Dosen Pengampu :
Oleh :
Riza Ai Khusni 5112420026
Salsabila Ghina Safitri 5112420027
Rendi Noor Ilham 5112420028
Steffany Wijaya 5112420038
Muhammad Fahrul S 5112420062
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
2.2. Perpustakaan 12
2.2.1 Pengertian Perpustakaan 12
2.2.2 Sejarah Perpustakaan 12
2.2.3 Fungsi Perpustakaan 13
2.2.4 Tujuan Perpustakaan 13
2.2.5 Jenis-jenis Perpustakaan 14
BAB IV 25
4.1 Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA 26
DAFTAR GAMBAR
Secara astronomis, Indonesia terletak pada 6 LU-11 LS dan 95 BT-141 BT. Berdasarkan
letak tersebut, Indonesia beriklim tropis karena berada di garis khatulistiwa (berada di
antara 23,5 LU dan 23,5 LS). Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis lembab.
Ciri-ciri iklim tropis lembab antara lain memiliki kelembaban udara dan curah hujan yang
relatif tinggi, suhu tahunan di atas 18 derajat celcius bahkan bisa mencapai 38 derajat
celcius saat kemarau, dan perbedaan antar musimnya tidak terlalu terlihat.
Bangunan publik adalah tempat bagi khalayak umum untuk melakukan berbagai
macam kegiatan, atau pelayanan. Semua orang dari berbagai kalangan usia, jenis
kelamin, bahkan status sosial dapat menggunakan fasilitas bangunan ini. Bangunan
publik dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Bangunan publik ada banyak
jenisnya, mulai dari gedung pertunjukan, gedung hunian massal, hingga gedung
pendidikan. Bangunan publik dapat dijadikan sarana infrastruktur penunjang pendidikan.
Microlibrary Warak Kayu di Semarang adalah salah satu contohnya.
Microlibrary Warak kayu adalah sebuah perpustakaan umum yang didesain
menyerupai sisik kulit warak (hewan mitologi khas Semarang). Perpustakaan ini
berfungsi untuk mewadahi aktivitas workshop, berkumpul, bermain, belajar, dan
membaca. Perpustakaan ini menerapkan gaya arsitektur tropis. Arsitektur tropis adalah
konsep desain arsitektur yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim tropis yang
dialami Indonesia. Penerapan gaya arsitektur ini terlihat dari seluruh elemen bangunan
yang menggunakan 100% material kayu (lantai, kolom, atap, dan lain sebagainya). Untuk
dapat mengidentifikasi penerapan gaya arsitektur tropis lainnya pada perpustakaan ini,
diperlukan wawasan mendalam mengenai konsep desain tersebut, mulai dari
pengertian, ciri-cirinya, hingga penerapannya dalam bangunan.
1
1.2. Rumusan Masalah
Iklim tropis merupakan jenis iklim yang berlangsung di daerah yang dilalui garis khatulistiwa.
Iklim tropis ini cenderung memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan.
Terdapat dua klasifikasi tehadap iklim tropis,, yakni daerah tropis kering dan daerah tropis
lembab. Daerah yang ber iklim tropis kering memiliki kelembaban udara yang relatif
rendah, curah hujan tidak terlalu tinggi, serta tidak jarang terdapat gurun pasir.
Sedangkan daerah tropis lembab memiliki kelembaban udara dan curah hujan yang
tergolong tinggi, serta banyak disertai angin kencang yang berhembus.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, secara geografis kawasan tropis yang
terletak di antara garis 23,5°LU-23,5°LS selalu memperoleh sinar matahari tegak lurus
pada tengah hari minimal satu hari dalam satu tahun. Indonesia merupakan salah satu
negara yang mendapatkan iklim tropis berjenis lembab. Garis khatulistiwa melewati dua
kota di Indoensia, yakni Kota Bonjol di Sumatra dan Kota Pontianak di Kalimantan. Iklim
tropis lembab mengakibatkan pada daerah tertentu akan mengalami musim hujan
sepanjang hari, seperti di daerah Kota Hujan Bogor.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pengaruh dalam pembentukan iklim tropis di
Indonesia, diantaranya :
● Skala global : Letak kepulauan Indonesia yang dikelilingi Samudra Pasifik dan Saudra
Hindia, serta berbatasan dengan Benua Asia dan Benua Australia.
● Skala regional : Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau
kecil.
● Skala lokal : Terdapat gunung-gunung yang menjulang tinggi besar yang dapat
berpengaruh terhadap suhu udara dan curah hujan.
Sumber : maolioka.com
Sumber : nasional.okezone.com
c. Kelembaban Udara Tinggi
Udara yang lembab juga menjadi permasalahan tersendiri, tingkat
kelembaban diukur dengan dua pendekatan, diantaranya :
- Kelembaban udara mutlak.
- Kelembaban udara relatif.
Sumber : aprak-we.blogspot.com
Arsitektur tropis merupakan sebuah gaya desain bangunan yang tanggap akan
iklim tropis itu sendiri dan menjadi jawaban atas permasalahan yang disebabkan oleh
cuaca iklim tropis. Pada umumnya, bangunan yang mengusung konsep arsitektur tropis
memiliki bukaan yang lumayan lebar dan banyak. Hal ini bertujuan agar bangunan
tersebut mampu memanfaatkan sumber daya alam semaksimal mungkin dan
mengurangi penggunaan energi buatan. Selain itu, terdapat tritisan yang lebar agar air
hujan tidak masuk ke dalam rumah.
Biasanya bukaan-bukaan tersebut untuk memanfaatkan pencahayaan dan
penghawaan alami. Pemanfaatan cahaya alami dapat melalui skylight, jendela, ventilasi
udara, dll. Sedangkan pemanfaatan penghawaan alami dapat melalui roster, jendela,
dan ventilasi udara.
Sumber : pinhome.id
Sumber : arthagilberte.com
Sumber : naishahijrah.com
b. Orientasi Bangunan
Posisi bangunan terhadap suatu tapak termasuk ke dalam prinsip-prinsip
arsitektur tropis. Umumnya posisi bangunan terpengaruh terhadap faktor-faktor
lingkungan yang ada di sekitar tapak, seperti pencahayaan, peletakan dan ukuran
bukaan, serta pelindung sinar radiasi matahari.
Sumber : temuilmiah.ipibi.or.id
● Pencahayaan
Aspek pencahayaan merupakan sebuah komponen penting dalam suatu
bangunan. Sumber cahaya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iklim tropis yang menghasilkan
sinar matahari melimpah memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kelebihannya mampu menyinari ruangan secara alami, sehingga dapat
mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan. Kekurangannya adalah sinar
matahari langsung dapat memberi efek panas dan silau jika bukaan tidak
diletakan dengan mestinya.
● Arah Angin
Potensi arah angin juga dapat dimanfaatkan pada sebuah bangunan untuk
memberikan sistem penghawaan alami di setiap ruang-ruang yang dilaluinya.
c. Material Bangunan
Material yang digunakan pada bangunan dengan arsitektur tropis didominasi
oleh material alami, seperti kayu, batu alam, bambu, dll. Material ini dipilih karena
dapat menciptakan kesan natural yang sangat erat kaitannya akan pendekatan
arsitektur tropis. Selain itu, jenismaterial tersebut juga memiliki kdar kalor yang
tidak terlalu besar. Sehingga aman untuk dijadikan sebagai material utama
pembangun bangunan.
Sumber : bangunrumah-jogja.com
2.2. Perpustakaan
Sejarah Perpustakaan tidak terlepas dengan yang biasa kita sebut tulisan,
pada 2500. M, di Mesir ditemukan sebuah tulisan berupa papyrus yang dibuat dari
sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Papyrus merupakan rumput
yang dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan
digunakan untuk menulis dengan menggunakan pahatan dan tinta. Bermula dari
papyrus kita bisa mengenal istilah paper, papiere, papiros yang kesemuanya itu
berarti kertas. Keberadaan papyrus cukup sentral, karena dari situlah
dikembangkannya sehingga berupa kertas pada zaman modern.
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian. Misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, dengan cara deskriptif. Berikut
adalah pengertian penelitian kualitatif menurut para ahli:
● Menurut Koentjaraningrat (1993: 89), penelitian kualitatif adalah desain
penelitian yang memiliki tiga format. Ketiga format tersebut meliputi
penelitian deskriptif, verifikasi dan format Grounded research.
● Menurut David Williams (1995), penelitian kualitatif adalah upaya peneliti
mengumpulkan data yang didasarkan pada latar alamiah.
● Menurut Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian.
● Menurut Creswell, J. W, penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti masalah manusia dan sosial. Dimana peneliti akan melaporkan
dari hasil penelitian berdasarkan laporan pandangan data dan analisa data
yang didapatkan di lapangan, kemudian di deskripsikan dalam laporan
penelitian secara rinci.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memahami penerapan gaya arsitektur
tropis pada bangunan publik dan belum atau sudah terpenuhinya kebutuhan pengguna
bangunan, dalam kasus ini Microlibrary Warak Kayu, dengan cara deskriptif.
3.1.2.2 Observasi
3.1.2.3 Dokumentasi
Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 Kabupaten dan 6 Kota. Salah satu kota
di Jawa Tengah adalah Kota Semarang. Kota Semarang merupakan Ibukota
Jawa Tengah. Kota Semarang termasuk kawasan pesisir, karena berbatasan
dengan laut, yaitu Laut Jawa.
Sumber: jagad.id
Sumber : lokanesia.com
Kecamatan Semarang Selatan terbagi menjadi 10 Kelurahan. Salah satu
kelurahan yaitu Kelurahan Randusari, merupakan kelurahan dari Microlibrary
Warak Kayu.
Microlibrary Warak Kayu terletak di Jl. Dr. Sutomo. Bangunan ini memiliki
letak yang sangat strategis, karena berada di pusat Kota Semarang. Selain itu,
terdapat destinasi wisata yang terdapat di sekitar bangunan ini, yakni Kampung
Pelangi dan Tugu Muda. Sehingga siapapun yang mengunjungi perpustakaan ini,
diharapkan dapat juga mengunjungi destinasi wisatanya.
Bangunan ini berada di kavling dengan batas-batasnya, sebagai berikut :
- Batas Depan : Jl. Dr. Sutomo
- Batas Samping Kiri : Taman Kasmaran
- Batas Samping Kanan : Tepian Kopi
- Batas Belakang : Taman Kasmaran
3.2.3 Obyek Penelitian
Sumber: asrinesia.com
3.2.3.3 Denah, Tampak, Potongan
Sumber: archdaily.com
Sumber: archdaily.com
Gambar 15. Potongan A Microlibrary
Sumber: archdaily.com
Sumber: archdaily.com
Gambar 17. Elevasi B Microlibrary
Sumber: archdaily.com
Sumber: archdaily.com
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis lembab dimana memiliki kelembaban
udara dan curah hujan yang relatif tinggi. Bangunan publik adalah tempat bagi khalayak
umum untuk melakukan berbagai macam kegiatan, atau pelayanan. Sehingga nilai
kenyamanan suatu bangunan terhadap manusianya perlu untuk diperhatikan.
Microlibrary Warak Kayu di Semarang adalah salah satu contohnya.
Microlibrary Warak kayu ini sebuah perpustakaan umum yang didesain menyerupai
sisik kulit warak (hewan mitologi khas Semarang) dan berfungsi untuk mewadahi
aktivitas komunal. Perpustakaan ini menerapkan gaya arsitektur tropis yang mana dari
segi layout denah dan tampak memiliki konsep yang terbuka dengan memaksimalkan
pencahayaan dan penghawaan alami. Material yang digunakan juga didominasi
menggunakan material kayu.
Sirkulasi manusia yang tercipta pada Microlibrary Warak Kayu ini sangat efektif dan
efisien karna berdimensi yang cukup untuk dilalui 1-2 orang secara bersamaan. Atap
pada bangunan ini juga menggunakan atap limasan dengan kemiringan +- 10 derajat
serta teritisan dengan lebar 1440 mm, sehingga curah hujan dapat dengan mudah untuk
turun dan meminimalisir masuknya air hujan ke dalam bangunan. Jadi, Microlibrary
Warak Kayu karya SHAU Architect yang terletak di Taman Kasmaran Jl. DR. Sutomo,
Barusari, Kec. Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah termasuk Ruang komunal
yang bergaya Arsitektur Tropis sehingga cocok dengan lingkungan sekitar sitenya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.stiedewantara.ac.id/1947/5/14.%20BAB%20III.pdf
Ashari, A. (2019). Apa Penyebab Indonesia Beriklim Tropis, ya? Yuk, Cari Tahu Faktanya!.
https://bobo.grid.id/read/081807446/apa-penyebab-indonesia-beriklim-tropis-ya-yu
k-cari-tahu-faktanya?page=all#:~:text=Penyebab%20Indonesia%20beriklim%20tropis
%20ada,laut%2C%20serta%20cuaca%20yang%20cerah diakses pada tanggal 8 Mei
2022.
https://kecsmgtengah.semarangkota.go.id/geografis-dan-penduduk
Jamila, Annisa dan Satwikasari, Anggana. (2020). Konsep Arsitektur Tropis Modern pada
Bangunan Kuliner Gading Festival Sedayu City. Vol 3 No 02.. 73-78
Kehadiran Bangunan Publik Dan Syarat-Syarat Yang Harus Terpenuhi. (n.d.). Retrieved from
https://arsitekta.com/kehadiran-bangunan-publik-dan-syarat-syarat-yang-harus-terpenuhi/