Anda di halaman 1dari 7

KONTRIBUSIKU UNTUK INDONESIA

Oleh :

Perkenalkan, nama saya Hafiz Ramadhan. Saya lahir di Medan pada tanggal 20
Januari 1997. Saya mengenyam pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kota Medan. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, saya
melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada
periode tahun 2014-2020. Semasa kuliah, saya aktif dalam organisasi Tim Bantuan
Medis Fakultas Kedoktera Universitas Sumatera Utara pada periode 2015-2018
sebagai anggota divisi logistik. Divisi tersebut memiliki fokus tugas terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian efektifitas dan efisiensi penyimpanan
dan aliran barang, pelayanan dan informasi, hingga ke titik konsumsi untuk memenuhi
keperluan jalannya program keja Tim Bantuan Medis Fakultas Kedoktera Universitas
Sumatera Utara. Saya juga aktif di organisasi yang bergerak di bidang keagamaan di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu Panitia Hari Besar Indonesia
(PHBI) sebagai anggota divisi hubungan masyarakat yang dimana fokus tugas nya
adalah membangun komunikasi yang aktif dan menjalin kerjasama dengan pihak
internal maupun eksternal. Kegiatan di organisasi ini bermanfaat dalam meningkatkan
kemampuan softskill seperti kepemimpinan, kepedulian dan kerjasama serta
memberikan kontribusi yang nyata dalam membantu menyelesaikan permasalahan
sosial kemasyarakatan serta menjalin relasi antar sesama senior dan junior. Ini terbukti
dari kegiatan-kegiatan riil seperti bakti sosial, penanganan bencana alam, dan lain
sebagainya. (diganti jadi : Saya Hafiz Ramadhan seorang dokter umum yang bertugas
di IGD Rumah Sakit Grandmed sejak Desember 2021 hingga saat ini. Saya menempuh
Pendidikan S1 Kedokteran selama 3 tahun 6 bulan di Universitas Sumatera Utara dan
melanjutkan pendidikan profesi dokter selama 1 tahun 10 bulan. Pemilihan studi di
bidang kedokteran dikarenakan kecintaan saya untuk menolong orang lain yang sedang
membutuhkan pertolongan dan keinginan saya untuk bisa berinteraksi dengan orang
lain. Menurut saya menjadi seorang dokter adalah salah satu jalan yang sangat tepat
untuk mewujudkan keinginan saya ini. Hal tersebut membuat saya termotivasi dan
bertekad kuat sehingga akhirnya saya mampu menyelesaikan studi dan mendapatkan
gelar sebagai dokter (beri alasan kenapa mengambil jurusan itu pertama kali). Hal
tersebut membuat saya termotivasi dan bertekad kuat sehingga akhirnya saya mampu
menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sebagai dokter) (terkait organisasi
masukkan ke paragraph 2)

Semasa kuliah, saya aktif dalam organisasi Tim Bantuan Medis Fakultas Kedoktera
Universitas Sumatera Utara pada periode 2015-2018 sebagai anggota divisi logistik.
Divisi tersebut memiliki fokus tugas terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian efektifitas dan efisiensi penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan
informasi, hingga ke titik konsumsi untuk memenuhi keperluan jalannya program keja
Tim Bantuan Medis Fakultas Kedoktera Universitas Sumatera Utara. Saya juga aktif di
organisasi yang bergerak di bidang keagamaan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yaitu Panitia Hari Besar Indonesia (PHBI) sebagai anggota divisi
hubungan masyarakat yang dimana fokus tugas nya adalah membangun komunikasi
yang aktif dan menjalin kerjasama dengan pihak internal maupun eksternal. Kegiatan di
organisasi ini bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan softskill seperti
kepemimpinan, kepedulian dan kerjasama serta memberikan kontribusi yang nyata
dalam membantu menyelesaikan permasalahan sosial kemasyarakatan serta menjalin
relasi antar sesama senior dan junior. Ini terbukti dari kegiatan-kegiatan riil seperti bakti
sosial, penanganan bencana alam, dan lain sebagainya

Setelah saya selesai menempuh Pendidikan Dokter pada bulan Mei tahun 2020, saya
mengikuti program internship pada bulan November tahun 2020 di salah satu rumah
sakit swasta tipe C yaitu Rumah Sakit Advent Medan yang merupakan puncak masa
pandemi. Program internship membagi masa tugas dimana 6 bulan di Puskesmas dan
3 bulan di rumah sakit. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dikarenakan
membludaknya jumlah pasien yang datang baik kasus bedah maupun non-bedah
terlebih kasus covid-19. Saya menyelesaikan program internship pada bulan Agustus
2021. Setelahnya, saya mempersiapkan diri dengan mengikuti seminar dan pelatihan
seperti Advance Cardiac Life Support (ACLS), Advance Trauma Life Support (ATLS)
dan memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) pada bulan Oktober 2021. Setelah saya
selesai mengikuti seminar dan pelatihan tersebut saya bekerja di salah satu rumah sakit
swasta RS. Grandmed di Lubuk Pakam. Saya memulai karir saya sebagai seorang
dokter umum IGD di rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam dari bulan Desember 2021
sampai dengan saat ini. Banyak kasus yang saya hadapi, mulai dari kasus bedah, non
bedah, kandungan, anak, dan bahkan Covid – 19. Saat ini saya juga memiliki
kesempatan untuk magang di Rumah Sakit Pendidikan Haji Adam Malik khususnya
dibidang neurosurgery, kesempatan tersebut diberikan kepada saya atas kepercayaan
beberapa dosen saya akan ilmu yang saya dapat implikasikan di neurosurgery ini.
(ceritakan terkait organisasi. Semasa kuliah, saya aktif dalam beberapa organisasi.
Saya bergabung dalam organisasi (organisasi apa) yang bergerak di bidang …. dan
dipercaya sebagai …. (jabatan apa ?) . selain itu saya juga bergabung dalam ….
(organisasi apa lagi? masukkan). Aktif dalam organisasi dan berbagai kegiatan
mengasah kemampuan saya dalam menyelesaikan masalah, manajemen waktu, dlll
(tambahin sendiri gak usah banyak2)).

(Paragraph selanjutnya ceritakan tentang kegiatan kamu yang terjun langsung ke


masyarakat , misalkan ada kegiatan pengabdian masyarakat. Ceritakan kegiatannya
ngapain aja, berapa hari, peran kamu apa, apay g kamu berikan kepada masyarakat,
dll).

Sebagai seorang dokter, pengalaman yang luar biasa dapatakan adalah saat
melakukan pengabdian masyarakat akbar yang dimana merupakan suatu kegiatan
yang sangat mulia dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan tersebut diantaranya
penyediaan pelayanan kesehatan gratis, edukasi kesehatan, program deteksi dini
penyakit, dan kegiatan lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Saya
juga mendapat pengalaman lain seperti dapat bekerja sama dengan berbagai pihak,
seperti pemerintah, LSM, dan komunitas lokal, untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pengabdian masyarakat
Saya adalah seseorang yang selalu berusaha meningkatkan kapasitas diri dan
akademik melalui karya tulis ilmiah serta pelatihan ataupun workshop. Sebagian
besar event yang saya ikuti menitikberatkan pada life support dari berbagai bidang
kesehatan. Saya juga tertarik pada bidang karya tulis ilmiah. Awal saya
mengikuti event terkait karya tulis ilmiah, publikasi atau jurnal ilmiah belum bisa
menghasilkan prestasi, tetapi saya tidak menyerah dan lebih giat meningkatkan
kompetensi serta kualitas diri saya. Akhirnya, usaha saya membuahkan hasil seperti
Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Research Review Article Competition di Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara pada tahun 2022, karya tulis ilmiah tersebut saya
menangkan atas bimbingan dari dosen saya sendiri yang juga turut serta sebagai tim di
dalam tulisan saya tersebut. Saya juga beberapa kali mengupload tulisan karya ilmiah
saya di berbagai publikasi jurnal bereputasi, dimana pada saat ini dari beberapa tulisan
saya dan tim masih dalam proses under review oleh editor dari publikasi tersebut. Saya
juga aktif mengikuti seminar yang diadakan secara online terkait neurosurgery, tidak
hanya aktif mengikuti seminar online saya juga kerap bergabung di ‘docquity’ sebagai
peserta yang dimana docquity ini adalah platform edukasi medis dan berbagi ilmu
dengan perkembangan terpesat di Asia Tenggara untuk menunjang pengetahuan saya
terkait perkembangan medis yang ada. Di penghujung tahun 2022 pada bulan
November, saya mengikuti Pekan Ilmiah Tahunan dengan tema ‘Workshop
Neurotrauma for GP’. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena
saya dapat bertukar pikiran, diskusi dan mendapat pandangan yang terkait isu isu
neurotrauma yang berkembang di negara lain dengan expertisenya langsung. Fokus
saya pada beberapa penelitian dan karya ilmiah yang saya kembangkan adalah
berkaitan dengan inovasi atau teknologi terbarukan dalam dunia medis khususnya
neurosurgery, sehingga dapat meminimalisir adanya korban serta meningkatkan quality
life dari seseorang yang terkena neurotrauma. (terkait workshop/seminar yang diikuti
sudah dituliskan di bagian pengisian profil / data diri, jadi di esai fokuskan pada
kontribusi apay g sudah pernah kamu lakukan, kontribusi apay g sedang kamu
lakukan, dan kontribusi apay g akan kamu lakukan. Jadi bagian ini dihapus aja).
Saya adalah seseorang yang selalu berusaha meningkatkan kapasitas diri dan
akademik melalui karya tulis ilmiah serta pelatihan ataupun workshop. Sebagian
besar event yang saya ikuti menitikberatkan pada life support dari berbagai bidang
kesehatan. Saya juga tertarik pada bidang karya tulis ilmiah, kontribusi yang pernah
saya lakukan terkait dunia ilmu bedah saraf ini adalah membuat suatu karya tulis ilmiah
yang telah di publikasikan terkait teknologi terbaru dari neurosurgery yang dapat
menjadi referensi atau sumber rujukan dari beberapa klinisi. Terkait kontribusi yang
sedang saya lakukan salah satu diantaranya adalah magang dan juga belajar di Rumah
Sakit Umum Pendidikan Haji Adam Malik, saya yakin berbekal magang dengan senior
dan konsulen dapat meningkatkan kapabilitas diri saya dalam ilmu bedah saraf ini yang
nantinya akan memengaruhi kontribusi yang akan saya jalankan kedepannya seperti;
mengabdi di rumah sakit tempat saya bekerja dan terus melakukan pembelajaran agar
dapat membantu menyukseskan visi misi Indonesia Emas di tahun 2045.
Minat saya terkait pengembangan dan inovasi terbarukan dalam neurosurgery berawal
ketika saya menjadi seorang dokter umum disebuah rumah sakit, saat itu saya menjadi
dokter yang sedang berjaga di IGD, seorang pasien laki – laki 67 tahun datang dengan
penurunan kesadaran, suara mengorok, terpasang intubasi dengan riwayat hipertensi
kronik. Setelah di lakukan pemeriksaan CT Scan kepala, hasil menunjukkan adanya
stroke perdarahan, ternyata pasien merupakan rujukan dari RSUD. Gunung Tua yang
ditempuh dengan perjalanan darat dengan durasi 10 sampai 12 jam. Inovasi yang ingin
saya kembangkan adalah terkait pemulihan dari seseorang yang terkena neurotrauma
agar tetap dapat hidup secara normal dan meningkatkan qualiy of life pasca cidera otak
traumatika, khususnya ketertarikan saya terhadap fenomena yang sering terjadi pada
survivor neurotrauma yang dampaknya terhadap quality of life mereka sendiri. (perbaiki
lagi kalimatnya, detail pasiennya datang dari RS mana aku rasa gak perlu kamu
sebutkan cukup kamu sampaikan seperti “jarak yang jauh dari RS rujukan lumayan
memakan waktu lama sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan penanganan”.
Disini kamu ceritakan permasalahan yang sedang terjadi dan yang menjadi daya Tarik
kamu untuk dapat menyelesaikan permasalahan tsb, dilanjutkan denga napa rencana
yang akan kamu lakukan)
Semenjak menjadi dokter umum, saya melihat bahwa prevalensi cedera kepala dan
cedera tulang belakang cukup tinggi, Cedera kepala merupakan kasus trauma yang
paling sering terjadi setiap harinya. Bahkan paling sering dijumpai di unit gawat darurat
di setiap rumah sakit. Insidensi dari kasus cedera kepala adalah 75-200 kasus/ 100.000
populasi. Kasus ini terjadi di semua usia dan terbanyak pada usia 15-24 tahun pada
laki-laki. Kasus cedera kepala atau cedera lain yang melibatkan cedera kepala
menyumbang 50% kematian dari total kematian akibat cedera, dimana cedera
merupakan penyebabab utama kematian pada pasien < 45 tahun. Menurut laporan
World Health Organization (WHO) setiap tahunnya sekitar 1,2 juta orang meninggal
dengan diagnosis cedera kepala berat yaitu akibat kecelakaan lalu lintas (KLL)
(Doherty, 2010). Kecelakaan lalu lintas ini sangat meningkat pesat yang dapat
meningkatkan angka prevalensi dari spinal cord injury atau cedera tulang belakang.
Masalah spinal cord injury ini kemudian menjadi semakin serius dengan ditemukannya
pelonjakan jumlah kasus SCI secara drastis di dunia dalam 6 tahun terakhir. Pada
tahun 2018 sendiri, diperkirakan terdapat sekitar 1,69 juta kasus SCI baru. Menurut
World Health Organization (WHO), jumlah tersebut meningkat hingga 3 kali lipat, jika
dibandingkan dengan jumlah kasus SCI pada tahun 2013 lalu yang hanya berada di
angka 500.000 kasus. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita SCI juga mengalami
peningkatan yang cepat setiap tahunnya, dimana pada tahun 2018 diperkirakan
terdapat sekitar 58.740 kasus (Stucki, 2017). Dengan angka insidensi yang terus
meningkat dan besarnya dampak yang diberikan pada para penderitanya, kebutuhan
akan suatu terapi yang efektif telah menjadi suatu urgensi global yang harus segera
ditangani. Namun nyatanya, pengobatan yang tersedia pada saat ini bagi para
penderita SCI hanyalah berupa pengobatan suportif, seperti obat anti-inflamasi dan
analgesik yang tidak dapat menyembuhkan atau bahkan sekadar menghambat
perkembangan dari penyakit ini. Kemauan yang tinggi saya akan belajar mengantarkan
saya pada pencarian jurnal ataupun publikasi ilmiah terkait terapi yang cocok digunakan
pada pasien yang terkena cedera tulang belakang. Dengan cara pandang yang baru
akan perkembangan dari neurosurgery, saya kemudian mulai mengembangkan
gagasan terapi berbasis sel punca pada manusia untuk menangani kasus cedera tulang
belakang yang memang hanya pernah dilakukan pada hewan namun belum dilakukan
pada manusia. (paragraph ini Panjang bangetttt, diefektifkan lagi kalimatnya atau dibagi
2, karena kalau terlalu Panjang membuat pembaca bosan duluan)
Berbekal gagasan serta diskusi dengan konsulen mengenai pengembangan sel punca
tersebut, saya berencana menempuh studi di bidang ilmu bedah saraf. Program studi
ilmu bedah saraf adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan pencegahan,
diagnosis, tatalaksana bedah, dan rehabilitasi gangguan yang mempengaruhi setiap
bagian dari sistem saraf termasuk otak, sumsum tulang belakang, saraf perifer, dan
sistem serebrovaskular ekstra-kranial. (mas daftar magister atau spesialis
sebenernya?)
Menurut saya (hapus),
Program studi ilmu bedah saraf sangat relevan terhadap pengembangan dari sel punca
pada terapi pasien spinal cord injury atau cidera tulang belakang karena memerlukan
kompetensi spesifik mengenai basic neurosurgical skill, hingga advanced
microsurgical dan skullbase skill, dengan melakukan pelatihan berkala. Selain itu,
melalui program studi ini, saya juga akan mempelajari terkait divisi spine, yang sangat
menunjang rencana penelitian saya terkait terapi sel punca pada pasien yang
mengalami spinal cord injury atau cidera tulang belakang. Sel punca ini juga diharapkan
tidak hanya mampu menjadi terapi bagi pasien yang mengalami spinal cord injury atau
cidera tulang belakang namun juga mampu mengatasi penyakit ataupun keluhan lain.
Ilmu bedah saraf Universitas Sumatera Utara berfokus pada pendidikan dengan metode
pembelajaran analitis sistematis dan evidence-based medicine sehingga memberikan
pendidikan ilmu bedah saraf secara mendasar dan komprehensif yang dapat
menunjang pendidikan berkelanjutan. Departemen kami dipenuhi oleh kelompok
individu terbaik yang berkomitmen tinggi menghasilkan lulusan calon ahli bedah saraf
atau neurosurgeon yang kompeten dalam menyelesaikan masalah bedah saraf dan
memberikan tindakan penyuluhan dalam bidang preventif, kuratif, rehabilitatif, serta
mempunyai integritas sesuai dengan Pancasila dan kode etik ilmu ataupun etik profesi
dan hingga saat ini sudah terakreditasi A. (terlalu medis bahasanya, coba kalau emang
mau masukkan Bahasa medis nya disertai juga penjelasannya, atau diganti aja jadi
Bahasa umum yg mudah dimenegerti oleh org awam)
Saya bermimpi transformasi kesehatan di Indonesia dapat mengarah dalam hal yang
lebih baik. Dalam impian tersebut, saya berharap Indonesia me-transformasi layanan
kesehatan primer nya seperti edukasi ke masyarakat tentang apa dan bagaimana
pelayanan bedah saraf. Departemen komunikasi dan kerjasama tentu berperan besar
dalam hal ini. Layanan rujukan juga harus dapat ditingkatkan, layanan unggulan dalam
bedah saraf seperti, stroke, tumor saraf, dan neurotrauma harus menjadi perhatian
untuk menjadi layanan unggulan. Karena morbiditas dan mortalitas masih sangat tinggi
saat ini. Proses menjangkau layanan bedah saraf, proses rujukan dan indikasi rujukan
harus di tata secara ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan dalam clinical guideline
dari bedah saraf sendiri. Sistem ketahanan kesehatan juga dapat menjadi perhatian
dalam dunia bedah saraf ini sendiri, fokusnya pada ketersediaan alat dan obat.
Pedoman praktek klinis bedah saraf harus tegas tentang obat dan alat apa yang paling
efektif dan efisien harus tersedia untuk layanan terbaik bidang bedah saraf. Fokus
kedua pada kesiapan keadaan krisis, terbukti saat pandemi covid, ketahanan sistem
bedah saraf sangat lemah, khusus untuk layanan bedah saraf, banyak terkedala
bahkan berhenti. Sistem pembiayaan kesehatan juga harus dilakukan transformasi,
konsep idealnya adalah penyempurnaan regulasi pembiayaan kesehatan, dengan 3
tujuan: Tersedia cukup dan berkelanjutan, alokasi yang adil dan terakhir adalah
pemanfaatan yang efektif dan efisien. Pada pasien yang pembiayaanya oleh BPJS,
saat ini yang terjadi adalah sebagian besar layanan bedah saraf yang komplek dan
canggih, unit cost yang diperlukan jauh lebih tinggi dari pembiayaan yang disupport
BPJS. Pelayanan yang seperti ini akan tidak dapat berkembang dan merugikan
semuanya. SDM kesehatan khususnya di bedah saraf juga harus mengalami
transformasi seperti fokus pada penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam dan
luar negeri, kemudahan penyetaraan lulusan nakes luar negeri.yang terakhir adalah
transformasi kesehatan, pengembangan dan pemanfaatan digitalisasi dan bioteknologi
kesehatan, ini juga penting, untuk mempercepat outcome layanan tentu teknologi
digitalisasi penting. (terlalu Panjang, diperbaiki dan diefektikan lagi paragrafnya)
Indonesia Emas 2045 adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju di
tahun 2045. Pemerataan spesialis kedokteran menjadi salah satu faktor penting yang
dapat mendukung pencapaian visi tersebut. Dalam rangka mewujudkan visi misi
Indonesia Emas 2045, menjadi dokter spesialis dan mengabdi untuk mewujudkan visi
misi Indonesia Emas 2045 adalah salah satu cara yang dapat diambil untuk
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Dalam konteks
visi misi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan dokter spesialis bedah saraf yang dapat
menangani masalah kesehatan masyarakat dengan baik, terutama di daerah-daerah
terpencil dan sulit dijangkau agar menciptakan kesehatan masyarakat yang optimal dan
membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berkualitas
Masukkan terkait Indonesia emas 2045 khususnya di bidang kesehatan.
Alangkah berbahagianya saya, jika pengembangan serta penelitian civitas akademika
serta stakeholder terkait di Indonesia mampu terlibat bekerja bersama sebagai role
model dalam pengembangan bedah saraf terkait perancangan sel punca pada terapi
bagi pasien yang mengalami spinal cord injury atau cidera tulang belakang.Tidak
sekedar turut berbangga, saya juga ingin terlibat secara aktif demi mewujudkan impian
tersebut.
Saya ingin berperan sebagai inisiator dan inovator dalam tim pengembangan dari
metode sel punca ini. Apabila saya diberi kesempatan menjadi awardee beasiswa
LPDP, saya akan semakin membulatkan tekad untuk mendalami ranah sel punca atau
induced pluripotent stem cell dan bekerjasama dengan rekan-rekan sejawat maupun
konsulen guna mengimplementasikannya dalam terapi bagi pasien, yang dimana
merupakan salah satu fenomena yang memiliki dampak pada kesehatan masyarakat itu
sendiri.
Mana pemilihan kampusnya??? Sertakan alasan memilih kampus dan jurusan di
universitas tsb baik terkait akreditasi, jurnal ilmiah, dosen/guru ebsar, ataupun
fasilitasnya.

Pasca studi, saya akan mempresentasikan hasil penelitian saya mengenai sel punca
atau induced pluripotent stem cell pada terapi bagi pasien yang mengalami spinal cord
injury atau cidera tulang belakang di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
di Rumah Sakit Haji Adam Malik tempat saya menjalani sebagai seorang residensi dan
di tempat saya mengabdi atas rekomendasi dari RSUD Gunung Tua, selain itu saya
akan membuat karya tulis ilmiah dan akan melakukan presentasi melalui prosiding
internasional. Langkah selanjutnya yaitu mengomunikasikan hasil penelitian tersebut
kepada Direktur dan Wakil Direktur tempat saya mengabdi dan tempat saya menjalani
reidensi serta jajaran lainnya.

Jika tahap implementasi dan evaluasi telah dilakukan, maka saya dapat mengajukan
kepada direktur,agar dapat disosialisasikan kepada rumah sakit yang lain. Bersikap
kooperatif dan berpikir terbuka serta kritis terhadap segala kemungkinan perubahan
maupun inovasi akan metode terapi sel punca ini sebaiknya menjadi prinsip yang harus
saya pegang erat demi mencapai impian-impian tersebut. Selain itu, bekerjasama
dengan lembaga lainnya, seperti juga tidak kalah penting melalui koordinasi yang baik
dan santun. Saya yakin perkembangan akan terapi sel punca ini serta verifikasi
peralatan operasional dari bedah saraf yang efektif mampu menunjang kesiapan
Indonesia dalam menghadapi ancaman peningkatan angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi akan kasus spinal cord injury (diperbaiki lagi).

Menjadi seorang dokter spesialis bukanlah hanya tentang memiliki gelar, tetapi
merupakan komitmen seumur hidup untuk menjadi seseorang yang menganut prinsip
continuous learning, peningkatan diri, dan dedikasi untuk memberikan perawatan
terbaik mungkin untuk pasien

Dalam proses menjadi dokter spesialis, saya memiliki tekad yang kuat untuk terus
belajar dan mengembangkan diri, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik bagi masyarakat. Hal ini tidak hanya memerlukan usaha yang besar, tetapi
juga kesabaran, disiplin, dan semangat yang tinggi. Dengan kerja keras, keberanian,
dan tekad yang kuat, saya dapat menjadi dokter spesialis yang berkualitas dan
bermanfaat bagi masyarakat. Tambahkan closing statement yang lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai