Anisa Yuniawati - 1706621064 - Analisis Kasus Expenditure Cycle
Anisa Yuniawati - 1706621064 - Analisis Kasus Expenditure Cycle
NIM : 1706621064
Kelas : S1 Akuntansi A
Negara Rugi Rp9,3 Miliar Dalam Pengadaan Alat Kesehatan Rumah Sakit
Ibu dan Anak Fatimah Makassar
A. Kasus
Kasus ini telah ditangani penyidik Ditreskrimsus Polda Sulsel selama hampir
setahun. Setelah mendapatkan laporan terkait adanya kejanggalan alat kesehatan yang
digunakan di Rumah Sakit Fatimah Makassar yang tidak sesuai dan tidak berfungsi dengan
baik. Proses penanganan kasus itu sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan. Sehingga,
penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Ditreskrimsus Polda Sulsel bersama Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) melakukan audit. Tujuannya, adalah
untuk mengetahui total kerugian negara yang ditimbulkan dari pengadaan alat kesehatan
di rumah sakit. Sebelum dilakukan penetapkan tersangka. Jumlah total pagu anggaran
pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah,
Makassar tahun 2016 itu diketahui nilainya sebesar Rp20 miliar lebih.
B. Analisis Kasus
Permasalahan :
2. Mark Up : Sebuah peningkatan harga atau jumlah rupiah yang telah ditambahkan pada
biaya dari sebuah produk untuk memproduksi harga jual
3. Black Market : Istilah untuk menyebutkan barang yang tidak resmi atau
ilegal. Barang BM biasanya memiliki harga yang jauh lebih murah dari pada harga
aslinya. Barang BM tidak memiliki asuransi sehingga apabila terjadi kerusakan dan
sebagainya tidak bisa melakukan klaim.
Pada kasus ini diketahui kualitas pengadaan alat kesehatan yang dianggarkan
sebesar 20 miliar rupiah mendapatkan kualitas yang buruk dan rusak. Oleh sebab itu
dimulailah audit dan pemeriksaan lebih lanjut hingga tahap ke polisi. Diduga pada
Januari 2022, terdapat korupsi pengadaan alat kesehatan dengan modus mark up dan
black market. Dimana dari 50 orang yang diperiksa sehingga didapatkan 10 tersangka,
ingin mendapatkan keuntungan dengan meningkatkan harga beli namun membeli
barang alat kesehatan dari black market yang tidak diketahui kualitas dan tidak
menjamin asuransi.
C. Faktor Penyebab
2. Kesempatan yang terjadi karena sistem expenditure cycle yang kurang selektif
Kasus korupsi pengadaan bermodus Mark Up dan Black Market menjadi ancaman
bagi perusahaan karena dapat merugikan peusahaan atau bahka negara dengan jumlah yang
besar. Selain itu dampak lain dari kasus ini adalah kualitas alat kesehatan yang buruk
sehingga dari sisi ekonomi akan menurunkan angka ekonomis atau masa penggunaannya
dimana akan menambah biaya untuk memperbaiki atau bahkan mengganti yang baru, dari
sisi social tentunya korupsi dengan menurukan kualitas barang akan mengancam kesehatan
pasien hingga fatalnya bisa menyebabkan pasien meninggal dunia, hal ini dapat
menurunkan kepercayaan masyarakat atas kualiatas rumah sakit. Sehingga dari kedua hal
tersebut dapat membuat rumah sakit bangkrut atau tutup dan menghilangkan lapanagan
pekerjaan pegawai hanya karena keserakahan oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
E. Langkah Pengendalian
Dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di rumah sakit ibu dan anak Fatimah
makassar dapat dilakukan perbaikan pada expenditure cycle seperti berikut :
1. Penambahan proses tinjau awal pada pemesanan persediaan, memastikan harga,
kualitas, dan tempat pembelian terjamin.
2. Memastikan kualitas dan harga sesuai dengan yang sebenarnya, baru melakukan
transaksi pembelian dan pengeluaran kas
3. Memeriksa kembali saat proses penerimaan, apanila ada kerusakan barang / kualitas
barang yang tidak sesuai dapat di complain dan mengajukan penggantian barang atau
uang kembali.
4. Merekrut pegawai dengan standar integritas yang lebih baik
5. Memberikan edukasi atau pegetahuan kepada pegawai terkait kode etik dan
konsekuensi ketika dia melakukan kejahatan dalam berkerja.
Sumber :
1. https://sulsel.suara.com/read/2022/01/30/142617/negara-rugi-rp93-miliar-dalam-
pengadaan-alat-kesehatan-rumah-sakit-ibu-dan-anak-fatimah-makassar
2. https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-5976063/pengadaan-alkes-
black-market-rp-93-m-rs-fatimah-sulsel-10-orang-tersangka