Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH WESTERNISASI TERHADAP NILAI BUDAYA DAN PROSES

PENDIDIKAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya zaman mengakibatkan pengaruh-pengaruh dari berbagai budaya


luar mulai masuk kedalam Indonesia. Hal tersebut menjadikan kriteria Indonesia sebagai negara
yang kaya akan budaya semakin luntur dengan bersaingnya budaya lokal yang bersifat melekat
dengan budaya luar yang bersifat menjalar.

Indonesia yang terkenal dengan negara yang kaya akan budaya tanpa tersadar bahwa
budaya setiap daerah merupakan factor utama terbentuknya suatu kebudayaan nasional dan
kebudayaan daerah yang merupakan kekayaan suatu bangsa yang sangat bernilai tinggi. Dengan
masuknya budaya-budaya asing di suatu negara akan membawa pengaruh bagi penduduknya, hal
tersebut dapat menjadikan atau menciptakan sebuah perubahan dalam sebuah lingkup. Perubahan
yang terjadi lebih berpotensi mengalami tolak belakang dengan sebuah budaya.

Tidak hanya dalam sebuah nilai budaya pengaruh barat dapat merubah tatanan kearifan
local, namun juga terjadi kedalam dunia Pendidikan yang dapat dilihat dari berkembangnya
sebuah pembelajaran dengan alat bantu teknologi yang kian pesat. Hal tersebut sedikit
bertentangan dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah di Indonesia, sehingga pemerintah
dinilai sangat sering merubah sebuah kurikulum pembelajaran guna mengikuti perkembangan
zaman yang dirasa cukup membantu, namun belum tentu diterima atau mampu di operasikan di
beberapa wilayah tertentu.

Pengaruh budaya yang telah merajalela di dunia budaya dan Pendidikan yang terjadi di
Indonesia, lebih sering disebut dalam ilmu sosiologi disebut dengan istilah “Westernisasi”.
Westernisasi menurut Bahasa dapat diartikan sebagai proses pembaratan, pemngambil alihan,
atau peniruan budaya barat. Sedangkan menurut istilah Westernisasi adalah suatu prosesyang
dimana masyarakat di negara timur terpengaruh oleh budaya barat di berbagai bidang.

Menurut Koentjaraningrat, berdasarkan pengertian Westernisasi Koentjaraningrat


menyimpulkan bahwasannya Westernisasi tidak cocok diterapkan di Indonesia dikarenakan
masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya timur. Westernisasi yang terjadi
tidak hanya berpotensi mengubah nilai-nilai budaya di Indonesia, namun juga dapat
mempengaruhi Pendidikan baik dalam sistemnya maupun materi yang disampaikan juga
cenderung pada kehidupan era modern dan kurangnya pelaku dunia Pendidikan untuk mengenali
dunia budaya di Indonesia.

Proses imperialisme dan kolonialisme sudah berlangsung lama di Indonesia berdampak


luas bagi kehidupan masyarakat. Diantara dampak tersebut adalah terjadinya westernisasi dalam
segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia (Suharni, 2015).

Dalam lembaran-lembaran sejarah Indonesia, tidak pernah dijelaskan secara pasti sejak
kapan proses itu terjadi westernisasi terjadi. Beberapa sejarawan Islam mengatakan bahwa proses
Westernisasi ini sudah terjadi sejak dimulainya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dan
dunia Islam lainnya pada abad ke-19 M (Al-Nadwi, 1983:139 dalam Suharni, 2015:74). hal-hal
bisa dibenarkan karena Barat secara langsung dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia terjadi
pada masa itu.

Sementara itu, pengaruh westernisasi di kalangan masyarakat Muslim secara umum


tampak dalam dua periode: Pertama, westernisasi muncul ketika Islam berada di bawah
kepemimpinan Abbasiyah II. Hal ini dikarenakan bangsa Arab mulai memasuki era kemunduran,
baik dalam bidang politik dan ekonomi. Pengaruh itu terlihat jelas di era ini dengan adanya
pergeseran Nilai-nilai Islam karena penaklukan wilayah Islam. Selain itu, dapat ditandai dengan
hilangnya asketisme dalam tubuh masyarakat Islam. Kedua, westernisasi muncul di era
kepemimpinan Utsmaniyah ketika terjadi perpecahan antara khalifah Islam yang memberi
peluang modernisasi westernisasi (Mursi, h.50 dalam Suharni, 2015:75).

Selain dua periode di atas, pada dasarnya proses westernisasi sudah berlangsung lama
melalui interaksi cendekiawan Barat dengan cendekiawan Islam di universitas-universitas Arab
di Andalusia dan wilayah Islam lainnya. Proses ini terjadi melalui penyerapan pendapat-pendapat
para pemikir Barat atau pekerja westernisasi (Al-Saba'i, 1993:17 dalam Suharni, 2015:75).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan


PEMBAHASAN

Pengaruh Westernisasi pada Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya westernisasi di Indonesia secara umum


disebabkan oleh faktor informasi dan yang datang melalui audio visual, selain itu juga melalui
kontak sosial, terutama di pusat-pusat industri dan pariwisata. Kemajuan besar dalam bidang
komunikasi menyebabkan munculnya era informasi secara global, artinya tidak ada bangsa di
dunia ini yang menutup diri dari informasi usia.

Maka dari itu, tuntutan perkembangan zaman yang membutuhkan pola kehidupan yang
lebih maju dalam segala aspek kehidupan, mengakibatkan perubahan perubahan di bidang
ekonomi dan sistem sosial budaya masyarakat. Namun, yang sangat mengkhawatirkan adalah
perubahan sistem sosial budaya yang cenderung kebarat-baratan atau westernisasi.

Pengaruh ini terjadi di masyarakat secara nyata dewasa ini di berbagai bidang

hidup termasuk;

1. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam kehidupan saat ini, suatu
bangsa akan maju dan berkembang jika memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi canggih.
Perkembangan ilmu ini terjadi di berbagai sektor industri, mulai dari pertanian, pertahanan,
ekonomi, kedokteran, dan bagian yang lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Barat terjadi seperti itu pesat,
terkadang jauh melebihi nilai manfaat dan kegunaannya bahkan nilai kemanusiaan dan
lingkungan. Penciptaan industri batubara dan minyak dengan mengabaikan kerusakan
lingkungan, penemuan-penemuan di bidang militer seperti bom atom memiliki dampak yang
sangat luas tidak hanya pada manusia itu sendiri tetapi juga ke lingkungan.

Penemuan-penemuan ini juga mempengaruhi dunia Islam untuk berlomba agar tidak
dikatakan sebagai bangsa yang terbelakang dan membosankan dalam bidang teknologi. Maka,
kaum muslimin mulai mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan Pendidikan
teknologi untuk melepaskan label keterbelakangan dari dunia Barat, yang terkadang
mengabaikan nilai-nilai dasar Islam.

2. Berkembangnya Budaya Asing Menjadi Masyarakat Islam

Tumbuh dan berkembangnya budaya menjadi kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan
manusia dengan alam dan lingkungannya. Kemudian budaya dapat berubah sewaktu-waktu,
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dimana budaya tersebut terdapat perbedaan antara
suku yang satu dengan suku yang lain-lain. terutama antara budaya asing dan budaya Islam.
Perbedaan itu terletak pada sistem nilai, perbedaan sikap hidup. Westernisasi yang dilakukan
Barat terhadap negara-negara Islam adalah salah satunya upaya mengubah sikap dan pandangan
hidup umat Islam agar sesuai keinginan mereka.

Maka upaya westernisasi oleh Barat ini ditengarai salah upaya Barat untuk merusak
prinsip-prinsip dasar Islam. Selanjutnya umat Islam akan terperangkap dalam pola pikir dan
kehidupan Barat. dengan tumbuhnya Pemikiran Barat adalah jiwa ummat Islam, maka dengan
sendirinya nilai-nilai budaya Islam menjadi hampa dan kering dalam jiwa ummat Islam.

Mengenai hal di atas, Anwar pernah mengatakan bahwa “Barat adalah suatu istilah yang
digunakan oleh orientalis Barat untuk menggambarkan garis perjuangan diambil oleh kekuatan
yang mengontrol kebijakan luar negeri, untuk menyeret Muslim ke ide-ide dan peradaban Barat.
kekuatan itu selalu singkirkan kaum muslimin dari lingkungan Islam untuk diikutsertakan dalam
sistem politik, ekonomi dan sosial mereka dan pada akhirnya akan menyatukan rakyat Muslim
dalam cetakan Barat. tujuannya adalah untuk mengalihkan Islam dari tujuan pada dasarnya
dengan menyuntikkan unsur-unsur Barat ke dalamnya”.

Pola infiltrasi budaya Barat ke dalam kehidupan umat Islam seperti yang dikatakan
Anwar telah terlihat dalam kehidupan nyata saat ini. Setidaknya sudah terlihat di dunia hiburan
dalam negeri seperti bioskop, drama, drama televisi, surat kabar, radio dan lain-lain yang
mengabaikan nilai-nilai Islam.

Pola lain dari pengaruh westernisasi yang paling parah adalah munculnya kebebasan
tanpa batas dalam segala aspek kehidupan. Pemahaman ini menyerang remaja dan pemuda
Muslim yang menyebabkan pergaulan bebas tak terbatas dari kaum muda, berkumpul Bersama
kebo, pesta umum yang berbaur dengan orang, dan penggunaan pakaian yang jauh dari Nilai-
nilai Islam sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan mereka, terutama di perkotaan besar yang
memiliki tingkat metropolitan.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang dipengaruhi oleh westernisme Barat


memperburuk situasi ini. Kebijakan yang melegalkan minuman sulit untuk diperjualbelikan
secara bebas di tengah-tengah masyarakat Islam – suatu hal yang sangat dilarang dalam Islam -
menyebabkan proses westernisasi menjadi lebih lancar dan terlindungi oleh penguasa, bahkan
jika ada yang menentang kebijakan itu akan dianggap sebagai penjahat dan pelaku criminal.

Kenyataannya saat ini, umat Islam mengikuti hal-hal di atas, bahkan lambat laun akan
menerima dan menjadikan budaya yang sama dalam kehidupan mereka di zaman modern. Segala
sesuatu yang datang dan muncul dari Budaya barat untuk keberhasilan pengaruh mereka selama
ini.

3. Pengaruh berkembangnya lembaga pendidikan asing di negara-negara Islam

Pengaruh westernisasi di lembaga pendidikan sudah dimulai sejak abad ke-19M, salah
satu contohnya adalah Mesir pada waktu itu dipimpin oleh Muhmaad Ali yang selalu
berorientasi ke Barat, mengubah pola pendidikan di Mesir hampir seperti pola di Barat.

Pola-pola di atas terus berlanjut hingga sekarang dimana banyak negara-negara Islam
telah telah menerapkan pola pendidikan yang mencontek dari Barat. Meskipun tidak semua
Sistem pendidikan ala Barat ini sesuai dengan budaya atau sistem nilai Islam. Pengaruh Barat
dalam dunia pendidikan bukan tanpa alasan, namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia barat menyebabkan ummat Islam tertinggal jauh dari perkembangan
peradaban. Wajib belajar merupakan hal yang senantiasa menjadi tuntutan dalam sebuah
Pendidikan untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini.

Momen luar biasa ini digunakan oleh Barat untuk mempengaruhi siswa yang datang ke
negaranya untuk belajar menerapkan prinsip-prinsip prinsip-prinsip budaya dan pola kehidupan
Barat dalam masyarakat dan bangsa mereka ketika kembali ke negara asal. Jadi tujuan dalam
menjalankan misi ini adalah untuk menarik minat mahasiswa dan pelajar jenius di negara-negara
Islam akan diberikan beasiswa dalam menuntut pendidikan di negara-negara Barat. dengan
harapan bahwa orang-orang ini akan menjadi perpanjangan dari misi Barat di negara-negara
Islam untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Akibatnya, seperti yang kita lihat sekarang
banyak institusi pendidikan, baik pemerintah maupun swasta (milik Asing/Lokal) yang telah
melaksanakan pola pendidikan Barat di tanah air. Seperti mencampur siswa laki-laki dan
perempuan di dalam satu kelas, penerapan jam belajar untuk IPA lebih memakan waktu selain
ilmu agama, penyesuaian kurikulum pendidikan dengan metode Barat, dan lain-lain segera.
Maka tidak heran jika ulama yang lahir saat ini adalah ulama Islam dengan pola pikir Barat.

Anda mungkin juga menyukai