Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GARUT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Wawasan Kebangsaan”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Kami jauh dari sempurna, serta ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, daripada keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik serta saran yang
membangun senantiasa kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna, bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Westernisasi berasal dari Bahasa Barat yaitu westernize yang berarti penyebaran atau
perambahan budaya barat. Adapun menurut sumber lain, Westernisasi merupakan pemujaan
terhadap barat yang berlebihan.
Selain dari dua definisi diatas, terdapat juga pendapat beberapa ahli mengenai
Westernisasi:
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi Westernisasi adalah
peniruan berlebihan terhadap budaya barat serta tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Westernisasi sendiri sangat bertentang dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Budaya yang
kental dengan budaya membuat westernisasi tidak bisa berjalan seiring dengan budaya
Indonesia.
Diambil dari persepsi Islam, imperialisme serta kolonialisme dimulai pada akhir abad ke-
18 sampai awal abad ke-19 masehi. Pada awalnya, Islam ingin memperkuat pasukan tentaranya
sehingga mereka yang mempunyai padangan ketimuran mulai mengirim pasukan tentara dengan
cara mengirim para kadernya ke berbagai penjuru Eropa, serta dengan mendatangkan ahli-ahli
dari Barat dalam rangka menghadapi orang-orang Barat untuk memperluas kolonialisme mereka.
Norma merupakan pedoman yang dibenarkan oleh suatu organisasi, untuk menjalankan
kehidupan sosial. Norma berkembang turun-temurun dalam masyarakat, sehingga menjadikan
aturan ini mengikat dan wajib untuk ditaati. Seseorang akan dihukum jika melanggar norma.
1. Norma Agama
Norma agama didasari oleh akidah atau aturan yang berada dalam agama itu sendiri.
Norma agama ini bersifat mutlak, yang artinya para penganutya wajib menaati aturan di
dalam agama tersebut.
Dengan menaati norma agama maka dipercaya akan memberikan keselamatan di dunia
serta akhirat. Sebaliknya, jika dilanggar maka akan mendapatkan hukuman di akhirat.
Contoh norma agama yaitu beribadah dengan keyakinan, berdoa, serta melakukan hal
yang positif.
Adapun dampak Westernisasi yang dianggap melanggar Norma Agama ialah paham
agnostik yang dilahirkan. Paham ini, sudah banyak tersebar di negara-negara barat yang
bisa saja sewaktu-waktu merambah seiring perkembangan Westernisasi di Indonesia.
Paham agnostik sendiri yaitu ketidakpercayaan seseorang terhadap agama, sehingga
dengan jelas bahwa paham ini melanggar salah satu norma di Indonesia yaitu norma
agama.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ini berdasarkan akhlak manusia yang bersifat umum. Norma
Kesusilaan berkaitan dengan nilai kemanusiaan. Akan ada hukuman serta sanksi jika
melanggar.
Contoh kasus melanggar norma kesusilaan adalah pelecehan seksual.
Westernisasi memberikan dampak buruk terlebih dengan kehidupan bebasnya. Maraknya
film porno illegal dari negara barat sehingga melahirkan imajinasi yang negatif.
Sehingga, tidak sedikit dari kalangan remaja yang melakukan pelecehan seksual akibat
dari film porno tersebut.
Seseorang yang melakukan pelecehan seksual bisa dihukum, sebagaimana diatur dalam
Pasal 294 ayat (2) KUHP Indonesia.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan ini bersifat relatif, Tetapi, di Indonesia kesopanan merupakan hal yang
sakral untuk dipatuhi.
Contoh dari norma kesopanan yaitu memberi salam serta tidak memanggil dengan
sebutan nama kepada orang yang lebih tua.
Di negara barat hal tersebut merupakan hal yang awam dilakukan, karena mereka
memiliki kebiasaan dengan memanggil dengan sebutan nama kepada orang yang lebih
tua. Hal ini tidak berkonotasi negatif, tetapi dengan Westernisasi hal tersebut dicontoh
oleh masyarakat di Indonesia terutama remaja, yang tentu saja itu melanggar norma
kesopanan di Indonesia.
4. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan hal yang dilakukan secara berkala, sehingga menjadi
kebiasaan. Norma ini tidak mempunyai aturan tertentu yang wajib dilakukan karena jika
dilanggar hanya akan menjadikan sosial memiliki perspektif beda terhadap seseorang.
Contoh dari Norma Kebiasaan ini adalah Mudik di hari raya, memberikan doa untuk anak
yang baru lahir, dll.
5. Norma Hukum
Norma hukum mempunyai tugas untuk mengatur tata tertib dalam suatu negara.
Masyarakat yang melanggar akan mendapatkan sanksi jika melanggar aturan yang sudah
ditetapkan. Sanksi ini ditetapkan oleh lembaga instansi resmi.
Contoh norma hukum yaitu tidak melakukan tindak kriminial seperti menipu, merampok,
dll.
Salah satu contoh dari dampak negatif Westernisasi terhadap norma Hukum ini adalah
menipu. Banyak akhir-akhir ini penipuan-penipuan yang dilakukan di media sosial, yang
dimana pelakunya menggunakan uang tersebut untuk membeli barang mewah serta
diakibatkan oleh gaya hidup yang konsumtif.
Pasal mengenai penipuan diatur dalam Pasal 378 KUHP.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
1. Peranan Pemerintah
Pemerintah bisa mengambil kebijakan melalui penataan sistem pendidikan terutama
mengenai peraturan-peraturan kurikulum, dengan menambahkan nilai-nilai agama dalam
setiap pelajarannya.
2. Peran orang tua serta keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang penting dalam perkembangan tiap-tiap manusia.
Keluarga sangat berkontribusi banyak dalam membimbing, sehingga pentingnya saling
mengingatkan, serta memberikan edukasi terhadap hal-hal yang mungkin saja akan
dihadapi ataupun sedang terjadi.
3. Memberikan edukasi
Memberikan edukasi kepada generasi penerus bangsa tentang pentingnya mengetahui
serta mentaati norma-norma dalam budaya sendiri, sehingga para generasi penerus
bangsa bisa memperluas budaya lokal. Serta memberikan edukasi terhadap menyikapi
arus budaya luar yang masuk.
4. Menerapkan karakter serta nilai-nilai positif terhadap masyarakat
Masyarakat harus tetap diberikan edukasi tentang bagaimana menumbuhkan karakter
serta nilai-nilai positif sehingga mereka tidak daoat terpengaruh dampak negatif dari
budaya asing.