Anda di halaman 1dari 41

METEDOLOGI PENELITIAN TERAPAN

Dosen pembimbing :

Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T.

PERANCANGAN BEJANA TEKAN VERTIKAL RECEIVER DENGAN


MENGGUNAKAN BANTUAN SOFTWARE PV ELITE

OLEH :
ANINDY SESILIA MELYN
40040219650081
D4 RPM KELAS DEMAK

PRODI D4 REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH
VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................4

2.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

2.2 Rumusan Masalah....................................................................................................6

2.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................6

2.4 Batasan Masalah.......................................................................................................7

2.5 Sistematika Penulisan...............................................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................9

3.1 Dasar Teori...............................................................................................................9

3.1.1 Klasifikasi Bejana Tekan................................................................................10

3.1.2 Bagian Bagian Bejana Tekan..........................................................................11

3.1.3 Beban yang Bekerja Pada Bejana Tekan........................................................15

3.1.4 Tegangan maksimum yang diizinkan.............................................................16

3.1.5 Efiensi sambungan..........................................................................................16

3.1.6 Penentuan Ketebalan Shell and Head.............................................................17

3.1.7 Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)........................................18

3.1.8 Tekanan Tes Hidrostatik.................................................................................19

3.1.9 Beban Angin...................................................................................................20

3.1.10 Beban Gempa..................................................................................................23


3.1.11 Desain Skin Support........................................................................................26

3.1.13 Desain Penguat Nozzle...................................................................................27

3.1.14 Software PV Elite............................................................................................28

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN..........................................................................42

BAB 4 PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA............................................46

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................49
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan suatu
fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menyimpan fluida
cair maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan dan temperatur yang
berbeda- beda. Kegagalan dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan
yang dapat merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan
bejana tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain
yang tidak benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang. Dalam
perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat keamanan bejana
tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering digunakan dalam perancangan adalah
standar ASME Boiler and Pressure Vessel Code yang diterbitkan oleh American Society of
Mechanical Engineers (ASME).

Bejana tekan atau istilah dalam teknik adalah tabung tertutup berbentuk silinder, sebagai
penampung tekanan dalam maupun tekanan luar. Adapun komponen-komponen dari suatu
bejana tekan, terdiri dari beberapa bagian utama seperti; dinding (shell), kepala bejana
(head), lobang orang/lubang pembersih (manhole), nosel-nosel (nozzles), dudukan
penyangga (support) dan aksesoris lainnya yang digunakan sebagai alat pendukung, baik
komponen yang berada di dalam maupun luar, sebagai suatu alat proses pemisahan dan
penampungan, baik untuk pemisah minyak mentah, air dan gas atau fluida lainnya yang
akan dipisahkan dalam bejana tekan ini juga akan mengendap secara gravitasi di dalam
bejana tekan tersebut sehingga terpisah secara sendirinya. Adapun material atau bahan yang
digunakan untuk membuat bejana tekan ini adalah pelat baja yang terlebih dahulu
direncanakan dan dihitung ketebalan pelat yang akan digunakan dan spesifikasi material
yang akan direncanakan didalam proses pabrikasi pembuatan bejana tekan ini. Sistem
penyambungan yang digunakan antara komponen yang satu dengan yang lainnya
digunakan sistem pengelasan.Bejana tekan paling sering digunakan sebagai media
penampung fluida cairan, uap air, atau gas pada tingkatan tekanan lebih besar dari tekanan
udara. Bejana tekan menampung suatu unsur yang digunakan secara luas untuk berbagai
aplikasi industri yang mencakup bahan kimia, farmasi makanan dan minuman, minyak dan
bahan bakar, industri nuklir, dan industri plastik.

Kegagalan dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat


merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana tekan
dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang tidak benar,
prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang. Dalam perancangan bejana
tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat keamanan bejana tekan itu sendiri.
Standar bejana tekan yang sering digunakan dalam perancangan adalah standar ASME
Boiler and Pressure Vessel Code yang diterbitkan oleh American Society of Mechanical
Engineers (ASME).

Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua faktor tersebut
telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1 berisi tentang
persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material bejana tekan. Di
antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi, dan sertifikasinya
(ASME, 2008). Dalam merancang bejana tekan dapat dihitung dengan cara manual (hand
calculation) dengan formula dari standar ASME (American Society of Mechanical
Engineers) maupun analisa komputer. Disini penulis menggunakan analisa dengan
komputer yaitu dengan software PV Elite dan tidak membandingkan dengan teori-teori
yang ada.Data yang diambil untuk penulisan ini berdasarkan proyek yang telah dikerjakan.

Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang


disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak software yang
digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software PV Elite. Dalam
jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell dan head adalah SA 516
Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang bejana tekan 5900 mm, diameter
bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6 mm. Hasil dari software PV Elite,
ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan perhitungan manual adalah 29,84
mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18 mm, sedangkan
perhitungan.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan yang didapat adalah masih terdapat kegagalan dan kesalahan dalam
mendesain bejana tekan yang disebabkan kurangnya ketelitian dalam proses mendesain
bejana tekan, sehingga perlu adanya kolaborasi antara perhitungan manual dan perhitungan
yang menggunakan bantuan software PV Elite, kemudian hasil dari kedua perhitungan akan
dibandingkan, agar kesalahan pada perhitungan manual yang terdeteksi oleh software dapat
dihindari.

1.3 Tujuan Penelitian


Banyaknya kasus malfungsi pada bejana tekan, maka perlu adanya perhatian lebih
kepada faktor operasional dan faktor keamanannya. Tujuan dari perancangan ulang bejana
tekan vertikal ini adalah untuk mengetahui apakah bejana tekan sudah aman dan sesuai
kaidah yang ada serta aman untuk di gunakan.

Tujuan dilakukannya perancangan ulang bejana tekan ini adalah sebagai berikut:

1.Merancang bejana tekan vertikal air receiver secara manual dengan kapasitas,
temperatur desain dan tekanan desain internal.

2.Merancang bejana tekan vertikal air receiver dengan bantuan software PV Elite
2016.
3. Membandingan hasil perancangan secara manual dengan perancangan menggunakan
software PV Elite 2016

1.4 Batasan Masalah


Desain ulang bejana tekan ini dibatasi pada:

1.Perancangan mengikuti data sesuai data sheet fuel gas scrubber milik Qatar petroleum.

2.Perancangan hanya pada komponen bejana tekan saja yaitu shell, head, nozzle, dan
support, tidak termasuk bagian distribusinya.
3.Perancangan pada nozzle K1B dan K2B tidak dilakukan.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan laporan Tesis ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang dalam pembuatan laporan Tesis ini, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai dasar teori yang digunakan dalam pembuatan laporan Tesis sesuai
dengan bidang yang diambil dalam pembuatan laporan ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi mengenai langkah-langkah atau tahapan dalam pembuatan laporan Tesis ini.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai data yang diambil, pengolahan data, serta hasil
akhir dari pengolahan data tersebut.

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Berisi mengenai pembahasan dan analisis dari hasil pengolahan data yang sudah dilakukan
pada bab sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi mengenai kesimpulan dari laporan Tesis yang telah dibuat serta saran-saran untuk
penelitian selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan suatu
fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menyimpan fluida
cair maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan dan temperatur yang
berbeda-beda. Kegagalan dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang
dapat merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana
tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang tidak
benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang. Dalam perancangan
bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat keamanan bejana tekan itu sendiri.
Standar bejana tekan yang sering digunakan dalam perancangan adalah standar ASME
Boiler and Pressure Vessel Code yang diterbitkan oleh American Society of Mechanical
Engineers (ASME). Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang
digunakan merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua
faktor tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1
berisi tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material bejana
tekan. Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi, dan
sertifikasinya (ASME, 2008)

Pada umunya bejana tekan berfungsi sebagai wadah untuk menampung fluida bertekanan
yang berupa cairan, uap air, maupun gas bertekanan yang memiliki tekanan melebihi
tekanan dari udara luar, bahwa suatu fluida yang berada dalam bejana tekan akan
mengalami perubahan fase ketika berada didalamnya. Terdapat tegangan-tegangan yang
bekerja didalam bejana tekan yang mampu menyebabkan perubahan dimensi pada bejana
tekan yaitu yang disebut regangan. Bejana tekan biasanya digunakan untuk
menggabungkan antara tekanan tinggi dan suhu tinggi, fluida yang mudah terbakar, atau
material dengan tingkat radio aktif tinggi. Bejana tekan dapat menampung unsur-unsur
secara luas yang mencakup beberapa aplikasi seperti pada industri nuklir, minyak, industri-
industri kimia, serta minyak dan gas.

Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang


disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak software yang
digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software PV Elite. Dalam
jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell dan head adalah SA 516
Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang bejana tekan 5900 mm, diameter
bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6 mm. Hasil dari software PV Elite,
ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan perhitungan manual adalah 29,84
mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18 mm,
sedangkan perhitungan manual addalah 17,92 mm. Tekanan maksimal berdasarkan PV
Elite adalah untuk head 5,1356 MPa, dan shell 5,0418 MPa, sedangkan dari perhitungan
manual untuk head 1,0144 MPa dan untuk shell 3,9102 MPa.

1.5.1 Klasifikasi Bejana Tekan


Menurut posisinya, bejana tekan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam posisi
(Aziz, 2014) yaitu:

a. Posisi vertikal
Posisi vertikal (Gambar 2.1) yaitu posisi tegak lurus bejana tekan terhadap
sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam instalasi anjungan minyak lepas pantai, yang
mempunyai tempat terbatas.
Gambar 2.1 Bejana Tekan Vertikal (Aziz, 2014)

1.5.1.1 Posisi horizontal

Bejana tekan posisi horizontal (Gambar 2.2) banyak digunakan di

ladang minyak di dataran karena memiliki kapasitas produksi yang lebih besar

SHELL MANHO
L
HEAD

SADDL SADDL

Gambar 2.2 Bejana Tekan Horizontal (Aziz, 2014)

1.5.2 Bagian Bagian Bejana Tekan


Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mendukung dalam
menjalankan fungsinya. Dibawah ini merupakan bagian-bagian dari bejana tekan (Pratama,
2013):

a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat dari material
baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga menggunakan material lain.
Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang difabrikasi dengan metode dilas sehingga
membentuk silinder atau bola.
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan. Head biasanya terbuat
dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi head dilakukan dengan cara melakukan
forming pada plat material head sehingga terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu
head disambungkan ke bagian shell dengan cara di las.

Ketebalan head merupakan parameter utama yang perlu diperhatikan agar bejana tekan
dapat bekerja pada tekanan oprasionalnya dengan aman. Forming pada head biasanya akan
mengurangi ketebalan dari ketebalan awal plat head. Oleh karena itu ketebalan head setelah
proses forming harus diperhatikan agar dapat menahan tekanan oprasi yang telah
ditentukan. Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya sebagai berikut (Megyesy, 1998):

Hemi-spherical Head Ellipsoidal Head


Cone Torisperical Head

c. Nozzle

Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang pada umumnya
berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang diletakkan pada bagian head dan shell
dengan cara dilas. Nozzle memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 2”:hingga lebih dari
24. Nozzle memiliki beberapa maacam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat
instrumentasi atau sebagai akses keluar masuknya manusia untuk melakukan maintenance
(manhole). Bentuk dari nozzle seperti diilustraikan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Nozzle (Pratama, 2013)


d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan bejana tekan.
Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban berat, angin, dan gempa yang
mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis support yaitu:

1) Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal. Bejana tekan
pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle. Contoh pemasangan saddle dapat
dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Saddle (Pratama, 2013)

2) Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris vertikal maupun bejana
tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu dipatenkan pada tanah yang telah diberi
pondasi beton. Pada bejana tekan vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa
juga pada bagian buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt dilas
pada bagian tengah shell.

3) Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan vertikal berukuran
kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum antara panjang leg dengan diameter
shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya
ukuran bejana tekan.
e. Reinforcement Pad

Plat penguat atau reinforcement pad adalah plat yang digunakan untuk penguatan nozzle.
Reinforcement pad terletak pada bagian bawah nozzle dan menempel pada bagian shell
dengan cara dilas. Penggunaan reinforcement pad tidak selalu dibutuhkan, melalui
perhitungan yang dilakukan dapat diketahui apakah perlu atau tidaknya menggunakan
reinforcement pad. Ketebalan reinforcement pad menentukan kekuatan dalam penguatan
nozzle.

Gambar 2.6 Reinforcement Pad (Pratama,2013)

1.5.3 Beban yang Bekerja Pada Bejana Tekan


a. Beban Temperatur
Dalam istilah bejana tekan, ada dua macam istilah temperatur yang digunakan, yaitu:

1) Temperatur Operasi (To)


Temperatur operasi adalah temperatur yang diperlukan pada saat proses produksi yang
dilayani oleh suatu bejana tekan.

2) Temperatur Desain (Td)


Temperatur desain adalah temperatur yang diperlukan untuk mendesain bejana tekan.
Rumus yang digunakan untuk mendesain bejana tekan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Td = Temperatur Desain (oF)

To = Temperatur Operasi (oF)

Jika bejana tekan bekerja pada temperatur dibawah -20oF, maka besarnya temperatur
desain sama dengan temperatur terendah dari temperatur operasinya.

b. Beban Tekanan internal


Ada dua macam istilah tekanan yang digunakan dalam bejana tekan, yaitu :

1) Tekanan Operasi (Po)


Tekanan operasi adalah tekanan yang digunakan untuk proses produksi yang dilayani oleh
bejana tekan pada saat bejana tekan dioperasikan.

2) Tekanan Desain (Pd)

Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam merancang bejana tekan. Tekanan
fluida atau kandungan lain di dalam bejana tekan harus diperhatikan.

.....................................................................(2.2)

Phs = Tekanan Hidrostatik (Tekanan yang timbul akibat fluida cair di dalam
bejana tekan) [psi]

= Densitas Fluida (Air) [kg/m3]

g = Percepatan gravitasi bumi [m/s2] z

z = Tinggi Bejana Tekan [in]

1.5.4 Tegangan maksimum yang diizinkan


Maximum allowable stress values atau tegangan maksimum yang diijinkan berbeda-
beda untuk setiap material dan tergantung pada nilai desain temperatur. Nilai tegangan
maksimum yang diijinkan diatur dalam standar ASME B31.1.
1.5.5 Efiensi sambungan
Besarnya nilai efisiensi sambungan atau joint effisiency tergantung pada bentuk
sambungan dan prosentase tes radiografi yang dilakukan pada bejana tekan. Untuk jenis
sambungan las butt welding dengan penetrasi penuh, jika X-Ray-nya 100% maka nilai
efisiensi sambungannya atau E=1

1.5.6 Penentuan Ketebalan Shell and Head


Perhitungan ketebalan shell dan head dilakukan berdasarkan tekanan internal dan
dimensi dalam dan dihitung dalam kondisi terkorosi (corroded). Untuk menentukan
ketebalan shell dan head bejana tekan dapat dilakukan dengan rumus pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penentuan Ketebalan shell dan head Berdasarkan Tekanan Internal dan
Dimensi Dalam (Megyesy, 1998)

No Bagian Dimensi Dalam

Cylindrical Shell
2

Ellipsoidal Head

Cone and Conical Section

Untuk , dimana L = 96 in

Torispherical Head Untuk , dimana L = 96 in dan r = 6 in

1.5.7 Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)


Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) adalah tekanan kerja maksimal
yang diijinkan oleh suatu bejana tekan, MAWP bejana tekan merupakan tekana maksimum
internal atau eksternal, yang dikombinasikan dengan beban- beban yang mungkin akan
terjadi dan tidak termasuk faktor korosi (CA) pada saat kondisi temperatur operasi. MAWP
bejana tekan ditentukan oleh komponen yang paling lemah (Komponen shell, head, atau
flange).

Perhitungan untuk menentukan MAWP adalah sebagai berikut:

a. MAWP Shell

.............................(2.4)

Keterangan:

S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]

E = Efisiensi Sambungan

tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]

Rcorr = Jari-Jari Dalam Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]

b. MAWP head

………………………………(2.5)

Keterangan:

S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]

E = Efisiensi Sambungan Las

t corr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]

Dcorr = Diameter Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]

c. MAWP Flange
Penentuan MAWP flange dilakukan dengan memilih ratting yang memiliki nilai
MAWP diatas tekanan desain (Pd) dengan menggunakan tabel ASME B16.5.
d.MAWP Bejana Tekan
Besarnya MAWP bejana tekan ditentukan oleh MAWP terkecil dari tiga
komponen bejana tekan diatas (Komponen shell, head, atau flange).

1.5.8 Tekanan Tes Hidrostatik


Tekanan tes hidrostatik adalah tekanan yang digunakan untuk mengetes kekuatan
bejana tekan setelah selesai diproduksi. Perhitungan besarnya nilai tekanan tes hidrostatik
dilakukan dengan rumus berikut:

S dengan Ttest
= 1,3 . Pd . [psi] …………………………….. (2.6)
S denganTdesain

Keterangan:

Phs = Tekanan Tes Hidrostatik [psi]

Pd = Tekanan Desain [psi]

S dengan TTest = Tegangan maksimum yang diijinkan Material

dengan Temperatur Test [psi]

S dengan TDesain = Tegangan maksimum yang diijinkan Material

dengan Temperatur Desain [psi]

1.5.9 Beban Angin


Perancangan bejana tekan terhadap beban angin mengacu pada 3 standar yaitu:

a) Standar ASA A58.1 1955


bejana tekan untuk penampang lingkaran adalah sebagai berikut:

................................................................................(2.7)

Keterangan:

VW = Kecepatan Angin [mph] PW = Tekanan Angin [psi]

b) Standar ANSI A58.1 1982


Tekanan angin yang terjadi pada bejana tekan didapat dari persamaan berikut:

= . . ……………………………………………………………….
(2.8)

Keterangan:

Qs = Wind Signation Pressure pada Ketinggian 20 ft [psi]

Cq = Shape Factor atau Pressure Coefficient

= 1,4 untuk Square atau Rectangular Tower

= 1,1 untuk Hexa atau Octagonal Tower

= 0,8 untuk Round atau Elliptical Tower

= 0,9 untuk Cylindrical Vessel dengan Peralatan Tambahan

Ce = Exposure and Gust Factor Coefficient (Tabel 2.3)

Tabel 2.2 Exposure and Gust Factor Coefficient (Megyesy, 1998)

Tinggi (ft) Exp. C Exp. B


0-2 1,2 0,7
20-40 1,3 0,8
40-60 1,5 1
60-100 1,6 1,1
100-150 1,8 1,3
150-200 1,9 1,4
200-300 2,1 1,6
300-400 2,2 1,8
Catatan:

Jika di sekitar tower terdapat pohon atau gedung (dengan tinggi sekitar 20 ft)
dalam jarak 1 mile dari lokasi (menutup area bejana tekan lebih dari 20%), maka nilai C e
menggunakan kolom

Jika di sekitar tower tidak terdapat pohon atau gedung dalam jarak 1 mile dari
lokasi, maka nilai Ce menggunakan kolom Exp.C.

a) Standar ANSI atau Asce 7 1995 (approved 1996)


Tekanan angin pada luas proyeksi dari tower silindris adalah sebagai berikut:

Qz .....................................................................(2.9)

Keterangan:

F = Design Wind Force [lbf]

Qz = Velocity Pressure pada ketinggian di atas tanah [psi] (Tabel 2.4)

Tabel 2.3 Velocity Pressure

Basic wind speed [mph] 70 80 90 100 110 120 130


Velocity pressure [psf] 13 17 21 26 31 37 34

G = Faktor Akibat Tekanan Angin (Tabel 2.5) Tabel 2.4 Coefficient G (Megyesy,
1998)

HEIGHT
Above Ground, ft. EXPOSURE B EXPOSURE C EXPOSURE D

0-15 0,6 1,1 1,4


20 0,7 1,2 1,5
40 0,8 1,3 1,6
60 0,9 1,4 1,7
80 1,0 1,5 1,8
100 1,1 1,6 1,9
140 1,2 1,7 2,0
200 1,4 1,9 2,1
300 1,6 2,0 2,2
500 1,9 2,3 2,4

Keterangan:

di urban / sub-urban area, menggunakan Exp B (0,8)

di open trrain with scattered obstruction, menggunakan Exp C (0,85)

di flat, un-obstructed area, menggunakan Exp D (0,85)

Cf = Faktor Bentuk (Shape Factor)

Af = Luas Proyeksi Tower [ft2]

=D.H

Keterangan :

D = Diameter Bejana Tekan [ft]

H = Tinggi Bejana Tekan [ft]

1.5.10 Beban Gempa


Kondisi pembebanan pada bejana tekan karena beban gempa bisa dianggap sebagai
batang kantilever jika beban bertambah secara proporsional ke ujung bebasnya (Megyesy,
1998). Metode perancangan didasarkan pada metode Uniform Building Code (UBC 1991)
(a) (b)

Gambar 2.7 (a) Diagram Distribusi Gaya. (b) Diagram Gaya Geser (Megyesy, 1998)

Gambar 2.7 menunjukkan skema distribusi gaya sepanjang bejana tekan serta diagram
gaya geser yang terjadi.

a. Base Shear (V)


Base share merupakan jumlah total horizontal seismic shear pada
dasar bejana tekan. Berikut adalah persamaannya:

.................................................. (2.10)

Keterangan:

V = Total Seismic Shear at base [lbf]

Z = Faktor Zona Seismic

C= Koefisien Numerik (tidak lebih dari 2,75)

Rw = Koefisien Numerik (2,9 untuk bejana tekan)

W = Berat Bejana Keseluruhan [lbf]\

b. Overtuning Moment
Overtuning moment atau momen guling adalah jumlah momen dari
semua gaya pada bejana tekan

Gambar 2.8 Skema Bejana Tekan Vertikal (Megyesy, 1998)

Dengan melihat parameter bejana tekan pada Gambar 2.8, maka dapat dirumuskan:

.................................................(2.11)
............(2.12)

............(2.13)

Keterangan:

M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]

Ft = Total Horizontal Seismic Force pada Ujung Atas Bejana [lbf] H

= Tinggi Bejana Tekan Termasuk Skirt [ft]

V = Total Seismic Shear at Base [lbf] Mx

Mx= Momen Pada Jarak X [ft.lbf]


M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]

1.5.11 Desain Skin Support


Jenis support yang paling sering digunakan pada bejana tekan vertikal adalah skirt.
Skirt umumnya dilas pada bagian buttom head dari bejana tekan dan jenis pengelasan yang
digunakan menentukan tebal dinding skirt yang diperlukan.

Dalam melakukan perhitungan tebal lasan diperlukan nilai efisiensi sambungan


pengelasan. Ketebalan skirt dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:

..........................................................(2.4)

Keterangan:

t = Tebal Dinding Skirt [in]

MT = Momen pada Sambungan Skirt ke Head [ft.lbf]

R = Jari-Jari Skirt [in]

S = Minimum dari Nilai Kekuatan Material Head atau Skirt [psi]

E = Efisiensi Sambungan Skirt ke Head

= 0,6 untuk jenis sambungan Butt Weld

= 0,45 untuk jenis sambungan Lap Weld

W = Berat Tower di Atas Sambungan Skirt ke Head (pada kondisi operasi) [lb]

1.5.12
1.5.13 Desain Penguat Nozzle
Dalam perancangan nozzle dengan plat penguat (Gambar2.9) terdapat beberapa
aturan yang harus dipenuhi, diantaranya:

Tidak perlu mengganti sejumlah logam aktual yang terbuang (akibat lubang nozzle),
tapi hanya sebesar yang diperlukan untuk menahan tekanan internal (A). Tebal bejana pada
opening biasanya lebih kecil dari pada di lokasi lain dari shell atau head.

a. Plat aktual yang digunakan dan leher nozzle biasanya lebih tebal daripada yg
diperlukan sesuai perhitungan. Kelebihan tebal dinding bejana (A1) dan dinding nozzle
(A2) digunakan sebagai penguatan. Hal serupa, juga diperhitungkan sebagai penguatan.

b) Penguatan harus dalam batas nilai tertentu.


Luas penguatan harus naik proporsional jika nilai kekuatan lebih rendah dari pada kekuatan
dari dinding bejana.

c) Luas yang diperlukan untuk penguatan harus dijamin pada semua bidang melalui pusat
opening & tegak turus permukaan bejana.
Gambar 2.9 Nozzle dengan Plat Penguat (Megyesy, 1998)

Keterangan:

A = luas yang diperlukan untuk menahan tekanan internal pada shell atau head.

A1 = luas kelebihan pada dinding bejana tekan. Besarnya luasan ini dipilih yang
paling besar antara dua persamaan berikut.

A1 (t.tr). d [in]2 ………………………………….. (2.15)

Keterangan:

t = Tebal Dinding Bejana (tidak termasuk CA)

tn = Tebal Dinding Nozzle (tidak termasuk CA)

A2 = luas kelebihan pada dinding nozzle.


Besarnya luasan ini dipilih yang paling kecil antara dua persamaan berikut:

Jika besarnya luas A lebih besar dari jumlah luasan (A1, A2, A3, dan A4) maka nozzle
tersebut tidak memerlukan plat penguat, sedangkan jika nilai A lebih kecil dari jumlah
luasan (A1, A2, A3, dan A4) maka nozzle tersebut memerlukan plat penguat yang luasnya
minimal sebesar A5 atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.5.14 Software PV Elite


a. Fitur PV Elite

Software PV Elite versi 2016 memiliki beberapa fitur yang terus dikembangkan.
Dibawah ini merupakan fitur yang terdapat pada software PV Elite 2016:

1) Interface yang dapat menambahkan data elemen sekaligus melihat elemen bejana
tekan yang sedang ditambahkan.

2) Dapat digunakan untuk merancang bejana tekan vertikal dan horizontal dengan
head berbentuk elips, torispherical, hemispherical, conical, dan flat.
3) Perhitungan bobot mati dari rincian bejana tekan seperti nozzle, lug, ring, dan insulasi.

4) Perhitungan ketebalan dinding untuk tekanan internal dan eksternal sesuai dengan aturan
ASME Section VIII Divisi I dan II, PD 5500, dan EN-13445.

5) Data angin menggunakan standar ASCE, Uniform Building Code (UBC), The National
(Canadian) Building Code, India standards serta Britis, Mexican, Australian, Jappanese,
dan European standards.

6) Sistem satuan ditetapkan oleh pengguna.

7) Evaluasi ring pengaku untuk beban tekanan eksternal.

8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan mengkombinasikan


pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika
dilakukan tes hidrostatik.

9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan tekanan.

10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar perancangan.

11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk setiap
halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada setiap titik dalam outpu

8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan mengkombinasikan


pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika
dilakukan tes hidrostatik.

9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan tekanan.

10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar perancangan.

11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk setiap
halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada setiap titik dalam outpu
b. Alur Kerja PV Elite

Dalam pengoprasian software PV Elite terdapat tiga langkah kerja yang harus dilakukan,
yaitu: 1) Input Langkah input adalah langkah memasukkan data-data yang dibutuhkan
dalam perancangan bejana tekan.

2) Analisis Tahap analisis adalah dimana data yang telah diinputkan diterjemahkan oleh
software dengan perancangan dan analisis algoritma, menerapkan aturan kode atau standar
yang sesuai, dan menampilkan hasilnya.

3) Output Tahap output menyajikan data berupa laporan akhir yang komprehensif dari hasil
analisis.

c. Antarmuka PV Elite

1. Tampilan Awal
Tampilan awal PV Elite berupa perintah untuk memilih Nozzle Database yang
akan dipakai dalam mendesain bejana tekan.

2. Input Processors
Konten ini dipakai untuk menentukan jenis data yang diperlukan untuk analisis,
design constraints, judul laporan input data general dan input data lainnya seperti beban
gempa dan beban angin. Yang perlu diperhatikan adalah bagian design constrains dimana
analisis keseluruhan untuk bejana tekan dikendalikan dan ditentukan.

3. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen model bejana tekan yang
dirancang. Untuk memasukkan data ini yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada
gambar model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut pada general input tab.
4. Design Constrains
Tab ini digunakan untuk memasukkan data perancangan bejana tekan seperti
tekanan, temperatur, dan ketebalan dinding bejana tekan. Toolbar design constrains

5. Load Case
Tab ini digunakan untuk memasukkan kombinasi beban tegangan dan tekanan
nozzle pada bejana tekan. Toolbar load case.

6. Wind Load

Tab ini digunakkan untuk memasukkan data beban angin. Toolbar wind load

7) Evaluasi ring pengaku untuk beban tekanan eksternal.

8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan mengkombinasikan


pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika
dilakukan tes hidrostatik.

9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan tekanan.

10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar perancangan.

11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk setiap
halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada setiap titik dalam outpu

8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan mengkombinasikan


pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika
dilakukan tes hidrostatik.

9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan tekanan.

10)Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar perancangan.

11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk setiap
halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada setiap titik dalam outpu
b. Alur Kerja PV Elite
Dalam pengoprasian software PV Elite terdapat tiga langkah kerja yang harus dilakukan,
yaitu: 1) Input Langkah input adalah langkah memasukkan data-data yang dibutuhkan
dalam perancangan bejana tekan.

2) Analisis Tahap analisis adalah dimana data yang telah diinputkan diterjemahkan oleh
software dengan perancangan dan analisis algoritma, menerapkan aturan kode atau standar
yang sesuai, dan menampilkan hasilnya.

3) Output Tahap output menyajikan data berupa laporan akhir yang komprehensif dari hasil
analisis.

c. Antarmuka PV Elite
7. Tampilan Awal
Tampilan awal PV Elite berupa perintah untuk memilih Nozzle Database yang
akan dipakai dalam mendesain bejana tekan.

8. Input Processors
Konten ini dipakai untuk menentukan jenis data yang diperlukan untuk analisis,
design constraints, judul laporan input data general dan input data lainnya seperti beban
gempa dan beban angin. Yang perlu diperhatikan adalah bagian design constrains dimana
analisis keseluruhan untuk bejana tekan dikendalikan dan ditentukan.

9. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen model bejana tekan yang
dirancang. Untuk memasukkan data ini yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada
gambar model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut pada general input tab.
10. Design Constrains
Tab ini digunakan untuk memasukkan data perancangan bejana tekan seperti
tekanan, temperatur, dan ketebalan dinding bejana tekan. Toolbar design constrains

11. Load Case


Tab ini digunakan untuk memasukkan kombinasi beban tegangan dan tekanan
nozzle pada bejana tekan. Toolbar load case.

12. Wind Load


Tab ini digunakkan untuk memasukkan data beban angin.

13. Seismic Load


Tab ini digunakan untuk memasukkan data beban gempa.

14. Penambahan Elemen

Penambahan elemen seperti cylindrical shell, eliptical head, torispherical head,


spherical head, cone, welded flat head, support, dan ANSI/bolted flange dapat ditambahkan
dengan memilih pada menu toolbar.

15. Penambahan Detail

Penambahan detail pada model bejana tekan seperti nozzle, platform, stiffening ring,
tray, dan lain-lain dapat ditambahkan dengan memilih pada menu tools “Details” yang
berada di samping toolbars elemen.

Nozzle merupakan detail yang pasti digunakan kedalam model. Konfigurasi nozzle
yang berbeda dapat dipertimbangkan, diantaranya adalah nozzle tanpa plat penguat dan
dengan plat penguat, nozzle menonjol tanpa plat penguat dan dengan plat penguat, ada pula
nozzle special forged yang tersedia untuk analisis.
16. Output
Untuk mengetahui rincian hasil perhitungan software PV Elite yaitu dengan mengklik
button analyze atau menekan tombol F12 pada keyboard. Pada tampilan hasil perhitungan
PV Elite telah dikelompokkan
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pikir penelitian, metodologi
penelitian serta tahap-tahap dari proses penelitian ini. Metodologi penelitian merupakan
tahap-tahap penelitian yang harus diterapkan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemecahan terhadap permasalahan yang ada sehingga penelitian dapat dilakukan dengan
terarah.

3.1 Kerangka Pikir


Kerangka pikir merupakan alur pikir atau gambaran mengenai garis besar dari suatu
penelitian. Kerangka pikir bertujuan untuk mempermudah dalam hal merumuskan variabel-
variabel yang akan digunakan sehingga memudahkan dalam tahap selanjutnya. Kerangka
pikir pada penelitian ini akan dijelaskan oleh gambar 3.1 berikut ini:
BAB 4
PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA
1.1.1
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai