Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359011337

PERAWATAN DAN ANALISA PERMASALAHAN MESIN FAN PADA GRATE


COOLER DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

Article · March 2022

CITATIONS READS

0 447

2 authors, including:

Safar Uddin
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Indonesia
213 PUBLICATIONS 17 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kotamo View project

BROGAN View project

All content following this page was uploaded by Safar Uddin on 04 March 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Vol.3 No.3 Maret 2022

PERAWATAN DAN ANALISA PERMASALAHAN MESIN FAN PADA GRATE COOLER


DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

MUHARMANSYAH Politeknik Negeri Sriwijaya muharmansyah@gmail.com


SAFARUDDIN SMBR Learning Development safaruddintohir@gmail.com

ABSTRAK Riwayat artikel:


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur penulis panjatkan Diterima: 26-02-2022
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya Direview: 01-03-2022
Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad Diterbitkan: 04-03-2022
Shalallahu’alaihiwassalam berkat beliau dunia yang gelap ini menjadi terang
seperti sekarang ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel ini
dengan baik. Artikel ini dibuat berdasarkan Kerja Praktek yang merupakan salah
satu mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan Diploma III Teknik Mesin di
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Tujuan kerja Praktek ini
adalah untuk mengenal secara langsung lingkungan kerja serta
membandingkannya dengan teori yang didapat dibangku kuliah. Dalam
pelaksanaan Kerja, Praktek dan penyusunan artikel yang berjudul Perawatan
Dan Analisa Permasalahan Mesin Fan Pada Grate Cooler Di PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak hingga
terselesainya laporan ini dari pengumpulan data sampai proses penyusunan
laporan.

Kata Kunci: Perawatan, Analisa Permasalahan Mesin Fan, Grate Cooler.

ABSTRACT
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Praise the author to the
presence of Allah SWT who has bestowed His grace and gifts. Shalawat and
greetings do not forget to pour out to the Prophet Muhammad Shalallahu
'alaihiwassalam, thanks to him this dark world has become bright as it is today.
so that the author can finish writing this article well. This article is based on
practical work, which is one of the compulsory subjects in the Diploma III
Mechanical Engineering curriculum at the Department of Mechanical
Engineering, Sriwijaya State Polytechnic. The purpose of this practical work is to
get to know the work environment firsthand and compare it with the theory
gained in college. In the implementation of work, practice and preparation of
articles entitled Maintenance and Analysis of Fan Engine Problems on Grate
Cooler at PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk the author received a lot of help
from various parties to the completion of this report from data collection to the
report preparation process. Copyright: © 2022 by the
author.Licensee.This article
is an open access article
Keywords: Maintenance, Fan Engine Problem Analysis, Grate Cooler.
distributed

How to cite:
Muharmansyah, Safaruddin (2022) Perawatan Dan Analisa Permasalahan Mesin Fan Pada Grate Cooler
Di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, Jurnal Ilmu Terapan JIRAN 3(3)
Vol.3 No.3 Maret 2022
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus meningkat yang semakin pesat, belum lagi di
sektor industri kini Indonesia telah memasuki era Revolusi Industri 4.0, hal tersebut berakibat pada
peningkatan kebutuhan akan sumber daya manusia yang professional untuk mendukung proses
pengembangan dunia industri. Politeknik Negeri Sriwijaya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
bertujuan meningkatkan dan menghasilkan tenaga professional serta meningkatkan mutu dan kualitas
sumber daya manusia. Kerja Praktek (KP) sebagai salah satu program kurikulum Politeknik Negeri Sriwijaya,
dimana mahasiswa diwajibkan untuk terjun langsung kelapangan kerja untuk mengetahui secara langsung
proses produksi dari industri suatu perusahaan. Atas dasar itu, maka mahasiswa dapat
mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan kondisi di lapangan. Kegiatan
kerja praktek ini tentunya sangat bermanfaat bagai para mahasiswa untuk mendapatkan ilmu yang tidak
pernah didapatkan di bangku perkuliahan, serta suatu proses bagi para mahasiswa sebagai generasi
penerus dimasa yang akan datang,
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis memilih PT. Semen Baturaja (Persero)Tbk.
Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan salah satu perusahaan
BUMN di sektor industri Portland Semen.. Di dalam industri terdapat berbagai macam proses dengan
menggunakan fluida gas. Untuk memperlancar proses, fluida gas tersebut dialirkan menggunakan sebuah
alat fan yang merupakan alat untuk mentransportasikan gas yang sering digunakan. Fan digunakan untuk
menggerakan udara, dan oleh tekanan sistim operasinya. TheAmericanSociety ofMechanical Engineers
(ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu rasio tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk
mendefinisikan fan. Dalam penulisan laporan kerja praktik ini agar tidak melebar dari topik,maka perlu
adanya pembatasan masalah. Dalam laporan kerja praktik hanya akan dibahas mengenai perawatan dan
analisa mesin fan pada grate cooler

TINJAUAN TEORI
Pada dasarnya sebuah perusahaan atau pabrik pasti memiliki mesin produksi atau mesin lainnya.
Operator mesin pada sebuah perusahaan atau pabrik tersebutlah yang bertanggung jawab pada mesin
tersebut. Seorang operator mesin, sudah pasti memiliki kemampuan mengoperasikan mesin tersebut.
Tetapi, mesin tidak selamanya dapat beroperasi dengan baik dan normal. Mereka harus melakukan
kegiatan maintenance ini secara rutin atau terjadwal. Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan
untuk menjaga peralatan dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan, pengukuran,
penggantian, menyesuaian, dan perbaikan. Dibagi menjadi 3 jenis maintenance yang dapat dilakukan,
yaitu: Preventive Maintenance; Predictive Maintenance; Breakdown Maintenance; Corrective
Maintenance
Pada artikel kali ini, kami akan membahas sedikit tentang predictive maintenance. Predictive
maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari
perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator
yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan analisa vibrasi dan alignment untuk
menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya. Predictive maintenance, maintenance jenis ini
memiliki kemiripan dengan preventive maintenance namun tidak dijadwal secara teratur. Predictive
maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
maintenance menganalisa suatu kondisi peralatan dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat digunakan
untuk memprediksi sampai kapan peralatan mampu beroperasi secara normal. Sedangkan preventive
maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen atau alat dan
menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Maintenance jenis ini memiliki tujuan mencegah terjadinya kerusakan peralatan selama operasi
berlangsung. Maintenance peralatan dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur peralatan.
Kegiatan preventif maintenance dibuat berdasarkan tasklist maintenance sesuai dengan tingkat kritikal
peralatan tersebut.
Vol.3 No.3 Maret 2022
Tujuan dari kegiatan Predictive Maintenance sendiri adalah mengeleminasi gangguan pada mesin dengan
menerapkan teknologi yang sesuai untuk mengukur kondisi dari sebuah mesin, mengidentifikasi dan
melaporkan permasalahan secepatnya dan memprediksi waktu pelaksanaan tindakan korektif
dilaksanakan.
Dalam industri pabrik semen, rotary cooler merupakan bagian dari kiln system yang terletak di bagian
ujungdischarge Rotary Kiln. Cooler memiliki beberapa fungsi antara lain; Transport clinker, temperatur
clinker yang lebih dari 1.200 oC sangat tidak direkomendasikan untuk di transfer langsung karena akan
membuatperalatan mekanis transportnya rusak dan boros dalam hal biaya pemeliharaan; Mendinginkan
clinker yang keluar Kiln dari temperatur 1200 oC menjadi 150 oC saat keluar di Rotary Cooler System, dengan
cara mengalirkan udara secara proporsional (Desain Normal temperatur material keluaran Clinker Cooler
adalah 60°C + Ambient temperatur). Pendinginan clinker secara quenching atau secepat mungkin untuk
mendapatkan kualitas clinker yang terbaik (clinker mudah pecah) dan juga temperatur Clinker tinggi akan
berpengaruh negatif terhadap kinerja unit penggilingan semen, dimana temperatur semen yang di hasilkan
dijaga <120°C (menghindari proses hidrasi di dalam silo atau kantong); Heat recuperation dengan
memanfaatkan udara panas hasil pendinginan clinker yang keluar dari Kiln dan diperoleh dua jenis udara
yaitu udara secondary untuk pembakaran main burner dan udara tertiary untukpembakaran di calciner.
Pemanfataan udara panas dari Clinker Cooler merupakan langkah positive untuk menurunkan biaya energi
panas di sistem kiln.
Secara umum ada tiga tipe jenis clinker cooler, yakni :
a. Rotary cooler, memiliki bentuk dan desain sederhana seperti rotary Kiln namun pendek yang dipasang
dioutlet Kiln dan didalamnya dipasang lifterlifter. Kemiringan Rotary Cooler sama dengan kemiringan
Kiln sekitar 3%. Konsumsi energi dari rotary cooler cukup kecil namun pendinginan clinker lambat dan
panas recuperation yang diharapkan kurang optimal. Suhu Clinker keluar dari Rotary Cooler masih
cukup tinggi, yaitu 150 °C.

Gambar 1 Rotary cooler


b. Planetary cooler, bentuknya seperti Rotary Cooler namun jumlahnya banyak dan kecil mengelilingi shell
outlet Kiln yang ikut berputar bersama Kiln menggunakan Main Drive Kiln. Pemakaian energi untuk
Cooler tidak ada karena bebannya jadi satu dengan Kiln drive. Bagian dalamnya dipasang lifter-lifter
untuk mengangkat clinker. Pendinginan clinker kurang optimal dan temperatur clinker yang keluar dari
Cooler masih lebih dari 150 °C. Jenis ini sudah banyak yang dimodifikasi menjadi Grate Cooler.

Gambar 2 Planetary cooler


c. Grate cooler, untuk pendinginan clinker dan menghasilkan udara secondary dan tertiary yang cukup
tinggi, sehingga bisa membantu proses udara pembakaran didalam Kiln maupun di Precalciner system.
Proses pendinginan dibantu dengan menginstall sejumlah Force Draft Fan dengan tekanan dan volume
yang cukup untuk menembus porisity yang di bentuk oleh tumpukan material clinker (fungsi tekanan
udara) serta mendinginkan clinker sesuai dengan target desain (fungsi volume udara). Standar
kebutuhan udara pendingin di clinker cooler adalah 1,7 -2,3 Nm3/kg Clinker, artinya untuk produksi
clinker 170 tph maka volume udara pendingin yang dibutuhkan adalah 289.000 - 391.000 Nm3/h yang
terdiri atas 3 zona pendinginan meliputi: inlet section, recuperating zone dan after cooling zone. Udara
secondary dan tertiary disuplai oleh zona inlet section dan recuperating zone, dimana temperatur
Vol.3 No.3 Maret 2022
udara Secondary yang dihasilkan 950 – 1100 °C dan temperatur clinker yang keluar Cooler kurang dari
100 °C. Kelebihan udara pendingin, di proses pada unit penangkap debu (EP) yang selanjutnya akan di
lepaskan ke udara luar. Pemakaian energi untuk Cooling Fan jenis Grate Cooler ini antara 3–6 kwh/ton
clinker.
Distribusi udara clinker cooler untuk tiap compartement tidak sama, hal ini sangat di tentukan oleh
distribusi materialnya juga yang tidak merata.
Kompartemen 1 --> membutuhkan fan dengan tekanan dan volume tinggi.
Kompartemen 2 --> Pfan < Pfan comp 1 dan Vol Fan < Vol Fan comp. 1
Kompartemen 3 --> Pfan & Vol Fan < Pfan & Vol Fan comp. 2
Flow udara pendingin, juga sangat tergantung pada jumlah kiln feed yang di feed-kan. Penyesuaian
antara kiln feed dengan udara pendingin sangat penting, karena pada dasarnya clinker cooler di desain
pada 10-20% exceed capacity dari maksimum beban kiln. Jika distribusi kebutuhan udara pendingin tidak
tepat, dapat mempengaruhi proses di cooler dan kiln, seperti kiln cenderung dingin (ditandai dengan
rendahnya secondary & tertiary air), kiln lebih dusty (memperburuk perpindahan transfer dan flame), dust
load di EP akan naik.
Vibrasi / Getaran adalah gerakan bolak-balik di satu periode dalam waktu tertentu. Getaran
memiliki hubungan dengan gerak osilasi pada benda dan gaya yang memiliki hubungan dengan gerakan
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas pasti dapat bergetar, jadi kebanyakan
mesin dan struktur rekayasa (engineering) dapat mengalami getaran sampai derajat tertentu dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur yaitu:
a. Amplitudo dapat didefinisikasi sebagai ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan. Makin
besar ganguan yang terjadi makan akan makin tinggi juga amplitudo yang ditunjukkan. Besarnya
amplitudo tergantung pada tipe mesin yang ada.
b. Frekuensi adalah merupakan banyaknya getaran pada periode yang terjadi dalam satu putaran waktu.
Besarnya frekuensi terjadinya saat timbulnya vibrasi dapat mengindikasikan jenis jenis ganguan yang
terjadi. Cycle Per Menit (CPM) merupakan bentuk dari nilai Frekuensi, yang biasanya disebut dengan
instilah Hertz(Hz).
c. Phase Vibrasi adalah merupakan tinjauan akhir dari pada karakteristik getaran atau vibrasi yang terjadi
pada mesin. Phase ini merupakan perpindahan atau perobahan posisi pada bagian bagian yang
bergetar secara relatif untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian lain yang bergetar.
Jenis-jenis karakteristik spectrum suatu kerusakan:
1. Unbalance. Unbalance adalah terjadinya pergeseran titik pusat massa dari titik pusat putarnya
sehingga akan menimbulkan getaran yang tinggi. Besarnya amplitudo getaran sebanding dengan
besarnya putaran (merupakan kuadrat dari putaranya).

Gambar 3 Data pegeseran titik Pusat

2. Misalignment. Ketidalurusan antara kedua poros. Terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan
salah satu bagian mesin dari garis pusatnya.
Vol.3 No.3 Maret 2022
Ada 2 jenis misalignment:
1. Angular Misalignment 2. Parallel Misalignment

Gambar 4 Angular Misalignment Gambar 5 Parallel Misalignment


3. Mechanical Looseness. Disebabkan oleh kerenggangan pada suatu mesin yang terjadi karena adanya
kerenggangan baut, kerenggangan bearing, keretakan di pondasi, kerenggangan antara rotor dengan
poros, dan sebagainya. Pada motor listrik dan generator, kerenggangan dapat terjadi pada rotor bar atau
gulungan rotor maupun stator. Kelonggaran yang diakibatkan karena kesalahan dalam pengencangan
antara mesin dan bagian-bagiannya. Ada 2 jenis looseness:
a. Rotating:
impellers
Fans
Bearings
Couplings
Gambar 6 Looseness

b. Non Rotating (Structural) Looseness


base mount
split casings
bearing caps
bearings supports

Gambar 7 Typical spectrum

4. Rolling Element Bearing. Kondisi dimana bagian-bagian dari bearing mengalami keausan sehingga terjadi
getaran. Karakteristik getaran pada bearing adalah dari orde yang synchronous
Vol.3 No.3 Maret 2022

Gambar 8 Rolling Element Bearing


5. Oil whirl dan oil whip. Vibrasi ini terjadi pada journal bearing yaitu pada mesin-mesin dengan sistem
pelumasan minyak bertekanan, serta mesin putaran tinggi (di atas putaran kritis

Gambar 9 Pelumasan oil

METODE
Metode yang digunakan dalam menyusun laporan Kerja Praktek ini antara lain:
1. Studi Lapangan Merupakan metode penulisan yang dilakukan dengan cara melihat langsung objek
pengamatan atau proses yang terjadi di lapangan. Dengan metode ini, penulis melakukan pengumpulan
data dengan cara : a. Wawancara-Wawancara merupakan metode pengambilan data dengan cara
berkomunikasi secara langsung kepada karyawan maupun pekerja lainnya di perusahaan yang
berwenang. Metode ini bertujuan untuk memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam
pembuatan laporan ini; b.Observasi-Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan atau melakukan pekerjaan secara langsung.
2. Studi Literatur Merupakan metode penulisan berdasarkan informasi dan literatur-literatur yang
bersangkutan dengan objek yang dibahas.
3. Konsultasi atau Diskusi Metode yang dilakukan dengan cara berkonsultasi kepada pembimbing serta
orang-orang yang relevan dengan memiliki pengetahuan dan wawasan terhadap permasalahan yang
dibahas pada Kerja Praktek.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan, Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yaitu pada
Waktu 07 Februari – 07 Maret 2022, Tempat : PT. Semen Baturaja (Persero)Tbk. Alamat : Jl.
Raya Tiga Gajah Baturaja Ogan Komering Ulu 32117. Satuan Kerja : Perawatan Mesin

PEMBAHASAN
Vol.3 No.3 Maret 2022

Kondisi peralatan dapat diidentifikasi melalui vibrasi. Pengukuran vibrasi pada equipment 55FN04 yang
diukur pada motor bagian belakang dan depan, dan juga pada bearing fix dan loose. Arah pengukuran
dilakukan pada arah horizontal, vertikal, dan axial. Berikut pada tabel 1 merupakan hasil pengukuran
vibrasi pada 55FN04.

Gambar 10 Titik pengukuran vibrasi pada 55FN04


Vol.3 No.3 Maret 2022

✓ Vibrasi pada bearing motor belakang baik arah vertikal dan horizontal mengalami kenaikkan dari
tanggal 3 Mei 2018 s/d 30 Januari 2019 dari 4,6 mm/s menjadi 5,3 mm/s dan 7,3 mm/s menjadi 8,9
mm/s.
✓ Vibrasi pada bearing motor depan baik arah vertikal, horizontal, dan axial juga mengalami kenaikkan
dari tanggal 3 Mei 2018 s/d 30 Januari 2019 dari 6,7 mm/s menjadi 11,5 mm/s, kemudian arah
horizontal dari 9,0 mm/s menjadi 9,9 mm/s, dan arah axial dari 7,6 mm/s menjadi 10,5 mm/s.
✓ Vibrasi pada bearing fan fix baik arah vertikal, horizontal, dan axial juga mengalami kenaikkan dari
tanggal 3 Mei 2018 s/d 30 Januari 2019 dari 6,2 mm/s menjadi 9,9 mm/s, kemudian arah horizontal
dari 2,9 mm/s menjadi 13 mm/s, dan arah axial dari 3,9 mm/s menjadi 20,2 mm/s.
✓ Vibrasi pada bearing fan loose baik arah vertikal, horizontal, dan axial juga mengalami kenaikkan dari
tanggal 3 Mei 2018 s/d 30 Januari 2019 dari 5,0 mm/s menjadi 6,4 mm/s, kemudian arah horizontal
dari 5,0 mm/s menjadi 8,8 mm/s, dan arah axial dari 3,0 mm/s menjadi 12,4 mm/s.
Vol.3 No.3 Maret 2022

Gambar 11 standar vibration criterion

Gambar 12. Vibrasi Chart ISO 2372 AND 3945


Berdasarkan standar ISO 2372 and 3945 untuk 55FN04 tergolong dalam kriteria class II (76 HP, flexible
mounting) dimana kondisi horizontal Vibrasi masih masuk dalam kondisi warning.
Vibrasi
Normal (0.28 mm/s – 0,71 mm/s)
Diizinkan (0,71 mm/s – 1,0 mm/s)
Warning (1,0 mm/s – 4,0 mm/s)
Tidak diizinkan (4,0 mm/s – seterusnya)
Berdasarkan ISO 2372 and 3945 untuk 55FN04 tergolong dalam kondisi warning. Sehingga diperlukan
penangan sesegera mungkin. Untuk mengetahui root cause dari tingginya nilai vibrasi ini diperlukan analisa
melalui spektrum velocity dan perawatan lainnya.

Inspeksi adalah pemeriksa yang dilakukan dengan cara melakukan observasi secara langsung. (Salmah :
2006 )
Vol.3 No.3 Maret 2022

Gambar 13. Tabel Inspeksi harian peralatan 55 FAN 04

KESIMPULAN
Fan adalah equipment yang kritikal dalam pabrik semen, sehingga memerlukan perhatian khusus.
Salah satunya adalah dengan melakukan pengecekan vibrasi. Pengecekan vibrasi dapat memberikan
gambaran seperti apa kondisi kiln dan apabila terdapat abnormalitas dapat ditangani sebelum terjadi
kerusakan yang semakin parah. Fan 55FN04 mengalami vibrasi yang besar dikarenan kopling yang telah
aus, dan loosenes bearing yang diakibatkan bearing yang telah aus.
Lakukan pengecakan setiap minggu berupa vibrasi kopling, pengecekan suhu bearing dan lubrikasi
bearing; Penggantian Bearing Penggantian Housing Bearing; Siapkan spare bearing fix dan loose jika terjadi
kerusakan peralatan secara tiba tiba dan dapat diperbaiki secepatnya.
Vol.3 No.3 Maret 2022
PUSTAKA
http://www.vibrasindo.com/blogvibrasi/detail/136/mengenal-lebih-jauh-mengenai-predictive-
maintenance
Kiln Process and Operation Volume 1, FLS Institute 2009
Duda, Walter H. 1984. “Cement Data Book”, International Process Engineering in the Cement Industry,
2nd Edition. Boverlag Gm Bh. Weis Baden anfBerum, Mc Donald and Evan. London
Salmah. (2006). Definisi Menurut Ahli Tentang Pengertian Inspeksi (Online)
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-inspeksi/ diakses 01 Juli 2019
Hidayat Maulana ( 2013 ). Cooler Sytem Semen (Online)
https://maulhidayat.wordpress.com/2013/01/15/cooler-system/ diakses 01 Juli 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai