Anda di halaman 1dari 1

Sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok Program

Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang teknologi, yakni Widodo (Pendidikan Teknik Mesin), Rizki Edi Juwanto
(Pendidikan Teknik Elektronika), dan Osiany Nurlansa (Pendidikan Teknik Informatika)
mengembangkan AutomaticMesin Sangrai Penggoreng Biji Melinjo. Widodo selaku ketua menjelaskan bahwa alat
ini mempunyai tiga kelebihan, yakni pengaturan untuk besar kecilnya nyala panas diatur dalam regulator
otomatis yang dikendalikan oleh sensor suhu, sistem pengaduk yang otomatis oleh controller, dan
pengembangan sistem desain yang lebih baik.
Pengembangan alat ini dilatarbelakangi oleh pengamatan kelompok ini terhadap proses pembuatan emping
melinjo, khususnya di daerah Sayegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang sepenuhnya masih konvensional,
dan memakan banyak waktu serta tenaga, yaitu dengan memanaskan di atas tungku menggunakan alas batok
kelapa dan kapasitas yang masih terbatas. Dengan adanya alat ini, diharapkan proses sangria biji melinjo
menjadi lebih efektif dan efisien.
Penerapan alat ini mendapatkan respon yang sangat bagus dari mitra karena mampu meningkatkan penghasilan
dan hasil proses sangrai biji melinjo merata dan tidak mengeluarkan asap.
Pengembangan alat ini sendiri didanai oleh PKM tahun 2013 yang bertujuan untuk membantu pengusaha mikro
emping melinjo agar proses produksi mereka meningkat. Dr. Wagiran, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, sangat apresiasif dengan adanya kreativitas mahasiswa dalam hal pengembangan teknologi tepat guna
yang membantu masyarakat. Beliau menghimbau pada mahasiswanya untuk mempersiapkan event lomba yang
terdekat, baik nasional maupun internasional.
Proses pembuatan Automatic Mesin Sangrai Penggoreng Biji Melinjo ini juga melibatkan Erric Yulistyono selaku
adik tingkat di FT UNY. “Ke depan alat kami akan memproduksi alat ini dalam skala besar demi memenuhi
kebutuhanhome industri serta kami juga berencana untuk mematenkan inovasi kami ini,” ungkapnya.
“Semoga alat ini dapat membantu dalam proses produksi emping melinjo terutama UKM di daerah Sayegan,
Sleman, DIY yang masih aktif memproduksi makanan yang telah terkenal dan menjadi salah satu kuliner khas di
Indonesia ini,” tutupnya. (widodo

Anda mungkin juga menyukai