Anggota Kelompok 3:
1. Aulia Utami Rahmalika (1222120059)
2. Bilal Bara Fiqaulihi (122490018)
3. Eykel Brena KS (122170047)
4. Kevin Parulian Marpaung (122190072)
5. Mahmud Marzuki Rif’an (122170050)
6. Nabil Hakim Putra (122360034)
7. Raden Bagus Tri Anggoro (122120070)
TPB: 32
Ketua Kelompok: Bilal Bara Fiqaulihi
Dosen Pengampu: Madi S.T, M.T
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, dapat
menyelesaikan laporan analisis fishbone dengan judul “Menghapus Kemiskinan
Di Provinsi Riau ” selesai tepat waktu sebagai salah satu tugas Lingkunagan
Hidup Sumatera. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Madi
S.T, M.T. selaku dosen pengampu Lingkungan Hidup Sumatera. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada teman kelompok kami yang membantu
mengerjakan dan juga mengumpulkan data – data dalam pembuatan laporan ini.
Dalam laporan ini kami menjelaskan tentang Menghapus Kemiskinan di Provinsi
Riau
Daftar Isi
Daftar ISI
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Gambaran umum wilayah..............................................................................4
Kondisi Geografis................................................................................................4
Lokasi Dan Luas..................................................................................................5
KABUPATEN YANG ADA DI PROVINSI RIAU................................................ 6
Ibukota Provinsi Riau...........................................................................................7
Pulau Terluar.......................................................................................................7
Potensi Bencana yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup.................................... 7
B. Gambaran Umum Masyarakat......................................................................... 8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok....................................... 8
Demografi......................................................................................................... 11
Sejarah Budaya Dan Suku Lokal......................................................................... 12
Angka Kemiskinan.............................................................................................13
KONDISI PENDIDIKAN.................................................................................. 14
KESEHATAN MASYARAKAT........................................................................ 15
Kerusakan Lingkungan.......................................................................................16
BAB 2. METODE PENGUMPULAN DATA........................................................... 17
Metode Penelitian.................................................................................................. 17
Pengumpulan dan Analisis Data..............................................................................17
BAB 3. PENJABARAN HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN
REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH................................................... 18
Identifikasi Masalah Dan Rekomendasi............................................................... 18
Bab 4. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 21
Daftar Pustaka........................................................................................................ 22
BAB 1. PENDAHULUAN
Kondisi Geografis
Provinsi Riau secara geografis terletak pada jalur yang sangat strategis
baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada
jalur perdagangan Regional dan Internasional. Provinsi Riau memiliki luas area
sebesar 87.023,66 km2 . Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan
sampai dengan Selat Malaka, terletak antara 01°05'00’’ Lintang Selatan sampai
02°25'00’’ Lintang Utara atau antara 100°00'00’’ Bujur Timur-105°05'00’’ Bujur
Timur. Batas-batas daerah Riau adalah:
Sebelah Utara : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat
Sebelah Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara
Da
ri posisi ini kelihatan bahwa Provinsi Riau berbatasan langsung dengan 4 (empat)
Provinsi lainnya, yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan
Kepulauan Riau. Disamping itu juga berhadapan langsung dengan 2 (dua) negara
tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Kondisi ini secara ekonomi justru akan 2
Profil Kesehatan Provinsi Riau 2020 memberikan keuntungan bagi Provinsi Riau
apabila bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Pulau Terluar
Provinsi Riau mepunyai tiga pulau terluar yang belum tergarap maksimal,
diantaranya Pulau Rangsang, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat.sebetulnya pulau
terluar di Riau ada 4, yaitu satunya lagi Pulau Mandi. Namun di pulau ini karna
memang tidak ada penghuni dan pulaunya adalah pulau batu. Sedangkan 3 pulau
lainnya adalah pulaunya terdiri dari tanah gambut seperti Pulau Rangsang Pulau
Bengkalis dan Pulau Rupat.
(gambar 1.3)
A. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dipengaruhi oleh faktor geografi (fisiologis,
sumberdaya alam, iklim dan topografi) dan faktor demografi (natalitas,
mortalitas dan migrasi). Pada tahun 2018, jumlah penduduk Provinsi Riau
adalah 6.074.100 jiwa dengan luas wilayah 89.150,16 Km2. Sehingga, rata-rata
kepadatan penduduk Provinsi Riau per Juni 2015 adalah sebesar 69,80
orang/Km2. laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau adalah 0.75%.
B. Jumlah Penduduk Beragama
Berdasarkan agama yang dianut, mayoritas penduduk di provinsi riau tahun
2018 memeluk Agama Islam yaitu sebesar 5.312.814 jiwa (87,47%), lalu
Kristen 562.907 Jiwa (9,27%), Budha 132.593 Jiwa (2.18%), Katolik 61.391
Jiwa (1.01%), Kong Hu Cu 2.130 Jiwa (0.04%), Hindu 757 Jiwa (0.01%), dan
Kepercayaan Lainnya 1.508 (0.02%).
Provinsi Riau memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.500.971 jiwa pada tahun 2016.
Komposisi penduduk Provinsi Riau lebih banyak terdapat di perdesaan dengan
jumlah 3.928.098 jiwa sedangkan untuk di perkotaan hanya sebesar 2.572.873 jiwa.
Untuk kepadatan penduduk Provinsi Riau sebesar 29,57 jiwa/km2. Berikut data
kependudukan Provinsi Riau Tahun 2016:
NO Kabupaten/Kota JIWA KEPADATAN
PENDUDUK
Perkotaan Pedesaan
1 Kuantan Singingi 46380 271555 60,45
2 Indragiri Hulu 100605 317128 54,08
3 Indragiri Hilir 114412 598622 56,52
4 Pelalawan 93592 323906 32,72
5 Siak 195693 257359 54,75
6 Kampar 193388 619314 73,99
7 Rokan Hulu 87672 528794 81,24
8 Bengkalis 278647 273036 79,09
9 Rokan Hilir 150016 512226 74,56
10 Pekanbaru 1050742 13824 1683,72
SUMBER DATA : BPS Provinsi Riau, 2019
Sejarah Budaya Dan Suku Lokal
Secara geografis dan demografis KAT di Provinsi Riau dikelompokkan dalam 5
Suku, yaitu Suku Sakai, Suku Akit, Suku Talang Mamak, Suku Bonai dan Suku Laut
(Duano) yang tersebar di beberapa Kabupaten, pada umumnya masih tertinggal secara
sosial dan ekonomi dan belum mendapat pelayanan sosial dasar, dikarenakan geografis
yang pada umumnya masih ada yang sulit dijangkau oleh alat transportasi baik laut dan
darat (tergantung pada kondisi alam).
1. Suku Sakai
Asal kata “Sakai” sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan
kata Sakai tersebut berasal dari nama pohon yang banyak tumbuh di Kecamatan Mandau,
yaitu pohon “Sikai”. Informasi lainnya mengatakan kata Sakai itu adalah dari Sungai,
yaitu sungai Sikai. Menurut keterangan para tetua Sakai, nama Sakai baru ada sejak
zaman penjajahan Jepang. Sebelum itu Suku Sakai dikenal dengan nama ”Uang Daek”
(orang darat) atau suku ”Pebatin”. Istilah Sakai pada mulanya dipakai oleh tentara Jepang
untuk membedakan masyarakat biasa dengan para tentara pejuang. Jepang menyebut
rakyat biasa yang bukan pejuang dengan sebutan orang ”sakai”. Akhirnya nama tersebut
melekat pada diri mereka sampai sekarang dan sebutan ”Uang Daek” atau ”Suku Pebatin”
lama kelamaan menjadi hilang dan sampai sekarang dikenal dengan Suku Sakai.
2. Suku Akit
Menurut perkembangan sejarah suku asli Akit yang ada di Pulau Rupat Kabupaten
Bengkalis khususnya di Desa Titi Akar dahulunya termasuk dari Siak Sri Indrapura yang
termasuk kerajaan Melayu Riau. Kerajaan ini didirikan sekitar abad 17 oleh Raja Kecik
yang digelari Sultan Siak yang berada di pinggir Sungai Siak. Kelompok ini mengungsi
ke daerah lain atas permintaan suku tersebut pindah ke tempat yang lebih aman menuju
ke Pulau Padang yang dibatasi oleh selat. Suku tersebut kembali melanjutkan perjalanan
ke lautan yang luas yang ada dibagian utara kemudian kembali ke bagian barat disanalah
suku tersebut berlabuh dan diterima oleh Datuk Empang Kelapahan. Mereka dapat
mendiami pulau atas izin dengan syarat SEKERAT MATA BERAS – SEKERAT
TAMPING SAGU – SEBATANG DAYUNG EMAS, jika mereka dapat memenuhi
syarat tersebut mereka boleh tinggal dipulau itu. Kelompok suku merasa keberatan,
kemudian mengadakan perundingan dan mendapatkan kesepakatan untuk pindah ke
Pulau Tujuh.
3. Suku Talang Mamak
Menelusuri asal usul Suku Talang Mamak merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah,
sebab dari banyak tulisan yang tidak membedakan antar mitos dan sejarah. Namun
demikian dalam tulisan ini akan dicoba diketengahkan tulisan yang berbau mitos
disamping dikutip tulisan yang menggambarkan sejarah. Orang Desa Talang Mamak
menyatakan diri sebagai keturunan dari “Datuk Patih Nan Sebatang” yang datang dari
daerah Minang Kabau melalui batang (sungai) Kuantan dengan mitos “Rakit Kulim”.
Selanjutnya Datuak Papatih Nan Sebatang yang dipanggil Mamak mendirikan
pemukiman baru (Talang) di Indragiri, maka untuk selanjutnya anak kemenakan Datuak
Papatih Nan Sebatang menyebut pemukiman baru (Talang) sebagai “Talang Mamak”
atau tempat tinggal mamak.
Menurut keturunan Patih Ke 28 dari Patih Bunga yang merupakan anak Datuak Papatih
Nan Sebatang bahwa leluhur orang Talang Mamak adalah Talang Parit, disinilah Patih
Nan Sebatang tinggal dan disinilah ia mempunyai 3 orang anak, yaitu Tuah Besi, Tuah
Kelopak dan Tuah Bunga ketiga ini selanjutnya membuka kampung (talang) sekaligus
menjadi Patih dimasing-masing Talang. Tuah Besi menjadi Patih di Talang Parit
melanjutkan kekuasaan ayahnya, Tuah Kelopak mendirikan Talang Perigi, Tuah Bunga
mendirikan Talang Durian Cacar. Namun pewarisan selanjutnya setelah generasi ke-3
(cucu patih nan sebatang) pola kepemimpinannya tidak diwariskan lagi kepada anak
melainkan diwariskan kepada keponakan, maka gelar tertinggi pemimpin tidak lagi patih
melainkan berubah menjadi Batin. Selanjutnya terjadi pengembangan wilayah, Kampung
Talang Parit dimekarkan menjadi 2 yaitu talang parit dan talang sungai limau, Talang
durian cacar dibagi 3 yaitu, Talang selantai, Talang Tujuh Anak Tangga, dan Talang
Durian Cacar.
Dengan demikian satu talang telah berkembang menjadi 6 talang. Menurut versi orang
talang yang berada didesa siambul bahwa leluhur orang talang adalah dari talang sungai
limau karena leluhur orang talang 1 mendirikan perkampungan disungai limau, kemudian
terjadi penyebaran kearah selatan (siambul) yang masuk Kecamatan Siberida dan kearah
timur dengan nama Talang Gerinjing.
4. Suku Bonai
Asal kata Bonai sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun dalam masyarakat
Suku Bonai berkembang 2 versi tentang asal usul mereka. Pertama menerangkan bahwa
nenek moyang mereka adalah berasal dari Borneo (Kalimantan) yang datang menyusuri
muara Sungai Rokan ke arah hulu, dan sampailah mereka ketempat pemukiman sekarang.
Menurut sejarah nenek moyang suku Bonai dipimpin oleh 2 orang bersaudara, yaitu
Sultan Janggut yang menjadi cikal bakal orang Sakai dibagian hilir Sungai Rokan dan
Sultan Harimau yang menjadi cikal bakal orang Bonai.
5. Suku Laut (Duano)
Propinsi Riau mempunyai ciri khas yang berbeda dengan propinsi lain (daerah), ciri khas
tersebut termasuk geografis dan kondisi pulau yang terpisah-pisah serta mempunyai
komunitas terpencil paling banyak dibandingkan dengan daerah yang lain, seperti suku
Talang Mamak yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, Suku Sakai yang ada di Kembang
Luar di Kabupaten Bengkalis, Suku Akit yang ada di Rupat Utara Kabupaten Bengkalis,
Suku Bonai, dan Suku Kuala (Duano) yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir.
Angka Kemiskinan
KONDISI PENDIDIKAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Kepala Dinas LHK Provinsi Riau, Mamun Murod memberikan sambutan pada
Rapat Evaluasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021, Murod
mengatakan, "untuk kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan instruksi Bapak
Presiden Republik Indonesia agar dapat mengedepankan pencegahan
dibandingkan penanggulangan, maka daripada itu Gubernur Riau sudah
menerbitkan status siaga darurat pada tanggal 15 Februari 2021". Acara yang
bertempat di Aula Dinas LHK Prov. Riau Lt.II. Acara di hadiri oleh UPT KPH
Se-Provinsi Riau, PT. RAPP, PT. Asian Agri, PT. Arara Abadi, PTPN V, PT.
Sambu, Kabid Proklim, beserta jajaran staf Dinas LHK Provinsi Riau.
“Tentunya pencegahan ini harus didukung oleh semua pihak, tidak hanya dari
pemerintah saja, tapi juga perusahaan-perushaan yang bergerak di sektor
agribisnis, kami juga meminta dukungan penuh di daerah-daerah yaitu melalui
KPH-KPH yang ada di 13 lokasi. Dukungan ini juga kita dapatkan dari
pemerintah pusat, dimana mereka sudah menurunkan water booming, selain itu
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga akan segera dilakukan tidak lama lagi
untuk pencegahan kebakaran itu sendiri”, Ujar Murod.
Pencegahan kebakaran sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
melakukakn monitoring terhadap hotspot, meningkatkan partisipasi api dalam
pencegahan karhutla, patrol mandiri, kampanye dan publikasi, menggandeng
organisasi agama, komunikasi intensif dengan satgas karhutla di daerah,
pemantauan dengan CCTV atau drone, serta tidak kalah penting adalah bagi
perusahaan untuk dapat mempersiapkan personilnya untuk melakukan sosialisasi
dan melakukan kegiatan-kegiatan dilapangan dalam pencegahan kebakaran.
Untuk dapat diketahui bahwa sudah ada 172 titik api (hotspot) di seluruh Riau,
dengan luas kebakaran yaitu 492 Ha, antara lain di Bengkalis, Indragiri Hilir,
Dumai, Siak, Pelalawan, Meranti, Rohil, Inhu dan Kampar. Oleh karena itu, kami
berharap akan adanya koordinasi selalu, baik dari pihak perusahaan dan KPH
untuk selalu memberikan laporannya mengenai karhutla, sehingga kebakaran
dapat kita cegah lebih awal.
BAB 2. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode Penelitian
Pembangunan merupakan salah satu daya tarik dari datangnya penduduk ke suatu
daerah. Daerah yang mempunyai tingkat kemajuan lebih, terutama dalam
pembangunan infrastruktur atau pelayanan akan banyak diminati sebagai tempat
tinggal. Jika sarana infrastruktur, seperti sarana transportasi, pendidikan,
kesehatan, dan juga hiburan membuat penduduk tidak akan berpindah ke daerah
tersebut. Maka dari itu, pembangunan infrastruktur di daerah menjadi hal yang
harus dilakukan untuk membuat pemerataan penduduk.
Pengalihan Industri
Pengembangan industri ke daerah lain di luar pulau Jawa merupakan salah satu
cara agar terjadi pemerataan penduduk. Perlu adanya kebijakan untuk
memudahkan industri dalam memproduksi barang di suatu daerah, seperti adanya
pembangunan infrastruktur jalan. Dengan begitu investor akan mau membangun
usaha di daerah-daerah lain dengan skala yang besar yang bisa menarik datangnya
penduduk.
Membangun Pariwisata
Daerah di luar pulau Jawa masih memiliki jumlah penduduk yang sedikit karena
kurang meratanya penduduk di Indonesia. Pembangunan pariwisata merupakan
salah satu cara untuk memikat penduduk, karena mata pencaharian penduduk
menjadi lebih banyak. Selain itu wisatawan juga bisa datang sehingga daerah
tersebut akan padat penduduk dan terjadi pemerataan penduduk.
Setiap daerah di Indonesia memiliki keunggulan dalam sumber daya alam yang
bisa dimanfaatkan. Pembangunan industri kecil di daerah-daerah membuat taraf
hidup masyarakat menjadi meningkat, sehingga penduduk akan banyak datang ke
daerah tersebut.
Daftar Pustaka
Adlani, N. (2021, 11 28). Jawab Soal Cara agar Terjadi Pemerataan Penduduk di Indonesia. Diambil
kembali dari Adjar.id: https://adjar.grid.id/read/543017218/jawab-soal-cara-agar-terjadi-pemerataan-
penduduk-di-indonesia?page=3
adminlp2m. (2022, 04 8). Metode Pengumpulan Data: Pengertian, Contoh dan Sumber. Diambil kembali dari
L P 2 M: https://lp2m.uma.ac.id/2022/04/08/metode-pengumpulan-data-pengertian-contoh-dan-
sumber/
BPS. (t.thn.). Badan Pusat Statistik Riau. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Riau:
https://riau.bps.go.id/
Cakaplah. (2022, 08 17). 77 Tahun Indonesia Merdeka, Dunia Pendidikan di Riau Masih Banyak Persoalan.
Diambil kembali dari Cakaplah: https://www.cakaplah.com/berita/baca/88454/2022/08/17/77-tahun-
indonesia-merdeka-dunia-pendidikan-di-riau-masih-banyak-
persoalan#sthash.K29iisaR.zOsHNi6V.dpbs
Dra. Hj. Mimi Yuliani Nazir, A. M. (2021, 08 02). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020. Diambil
kembali dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau:
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Profil%20Kesehatan%20Provinsi%20Riau%20Tahun%202020.pdf
Faradiba, N. (2021, 11 09). Cara Mencegah Banjir. Diambil kembali dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/09/120000623/cara-mencegah-banjir
perkim.id. (2021, 04 13). Profil Perkembangan Kawasan Permukiman Provinsi Riau. Diambil kembali dari
Perkim.id: https://perkim.id/profil-pkp/profil-provinsi/profil-perkembangan-kawasan-permukiman-
provinsi-riau-
2/#:~:text=Riau%20adalah%20sebuah%20provinsi%20di,Bangkinang%2C%20Tembilahan%2C%20
dan%20Rengat.
Restu. (t.thn.). Dampak Pertumbuhan Penduduk dan Cara Mengatasinya. Diambil kembali dari Gramedia
Blog: https://www.gramedia.com/literasi/dampak-pertumbuhan-penduduk/
riau, d. (2021, 06 02). Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau. Diambil kembali dari
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU:
https://dislhk.riau.go.id/lihat_berita.php?id_berita=39#
RIAU, M. P. (2022, 09 14). Penjelasan BPBD Riau Terkait Potensi Banjir Rob Akhir Tahun. Diambil kembali
dari Info Publik : https://infopublik.id/kategori/nusantara/666318/penjelasan-bpbd-riau-terkait-
potensi-banjir-rob-akhir-tahun
riau.go.id. (2020, 02 14). Riau Memiliki Pulau Terluar Yang Belum Tergarap Maksimal. Diambil kembali dari
riau.go.id: https://www.riau.go.id/home/content/2020/02/14/8355-riau-memiliki-pulau-terluar-yang-
belum-tergarap
Setyaningrum, P. (2022, 11 15). Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau. Diambil kembali dari
KOMPAS.com: https://regional.kompas.com/read/2022/11/15/164022678/daftar-kabupaten-dan-kota-
di-provinsi-riau?page=all