk latihan dan tugas.

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan untuk mendukung kajian

teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk

membuat kerangka berfikir. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini

diantaranya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Bagas Wirawan dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Siswa Sma Negeri 2 Sleman Terhadap Permainan Sepakbola

Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan Pengetahuan teori

siswa tentang permainan sepakbola akan sangat menunjang dalam

pembelajaran sepakbola di sekolah, Hasil penelitian secara keseluruhan

diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa SMA N 2 Sleman terhadap

permainan sepak bola termasuk dalam kategori sedang (45,3%). Dari

keseluruhan responden 75 siswa, 2 siswa (2,6%) termasuk dalam kategori

sangat tinggi, 19 siswa (25,3%) termasuk dalam kategori tinggi, 34 siswa

(45,3%) termasuk dalam kategori sedang, 14 siswa (18,6%) termasuk dalam

kategori rendah, 6 siswa (8,2%) termasuk dalam kategori sangat rendah.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak

pada metode penelitian dan tujuan penelitiannya. Perbedaannya yaitu penelitian

sebelumnya mengukur tingkat pengetahuan sepak bola sedangkan penelitian saya

berhubungan dengan Pekan Olahraga Nasional.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Lukmanul Hakim dengan judul “Pola

Hidup, Cedera Olahraga, dan Kondisi Fisik Atlet Futsal Sumatera Utara pada

PON XX”. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1). Diperoleh hasil pola hidup

atlet PON Cabang Olahraga Futsal Sumatera 2021 dengan persentase 80,27%

(Baik Sekali).. 2). diperoleh hasil pengetahuan cedera olahraga dengan

persentase 69,32% kategori Sedang.. 3). Diperoleh hasil kondisi fisik atlet

dengan persentase T-score 50,00 kategori sedang.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak

pada variable yang membahas mengenai Pekan Olahraga Nasional. Perbedaannya


adalah peneliti sebelumnya membahas mengenai atlet PON sedangkan penelitian

saya berkaitan dengan tingkat pengetahuan siswa mengenai PON.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nico Damar Djanu dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Siswa Kelas Khusus Olahraga Dan Kelas Reguler Dalam Mata

Pelajaran Pjok Permainan Bola Besar Kelas Viii Smp N 3 Sleman”. Hasil

penelitian ini menunjukkan hasil tingkat pengetahuan siswa kelas reguler dan

siswa kelas khusus olahraga dalam mata pelajaran penjas permainan bola

besar. hasil penelitian keseluruhan instrumen di dapatkan persentase nilai

total : kelas reguler katagori sangat tinggi (10%), tinggi (33%), sedang (10%),

rendah (40%), sangat rendah (6,7%) sedangkan untuk kelas khusus olahraga

katagori sangat tinggi (3,4%), tinggi (50%), sedang (20%), rendah (13,3%),

sangat rendah (13,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas

khusus olahraga lebih tinggi tingkat pengetahuan dibandingkan dengan kelas

reguler.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak

pada variable yang membahas tingkat pengetahuan para siswa. Perbedaannya

adalah peneliti sebelumnya membahas tentang tingkat pengetahuan siswa SMP

sedangkan saya meneliti sampel siswa SMA.

2.3 Kerangka Berpikir

Pekan Olahraga Nasional 2024 (biasa disingkat PON XXI/PON ACEH-

SUMUT 2024) adalah penyelenggaraan ke-21 dari PON yang merupakan ajang

multi-olahraga nasional utama yang dijadwalkan berlangsung dari 5 hingga 19

September 2024 dengan Aceh dan Sumatra Utara sebagai tuan rumah. Edisi ini

menandai pertama kalinya PON diselenggarakan oleh dua provinsi sekaligus, juga
menandai kedua kalinya diadakan di Sumatra Utara (sebelumnya di tahun 1953),

dan pertama kalinya diadakan di Aceh. PON ini merupakan keempat kalinya

diadakan di Sumatera (sebelumnya 1953, 2004, 2012) dan pertama kali sejak Riau

2012.

Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON merupakan suatu event

olahraga terbesar dan event yang telah berlangsung sangat lama yaitu sejak tahun

1948. PON pertama kali diselenggarakan di Kota Solo dengan maksud dan tujuan

untuk menunjukan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia masih dapat

membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang

berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam

Bhinneka Tunggal Ika. Untuk bisa menunjukkan kepada dunia luar bahwa

Indonesia merupakan bangsa yang sanggup menggalang persatuan, maka sangat

penting informasi mengenai perkembangan termasuk dan yang terpenting tentang

olahraga disebarluaskan kepada seluruh masyarakat di Indonesia.

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.Pesan-pesan

sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.Pendekatan ini

biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu

inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media

masa yang disebut dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi atau

maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,

tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur

yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Pengetahuan adalah

informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk


menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan

memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas

suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk

menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan

berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Pengetahuan merupakan aspek

psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti gairah,

keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui

berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, perhatian,

rasa suka, ketertarikan seseorang seperti siswa terhadap belajar yang ditunjukkan

melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Siswa atau anak

didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral

dalam proses belajarmengajar, dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pihak

yang ingin meraih citacita memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya

secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi

segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Siswa Sekolah

Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam belas tahun sampai dengan

Sembilan belas tahun dan berapa pada tahap perkembangan remaja. Masa remaja

merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa yang mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan

psikososial.

Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas berada pada tahap

perkembangan kognitif operasional formal(Papaliadkk, 2008:534). Remaja sering

berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. Mereka berpikir

tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia. Hal inilah yang

disebut oleh Santrock sebagai standar ideal remaja (siswa SMA). Pada tahap ini,
siswa mulai membandingkan kenyataan yang terjadi dengan standar idealnya

(siswa SMA) (Santrock, 2007:126). Akan tetapi, kemampuan berpikir dengan

pendapat sendiri pada siswa ditahap ini belum disertai pendapat orang lain dalam

penilaiannya sehingga pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan

pandangan orang lain mengenai dirinya (Fatimah, 2010:94). Oleh sebab itu siswa

SMA sangatlah penting menjadi pelopor terdepan untuk menunjukan kepada

dunia bahwa Indonesia merupakan bangsa yang menjunjung tinggi satu-kesatuan

dalam keberagaman, terlebih lagi dunia olahraga yang menjadi sektor penting

menunjukkan kepada dunia luar, karena para siswa SMA masih memiliki

kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya.

SISWA SMA INFORMASI PENGETAHUAN

PEKAN OLAHRAGA
PENGETAHUAN PON
NASIONAL (PON)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


Sumber: Peneliti

Anda mungkin juga menyukai