Anda di halaman 1dari 1

Hazardous Waste Management & Transport Services

Office: Jln. Raya Pasir Putih KM 8.5 No. 777 Siak Hulu Kab Kampar - Riau

NALURI UNTUK SELAMAT

Sejak kita dilahirkan, kita telah diberi naluri untuk tetap selamat. Sistem keselamatan diri juga
telah ada pada saat itu. Ibu sebagai penjaga keselamatan ditambah dengan kemampuan
menangis bila merasa tak nyaman serta kemampuan untuk makan dan minum. Sampai kita
menjadi manusia dewasapun sistem keselamatan diri tetap ada, namun terbatas pada bahaya
yang kita ketahui saja.

Sistem keselamatan diri ini berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan akan bahaya.
Karyawan yang belum berpengalaman tentu akan berbeda dengan karyawan yang sudah
berpengalaman. Karyawan yang berpengalaman telah mengalami proses belajar sehingga dalam
melaksanakan pekerjaannya sudah mengenal bahaya terkait dan sudah mampu
mengantisipasinya secara naluriah. sebagai contoh seorang supir berpengalaman, memiliki
kemampuan secara naluri kapan harus menginjak rem, kapan harus memindahkan gigi persneling,
kapan harus berbelok dan seterusnya.

Masalahnya dalam mengembangkan keahlian setiap orang memiliki caranya masing-masing.


Apabila dalam perjalanan pengalamannya diisi dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik maka
nalurinya akan terlatih untuk melakukan hal yang tidak baik pula. Kebiasaan terburuk bagi
keselamatan adalah kebiasaan mengabaikan bahaya. Bila kita biasa mengabaikan bahaya maka
kemampuan untuk mengetahui adanya bahaya menjadi tidak peka, otak menjadi bodoh dalam
menganalisa bahaya, sehingga ketika bahaya itu datang kita akan terkejut-kejut menghadapinya
bahkan mungkin kita tidak sempat lagi untuk mengatasinya.

Sikap waspada dan membiasakan diri melakukan setiap hal dengan cara yang aman merupakan
perlindungan terbaik bagi keselamatan kita. Sikap waspada adalah sikap untuk selalu peka
terhadap bahaya sedangkan kebiasaan melakukan dengan aman akan melatih naluri untuk
bertindak aman.

Rabu, 21 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai