NUMBER E-22
TUGAS AKHIR
Oleh :
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan
Teknik Mesin
Hanif. ST., MT
Nip. 19710902 199802 1 001
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal : 22 September 2016
Tim Penguji :
Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II
Ya Allah…….
Detik ini ku bersujud syukurku
Atas berkah Mu……
Setitik kebahagiaan telah kunikmati
Sekeping cita-cita telah kuraih
Namun……..
Bukan sampai disini perjalananku
Masih ada detik-detik esok
Yang harus kuperjuangkan
Terimalah setitik karyaku ini sebagai baktiku
Atas segala pengorbanan yang telah
Dicurahkan kepadaku
Thanks to:
Teristimewa ……….
Kapado almarhum abak, ciek kato nan paliang ogra ingin kecean, “Taragak”.
mungkin alah lamo abaak maninggakan ogra, sajak abak tinggakan iduik ko taraso
kareh, banyak pelajaran nan ogra dapek sajak abak tinggakan. Namun, ogra tetap
ingin mengucapka terima kasih, karano abak alah mendidik, manjago jo mangasuah
ogra jo kasih sayang. Hanyo doa anak SHALEH nan dapek ogra kirimkan ka abak
disetiap sujud ogra.
Kapado almarhuna ama, alun sampai satahun ama maninggan ogra, ogra kini alah
jadi anak yatim piatu ma :’( . banyak kenangan nan masih ogra ingek. Sajak ama
tinggakan labiah banyak cobaan nan ogra dapek, namun ogra lai indak mangaluah
do ma, kasado cobaan tu ogra jadikan motivasi jo pelajaran. Alun sampai cito-cito
ogra untuak manaiakkan haji ama do. Tapi alhamdulillah doa anak SHALEH
salalu ogra kirimkan di satiok sujud untuk ama.
Ich liebe mein vater und muter
My big family...........
Tarimo kasih ogra ucapkan untuak onang nan salalu
mensupport jo mandoakan ogra. Tarimo kasih ogra ucapkan ka datuak jo bg iwin
nan alah mambantu ogra. Tarimo kasih ka dunsanak nan indak tasabuikkan
namonyo lai do. Pak edi, tek minek, pak ramas, pak karim, da ujang, da anto, nang
ita tarimo kasih bnyak
Special thanks to :
Mokasih untuak seseorang nan alah menemani dan selalu mensupport ogra
Sajak 20 januari 2011 sampai kini.
Cukuik kito baduo nan tau kato-kato romantis ogra
BIODATA
(a) Tempat/Tgl Lahir: Koto Panjang / 1 Juni 1995 (b) Nama Orang Tua:
Ramin (c) Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan: Teknik Mesin.
Konsentrasi: Maintenance (e) No. BP: 1301012015 (f) Tanggal Lulus: 22
September 2016 (g) Prediket Lulus: ………..... (h) IPK:……… (i) Lama
Studi: 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua: Koto Nan Tigo Selatan Kec. Sutera
Kab. Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
ABSTRAK
Perawatan dan perbaikan pada shell & tube cooler tag number E-22 telah dilakukan di PT
Pertamina RU II Dumai. Shell & tube cooler tag number E-22 merupakan salah satu peralatan yang
sangat vital di PT Pertamina RU II Dumai yang berfungsi untuk mendinginkan gas (Hydrocarbon) hasil
vessel 20. Perawatan dan Perbaikan pada alat tersebut dilakukan 2 kali setahun. Pada saat tersebut
ditemukan kondisi Shell & tube cooler tag number E-22 mengalami penurunan performa dalam
melakukan penukaran panas sehingga harus dilakukan perawatan dan perbaikan. Pada saat perawatan dan
perbaikan tersebut, ditemukan kerusakan seperti terjadinya korosi dan pengotoran (fouling) pada channel
head, tube bundle, dan floating head cover. Langkah perawatan dan perbaikan yang harus diambil adalah
dilakukannya pembongkaran, pembersihan dan pengujian. Kemudian evaluasi hasil perawatan dan
perbaikan tersebut dengan menemukan masalah dan solusi dari masalah tersebut. Karena kondisi
komponen Shell & tube cooler tag number E-22 pada saat perawatan dan perbaikan yang dilakukan 2 kali
setahun sangat buruk maka dilakukan perancangan perawatan preventive pada Shell & tube cooler tag
number E-22 dari data perawatan dan perbaikan yang telah dilakukan seperti harian, mingguan dan
tahunan supaya dapat menjaga kondisi Shell & tube cooler tag number E-22 tetap dalam kondisi baik.
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 22 September 2016
Abstrak telah disetujui penguji :
1 2 3 4
Tanda Tangan
Nama Terang Yazmendra Rosa, ST., MT Andriyanto, ST., MT Hendra, ST., MT Ichlas Nur, ST., MT
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin: Hanif, ST., MT.
Nip. 19710902 199802 1 001 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatakan nomor alumni :
Petugas Jurusan / Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan
Sholawat beserta salam tak lupa penulis do’akan buat pemimpin umat sedunia
yakni Nabi Muhammad shalallahu’alahiwasallam dengan lafaz allahuma sali’ala
muhammad wa’ala alimuhammad, yang telah membawa umatnya dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu teknologi seperti saat sekarang ini.
Sehingga penulis pada saat ini dapat menikmati dunia pendidikan di Politeknik Negeri
Padang.
1) Kedua almarhum dan almarhuma orang tua yang telah membesarkan dan
mendidik penulis dengan baik. Sehingga penulis dapat menyelesiakan kuliah di
Politeknik Negeri Padang.
2) Bapak Aidil Zamri, ST., MT sebagai direktur Politeknik Negeri Padang.
3) Bapak Hanif, ST., MT sebagai ketua jurusan Politeknik Negeri Padang.
4) Bapak Sir Anderson, ST., MT sebagai Kepala Program Studi Teknik Mesin.
5) Bapak Rivanol Chadri, ST., MT sebagai Kepala Kosentrasi Perawatan Dan
Perbaikan.
6) Bapak Yazmendra, ST., MT. selaku pembimbing I yang selalu gigih
membimbing penulis sehinggga dengan hal tersebut dapat memicu semangat
penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini secepat mungkin.
7) Bapak Ir. Isnanda, MT selaku pembimbing II yang sangat professional dalam
membimbing penulis, sehinggga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
sebaik mungkin.
i
8) Teman-teman yang selalu memberi ide kepada penulis, sehingga dengan ide
tersebut penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu.
Ahmad Ogra
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN TUGAS AKHIR
LEMBARAN ASISTENSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ......v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan & Manfaat.............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2
1.4 Metode Pengumpulan Data................................................................ 2
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................ 3
iv
BAB III METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Shell & Tube Cooler Tag Number E-22.......................... 22
3.2 Persiapan Kerja.................................................................................. 23
3.2.1 Peralatan Kerja.......................................................................... 23
3.2.2 Peralatan Alat Perlindungan Diri.............................................. 25
3.3 Langkah Kerja.................................................................................... 25
3.4 Diagram Alir...................................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Kondisi Komponen-Komponen Shell & Tube Cooler Tag
Number E-22 Pada Saat Perawatan & Perbaikan Yang Dilakukan
2 Tahun Sekali................................................................................... 32
4.2 Mencari Penyebab dan Memberi Solusi pada Kondisi Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22................................................................... 35
4.3 Perencanaan Preventive Maintenance pada Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22................................................................... 38
4.3.1 Harian........................................................................................ 40
4.3.2 Mingguan.................................................................................. 42
4.3.3 Tahunan..................................................................................... 45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 47
5.2 Saran................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
Daftar Gambar
vii
Gambar 3.8 Shell Side Test. a. Test Ring b. Pressure Gauge..................................... 29
Gambar 3.9 Tube Side Test........................................................................................ 30
Gambar 3.10 Flow Chart........................................................................................... 31
Gambar 4.1 a) Channel Head yang Mengalami Korosi. b) Channel Head
Setelah Dibersihkan ............................................................................ 32
Gambar 4.2 Shell Cover............................................................................................. 33
Gambar 4.3 Shell .......................................................................................................33
Gambar 4.4 Gasket.................................................................................................... 34
Gambar 4.5 Tube Bundle yang Mengalami Korosi................................................... 34
Gambar 4.6 Tube Bundle yang Mengalami Pengotoran (Fouling) ...........................35
Gambar 4.7 Tube Bundle Sedang Dibersihkan.......................................................... 35
Gambar 4.8 Ilustrasi Bak Penampung Air Laut.........................................................36
Gambar 4.9 Automatic Thermometer.........................................................................42
Gambar 4.10 Support Saddle..................................................................................... 43
Gambar 4.11 Posisi Baut Shell & Tube Cooler Tag Number E-22........................... 44
vii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Tabel Shell & Tube Cooler Tag Number E-22.......................................... 22
Tabel 3.2 Perbandingan Suhu Hasil Pengukuran.......................................................26
Tabel 4.1 Jadwal Perawatan Perbaikan pada Shell & Tube Cooler Tag Number
E-22............................................................................................................ 39
Tabel 4.2 Form Pengecekan Harian Melihat Kebocoran pada Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22.......................................................................... 40
Tabel 4.3 Suhu Toleransi Pengukuran pada Shell & Tube Cooler Tag Number
E-22............................................................................................................ 41
Tabel 4.4 Form Pengecekan Harian Temperatur Fluida pada Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22......................................................................... 41
Tabel 4.5 Form Perawatan Mingguan Membersihkan Support Saddle.................... 42
Tabel 4.6 Form Perawatan Mingguan Penyetelan pada Shell & Tube cooler Tag
Number E-22............................................................................................. 43
Tabel 4.7 Form Kegiatan Perawatan & Perbaikan Mingguan.................................. 44
Tabel 4.8 Form Kegiatan Perawatan & Perbaikan Tahunan..................................... 46
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Shell and tube cooler tag number E-22 merupakan peralatan yang sangat vital
di Pertamina RU II Dumai. Karena shell & tube cooler tag number E-22 merupakan
single equipment. Single equipment maksudnya adalah peralatan dan mesin tersebut
hanya ada tunggal, jadi seandainya peralatan dan mesin itu rusak maka akan dapat
mengganggu proses produksi BBM. Oleh sebab itu kita harus menjaga keadaan shell
and tube cooler tag number E-22 ini.
Namun belakangan ini sering ditemukan permasalahan pada shell and tube
cooler tag number E-22, yaitu shell and tube cooler tag number E-22 mengalami
penurunuan performance dalam melakukan penukaran panas. Setelah dilakukan
pengecekan dengan alat, rupanya suhu keluaran fluida mengalami peningkatan dan
tidak sesuai dengan spesifikasi suhu yang dinginkan. Dari hasil pengecekan tersebut
maka dilakukan tindakan pembongkaran. Pada saat pembongkaran ditemukan adanya
kerak atau fouling dan korosi yang menyerang komponen-komponen shell and tube
cooler tag number E-22 sehingga mengganggu proses perpindahan panas. Penyerangan
kerak dan korosi yang terjadi sangat tinggi, sampai-sampai tube bundle mengalami
kebocoran dan terpaksa diganti. Oleh sebab itu shell and tube cooler tag number E-22
harus dilakukan perawatan & perbaikan. Serta merencanakan perawatan dan perbaikan
yang akan datang supaya masalah tidak terulang lagi.
Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul Tugas Akhir (TA) tentang
“Perawatan Perbaikan Shell & Tube Cooler Tag Number E-22”
1
1.2 Tujuan & Manfaat
2
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan,
metodologi kerja praktek.
Bab II Dasar Teori, Pada bab ini menjelaskan teori dasar Cooler serta pembagiannya.
Bab III Metodologi, Bab ini berisikan uraian tentang langkah-langkah atau metodologi
penyelesaian masalah materi tugas akhir.
Bab IV Pembahasan, Bab ini menjelaskan tentang evaluasi perawatan dan perbaikan
yang dilakukan 2 tahun sekali pada Shell & Tube Cooler tag number E-22 di PT.
Pertamina (PERSERO) RU II Dumai. Serta perencanaan Preventive maintenance yang
pada Shell & Tube Cooler tag number E-22 akan datang.
Bab V Penutup, Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran
3
BAB II
DASAR TEORI
Sedangkan bagian utama peralatan ini antara lain: Shell, Shell Cover,
Channel, Tubes Bundles. Berdasarkan konstruksi dari Shell dan Head atau Tube
Bundle, shell & tube cooler dapat dibedakan dengan beberapa tipe:
Pada tipe ini tube nya berbentuk biasa, shell dan kedua tube Sheetnya terikat
satu dengan dilas pada shell, ini biasanya untuk bahan dari carbon steel/stainless
steel sedangkan tubenya terhadap kedua tube Sheet diikat dengan roll
4
b. Floating head
Pada tipe ini tubenya berbentuk biasa, dan terikat pada kedua tube sheet dengan
roll tapi terpisah dari shellnya. Biasanya untuk bahan dari tube sheet dan tube dari
albonze/albrass, sedangkan shellnya dari carbon shell atau tube, tube sheet dan
shell semuanya dari carbon steel/stainless steel.
r Pada tipe ini bentuk tubenya berbentuk “U” terikat pada satu tube sheet, dengan
roll tetapi terpisah dengan shellnya. Biasanya untuk bahan dari tubenya. tube Sheet
dan sheelnya dari carbon steel/stainless steel.
Counter Flow, kedua fluida dalam Cooler dengan arah berlawanan. Penukar
panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk penukar panas dengan
arah berlawanan, mengalir dengan arah yang berlawanan dan keluar dengan
5
arah yang beralawanan. Temperatur fluida dingin yang keluar dari penukar
panas lebih tinggi dibanding temperatur fluida panas yang keluar dari penukar
panas, sehingga dianggap lebih baik dari alat penukar panas aliran searah (Co-
Current).
Cross Flow, kedua fluida mengalir dalam Cooler saling memotong arah.
Shell cover berfungsi untuk menutup shell supaya shell tidak bocor. Shell cover
berada pada ujung shell.
6
a
C. Split flange
Splite flange berada antara shell dengan floating head cover. Fungsinya adalah
untuk jarak antara shell dengan floating head cover.
7
Gambar 2.6 Splite Flange
D. Tube Sheet
Tube Sheet Exchanger dengan Straight umumnya menggunakan dua tube
Sheet, sedangkan U-Tube hanya menggunakan sebuah tube Sheet. Tube Sheet
berfungsi sebagai pemisah antara shell side dengan tube side.
8
E. Tube Pitch
Tube Pitch adalah jarak antara pusat tube satu ke pusat tube lainnya atau yang
berdekatan.
Untuk meletakkan tube Sheet dibuat lubang yang dinamakan dengan tube hole
in tube Sheet untuk mendapatkan pemasangan yang baik, maka clereance
(kelonggaran) antara tube dengan lubang tube Sheet sesuai dengan bahan serta
kerapatan penyambungnya.
G. Tubes Bundle
Tubes adalah komponen utama yang memegang peranan penting dalam
perpindahan panas yang terjadi pada Shell Head Exchanger. Panjang tubes akan
menentukan panjang nominal dari suatu alat penukar panas (head exchanger).
H. Baffle Plates
Baffle plates berfungsi sebagai support teahadap tubes, menjaga jarak masing-
masing tubes, menahan vibrasi yang ditimbulkun oleh aliran proses steam (fluida)
dan sebagai pengatur arah aliran fluida pada shell side, sehingga aliran akan
9
semakin turbulen, dengan ini panas semakin sempurna/perpindahan panas yang
relatif.
Baffle
plate
I. Sacrificial anode
Sacrificial anode atau “anoda yang berkorban” adalah logam yang sangat aktif
yang digunakan untuk melindungi permukaan logam lain yang tidak terlalu aktif
dari korosi. Anoda dibuat dari logam alloy yang memiliki lebih banyak partikel
elektrokimia potensial negatif dibanding logam lain, dimana partikel inilah yang
bisa digunakan untuk melindungi. Anoda yang dipakai untuk melindungi logam
lain ini akan tergerus habis di tempat di mana dia dipasang dalam fungsinya
melindungi, dan dari situlah dia mendapatkan nama “Sacrificial Anode” atau
“anoda yang berkorban”.
J. Pass Partition
Pembagi passes pada shell side dan tube side. Passes di dalam shell side dan
tube head exchanger berfugsi untuk mengatur arah aliran dan akan mempengaruhi
temperatur dan kecepatan aliran.
10
Dengan dipasangnya divider plate pada channel dan floating, arah aliran tidak
akan melewati seluruh lubang tubes secara bersama-sama akan tetapi terbagi
menurut jumlah passes yang ada.
K. Tie rods
Tie rods merupakan sebatang besi bulat pejal yang mempunyai ulir pada bagian
ujung-ujungnya dan di tempatkan pada tube Sheets yang berfungsi untuk
L. Shell Nozzle
Konstruksi nozzle disesuaikan dengan standar/kode yang telah ditetapkan,
Sheel Nozzle tidak boleh menonjol keluar pada sekeliling bagian dalam shell,
sedangkan nozzle channel boleh menonjol keluar pada bagian dalam channel.
Fungsi dari nozzle untuk menghubugkan aliran dari pipa masuk kedalam shell.
11
M. Cahnnel Cover dan channel head.
Channel, Cover dan Bonnet disamping berfungsi sebagai tutup juga sebagai
pengatur arah aliran fluida. Aliran fluida ini mempemgaruhi proses terjadinya
perpindahan panas.
N. Gasket
Gasket berfungsi sebagai perapat pada end flanges connection. Material gasket
tergantung dari fluida yang mengalir di dalam shell atau tube side, terdapat
beberapa jenis gasket, yaitu soft steel, double jackted asbestos, rubber Sheet gasket
dan sebagainya. Berdasarkan penempatan gasket diberi nama: gasket channel to
tube Sheet, gasket tube Sheet to shell, gasket shell cover dan gasket floating head
cover.
12
Gambar 2.13 Bagian-Bagian Shell & Tube Cooler
13
beberapa tipe yaitu :
- 5 tipe front end : Tipe A, B, C, N dan D
- 7 tipe shell : Tipe E, F, G, H, J, K dan X
- 8 tipe rear end : Tipe L, M, N, P, S, T, U dan W
shell & tube Cooler tag number E-22 menggunakan tipe AES, yaitu:
A = menggunakan jenis channel and removable cover
E = menggunakan jenis one pass shell
S = menggunakan floating head with backing device
14
2.5 Prinsip Kerja Shell & Tube Cooler Tag Number E-22
Adapun Prinsip kerjanya sebagai berikut:
1) sea water atau air laut dengan suhu dingin di pompakan masuk ke inlet head
nozzle kemudian menuju ke channel head.
Channel
Head
Inlet
channel
Nozzzle
Inlet Shell
nozzle outlet
Tube
Baffle side/bundle channel
nozzle
Channel
head
Floating
head Outlet Inlet
Shell channel
nozzle nozzle
Gambar 2.16 Proses Kerja Shell & Tube Cooler Tag Number E-22
2) Di dalam channel head, sea water mengalir ke tube Bundle yang diatur oleh
pass partition.
3) Sea water kemudian mengalir menuju floating head, di floating head sea water
dialirkan kembali masuk ke tube bundle.
4) Proses 2 dan 3 terjadi berulang-ulang sesuai dengan pass atau fase yang dimiliki
Heat Exchanger. Kemudian sea water keluar melalui outlet channel nozzle.
5) Kemudian hydrocarbon (gas) yang bersuhu panas dikompresikan dengan
kompresor sehingga masuk ke dalam inlet shell nozzle.
15
6) Kemudian hydrocarbon mengalir di dalam shell
7) Hydrocarbon mengalir di dalam shell yang diatur oleh baffle.
8) Dengan bertemunya 2 jenis zat yang berbeda suhunya ini di dalam shell, maka
terjadilah perpindahan panas secara kombinasi. Hal tersebut akan
mengakibatkan hydrocarbon yang besuhu panas menjadi dingin, dan sea water
yang bersuhu dingin menjadi panas.
9) Kemudian hydrocarbon keluar dengan suhu dingin melalui outlet shell nozzle.
10) Sea water keluar dengan suhu panas melalui outlet head nozzle.
16
2.7 Manajemen Perawatan dan Perbaikan
2.7.1 Perawatan
1) Tujuan Perawatan
f. Mampu beroperasi dalam jangka waktu panjang dan mengurangi waktu tidak
siap pakai.
g. Terhindar dari pemborosan biaya, material, suku cadang dan alat-alat kerja.
h. Tetap dalam keadaan baik dan selalu dalam keadaan siap pakai.
i. Teratur rapi dan memberikan suasana yang menyenangkan dalam jangka waktu
yang tepat dan memberikan keuntungan.
17
j. Aman terhadap petugas dan lingkungannya.
Perawatan dalam melayani atau memberikan layanan yang tepat pada bagian-
bagian yang lain, seperti berikut :
h. Ketelitian kerja
2) Klasifikasi Perawatan
Adapun jenis-jenis perawatan yang akan diterangkan dalam bab ini adalah
perawatan terencana dan tidak terencana, dan untuk lebih jelasnya akan dibahas pada
bagian selanjutnya.
18
a. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
d. Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak pelumas.
a) Reparasi
19
b) Overhaul
c. Perawatan Prediktif
Adalah suatu usaha perawatan dengan cara pemantauan peralatan yang ada untuk
memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan terjadi.
Perawatan yang tidak terencana adalah perawatan yang dilaksanakan diluar dari
rencana yang telah dijadwalkan. Yang termasuk pada perawatan ini adalah Emergency
Maintenance. Emergency maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali tidak
hidup dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak mungkin untuk dilakukan
pengoperasian.
2.7.2 Perbaikan
Tindakan perbaikan dapat diartikan untuk menghindarkan atau menyembuhkan
mesin dari kerusakan, dengan tindakan ini mesin dapat dioperasikan, kegiatan yang
dilakukan diantaranya mengganti alat-alat mesin yang dilakukan bukan hanya
ditujukan agar mesin dapat hidup kembali, melakukan kwalitas dalam perbaikan harus
diukur, jika kwalitas perbaikan komponen mesin mempunyai 90-100% maka perbaikan
yang dilakukan nilainya adalah baik sekali. Adapun dilaksanakannya perbaikan ini
memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut :
20
a. Menghidupkan/mengoperasikan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat
dipakai dengan baik
b. Meningkatkan kwalitas mesin/komponen yang telah rusak dan kembali
kekondisi yang baik
c. Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya
d. Dan juga agar personil perawatan dapat mengenal elemen-elemen mesin
lainnya, dapat melakukan pemeriksaan yang sukar dilakukan selama mesin
dioperasikan, dapat merencanakan perbaikan yang mendatang dengan baik dan
singkat.
Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah dengan menganalisa penyebab
terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang tenaga perawatan dapat menggunakan
panca indra atau dengan melihat, mendengar dan merasakan. Perawatan dapat
dilakukan jika sudah mengetahui sumber kerusakan mesin. Hal yang perlu
dipersiapkan adalah peralatan yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan.
Setelah perawatan mengetahui kerusakan yang terjadi, lalu kemudian dilakukan
rencana perbaikan. Setelah perawatan mengetahui kerusakan yang terjadi, lalu
rencanakan perbaikannya. Dalam membuat rencana perbaikan, harus berpegang pada
prinsip ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit
waktunya.
21
BAB III
METODOLOGI
1. Design Pressure
Maksudnya adalah besar tekanan aman yang dapat diterima oleh shell dan tube
2. Design Temperature
Maksudnya adalah besar suhu aman yang dapat diterima oleh shell dan tube
3. Number of Pass
Maksudnya adalah jumlah pass atau pengatur arah aliran yang terdapat pada shell
dan tube
4. Corrosion Allowence
Maksudnya adalah besarnya korosi yang diizinkan pada shell dan tube tanpa
mempengaruhi designnya.
5. Welded Joint Efficiencies
Maksudnya adalah besaran nilai efisiensi sambungan las pada shell dan tube.
22
6. Pustweld Heat Treatment
Maksudnya adalah bagian dari proses heat treatment yang bertujuan untuk
menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses welding selesai.
7. Full Length X-Ray
Maksudnya adalah pemeriksaan design shell dan tube menggunakan x-ray
8. Hydroustatic test Pressure
Maksudnya adalah besar tekanan fluida pada saat melakukan pengecekan keadaan
shell dan tube.
9. Estimate Weight Bundle Only
Maksudnya adalah perkiraan berat tube Bundle
10. Estimate Weight Exchanger Empty
Maksudnya adalah perkiraan berat exchanger dalam keadaan kosong
11. Estimate Weight Exchanger Full of Water
Maksudnya adalah perkiraan berat exchanger dalam keadaan penuh dengan air.
3.2 Persiapan Kerja
3.2.1 Peralatan Kerja
a. Scaffolding
Scaffolding adalah struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung, mesin-mesin
besar dan bangunan-bangunan besar lainnya.
23
b. Hand tool
Hand tool adalah peralatan tang digunakan untuk membantu pekerjaaan
manusia. Contohnya kunci pas, kunci ring, palu, gergaji dll.
c. Blind
Blind adalah sebuah plat berbentuk bulat yang digunakan untuk menutup aliran
fluida pada pipa.
24
f. Bundle puller
Alat ini digunakan untuk mencabut tube bundle.
a. Wearpack
b. Sarung tangan
c. Kaca mata
d. Sepatu safety
e. Body hardness
f. Ear plug
g. Helm
Adapun langkah kerja dalam melakukan perawatan dan perbaikan Shell &
Tube Cooler Tag Number E-22 yang dilakukan 2 tahun sekali yaitu :
25
A. Pengecekan
Kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengecek keadaan atau
performance pada Shell & Tube Cooler Tag Number E-22. kegiatan tersebut
seperti mengukur temperatur air laut yang mengalir dari inlet channel nozzle
dan keluar di di outlet channel nozzle. Dan temperatur hydrocarbon (gas) yang
mengalir dari inlet shell nozzle dan keluar melalui outlet shell nozzle lihat
gambar 2.15 dan 2.16 dengan menggunakan alat automatic thermometer lihat
gambar 4.9. Kemudian bandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi suhu
fluida yang ditetapkan.
Adapun caranya adalah:
- Dekatkan ujung sensor alat tersebut ke pipa inlet channel nozzle maka
akan muncul di layar alat tersebut nilai suhu fluida (air laut) yang masuk
ke channel. Begitu juga cara yang dilakukan untuk mengukur suhu di
outlet channel nozzle, inlet shell nozzle dan outlet shell nozzle.
- Dari pengukuran tersebut didapatkan suhu :
Tabel 3.2 Perbandingan Suhu Hasil Pengukuran.
komponen Suhu di ukur Suhu seharusnya
35⁰C 35⁰C
inlet channel nozzle
98⁰C 85⁰C
outlet channel nozzle
112⁰C 113⁰C
inlet shell nozzle
55⁰C 32⁰C
outlet shell nozzle
Dari data hasil pengukuran diatas terlihat bahwa air laut pada outlet
channel nozzle mengalami peningkatan temperatur. Sementara gas yang ingin
didinginkan ke suhu 32⁰C mengalami peningkatan menjadi 40⁰C. Menurut
gejala diatas dapat diperkirakan adanya korosi atau pengotoran (fouling) di
dalam tube bundle yang menyumbat aliran air laut di dalamnya sehingga laju
26
aliran air laut menjadi berkurang dan menyebabkan penurunan performance
dalam perpindahan panas.
B. Pembongkaran
Setelah ditemukan masalah pada Shell & Tube Cooler Tag Number E-22 maka
dilakukan pembongkaran. Adapun langkah kerja dalam melakukan
pembongkaran adalah :
Persiapkan tool.
Pasang scaffolding sesuai petunjuk pengawas.
27
Foto komponen tersebut.
D. Cleaning
Lakukan cleaning channel cover, channel head, shell cover dan floating
head cover dengan menggunakan air.
Gunakan kikir besi untuk membersihkan kotoran yang mengeras.
Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak permukaan
komponen.
Amplaslah pada permukaan komponen-komponen di atas yang
mengalami korosi dengan hati-hati. Kemudian bersihkan dengan air.
Setelah dibersihkan, cat (coating) permukaan komponen-komponen
diatas menggunakan kuas. Gambar dapat dilihat pada lampiran 1.
Untuk channel head dan floating head cover, pasang kembali sacrificial
anode diantara plat pass partition. lihat gambar pada lampiran 1.
Untuk bagian luar tube bundle, cleaning dilakukan dengan
membersihkan dahulu dengan menggunakan gergaji diantara celah pipa
tube bundle, setelah itu semprotkan jet water pump ke bagian luar
dengan tekanan sekitar 100 kgf/cm2.
Untuk bagian dalam tube bundle, cleaning dilakukan dengan
menyemprotkan jet water pump ke bagian dalam pipa tube bundle
dengan tekanan sekitar 100 kgf/cm2. Untuk kotoran yang keras, tusuk
pipa tube bundle dengan menggunakan batang besi yang ujungnya
diruncingkan setelah itu semprot dengan jet water pump dengan tekanan
sekitar 100 kgf/cm2. Lihat gambar 4.7.
Untuk shell, cleaning dilakukan dengan membersihkan kotoran dengan
air terlebih dahulu. Permukaan yang mengalami korosi dibersihkan
dengan sikat kikir dan amplas. Setelah itu semprot lagi dengan air.
E. Pengujian hydrostatic
a. pengujian pada shell (shell side test)
pasang kembali tube bundle ke dalam shell menggunakan bundle puller.
28
Pasang test ring dan gasket pada bagian depan dan belakang shell.
Pasang blind pada inlet dan outlet nozzle.
Pasang pressure gauge
Hubungkan water pump.
Pompakan air masuk ke dalam shell. Tambah tekanannya menjadi 1,5
kali Design Pressure shell, berarti 25.4 kgf/cm2 × 1,5 = 38.1 kgf/cm2.
Lama waktu pengujian adalah 2 jam.
Setelah selesai, keluarkan air pada shell drain.
Buka test ring, gasket dan blind.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kebocoran pada shell yang
dapat dilihat secara langsung dan kebocoran pada tube bundle yang
dapat dilihat apakah ada air yang masuk ke dalam tube bundle setelah
pengujian selesai.
29
Hubungkan water pump. Pompakan air kedalam tube bunlde dengan
tekanan 1,5 kali design pressure tube. Yaitu 13.8 kgf/cm2 × 1,5 = 20,7
kgf/cm2. Lama waktu pengetasan sekitar 2 jam.
30
H. Rencanakan preventive maintenance yang akan datang.
Setelah data dievaluasi dan menemukan solusinya, maka tahap selanjutnya
adalah merencanakan preventive maintenance yang akan datang pada shell &
tube cooler. Kajian lebih dalam akan dibahas pada bab 4.
Adapun diagram alir yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah :
Mulai
Ya Tidak
Performance
menurun
Kumpulkan Evaluasi
data
Rencanakan preventive
maintenance yang akan
datang
Selesai
31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Kondisi Komponen-Komponen Shell & Tube Cooler Tag Number
E-22 Pada Saat Perawatan & Perbaikan Yang Dilakukan 2 Tahun Sekali.
Setelah dilakukan pengecekan dan pembongkaran pada shell & tube cooler tag
number E-22 didapatkan data-data kondisi komponen-komponen tersebut. Adapun
data-data kondisinya adalah :
A. Channel head
Adapun kondisi dari Channel head adalah:
- Permukaannya telah terjadi korosi yang cukup tinggi.
- Sacrificial anode telah habis.
Dari kondisi diatas, Channel head masih bisa digunakan. Korosi dapat
dibersihkan dengan cara disikat dengan sikat kikir atau amplas kemudian di
bersihkan dengan air. Setelah itu Channel head di cat (coating) dan sacrificial
anode dipasang kembali.
a b
Gambar 4.1 a) Channel Head yang Mengalami Korosi. b) Channel Head Setelah
Dibersihkan
32
B. Shell cover
Adapun kondisi dari shell cover adalah Permukaannya mengalami
korosi. Korosi yang dialami shell cover tidak terlalu parah. Korosi yang terjadi
dapat dibersihkan dengan cara disikat dengan sikat kikir atau amplas kemudian
dibersihkannya dengan air.
D. Gasket
Adapun kondisi gasket sudah cukup buruk. Gasket yang berada pada
sambungan antara shell cover dan shell sudah mengalami korosi dan rusak
sehingga tidak bisa digunakana lagi.
33
Gambar 4.4 Gasket
E. Tube bundle
Adapun kondisi tube bundle adalah :
- Terjadi pengotoran (fouling) yang cukup tinggi.
- Permukaannya mengalami korosi yang cukup tinggi.
Kotoran yang terdapat pada tube bundle dapat dibersihkan dengan cara
menyemprotkan air dengan menggunakan jet water pump. Apabila kotoran
terlalu keras, maka dapat dibersihkan dengan gergaji atau dengan batang besi
yang ujungnya diruncingkan, setelah itu bersihkan dengan menyemprotkan jet
water pump.
Korosi yang terjadi pada tube bundle cukup tinggi. Setelah dibersihkan
dan dilakukan pengetesan, tube bundle mengalami kebocoran lebih dari 10%
jumlah tubenya. Oleh sebab itu maka tube bundle tidak bisa di pakai lagi dan
diganti dengan tube bundle yang baru.
34
Gambar 4.6 Tube Bundle yang Mengalami Pengotoran (Fouling)
4.2 Mencari Penyebab dan Memberi Solusi pada Kondisi Shell & Tube Cooler
Tag Number E-22.
A. Pengotoran (fouling)
Penyebab :
Adapun penyebab terjadinya pengotoran adalah :
35
- Kurang bersihnya air laut yang dipompakan ke dalam shell & tube
cooler.
- Perubahan kandungan fouling pada air laut yang tidak menentu.
Solusi :
Bak 1
Bak 2
Bak 3
Bak 4
36
- Mengecek keadaan air laut secara rutin di bak penampungan sebelum
dipompakan ke shell & tube cooler. Dengan rutin mengecek keadaan air
laut di bak maka dapat mengontrol air laut dalam keadaan selalu bersih
dipompakan ke shell tube cooler tag number E-22 . Pemeriksaan dapat
dilakukan secara visual saja dan dilakukan setiap hari.
B. Korosi
Penyebab :
Adapun penyebab timbulnya korosi adalah:
- terlalu tingginya kadar korosif yang terkandung pada fluida. Contohnya
pada channel head dan tube bundle yang dialiri oleh air laut yang
memiliki kadar garam yang sangat tinggi.
- Pengotoran pada permukaan logam seperti kotoran yang dibawa oleh
air laut yang masuk dari channel head menuju ke tube bundle.
- Temperatur lingkungan yang berubah-ubah juga mempengaruhi
terjadinya korosi. Semakin tinggi temperatur, maka semakin cepat
terjadinya korosi. Contoh korosi yang terjadi pada shell yang
merupakan tempat mengalirnya gas yang bersuhu panas.
Solusi :
Adapun solusi yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya korosi adalah:
37
shell dan tube bundle stabil dan sesuai dengan temperatur yang
ditetapkan.
- Mengecek secara rutin tekanan fluida yang masuk ke dalam shell & tube
cooler tag number E-22. Tujuannya supaya tekanan fluida yang masuk
ke shell & tube cooler tag number E-22 tetap dalam keadaan stabil.
Dari data-data kondisi komponen-komponen shell & tube cooler tag number E-
22 dapat disimpulkan bahwa perawatan & perbaikan yang dilakukan 2 tahun sekali
pada shell & tube cooler tag number E-22 memiliki hasil yang kurang bagus. Terlalu
banyak komponen yang mengalami korosi dan pengotoran sampai-sampai membuat
tube bundle mengalami kebocoran. Oleh sebab itu sebaiknya kita meningkatkan
perawatan & perbaikan serta merencanakan preventive maintenance untuk
kedepannya.
4.3 Perencanaan Preventive Maintenance pada Shell & Tube Cooler Tag Number
E-22
d. Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak pelumas.
38
supaya dapat mengurangi masalah yang timbul pada shell & tube cooler tag number
E-22. Adapun preventive maintenance yang coba penulis rancang adalah sbb:
Tabel 4.1 Jadwal Perawatan Perbaikan pada Shell & Tube Cooler Tag Number
E-22
39
4.3.1 Harian
1) Melihat kebocoran
Tabel 4.2 Form Pengecekan Harian Melihat Kebocoran pada Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22
40
2) Pengecekan temperatur fluida
Tabel 4.4 Form Pengecekan Harian Temperatur Fluida pada Shell & Tube
Cooler Tag Number E-22
41
Gambar 4.9 Automatic Thermometer
4.3.2 Mingguan
42
Support
Saddle
2) Penyetelan
Kegiatan penyetelan yaitu seperti mengencangkan baut yang terdapat pada
support saddle, channel head dengan channel cover, channel head dengan shell
dan shell dengan shell cover. Lihat gambar 4.11 yang ditunjuk dengan panah
warna biru. Baut dikencangkan dengan menggunakan kunci-kunci yang telah
disediakan dan gunakan alat perlindungan diri seperti sarung tangan dll.
Kemudian catat kegiatan penyetelan seperti tabel 4.6.
Tabel 4.6 Form Perawatan Mingguan Penyetelan pada Shell & Tube cooler Tag
Number E-22
43
Gambar 4.11 Posisi Baut Shell & Tube Cooler Tag Number E-22
Pemberian tawas berguna supaya air laut yang berada di dalam bak
penampung benar-benar dalam keadaan bersih. Tawas dapat membersihkan air
laut yang keruh dan menghilangkan partikel-partikel kecil yang terdapat pada air
laut. Dosis tawas yang diberikan adalah menengah yaitu sekitar 60 mg/l. Dengan
diberikannya tawas ke dalam bak penampung air laut dalam waktu sekali
seminggu, maka air laut yang akan dialirkan ke shell & tube cooler benar-benar
bebas dari partikel-partikel kecil yang dapat menjadi kotoran (fouling) yang
menggumpal di tube bundle.
Tabel 4.7 Form Kegiatan Perawatan & Perbaikan Mingguan
44
4.3.3 Tahunan
Kegiatan yang dilakukan pada periode tahunan ini hanyalah mengganti
sacrificial anode yang terdapat pada channel head saja (lihat gambar 2.10 b).
Dalam kegiatan ini mesin harus dalam keadaan stop. Dalam penggantian
sacrificial anode tidak menghabiskan waktu yang lama, karena pekerjaan yang
dilakukan hanya membuka channel cover dan channel head saja. Kegiatan ini
sangat efektif dilakukan, karena sacrificial anode sangat penting dalam
menjaga terjadinya korosi pada channel head, tube bundle dan floating head
cover. Apabila dibandingkan dengan kegiatan perawatan 2 kali setahun, dapat
dilihat komponen-komponen seperti channel head, tube bundle dan floating
head cover telah mengalami korosi, oleh sebab itu penggantian sacrificial
anode dipercepat sekali setahun supaya komponen-komponen tersebut tidak
mengalami korosi.
Adapun langkah kerjanya adalah:
- Persiapkan tool
- Pasang scaffolding. lihat gambar 3.1 dan 3.2
- Keluarkan fluida melalui drain dan outlet nozzle
- Pasang blind pada masing-masing pipa.
- Buka channel cover
- Buka channel head.
- Buka shell cover
- Buka floating head cover
- Ganti sacrificial anode pada channel head dan floating head cover.
- Pasang kembali floating head cover dan ganti gasket dengan yang baru.
- Pasang shell cover
- Pasang channel head dan channel cover. Ganti gasket dengan yang baru
- Lepaskan blind dan scaffolding
- Bersihkan area kerja
- Catat keadaan sacrificial anode pada keterangan.
45
Tabel 4.8 Form Kegiatan Perawatan & Perbaikan Tahunan
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyusun tugas akhir ini, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1) Perawatan & perbaikan yang dilakukan 2 tahun sekali memiliki hasil yang
buruk. Tampak komponen-komponen Shell & tube cooler tag number E-22
mengalami kerusakan seperti korosi pada shell cover, channel cover, shell dan
pengotoran (fouling) pada tube bundle. Bahkan tube bundle mengalami
kebocoran dan tidak bisa digunakan lagi, Itu semua disebabkan karena terlalu
tingginya korosi dan pengotoran pada tube bundle.
2) Penyebab terjadinya korosi adalah karena kadar garam yang terlalu tinggi pada
air laut, temperatur yang tinggi pada lingkungan dan adanya kotoran yang
melekat pada permukaan. Penyebab terjadinya pengotoran (fouling) adalah
karena air laut yang kotor masuk kedalam shell & tube cooler tag number E-
22.
3) Perencanaan preventive maintenance yang akan datang terdiri dari harian,
bulanan dan tahunan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengurangi masalah
serta kerusakan yang terjadi pada Shell & tube cooler tag number E-22.
5.2 Saran
Setelah penulis menyusun tugas akhir ini, maka penulis ingin memberikan
saran yaitu:
1) Ceklah secara teratur keadaan suhu dan tekanan fluida yang mengalir di dalam
shell & tube cooler tag number E-22. Supaya shell & tube cooler tag number
E-22 selalu dalam keadaan stabil.
47
2) Apabila kegiatan preventive maintenance masih dirasa kurang, maka
tambahkanlah kegiatan-kegiatan lain dalam melakukan perawatan dan
perbaikan shell & tube cooler.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Lampiran 1. Komponen-komponen yang telah dicoating (cat)
floating head cover yang telah dicoating dan dipasang sacrificial anode
PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE)
PEMELIHARAAN DARURAT
(EMERGENCY MAINTENANCE)
PENYETELAN
MINOR MAYOR
RUNNING OVERHOUL OVERHOUL
MAINTENANCE
PEMELIHARAAN RAMALAN
(PREDICTIVE MAINTENANCE)
Lampiran 3 spesifikasi shell & tube tag number E-22