Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING


PISANG MENJADI SALE OTOMATIS
BERBASIS MIKROKONTROLER

BAGUS DWI ARIYANTO


NIM. 201852005

DOSEN PEMBIMBING
Budi Gunawan,ST,MT.
Dr.Solekhan,ST.MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING


PISANG MENJADI SALE OTOMATIS
BERBASIS MIKROKONTROLER

BAGUS DWI ARIYANTO


NIM. 201852005

Kudus, 1 November 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Budi Gunawan,ST,MT. Dr.Solekhan,ST.MT.


NIDN. 0613027301 NIDN. 0619057201

Mengetahui
Ketua Program Studi Koordinator Skripsi
Teknik Elektro

Imam Abdul Rozaq, S.Pd., M.T. Mohammad Iqbal, S.T, M.T.


NIDN. 0629088601 NIS. 0619077501
A. IDENTITAS PENGUSUL
Nama : Bagus Dwi Ariyanto
NIM : 201852005
Dosen Wali : Budi Gunawan,ST,MT.

B. TEMA & JUDUL SKRIPSI


Tema : Merancang Bangun Teknologi Tepat Guna untuk UMKM berupa
Alat Pengering Pisang Menjadi Sale Otomatis Berbasis
Mikrokontroler yang bisa mengindikasiakan kering tidaknya sale
pisang sekaligus penambahan Sinar UV dapat mensterilkan Udara
yang terdapat kandungan Bakteri sehingga Pisang dapat
terminimalisir dari Bakteri.
Judul : Rancang Bangun Alat Pengering Pisang Menjadi Sale Otomatis
Berbasis Mikrokontroler.

C. RINGKASAN
Proses Pengeringan Sale Pisang dengan cara manual pada umumnya
membutuhkan waktu Penjemuran dengan Matahari selama 3 sampai 6 hari
bahkan akan lebih lama lagi jika sudah masuk waktu musim penghujan. Hal ini
dapat memperlambat Produktivitas UMKM Sale Pisang dalam pembuatan Sale
Pisang. (Aratama & Surya, 2020). Untuk mengatasi permasalahan pada
pengeringan dengan cara manual dapat dibuatkanya Alat mekanis (pengering
buatan) Pengering Sale Pisang.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat Alat Pengering Sale Pisang
yang bekerja secara Otomatis dengan Penambahan indikator Beban Berupa Sensor
Loadcell dan Penambahan Sinar UV untuk mensterilkan udara dari bakteri
sehingga kandungan bakteri pada pisang dapat terminimalisir.

1
D. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena
jumlah produksi dari petani pisang lebih besar di bandingkan petani buah lainnya.
Produksi pisang di Indonesia yang cukup tinggi banyak masyarakat memanfaatkat
pisang dan menjadikannya produk jajanan atau cemilan dari olahan pisang. Salah
satunya ialah pengolahan pisang menjadi oalahan Sale Pisang. (Aratama & Surya,
2020)

Industri Sale Pisang merupakan industri rumah tangga. Sale pisang


merupakan makanan cemilan yang terbuat dari buah pisang matang yang di
keringkan terdahulu sampai kadar air tertentu. Umumnya proses penjemuran
manual menggunakan panas matahari membutuhkan waktu pengeringan selama 3
sampai 6 hari. Pengeringan secara alami cukup ekonomis karena tidak
mengeluarkan banyak biaya,namun pengeringan dengan cara manual tergantung
pada cuaca. Pengeringan menggunakan matahari dapat mengurangi ke higenisan
sale pisang tersebut karena rentan terhadap kotoran maupun bakteri. Untuk
mengatasi permasalahan pada pengeringan dengan cara manual dapat dibuatkanya
Alat mekanis (pengering buatan) Pengering Sale Pisang. (Aratama & Surya,
2020).

Dari Perancangan alat terdahulu Oleh (Budihartanto et al., 2007) yang


membuat Alat Pengering Pisang Menjadi Sale Berbasis Mikrokontroler. Alat ini
Minggunakan Mikrokontroler AT89S51 dan Sensor yang di guanakan ialah
Modul Sensor DS1820. Suhu ideal yang di dapat pada saat pengeringan sale
pisang yakni dengan menggunakan suhu panas 90℃ selama waktu 2 jam dengan
kadar air turun 28,275%. Sebagai tombol masukan pengaturan alat ini
menggunakan Keypad digunakan untuk memasukkan input suhu dan waktu
pengeringan, serta input untuk mematikan oven. Matriks keypad 4x4 yang
digunakan merupakan susunan 16 push button yang membentuk sebuah keypad
sebagai sarana masukan ke mikrokontroler. Matriks keypad 4x4 dengan 8 jalur
port parallel yang dihubungkan pada port 2 mikrokontroler.

2
Penelitian selanjuatnya terkait penggunaan Sinar UV oleh (Siswanto et al.,
2015) dengan judul Rancang Bangun Alat Germicidal Udara Menggunakan Sinar
Ultraviolet. Pencemaran udara dapat memicu peningkatan jumlah bakteri yang
terkandung di udara. Kebutuhan udara yang bekualitas dan steril mulai meningkat.
Misalnya ruangan untuk balai kesehatan skala kecil yang tidak memiliki fasilitas
penyeterilan udara. Hal ini dapat menurunkan pelayanan kesehatan yang
dilakukan di ruangan tersebut. Begitupun pada ruangan penyimpanan obat dan
makanan. Sirkulasi udara yang steril akan mampu membuat obat-obatan ataupun
makanan yang disimpan menjadi lebih awet.

Dari Perancangan Alat terdahulu penulis bermaksud untuk pembaharui


komponen pada alat serta membuatan alat yang bekerja secara otomatis dengan
penambahan Sensor LoadCell sebagai Indikator Beban serta penambahan Sinar
UV untuk menetralisir udara yang terdapat kandungan bakteri. Komponen-
komponen yang di gunakan ialah komponen terbaru seperti Arduino Uno R3
Atmega32P, Modul Sensor DS18B20, Modul Relay,Buzzer,elemen pemanas dari
kompor listrik dan penambahan Sinar UV (Ultra Violet). Alat ini bekerja sacara
otomatis menggunakan Mikrontroler Arduino Uno R3 Atmega32P sebagai
kendali utamanya. Sensor Suhu yang di gunakan ialah sensor model terbaru yaitu
Modul Sensor Suhu DS18B20. Untuk mengetahui keringnya sale pisang ini
terdapat modul timbangan yang di fungsikan sebagai indikator kering tidaknya
pisang dan mengetahui beban berat yang ada pada sale pisang yang mulanya
terdapat kandungan kadar air. Alat ini terdapat elemen pemanas yang terbuat dari
kumparan kompor listrik. Terdapat juga Blower,blower berfungsi untuk mengatur
sirkulasi udara dengan mengambil udara dari luar ruang pengering sehingga dapat
menjaga suhu agar stabil sesuai dengan inpu-tan yang di berikan. di samping itu
Penambahan Sinar UV (Ultra Violet) dapat menetralisir udara yang mengandung
Bakteri sehingga pisang yang mengandung bakteri terminimalisir.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut :

3
1. Bagaimana Suhu Ideal dari Sale Pisang Tersebut!
2. Bagaimana Menentukan Indikator Kering Tidaknyan Sale Pisang!
3. Bagaimana Mengetahui Kadar Berkurangnya Bakteri Yang Ada Pada Sale
Pisang!

3. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang ada dan untuk memfokuskan
permasalahan yang akan di teliti, maka perlu adanya batasan masalah sebagai
berikut :

1. Kapasitas alat maksimal 2 kilo.


2. Sistem pemanas yang di gunakan menggunakan elemen pemanas dari
kompor listrik
3. Alat untuk meminimalisir bakteri yang di guanakan ialah lampu UV.
4. Pengambilan sempel kandungan Bakteri pada Sale Pisang di lakukan di
Laboratorium Gedung Pertanian.

4. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat Alat Pengering Sale Pisang
yang bekerja secara Otomatis dengan Penambahan indikator Beban Berupa
Sensor Loadcell dan Penambahan Sinar UV untuk mensterilkan udara dari
bakteri sehingga kandungan bakteri pada pisang dapat terminimalisir.

5. Manfaat
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagi Pengguna
Penerapan Teknologi Tepat Guna ini mampu membantu dalam
mempercepat produktivitas UMKM sale pisang.
2) Bagi Instansi
Sebagai media pembelajaran Mahasiswa atau gagasan untuk
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK).

4
E. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terkait produksi pisang di indonesia oleh (Aratama & Surya,
2020). Produksi pisang di Indonesia yang cukup tinggi tidak sebanding dengan
tingkat konsumsi masyarakat, sehingga mengakibatkan banyaknya pisang yang
tidak dimanfaatkan karena daya simpan buah pisang yang relatif singkat. Salah
satu solusi dari masalah ini adalah dengan membuat pisang menjadi produk
olahan yaitu salai pisang.
Industri sale pisang salah satu industri rumah tangga. Usaha sale pisang
goreng menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibanding usaha keripik
pisang goreng. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usaha sale
pisang goreng memiliki prospek yang sangat baik Salai pisang dibuat dari pisang
matang dengan cara pengasapan atau pengeringan matahari. Proses pengasapan
mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tidak baik bagi kesehatan jika
terhirup terus menerus. Proses pengeringan pisang di bawah terik matahari
membutuhkan waktu cukup lama, tiga sampai enam hari. Untuk perlu dirancang
alat yang bisa mempercepat proses pengeringan sehingga kapasitas produksi
meningkat
Penelitian terkait membuat Alat Pengering Sale Pisang Berbasis
Mikrokontroler oleh (Budihartanto et al., 2007), dengan judul Alat Pengering
Pisang Menjadi Sale Berbasis Mikrokontroler yang membahas tentang
pembuatan alat pengering pisang, tujuan Alat pengering pisang otomatis berbasis
mikrokontroler yang dibuat pada penelitian ini bertujuan untuk mengeringkan
pisang sehingga menghasilkan produk makanan yang disebut sale dengan
tampilan LCD, input-an berupa keypad dan Buzzer sebagai tanda bahwa proses
telah selasai. Alat pengering pisang otomatis ini memiliki ukuran panjang 40 cm,
dan tinggi 35 cm. kadar air pengeringan 90°C selama 2 jam tersebut jika
dibandingkan dengan sale pembanding maka memiliki selisih sebagai berikut:
Selisih relatif kadar air = 28,275 - 22,372 = 5,903%. Dari selisih relatif kadar air
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pemanasan dengan suhu 90°C
selama 2 jam lebih mendekati karakteristik sale.
Adapun kerja dari masing-masing blok pada alat adalah sebagai berikut:

5
• Mikrokontroler AT89S51 digunakan sebagai pengontrol kerja semua
komponen digital.
• LCD berfungsi sebagai media output untuk memantau status kerja alat
serta sebagai display input suhu dan waktu yang dimasukkan melalui
keypad pada awal input.
• Keypad digunakan sebagai media input untuk memberikan setting waktu
dan suhu selama pemanasan berlangsung.
• Sensor suhu DS1820 digunakan untuk mengukur serta memantau suhu
ruang oven saat pemanasan berlangsung.
• Pemanas digunakan untuk meningkatkan suhu ruang pemanas agar
mencapai suhu sesuai dengan input-an yang diberikan.
• Kipas digunakan untuk mengatur sirkulasi udara, yaitu mengeluarkan
udara yang terasa panas, sehingga dapat menjaga suhu dalam ruang
pemanas sesuai dengan input-an yang diberikan.
• Buzzer digunakan sebagai tanda proses telah selesai dan pada saat itu juga
seluruh kinerja alat akan berhenti

Komponen pendukung utama alat tersebut :

1) Modul Sensor DS1820


Sensor Digital thermometer DS1820 merupakan sensor suhu yang
menyediakan pembacaan suhu 9-bit dengan cara mengindikasi tinggi suhu pada
suatu alat. Suhu yang mampu dibaca oleh sensor suhu DS1820 mulai dari -55
sampai +125°C dengan peningkatan suhu 0,5 Jika dalam derajad Fahrenheit (0 F)
sama dengan -67 sampai +257°F dengan kenaikan suhu 0,9°F. Dengan lama
konversi suhu menjadi output digital yang hanya memakan waktu berkisar dari
200–750 ms.
Pembacaan suhu yang dikirim dari sensor suhu DS1820 hanya melalui
sebuah line data, jadi hanya 1 kabel (dan Ground) dibutuhkan untuk konektifitas
dari sebuah mikroprosesor dengan sensor suhu DS1820. Sumber tenaga untuk
pembacaan, penulisan, dan performa konversi suhu dapat diperoleh dari line
datanya sendiri dengan tanpa membutuhkan sumber tenaga tambahan

6
Oleh karena masing-masing dari sensor suhu DS1820 terdiri dari nomor
serial silikon yang unik, maka berbagai bagian dari sensor suhu DS1820 dapat
bekerja sekaligus melalui 1 kabel bus. Dengan kemampuannya ini, maka sensor
dapat ditempatkan pada banyak tempat yang berbeda.(Budihartanto et al., 2007)

Bentuk fisik dan konfigurasi pin dari sensor suhu DS1820 disajikan pada
Gambar berikut :

Gambar 1 Bentuk Fisik Serta Konfigurasi Pin


Sumber : (Budihartanto et al., 2007, p. 43)

2) Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dilengkapi dengan fasilitas I/O


dan memori (RAM/ROM) dan dikemas dalam suatu chip tunggal. Mikrokontroler
AT89S51 merupakan bagian dari keluarga mikrokontroler MCS-51 dan termasuk
jenis 8051. MCS-51 diawali oleh Intel yang mengenalkan mikrokontroler tipe
8051 pada awal tahun 1980-an. Pada alat ini mikrokontroler yang digunakan
adalah mikrokontroler AT89S51. Mikrokontroler tersebut mempunyai fasilitas In
System Programming (ISP). AT89S51 tersebut dapat langsung diprogram pada
rangkaian aplikasi yang dibuat tanpa harus melepas IC tersebut, hal ini merupakan
salah satu keuntungan yang terdapat pada AT89S51.(Budihartanto et al., 2007)

Spesifikasi secara umum mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut:

• 8K bytes of In-System Programmable (ISP) flash memory yang dapat


dihapus dan ditulis ulang sampai 1000 kali;
• Full Duplex UART serial chanel;

7
• Three 16 – bit timer / counter;
• Dual Data Pointer;
• Fast Programing Time;
• Flexible ISP Programming.
Konfigurasi dan Deskripsi Pin AT89S51 Konfigurasi pin mikrokontroler
AT89S51 secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 2 Konfigurasi pin mikrokontroler AT89S51


Sumber : (Budihartanto et al., 2007, p. 44)

Penelitian Berikutnya oleh (Siswanto et al., 2015) dengan judul Rancang


Bangun Alat Germicidal Udara Menggunakan Sinar Ultraviolet. Udara merupakan
campuran mekanisme dari berbagai macam gas, komposisi normal udara terdiri
dari gas nitrogen 78.1% oksigen 20.9% dan karbon dioksida 0.03% sementara
selebihnya berupa argon, neon, kripton, xenon helium, dan lain lain. Udara juga
mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan. Pencemaran
udara dapat membahayakan kesehatan manusia dan memberikan dampak yang
luas terhadap fauna, flora, dan terhadap ekosistem yang ada. Pencemaran udara
dapat memicu peningkatan jumlah bakteri yang terkandung di udara. Kebutuhan
udara yang bekualitas dan steril mulai meningkat. Misalnya ruangan untuk balai
kesehatan skala kecil yang tidak memiliki fasilitas penyeterilan udara. Hal ini
dapat menurunkan pelayanan kesehatan yang dilakukan di ruangan tersebut.
Begitupun pada ruangan penyimpanan obat dan makanan. Sirkulasi udara yang
steril akan mampu membuat obat-obatan ataupun makanan yang disimpan
menjadi lebih awet.

8
Dari ke dua Penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya,penelitian yang
akan penulis lakukan bermaksud untuk memperbaharui Teknologi terdahulu
dengan membuat Alat Pengering Pisang Menjadi Sale Otomatis Berbasis
Mikrokontroler dan penerapan Sinar UV dalam mensterilkan udara sehingga
kandungan bakteri pada pisang dapat terminimalisir. Berikut beberapa komponen
yang di butuhkan dalam pembuatan alat :

1) Arduino Uno R3
Atmega 328 adalah chip mikrokontroler 8-bit berbasis AVR-RISC buatan
Atmel yang memiliki 32 KB memori ISP flash dengan kemampuan baca-tulis
(read/write), 1 KB EEPROM, 2 KB SRAM dan karena kapasitas memori Flash
sebesar 32 KB inilah kemudian chip ini diberi nama ATmega328. Kelengkapan
fitur yang terdapat dalam modul Arduino UNO membuat modul ini mudah untuk
digunakan, hanya dengan menghubungkan modul Arduino UNO dengan PC
menggunakan kabel USB atau menggunakan adapter DC – DC, maka modul siap
digunakan. Modul Arduino UNO merupakan sebuah platform komputasi fisik
yang bersifat open source (Nugroho et. al, 2015). Dalam penggunaanya, modul
Arduino UNO disandingkan dengan sebuah bahasa pemrograman C yang
dituliskan menggunakan IDE (Integrated Development Environment).(Handoko,
2017)

Gambar 3 Modul Arduino UNO


Sumber : (Handoko, 2017, p. 3)

2) Modul Sensor Suhu DS18B20


DS18B20 adalah sensor suhu digital seri terbaru dari Maxim IC (dulu yang
buat adalah Dallas Semiconductor, lalu dicaplok oleh Maxim Integrated

9
Products). Sensor ini mampu membaca suhu dengan ketelitian 9 hingga 12-bit,
rentang -55°C hingga 125°C dengan ketelitian (+/-0.5°C).
Setiap sensor yang diproduksi memiliki kode unik sebesar 64-Bit yang
disematkan pada masing-masing IC, sehingga memungkinkan penggunaan sensor
dalam jumlah besar hanya melalui satu kabel saja (single wire data bus/1-wire
protocol). Sensor Ini merupakan komponen yang cukup baik di bandingkan sensor
lainnya, dan merupakan batu patokan dari banyak proyek-proyek data logging dan
kontrol berbasis temperatur.(Natsir et al., 2019)

Gambar 4 Sensor Suhu DS18B20


Sumber : (Natsir et al., 2019, p. 70)

3) LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2


Liquid Cristal Display (LCD) adalah sebuah komponen elektronika yang
dipergunakan untuk menampilkan karakter,tulisan dan huruf, LCD menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. Dalam modul LCD terdapat mikrokontroller
yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter dilengkapi dengan memori
dan register. Modul LCD Juga terdapat pin, yang salah satunya berfungsi untuk
jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan. Gambar di bawah
ini merupakan LCD (Liquid Crystal Display).(Nusyirwan et al., 2020)

Gambar 5 Liquid Crystal Display (LCD)


Sumber : (Nusyirwan et al., 2020, p. 51)

10
4) Modul I2C (Inter Integratred Circuit)
Penggunakan I2C Serial pada LCD dapat menghemat jumlah pin yang
tersedia di dalam arduino dan membuat sketch pemrograman menjadi simple serta
dapat menjaga LCD agar tidak cepat rusak. Di bawah ini gambar Modul I2C
(Inter Integratred Circuit).(Nusyirwan et al., 2020).

Gambar 6 Modul I2C (Inter Integratred Circuit)


Sumber : (Nusyirwan et al., 2020, p. 51)

5) Loadcell
Loadcell adalah sebuah perangkat listrik yang dapat mengubah suatu
energi listrik menjadi energi lainnya yang biasa digunakan untuk mengubah suatu
gaya menjadi sinyal listrik.(BETA, 2019)

a. Tegangan sumber : max DC 10V


b. Beban : max 5000 gr (5 Kg)
c. Luaran : 0,1 mV ~ 1,0 mV / V (skala 1:1000 terhadap tegangan
masukan, margin error ≤1,5%)
d. Suhu operasional : -20 ~ +65°C
e. Bahan :Aluminium alloy Dimensi : 8 cm x 1,25 cm x 1, 25 cm

Gambar 7 Sensor Sel Beban


Sumber :(BETA, 2019, p. 11)

11
6) HX711
Modul HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja
mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan
mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada.

Gambar 8 Modul HX711


Sumber : (BETA, 2019, p. 11)

• Vin : DC 5V
• Arus : 10 mA
a. digital serta pengembangannya?
b. Membuat cara penampilan hasil pengukuran Loadcell pada sebuah
tampilan LCD 16x2 dengan arduino.
c. Membuat cara mengatur timbangan agar dapat menimbang berat
sesuai dengan berat yang diinginkan.

7) Lampu UV ( Ultra Violet)


Untuk meminimalisir bakteri digunakan lampu UV-C produksi PHILIPS
(TUV 8W FAM). Hasil pengukuran jumlah kontaminasi bakteri pada udara
ruangan setelah treament selama 45 menit didapatkan nilai sebesar 6 x cfu/ .
Dengan menggunakan rumus untuk menghitung efektifitas penurunan
kontaminasi fungi setelah dilakukan treatment selama 45 menit didapatkan
efektifitas sebesar 94.1% Tingkat inaktifasi fungi belum mampu mencapai angka
100% dikarenakan beberapa fungi yang masih berbentuk spora relatif tahan
terhadap sinar UV. digambarkan pada Gambar di bawah ini.(Siswanto et al.,
2015).

12
Gambar 9 Lampu UV (Ultra Violet)
Sumber : (Siswanto et al., 2015, p. 266)

8) Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,
dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A. (Nanda Syaputra: Modul Relay, 2021)

Gambar 10 Modul Relay 1 Channel


Sumber : (Nanda Syaputra: Modul Relay, 2021)

Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai
peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan
elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh
nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan
perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF. (Nanda Syaputra:
Modul Relay, 2021).

13
9) Kipas Pendingin AC220

Gambar 11 Kipas Pendingin AC220


Sumber : (Kipas AC 220 Volt Pendingin Power Amplifier, 2021)

Penambahan blower berfungsi sebagai alat mengeluarkan panas sehingga suhu


panas stabil sesuai inputan.

Deskripsi :
• Kipas AC 220 Volt Pendingin Power Amplifier
• Ukuran : 12 cm x 12 cm x 3.7 cm ( tebal )
• Frekuensi : 50 / 60 Hz - Arus : 0.14A
• Dapat berfungsi sebagai exhaust fan atau kipas
• Berdaya Listrik 30W Arus AC 220V (Bukan Air Conditioner)
• Banyak digunakan untuk mendinginkan alat listrik - Dilengkapi pengaman
baling2
• Bisa mendinginkan peralatan elektronik rumah tangga/ruangan kecil
sehingga tidak panas atau pengap

10) Elemen Pemanas (Heater).

Heater adalah sebuah alat pemanas yang biasanya terbuat dari logam yang
berupa lempengan, silinder pejal maupun berupa kawat pejal yang dibentuk
menjadi spiral, sedangkan hotplate adalah sebuah pemanas yang berupa piringan
yang didalam piringan tersebut terdapat elemen heater yang bisa berupa logam
nichrome, tungstenatau lainnya, tetapi sering sekali digunakan sebagai pengganti
salah satu pembakar dari berbagai oven atau bagian atas dari kompor masak di
lihat pada gambar di bawah ini.(Indriani et al., 2017)

14
Gambar 12 Elemen Pemanas
Sumber : (Indriani et al., 2017)

11) Buzzer
Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi electromagnet. Kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap Gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat.(Alfa et al., 2013)

Gambar 13 Buzzer
Sumber : (Alfa et al., 2013)

15
F. METODOLOGI
Metodologi Rancang Bangun Alat Pengering Pisang Menjadi Sale
Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini terdiri dari beberapa tahap antara lain studi
literature, perancangan hardware, perancangan software,pembuatan alat dan
pengujian alat.

Mulai

Studi Literatur

Perancangan
Hardware

Perancangan
Software

Pembuatan
Alat

Identifikasi
Uji Coba Alat
Masalah

Pengambilan
Data

Selesai

Gambar 14 Diagram Alur Flowchart Tahap Alur Kegiatan.

16
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari kajian–kajian
yang perah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan bersumber dari
jurnal-jurnal yang relevan.

2. Perancangan Hardware
Pada tahap ini perancangan hardware dimulai dari menentukan
komponen apa saja yang akan diperlukan yang memenuhi kebutuhan.

LoadCell
Sensor DS18B20 LCD 16 x 2

I2C

Modul HX711
Arduino Uno R3

DC12V
Relay

AC220V
Blower Elemen
Lampu UV

Gambar 15 Perancangan Hardware.

17
Berikut adalah bahan-bahan yang di gunakan dalam perancangan
dalam Wiring Arduino Uno.

Table 1 Bahan Komponen Wiring Arduino Uno.

Nama Barang Unit Harga

Arduino uno 1 Rp 80.000,00


LoadCell dan Modul HX711 1 Rp 30.000,00
Sensor Suhu DS18B20 1 Rp 14.000,00
LCD I2C 1 Rp 33.000,00
Relay 3 Channel 1 Rp 40.000,00
Blower Fan AC 220 12x12 1 Rp 47.000,00
Elemen Kompor Listrik 2 Rp 22.000,00
Lampu Philips Sinar UV 4W 1 Rp 135.000,00
Adaptor 12 V 1 Rp 35.000,00
Buzzer 1 Rp 12.000,00
Total Biaya Rp 448.000,00

18
3. Perancangan Software
Pada tahap ini dapat dijelaskan tentang bagaimana langkah kerja dari
Rancang Bangun Alat Pengering Pisang Menjadi Sale Otomatis Berbasis
Mikrokontroler, lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart dibawah ini :

Mulai

Inisialisasi Sensor
Suhu DS18B20
Inisialisasi Sensor
LoadCell

Beban Ada
dan Elemen
On

Elemen ON
Suhu 90 Tidak
Blower dan UV OFF

Ya

Elemen OFF
Blower dan UV ON

Tidak
Beban <30%

Ya

Buzzer ON 1 menit selesai

Gambar 16 Flowchart Langkah Kerja Alat.

19
4. Pembuatan Alat
Perancangan dan pembuatan alat ini di buat agar memudahkan penulis
dalam proses pembuatan alat dan pembaca atau orang lain agar dapat
memahaminya. Berikut gambar Rancang Bangun Alat Pengering Pisang Menjadi
Sale Otomatis Berbasis Mikrokontroler tampak depan.

Elemen Pemanas Rak Pisang


Sensor DS18B20
40 cm 50 cm

Blower Led Saklar


30 cm

LCD I2C

Saklar
Sinar UV

Sensor LoadCell Buzzer

Gambar 17 Rancang Alat Pengering Sale Pisang.

20
5. Pengujian Alat
Pada tahap ini merupakan tahapan pengujian Alat Pengering,
tahapan ini digunakan untuk mengetahui apakah Pengering sudah sesuai
dengan keinginan atau ada kesalahan. Pengujian dilakukan beberapa tahap
yaitu :

1. Tahap pertama : Pengujian pembacaan sensor suhu DS18B20 di


bandingkan dengan alat ukur Termometer Digital ,dapat di lihat pada
Tabel 2 di bawah ini.
Table 2 Hasil Uji Pembacaan Sensor DS18B20.

NO. SUHU (℃) ERROR(%)


Sensor DS18B20 Alat ukur
1.
2.
3.
4.
5.

2. Tahap Kedua : Pengujian pembacaan sensor beban (loadcell) dengan


alat ukur timbangan digital.dapat di lihat pada tabel 3 di bawah ini.
Table 3 Hasil Uji Pembacaan Sensor LoadCell.

NO. BEBAN (GRAM/KILO) ERROR(%)


Sensor Loadcell Alat ukur
1.
2.
3.
4.
5.

21
3. Tahap Ketiga : Pengujian Efektivitas perbandingan dengan
pengeringan menggunakan alat dan pengeringan menggunakan
matahari dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Table 4 Data EPisang basah menjadi kering.
WAKTU TINGKAT
NO. PENGERING PISANG SUHU (℃)
SELESAI KEKERINGAN (%)

Menggunakan Alat Pengering


1.

Menggunakan Matahari
2.

4. Tahap Keempat : Pengujian Kadar Bakteri di bandingkan dengan


Alat Pengering dan pengeringan menggunakan matahari dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Table 5 Pengujian Perbandingan Kandungan Bakteri.
TINGKAT BERKURANGNYA
NO. PENGUJIAN PADA LABORATORIUM
BAKTERI (%)
Sempel Yang Di Sinari UV Pengeringan
1. Menggunakan Alat
Sempel Yang Tidak Di Sinari UV
2. Pengeringan Menggunakan Matahari
SELISIH

22
G. JADWAL KEGIATAN

Okt Nov Des Jan Feb Mar


No KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi literatur
2. Perancangan Hardware
3. Perancangan Software
4. Uji Coba dan Evaluasi
5. Pengambilan Data
6. Penulisan laporan

Table 6 Jadwal Kegiatan.

23
H. DAFTAR PUSTAKA
Alfa, P. T., Carrefour, R., Minggu, P., Christian, J., Komar, N., & Board, C.
(2013). Prototipe Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan
Sensor Gas MQ2 , Board Arduino Duemilanove , Buzzer , dan Arduino GSM
Shield pada. 58–64.

Aratama, B. A., & Surya, A. (2020). Alat pengering sale pisang dengan energi
surya banana sale dryer with solar energy. 1, 54–66.
https://doi.org/10.37373/msn.v1i2.35

Beta, S. (2019). Modul Timbangan Benda Digital. 15(1), 10–15.

Budihartanto, A. A., Satyoadi, M., Setyoadi, M., & Pustaka, T. (2007). Alat
Pengering Pisang Menjadi Sale Berbasis Mikrokontroler. Widya Teknik,
6(1), 42–55.

Handoko, P. (2017). Sistem Kendali Perangkat Elektronika Monolitik Berbasis


Arduino Uno R3. November, 1–2.

Indriani, A., Studi, P., Elektro, T., & Bengkulu, U. (2017). Mikrokontroler
Genuino Uno Dan Solar Sel Untuk Pasar Pedati Dan Desa Harapan
Utilization of Drying System Using Genuino Uno Microcontroller and Solar
Cell for Processing of Agricultural Products of Pasar Pedati and Harapan.
103–112.

Natsir, M., Rendra, D. B., Derby, A., Anggara, Y., Studi, P., Sistem, R.,
Informasi, F. T., Raya, U. S., Otomatis, S. K., Pendahuluan, I., Keputusan,
M., & Kesehatan, M. (2019). Implementasi Iot Untuk Sistem Kendali Ac.
6(1).

Nusyirwan, D., Dharmawan, R., Sampah, T., Dengan, P., & Suara, P. (2020).
Sembarangan Di Sekolah. 14(1), 48–58.

Siswanto, F., Suryo, S. H., Jurusan, M., Mesin, T., Teknik, F., Diponegoro, U.
(2015). Rancang Bangun Alat Germicidal Udara Menggunakan Sinar. 3(3),
264–273.

24

Anda mungkin juga menyukai