Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Diri Akhir

Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan 1

Selama hampir dua semester masa perkuliahan banyak pengalaman yang telah saya
dapatkan, salah satunya adalah mendapat mata kuliah Kolaborasi Kesehatan. Terdapat lima
fakultas yang ikut serta dalam mata kuliah Kolaborasi Kesehatan, yaitu Fakultas Kedokteran,
Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan
Fakultas Farmasi. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan adanya mata kuliah Kolaborasi
Kesehatan. Salah satunya adalah menyatukan dan mengkolaborasikan mahasiswa Rumpun
Ilmu Kesehatan untuk berlatih agar terbiasa bekerja sama. Karena, ketika di masa mendatang
mereka akan dihadapkan dalam suatu pekerjaan yang saling berhubungan satu sama lain
dengan lingkup yang sama yaitu di bidang kesehatan.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan dilakukan dengan bekerja secara teamwork.
Pelayanan kepada pasien dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari profesi-profesi kesehatan
berbeda yang bekerja sama berdasarkan prinsip mengutamakan pelayanan dan peningkatan
status kesehatan pasien.1 Kerja sama yang terlaksana antar profesi kesehatan inilah yang
disebut dengan kolaborasi tim kesehatan. 1
Modul kolaborasi tim kesehatan ini mengajarkan ilmu tentang konsep umum kolaborasi
kesehatan dan peran setiap profesi kesehatan di dalam tim. Kolaborasi kesehatan sangat penting agar
keterampilan penyedia dari berbagai disiplin ilmu dapat dimanfaatkan dan diintegrasikan ke dalam
tim yang dapat berfungsi dengan baik. 1 Kolaborasi kesehatan tidak hanya mempelajari peran dari
salah satu profesi kesehatan, melainkan mempelajari keseluruhan profesi kesehatan. Memahami peran
setiap profesi kesehatan di dalam tim berguna untuk memahami batas-batas fungsional kerja profesi
kesehatan. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya permasalahan di dalam tim kesehatan yang
disebabkan oleh kesalahpahaman mengenai peran dan cakupan tanggung jawab masing-masing
profesi kesehatan dalam menjalankan program kerja tim untuk menuntaskan kasus pasien. 2 Inilah
poin-poin utama yang saya dapatkan dari modul kolaborasi tim kesehatan yang berguna dalam
pembekalan kemampuan dasar bekerja di dalam tim bagi saya di masa yang akan datang, mengingat
pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada pasien di dalam tatanan pelayanan kesehatan dilaksanakan
secara tim.

Selama semester dua saya belajar mata kuliah Kolaborasi Tim Kesehatan, saya
mendapat pengalaman menarik bersama teman-teman saya mengenai kolaborasi. Pengalaman
tersebut diantaranya adalah Team Based Learning (TBL) dan final project. Pada sesi Team
Based Learning, mahasiswa yang tergabung dalam satu kelas dituntut untuk aktif berdiskusi
untuk memecahkan sebuah permasalahan yang diberikan oleh fasilitator. Di awal diskusi,
kami belum berani untuk berperan aktif dalam diskusi. Namun, seiring berjalannya waktu,
kami mulai dapat beradaptasi dengan tiap-tiap individu.

Kegiatan selanjutnya yang memberikan saya pengalaman mengenai kolaborasi adalah


pada saat kami melakukan final project. Final Project merupakan project akhir kelas
Kolaborasi Tim Kesehatan yang mengharuskan setiap kelas untuk mengambil data dari
responden mengenai health literacy. Kelas kami mendapat lokasi di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Tentu saja banyak hal yang terjadi saat kami menjalankan final project ini.
Mulai dari membentuk kelompok, membagi tugas kepada tiap individu hingga terjun ke
lapangan untuk mengambil data. Karena dalam menjalankan kolaborasi, terdapat tahap-tahap
untuk membentuk kelompok. Menurut Tuckman, tahapan tersebut adalah forming, storming,
norming, dan performing2.

Pada awalnya, karena kami sudah mendapat bekal saat melakukan TBL, tahap
forming berlalu dengan cepat. Namun permasalahan pertama yang terjadi yaitu pembagian
kelompok berdasarkan Fakultas membuat kolaborasi tim tidak terlaksana. Tahap selanjutnya
yang kami alami adalah tahap storming. Pada tahap ini, kelas kami mulai membagi-bagi
tugas per kelompok fakultas, dan saya mendapat bagian untuk tenaga pendidikan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selanjutnya, tiap-tiap anggota sudah mengetahui kemampuan
yang dimiliki oleh teman-teman di dalam satu tim sehingga kami mudah untuk meminta
bantuan dan saling mengingatkan. Tahap inilah yang disebut sebagai tahap norming. Tahap
selanjutnya yang kami alami adalah tahap performing. Pada tahap ini, kelas kami mulai
melakukan melakukan kegiatan turun lapangan tepatnya pada hari Rabu, 11 April 2018. Pada
tahap ini, kelompok saya memiliki kesulitan untuk mencari tenaga pendidik, namun dengan
bantuan dari Bu Kartika kami dapat menyelesaikan masalah ini dan responden yang
dibutuhkan melebihi target. Setelah data terkumpul, kelas kami pun melakukan pengolahan
data yang nantinya akan dibuat laporan dalam bentuk power point dan dipresentasikan saat
pleno. Setelah pleno, kelas kami pun mulai membuat poster untuk mempublikasikan hasil
survei.

Saya merasa senang dan berkembang dengan kegiatan TBL dan final project, karena
dengan kegiatan tersebut saya bisa mendapat pengalaman mengenai kolaborasi tim
kesehatan. Walaupun banyak permasalahan yang timbul, dengan melakukan kolaborasi,
semua masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Dengan pengalaman ini saya
menjadi mengerti peran penting dari kolaborasi. Sebagai seseorang yang nantinya akan
berkecimpung di dunia kesehatan, kita akan bertemu dan bekerjasama dengan berbagai
profesi yang terdapat di dunia kesehatan pula. Karena itu, kita harus saling menghargai antar
profesi dan selalu mendukung satu sama lain. Karena hasil pekerjaan yang dilakukan
bersama-sama akan lebih baik dibandingkan hasil pekerjaan yang dilakukan secara
individual3.

Referensi:
1. Family Health Teams. 2005. Guide to Collaborative Team Practice.

2. Priestly D. 2015. Forming, Storming, Norming and Performing: The Stage Of Team
Formation. Retrived on 7th May 2018 from: http://www.ventureteambuilding.co.uk/forming-
storming-norming-performing/
3. Simanungkalit D.R, Anna L. 2008. ANALISIS HUBUNGAN KERJASAMA TIM UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI KERJA PADA PT MITHA SAMUDERA WIJAYA MEDAN. Retrived on 8 th May 2018 from:
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jmim/article/download/2340/pdf kerjasama tim pdf

Anda mungkin juga menyukai