Westernisasi masuk melalui beberapa proses. Pertama, adopsi di mana masyarakat langsung
meniru budaya barat. Kedua, akulturasi yaitu penyatuan budaya barat dengan budaya asli
yang sudah dimiliki. Efek yang paling jelas adalah budaya barat mampu mengubah pola pikir
masyarakat bahwa budaya dalam negeri ketinggalan jaman dan kuno.
Pengertian Westernisasi
Westernisasi yang memiliki kata dasar “western” dalam bahasa Inggris berarti “barat”.
Artinya adalah suatu proses masuknya budaya dari berabagi bentuk negara-negara barat yang
memberikan pengaruh kepada masyarakat. Negara-negara barat yang dimaksud adalah negara
yang berada di bumi belahan barat (negara di Eropa).
Adapun menurut pendapat para ahli, definsi atas istilah westernisasi ini, antara lain sebagai
berikut;
1. Merriam Webster, Westernisasi adalah proses konversi atau adopsi tradisi, teknik dan
budaya barat. Penggunaan kata westernisasi pertama kali pada tahun 1873.
2. Collins, Westernisasi suatu negara, tempat, atau orang adalah proses mereka
mengadopsi ide dan perilaku yang khas Eropa dan Amerika Utara. Adopsi budaya
barat lebih diutamakan daripada melestarikan ide dan perilaku tradisional dalam
budaya mereka.
3. Cambridge Dictionary, Proses westernisasi seseorang atau negara mengakibatkan ide
maupun cara hidup yang umum di Amerika Utara dan Eropa Barat menjadi lebih
banyak diterima. Terdapat reaksi yang tidak bisa dihindarkan terhadap westernisasi
yang berjalan cepat.
4. Princeton, Westernisasi merupakan asimilasi budaya barat, proses sosial untuk
menjadi akrab dengan beralih ke kebiasaan dan praktik peradaban barat.
5. Freebase, Westernisasi merupakan proses pengadopsian budaya barat oleh masyarakat
di berbagai bidang seperti industri, teknologi, norma hukum, politik, ekonomi, gaya
hidup, diet, bahasa, alfabet, agama, filosofi, dan nilai-nilai.
6. Arif F, Hakikat dari westernisasi adalah arus besar dimensi politik, sosial, kultur,
budaya, pengetahuan dan seni dalam mengubah karakter kehidupan bangsa di dunia
yang semula paham negara masing-masing menjadi paham barat.
7. Eka Gunawan, Pengertian dari westernisasi adalah proses peniruan budaya barat oleh
masyarakat. Budaya barat tersebut dianggap lebih baik dari kebudayaannya sendiri.
8. Koentjaraningrat, Berdasarkan pendapatnya, westernisasi merupakan peniruan gaya
hidup atau kebiasaan orang barat yang dilakukan oleh masyarakat secara berlebihan.
Westernisasi mampu melunturkan budaya asli masyarakat.
9. Soerjono Soekanto, Hakikat dari westernisasi adalah proses yang mengedepankan
industrialisasi serta sistem ekonomi kapitalis. Dampaknya adalah kehidupan
masyarakat meniru atau sama persis dengan kehidupan masyarakat barat.
Ciri Westernisasi
Adapun karakteristik dari westernisasi berdasarkan MN Srinivas antara lain sebagai berikut:
Dampak Westernisasi
Sedangkan untuk akibat yang ditimbulkan dari westernisasi secara umum adalah sebagai
berikut;
Positif
1. Humanitarianisme
Westernisasi memuat preferensi nilai humanitarianisme. Yakni nilai yang paling penting dan
mendasari nilai yang lan. Humanitarianisme berarti kepedulian aktif terhadap kesejahteraan
manusia terlepas dari kasta, kedudukan ekonomi, agama, usia dan jenis kelamin.
Humanitarianisme atau kemanusiaan merupakan hal yang cukup komprehensif dan berguna
bagi kesejahteraan semua orang.
2. Equalitarianisme
Westernisasi memuat nilai kesetaraan. Nilai ini bersifat demokratis yang mampu
menghapuskan ketidaksetaraan, kemiskinan dan menciptakan kebebasam bagi semua.
Westernisasi beriring dengan berkembangnya globalisasi yang identic dengan adanya sains
dan teknologi. Akibat dari adanya teknologi dan sains. Maka masyarakat bergerak menuju
indusutrialisasi dan menimbulkan kemunduran bagi industri desa misal pertanian. Hal ini
menjadi dampak positif sekaligus negative.
Negatif
Berbagai macam gaya hidup barat yang konsumtif membuat orang menjadi berlomba-lomba
dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, budaya barat yang mewabah juga telah menjadi
kebiasaan dan dianggap lebih hebat. Kemudian, orang yang bisa memenuhi kebutuhan
maupun orang yang mengikuti trend lebih tinggi tingkatannya daripada yang tidak mengikuti
trend.
Penyebab Westernisasi
Adapun yang menjadi faktor pendorong adanya westernalisasi ini, antara lain;
Perdagangan bebas membuat produk luar negeri mudah masuk ke dalam negeri. Hal tersebut
membuat masyarakat cenderung malas dan bangga ketika memiliki produk luar negeri.
Westernisasi akan cepat dengan mudah berkembang dalam masyarakat.
Westernisasi tentu diakibatkan karena budaya barat yang masuk ke dalam negara.
Persebarannya melalui penjajahan, perdagangan maupun melalui perkembagan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penjajah Eropa membawa budayanya masuk ke negeri
jajahannya.
Masyarakat yang tidak bangga terhada budaya mereka sendiri cenderung akan menerima
budaya baru yang masuk tanpa filter. Masyarakat tidak bisa memilah mana yang baik dan
mana yang buruk karena tidak ada pedomannya yaitu budaya sendiri.
Pola pikir yang sudah tertanam adalah paham budaya barat yang keren sehingga
bagaimanapun budaya yang amsuk akan mudah diterima masyarakat.
Budaya barat yang cenderung mengutamakan kebebasan akan mudah tertarik pada budaya
barat. Pada dasarnya negara-negara barat mengutamakan paham kebebasan yang muda ditiru
oleh masyarakat.
5. Peniruan gaya hidup barat
Hal utama yang mengaibatkan budaya barat menguasai negara adalah peniruan beragam arti
gaya hidup orang barat. Peniruan ini dilakukan melalui media sosial, produk luar negeri yng
masuk, media sosial serta industry perfilman yang semakin berkembang.
Para artis luar negeri yang merupakan idolanya mampu mensugesti masyarakat untuk meniru
hal-hal yang mereka lakukan, mereka pakai bahkan apa yang mereka makan.
Contoh Westernisasi
1. Bahasa
2. Musik
seiring dengan berkembangnya sosial media aliran muik barat seperti RnB, Rock, Blues, Rap
dan sebagainya sudah membudaya di Indonesia. Mulai dari produksi luar negeri hingga
produksi dalam negeri memperkenalkan music tersebut.
Hingga akhirnya aliran musik negeri sendiri atau musik daerah mulai ditinggalkan karena
dianggap sudah ketinggalan jaman.
3. Fashion
Gaya berpakaian orang Barat yang cenderung menggunakan pakaian minim juga
mempengaruhi gaya fashion dalam negeri. Budaya Timur biasanya cenderung menggunakan
pakaian yang tertutup, mulai mengikuti perkembangan budaya barat seperti celana pendek,
tanktop, rok mini dan sebagainya. Tidak sedikit pula perancang busana dalam negeri yang
mencontoh model busana barat.
4. Tarian
Tarian tradisional masing-masing daerah sudah mulai ditinggalkan dan hanya ditampilkan
saat festival budaya. Sementara itu, tarian barat seperti dance modern barat yang semakin
mewabah menjadi trend serta industri yang menjanjikan.
5. Kuliner
Makanan cepat saji seperti Fried Chicken, Pizza, Humberger, Coke, Sphagetty sudah
menjamur di dunia. Bisinis kuliner ini semakin berkembang pesat karena konsumen yang
semakin banyak pula. Mulai dari bisnis besar hingga kuliner kaki lima.
6. Arsitektur
Gaya arsitektur bangunan juga sudah berkembang berkiblat ke gaya barat. Mulai dari
bangunan rumah yang minimalis dan meninggalkan seni tradisional hingga berdirinya
apartemen mewah bertingkat.
Budaya timur adalah sopan santun sudah dipengaruhi budaya barat yang bebas. Seperti
berbicara tidak menggunakan bahasa halus, bertemu dengan teman saling mencium pipi
hingga pacarana yang sudah tidak dianggap tabu.
8. Gaya Hidup
Gaya hidup orang barat yang konsumtif sudah merajalela hingga banyak aplikasi yang
memanjakan masyarakat. Seperti ojek online, sistem belanja online dan transaksi online
lainnya. Selain memudahkan masyarakat, sistem tersebut menjadikan masyarakat semakin
konsumtif dan bermalas-malasan.
9. Film
Industri perfilman seperti industry “Hollywood” telah menjadi tontonan yang ditunggu-
tunggu oleh masyarakat. Semakin banyak bioskop yang tersedia. Industri perfilman dalam
negeri pun juga terinspirasi dan tidak mau ketinggalan oleh film Hollywood.
Negatifnya ketika banyak film barat yang cenderung memiliki budaya bebas, menampilkan
adegan yang tidak sesuai dengan budaya Timur. Budaya tersebut ditiru dan diadaptasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Itulah tadi penjelasan serta pengulasan secara lengkap yang bisa kami tuliskan kepada
segenap pembaca terkait dengan pengertian westernisasi menurut para ahli, ciri, faktor
penyebab, dampak, dan contohnya di masyarakat Indonesia.
KONSUMERISME
Penyebab
Penyebab utama timbulnya paham konsumerisme adalah pemenuhan keinginan yang lebih
besar dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan. Manusia memiliki keinginan yang tidak
terbatas sedangkan kemampuan yang dimilikinya terbatas. Hal ini membuat manusia selalu
ingin memenuhi keinginannya meskipun kemampuan untuk memenuhinya terbatas. Perilaku
ini membuat manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan sehingga konsumerisme terjadi
secara alami.
Konsep awal
Konsep konsumerisme mulai digagas oleh Walt Whitman Rostow melalui gagasan bahwa
konsumsi secara berlebihan akan timbul pada tahap akhir perrtumbuhan ekonomi. Hasrat dan
minat masyarakat cenderung mengutamakan konsumsi dan kesejahteraan melalui sumber
daya yang tersedia disertai dengan dukungan politik. Perilaku konsumerisme disebarluaskan
melalui penaklukan negara lain dan penguasaan terhadapnya. Pada tahap ini konsumerisme
hanya mengutamakan kebutuhan primer. Setelahnya konsumerisme digunakan sebagai sarana
untuk menciptakan negara yang sejahtera. Pada tahap ini diterapkan sistem perpajakan yang
akan membagi rata kemakmuran dalam masyarakat.[6]
Perkembangan konsep
Konsumerisme masih dianggap sebagai sebuah gerakan konsumsi selama periode 1890-1906.
Pada periode tahun 1930-an, meningkatnya hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi
secara besar-besaran membuat konsumerisme dipandang sebagai kegiatan pemborosan
massal. Konsep ini mulai dibahas oleh Thorstein Bunde Veblen dalam buku The Theory of
The Leisure Class dan oleh Stuar Chase dalam buku The Tragedy of Waste. Konsep
konsumerisme kemudian kembali dibahas oleh John F. Kennedy pada bulan Maret 1962.
Konsumerisme yang digagasnya berkaitan dengan kekurangan yang dimiliki pasar beraitan
dengan konsumen, pelayanan pasar dan kualitas produk di dalam pasar. [7] Dalam
perkembangan selanjutnya, konsumerisme tidak hanya menjadi gejala ekonomi, tetapi juga
menjadi gejala sosiologi dan psikologi. Konsumerisme menjadi suatu gerakan perlindungan
dan pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk lembaga konsumen. Lembaga ini menjadi
perantara antara kepentingan produsen dan konsumen. Di saat bersamaan, perkembangan
konsumerisme sebagai suatu bentuk pemborosan menjadi lebih pesat. Ini merupakan akibat
dari perkembangan selera konsumen yang cenderung boros dan kecenderungan produsen
untuk melakukan produksi massal secara terus-menerus