Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO PONTIANAK

DAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOEDARSO

NOMOR PIHAK KESATU : B/ /I/2021/Spk-RS.BHY


NOMOR PIHAK KEDUA : 119/ /RSDS/PNJ/2021

TENTANG

PENGGUNAAN FASILITAS KAMAR JENAZAH

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh
Satu (04-01-2021), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. SUGIYATO : Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Anton


Soedjarwo Pontianak, berkedudukan dan
berkantor di Jalan Karel Satsuit Tubun No.
14 Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Rumah Sakit Bhayangkara Anton
Soedjarwo Pontianak, selanjutnya dalam
perjanjian ini disebut PIHAK KESATU.

2. YULI ASTUTI SARIPAWAN : Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter


Soedarso, berkedudukan dan berkantor di
Jalan Dokter Soedarso No. 1 Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Rumah
Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut
PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama dalam
Perjanjian Kerja Sama ini disebut PARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri
disebut PIHAK.

Berdasarkan hal tersebut diatas, sesuai dengan kedudukan dan kewenangan


masing-masing, PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk melaksanakan
Perjanjian Kerja Sama (selanjutnya disebut “Perjanjian”) antara Rumah Sakit
Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak dan Rumah Sakit Umum Daerah
Dokter Soedarso, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1

1 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud dari Perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksanaan kerja sama
bagi PARA PIHAK dalam penggunaan fasilitas Kamar Jenazah.
(2) Perjanjian ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam
penggunaan Kamar Jenazah PIHAK KEDUA, yang diperlukan oleh PIHAK
KESATU guna melaksanakan Pelayanan Medis Forensik dan Medikolegal
dalam area wilayah Pontianak Kota baik yang bersifat tunggal maupun
massal berdasarkan ketentuan yang telah disepakati oleh PARA PIHAK.

Pasal 2
OBJEK KERJA SAMA

Objek dalam Perjanjian ini adalah penggunaan Kamar Jenazah PIHAK KEDUA
antara Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak dan Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soedarso.

Pasal 3
RUANG LINGKUP

(1) Melaksanakan Pelayanan Medis Forensik dan Medikolegal dalam area


wilayah Pontianak Kota baik yang bersifat tunggal maupun massal atau
dalam keadaan luar biasa.
(2) PIHAK KESATU dalam pelaksanaan pelayanan sebagaimana dimaksud
ayat (1) diatas wajib melengkapi dokumen medikolegal serta alat–alat
perlengkapan pendukung lainnya, sedangkan untuk PIHAK KEDUA
menyediakan fasilitas Kamar Jenazah.
(3) Dalam pelaksanaan pelayanan Medis Forensik dan Medikolegal, PIHAK
KESATU juga menggunakan tenaga SDM PIHAK KEDUA.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) Hak PIHAK KESATU:


PIHAK KESATU berhak untuk menggunakan serta menitipkan Jenazah
pada fasilitas Kamar Jenazah PIHAK KEDUA.
(2) Kewajiban PIHAK KESATU:
a. PIHAK KESATU berkewajiban mematuhi Standar Prosedur Operasional
(SPO) yang berlaku pada fasilitas Kamar Jenazah serta memberikan
pembayaran atas jasa penggunaan fasilitas Kamar Jenazah kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.
b. PIHAK KESATU berkewajiban memberikan perlindungan hukum
terhadap PIHAK KEDUA atas tuntutan/gugatan Pihak lainnya
sepanjang PIHAK KEDUA melaksanakan kesepakatan dalam
Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. PIHAK KESATU berkewajiban ikut serta dalam menjaga keamanan dan
kebersihan pada fasilitas Kamar Jenazah PIHAK KEDUA.
(3) Hak PIHAK KEDUA:
a. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK KESATU
atas penggunaan fasilitas Kamar Jenazah PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati dalam Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA berhak mengakhiri kesepakatan Kerja Sama dengan
PIHAK KESATU, apabila PIHAK KEDUA merasa dirugikan oleh PIHAK

2 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


KESATU.
c. PIHAK KEDUA berhak untuk menyimpan surat serta dokumen milik
PIHAK KEDUA, sebagai bukti pelayanan pada fasilitas Kamar Jenazah
yang digunakan oleh PIHAK KESATU.
(4) Kewajiban PIHAK KEDUA:
PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan pelayanan sebagai penyedia
fasilitas Kamar Jenazah terhadap PIHAK KESATU, sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati dalam Perjanjian ini.

Pasal 5
PELAKSANAAN DAN PEMBAYARAN

(1) Pelaksanaan pelayanan Medis Forensik dan Medikolegal oleh PIHAK


KESATU, berada dilokasi pada fasilitas Kamar Jenazah PIHAK KEDUA.
(2) Waktu pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyesuaikan
dengan kebutuhan PIHAK KESATU.
(3) Tagihan diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan dengan dilengkapi Surat Tagihan
Pembayaran asli dari PIHAK KEDUA.
(4) Pembayaran dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA pada
setiap pemeriksaan paling lambat 2 (dua) minggu setelah tanggal tagihan
diterima oleh PIHAK KESATU.
(5) Besaran harga pembayaran penggunaan Kamar Jenazah PIHAK KEDUA,
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 6
PEMBIAYAAN

(1) PIHAK KESATU dikenakan biaya atas penggunaan fasilitas Kamar


Jenazah PIHAK KEDUA berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun
2018 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2018 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Nomor 8).
(2) Untuk pembiayaan atas penggunaan fasilitas Kamar Jenazah yang
diakibatkan oleh kejadian luar biasa seperti korban bencana, atau
Jenazah tanpa identitas maka PIHAK KESATU akan berkoordinasi dengan
Pihak lainnya, dan jumlah tagihan yang dikenakan kepada PIHAK
KESATU diluar dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung sejak
tanggal 04 Januari 2021 sampai dengan tanggal 03 Januari 2022.
(2) Apabila Perjanjian ini telah selesai, akan dilakukan evaluasi bersama dan
dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Dalam hal terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat dalam


pelaksanaan Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan

3 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


secara kekeluargaan atas dasar musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan
penyelesaian perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri yang
berkedudukan di Pontianak.

Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau Force Majeure dalam
Perjanjian ini yaitu peristiwa-peristiwa yang secara langsung
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini dan terjadi di luar kekuasaan
dan kehendak PARA PIHAK untuk mengatasinya termasuk tetapi tidak
terbatas pada bencana alam, wabah penyakit, huru hara, dan/atau
Peraturan Pemerintah mengenai adanya keadaan bahaya sehingga PARA
PIHAK terpaksa tidak dapat memenuhi kewajibannya.
(2) Peristiwa-peristiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dibenarkan oleh Pejabat yang berwenang setempat dan diberitahukan
secara tertulis oleh salah satu PIHAK yang mengalaminya kepada PIHAK
lainnya paling lama 14 (empat belas) Hari Kerja sejak terjadinya peristiwa
yang dimaksud.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga
melebihi atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK
sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure merupakan tanggung jawab
masing-masing PIHAK.

Pasal 10
SANKSI DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini dapat berakhir, apabila:


a. Adanya peraturan perundang-undangan yang menyebabkan Perjanjian ini
tidak dapat dilaksanakan;
b. Batas waktu Perjanjian ini telah berakhir;
c. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian
ini, dimana Pengakhiran Perjanjian akan berlaku efektif sejak tanggal
ditandatanganinya persetujuan Pengakhiran Perjanjian; dan
d. Salah satu PIHAK melanggar ketentuan yang telah diatur dalam
Perjanjian ini (wanprestasi) dan tetap tidak memenuhi atau tidak
berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima Surat Peringatan
dari PIHAK lainnya sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
tenggang waktu minimal masing-masing 5 (lima) Hari Kerja.
(2) Apabila salah satu PIHAK ingin mengakhiri Perjanjian ini, maka PIHAK
tersebut berkewajiban untuk memberitahukan kepada PIHAK lainnya
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa Perjanjian ini.
(3) Pengakhiran Perjanjian ini berlaku efektif seketika sejak tanggal
diterbitkannya surat pemberitahuan Pengakhiran Perjanjian dari PIHAK
yang dirugikan.
(4) Sehubungan dengan Pengakhiran Perjanjian ini, maka PIHAK KESATU
wajib melakukan pelunasan atas barang/jasa yang telah diberikan oleh
PIHAK KEDUA secara langsung, seketika pada tanggal efektif berakhirnya

4 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Perjanjian ini.
(5) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang
telah timbul dan belum dipenuhi serta belum diselesaikan oleh salah satu
PIHAK terhadap PIHAK lainnya.
(6) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan
Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sejauh mana yang
mensyaratkan adanya suatu putusan hakim/pengadilan terlebih dahulu
untuk pembatalan/pengakhiran suatu Perjanjian.

Pasal 11
PEMBERITAHUAN

(1) Semua surat-menyurat, pemberitahuan, pernyataan, atau persetujuan


yang wajib dan perlu dilakukan oleh salah satu PIHAK kepada PIHAK
lainnya dalam pelaksanaan Perjanjian ini, harus dilakukan secara tertulis
dan disampaikan secara langsung atau melalui faksimili yang dialamatkan
kepada:
PIHAK KESATU : Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak
Jl. Karel Satsuit Tubun No. 14 Pontianak
Up : Kepala
Telp/faks : (0561) 736610 / (0561) 737800

PIHAK KEDUA : Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


Jl. dr. Soedarso No. 1 Pontianak
Up : Direktur
Telp/faks : (0561) 737701 / (0561) 736528
WA/Telegram : 085294445252
Atau kepada alamat lain yang diberitahukan oleh PIHAK satu kepada
PIHAK yang lain secara tertulis.
(2) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima
pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku
ekspedisi atau buku tanda terima pengiriman, sedangkan pengiriman
melalui telex atau faksimili dianggap telah diterima pada saat telah
diterima kode jawabannya (answerback) pada pengiriman telex dan
konfirmasi faksimili pada pengiriman faksimili.

Pasal 12
LAIN-LAIN

(1) Perjanjian ini tidak dapat diubah dan/atau ditambah, kecuali dengan
dibuatkan suatu perjanjian perubahan atau tambahan
(addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) PARA PIHAK dilarang mengalihkan atau menyerahkan baik sebagian
maupun seluruh hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini kepada Pihak lainnya tanpa
adanya persetujuan tertulis dari PARA PIHAK.
(3) Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata
tidak sah dan/atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka keabsahan, dapat berlakunya
dan dapat dilaksanakannya ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini tidak
akan terpengaruh olehnya.
(4) Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan dalam Perjanjian

5 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


ini adalah menurut Hukum Republik Indonesia.

Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan
tanggal tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

YULI ASTUTI SARIPAWAN SUGIYATO

6 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

Anda mungkin juga menyukai