Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Skala Quality of Campus Life

Albertus Reza Eka Mahendra

Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Jl. Ring Road Utara, Ngropoh, Condongcatur, Kec. Depok,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

rezamahendra01@gmail.com

Abstrak

“Quality of Campus Life” atau Kualitas kehidupan kampus merupakan sebuah aspek untuk
menentukan bagaimana kualitas kehidupan kampus mempengaruhi motivasi dan potensi
mahasiswa terhadap kinerja mahasiswa yang dapat dikembangkan, maka dari itu Tujuan
penggunaan dari alat ukur ini, bertujuan untuk mengukur dan mengungkap “Quality of Campus
Life” bagi mahasiswa yang akan dirangkum dalam tulisan ini, peneliti memiliki tujuan untuk
menentukan standar dari “Quality of Campus Life”. Dalam penulisan, peneliti melakukan 6
tahapan pengembangan skala yaitu : (1)penentuan konstrak ukur, (2) penyusunan indikator dan
aitem, (3) penyusunan aitem, (4) uji Bahasa dan evaluasi kualitatif, (5) penskalaan, (6) uji coba
aitem, dan penyusunan skala final. Hasil akhir dari penelitian ini menghasilkan 40 aitem lolos
uji coba dengan daya beda aitem sebesar 0,083 sampai dengan 0,5681. Setelah dilakukan
analisis yang mengacu pada batasan indeks beda aitem> 0,30. KMO MSA A (Kaiser-Meyer-
Olkin Measure of Sampling Adequacy) yang dihasilkan sebesar 0,673 (>0,50) dan nilai
Bartlett’s Test of Sphericity 0,001 (<0,05) dan MSA >0,50 yang artinya tidak dapat dilakukan
analisis faktor terhadap aspek. Sehingga dapat dilakukan pengujian lebih lanjut, dikarenakan
KMO harus >05 dan sig harus < 0,05.

Keyword: Quality, Campus Life, Mahasiswa


Pendahuluan menjadi hal positif karena stressor yang
mereka alami itu pula yang akan melihat
Universitas merupakan tempat mencari
tantangan akademik sebagai dorongan
pendidikan dan pengajaran jenjang tertiggi,
untuk menjadi individu dengan
dan dalam berdinamika dalam universitas
kemampuan yang lebih baik dan
Mahasiswa memiliki sesuatu yang
meninggalkan zona nyaman mereka (Madi,
dinamakan Kehidupan berkuliah atau
2006). Toh (2019), mengatakan bahwa
kehidupan kampus, dalam hal ini kualitas
permasalahan in akan menjadi batu pijakan
kehidupan Mahasiswa memiliki peran yang
bagi mahasiswa untuk lebih berkembang
sangat penting dalam perkembangan
kearah yag lebih positif bagi mahasiswa itu
mahasiswa itu sendiri dalam berdinamika
sendiri.
dan prestasi yang akan dilaksanakan dan
dicapai oleh mahasiswa yang akan sangat Dalam kehidupan kampus yang dijalani
bermanfaat bagi universitas maupun bagi Mahasiswa, perlu dibentuknya standar yang
mahasiswa itu sendiri. Sehingga, akan menjadi batasan awal dari kualitas
diperlukan standar yang perlu diperhatikan kehidupan kampus. Kualitas sendiri
dalam kehidupan kampus untuk menilai memiliki arti sebagai tingkat baik atau
bagaimana mahasiswa dapat berkembang buruknya, mutu, taraf atau derajat, dan
dalam segi dinamika ataupun prestasi yang kualitas kehidupan kampus. Dan . lalu
dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan menurut Wahyuni (2015) Kualitas sendiri
kampus atau Quality of Campus Life. Dan merupakan berbagai bentuk kepuasan akan
dalam menjalani proses kehidupan kampus kebutuhan mahasiswa yang akan
mahasiswa mengalami beberapa kendala, mempengaruhi kehidupan di kampus. Dari
dimana sebagian besar mahasiswa memiliki standar yang akan ditetapkan diperlukan
lebih dari satu jenis stress yang akan pengadaan tes untuk mengukur tingkat
dialami seperti: masalah intrapersonal, kualitas kehidupan kampus (Quality of
kondisi keuangan, dan tanggung jawab Campus Life) dimana tes pada dasarnya
dalam organisasi kampus. Permasalahan ini merupakan suatu pengukuran yang obyektif
ditemukan oleh Musabiq & Karimah (2020) dan standar terhadap sampel perilaku.
di dalam sebuah Penelitian yang dilakukan, Sesuai menurut Anne Anastasi (1976)
dimana permasalahan itu akan sangat dalam bukunya Psychological Testing. Dan
mempengaruhi academic hardiness dari dapat dikatakan bahwa “Quality of Campus
para Mahasiswa. Namun kendala yang Life” merupakan sebuah aspek untuk
dihadapi oleh mahasiswa tersebut dapat menentukan bagaimana kualitas kehidupan
kampus mempengaruhi motivasi Dengan segala aspek yang sangat
mahasiswa terhadap kinerja mahasiswa mempengaruhi penelitian pengembangan
dalam perkembangan mahasiswa itu skala Quality of Campus Life ini, ada
sendiri. beberapa factor yang akan sangat
mempengaruhi Quality of Campus Life
Penelitian yang dilakukan oleh
yaitu strategi belajar dan kesehatan, dimana
Yang & Fan (2017) menemukan bahwa
faktor pertama yaitu strategi belajar
kualitas kehidupan kampus mendukung
memiliki pengaruh terhadap cepat
prestasi mahasiswa di perguruan tinggi.
lambatnya perkembangan mahasiswa
Yang dibagi menjadi 3 aspek dasar
selama mengatasi tantangan proses
penentuan kualitas kehidupan kampus.
pembelajaran kampus yang pastinya akan
Yang dibagi menjadi kualitas dosen,
berpengaruh kepada academic hardiness.
suasana pembelajaran, dan kualitas materi
Kesehatan merupakan faktor selanjutnya
pembelajaran yang akan mempengaruhi
yang akan mempengaruhi perkembangan
perkembangan mahasiswa. Aspek pertama
mahasiswa dimana kesehatan fisik yang
yaitu kualitas dosen, aspek ini
meliputi tingkat aktivitas sehari-hari,
memperhatikan bagaimana bentuk interaksi
kebutuhan dalam memenuhi istirahat,
antara dosen dan mahasiswa yang akan
kegelisahan tidur, ketergantungan pada
mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang
bantuan medis penyakit, energi dan
dukungan atau ketanggapan yang diberikan
kelelahan, mobilitas, kapasitas pekerjaan
dosen kepada mahasiswa. Aspek kedua
(Couture et al., 2017). Dan dengan
yaitu suasana pembelajaran, aspek ini
Kesehatan fisik yang baik, mahasiswa akan
memperhatikan bagaimana ciri-ciri dan
melaksanakan tantangan proses
kompetensi dosen dalam pembelajaran
perkuliahan dengan sangat maksimal.
lingkungan kelas yang akan mempengaruhi
studi masa depan, demi memperkuat
ketangguhan akademik dari mahasiswa.
Aspek kualitas materi pembelajaran
merupakan aspek ketiga yang
memperhatikan peningkatan bahan
pembelajaran yang wajib ditingkatkan
untuk meningkatkan ketangguhan
akademik mahasiswa selama mahasiswa
menempuh kegiatan belajar di universitas.
Tabel 1 Blue-print skala Quality of Campus Life

NO ASPEK INDIKATOR AITEM JUMLAH

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
Penghargaan Atas Prestasi 11
10, 11

1 Kualitas Dosen

Penjelasan Materi dengan 12, 13, 14, 15, 16, 17,


10
jelas 18, 19, 20, 21

Suasana 22, 23, 24, 25, 26, 27,


2 Kondisi Kelas Kondusif 10
Pembelajaran 28, 29, 30, 31

Kualitas Materi 32, 33, 34, 35, 36, 37,


3 Metode yang diterapkan 11
Pembelajaran 38, 39, 40, 41, 42
Metode dilakukan. Setelah melalui tahap ini peneliti
mendapatkan aitem sebanyak 42 aitem
Pengembangan skala Quality of Campus
Life memiliki enam tahapan, yaitu : (1) Pada tahap ketiga, peneliti melakukan
penentuan konstrak ukur, (2) penyusunan penyusunan aitem awal yang disusun
indikator dan aitem, (3) penyusunan aitem, melalui pendasaran indikator sebanyak 4
(4) uji Bahasa dan evaluasi kualitatif, (5) indikator yang telah dibuat peneliti.
Penskalaan, (6) uji coba aitem. Penyusunan awal aitem pada tahap awal
terdiri dari 42 aitem. Kemudian dibentuk
Tahap pertama, peneliti menentukan
dalam format aitem dalam skala Quality of
konstrak Quality of Campus Life.
Campus Life menggunakan 2 jenis
Penentuan konstrak dilakukan melalui studi
pernyataan favorable dan unfavorable, yang
literatur yang dilaksanakan oleh peneliti.
digunakan untuk menentukan kalimat
Dari studi literatur yang dilakukan, peneliti
pernyataan. Sedangkan format respon skala
mendapatkan tiga aspek dari penelitian oleh
Quality of Campus Life dapat direspon
Yang & Fan (2017) yang menemukan
subjek dengan memilih jawaban yang
bahwa kualitas kehidupan kampus
tersedia sebanyak empat pilihan dengan
mendukung prestasi mahasiswa di
pembagian 2 respon positif dan 2 respon
perguruan tinggi. Dan 3 aspek tersebut
1 2 negatif, yaitu: STS (Sangat Tidak Sesuai),
adalah Kualitas dosen, Suasana
3 TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai), SS ( Sangat
Pembelajaran, dan Kualitas materi
Sesuai).
pembelajaran.
Tahap empat, peneliti melakukan uji
Tahap kedua, peneliti memperkirakan
Bahasa dan evaluasi kualitatif, pada tahap
jumlah aitem yang akan dibuat dan dipakai
ini peneliti melakukan uji bahasa kepada 5
dengan perhitungan yang telah dilakukan
subjek dengan rentan usia 18 hingga 22
dan didapatkan jumlah aitem yang
tahun yang telah berstatus sebagai
diharapkan sebanyak 21 aitem.
mahasiswa. Hasil uji coba Bahasa ini
Berdasarkan perhitungan yang telah
menunjukan bahwa masih ada beberapa
dilakukan oleh peneliti, jumlah aitem yang
aitem yang kurang dapat dipahami oleh
diharapkan didapat sebanyak 21 aitem.
para subjek.
Kemudian jumlah aitem yang dibuat
sebagai kisi-kisi sebaiknya 2 atau 3 kali Selanjutnya pada tahap empat, peneliti
lebih banyak dari jumlah aitem yang melakukan evaluasi kualitatif yang
diharapkan melalui perhitungan yang dilakukan kepada 5 rater untuk menilai
keseluruhan aitem skala Quality of Campus
Life telah sesuai atau belum untuk
disebarkan langsung kepada responden.
Setelah dilakukan penilaian oleh 5 rater,
beberapa aitem disarankan untuk
digugurkan dan beberapa aitem disarankan
untuk diganti secara kalimatnya karena
kurang sesuai untuk responden. Kedua
tahap tersebut dilakukan untuk memastikan
subjek target paham mengenai aitem yang
diberikan, sehingga aitem memiliki kalimat
yang jelas, mudah dipahami, dan tidak
ambigu.

Kemudian pada tahap empat evaluasi


kualitatif, hasil dari penilaian rater atau
expert judgement dihitung untuk
mendapatkan indeks Aiken’s V dengan
validitas isi aitem yang baik merupakan
aitem dengan indeks Aiken’s V melebihi
kriteria minimal yang ditetapkan Aiken
(1985) didasarkan jumlah rater terlibat.
Hasil perhitungan Aiken’s V yang
dilakukan dari hasil penilaian rater, peneliti
mendapatkan sebanyak 40 aitem yang
dinyatakan lolos untuk disebar kepada
responden secara luas.
Tabel 2. Aitem awal skala Quality of Campus Life
1 Saya senang / termotivasi saat Dosen memberikan Pujian
2 Ketika dipuji dosen saya langsung berterimakasih
3* Saya sedih saat dosen memberikan kritik
4 Saya akan mendengarkan saat di kritik oleh dosen
5 Saya senang saat dosen memberikan hadiah atas prestasi yang saya dapatkan
Saya sering mendapat kritik karena kegagalan interaksi saya dalam mengikuti mata kuliah yang
6
diberikan dosen
7 Saya merasa beruntung saat mendapat penghargaan langsung dari dosen
8* Saya senang karena dihujani dengan pujian dari dosen
9** Saya sering mendapat kritik karena kegagalan saya
10 Saya merasa biasa saja saat mendapat penghargaan dari dosen
11* Saya mendapat pujian dari dosen karena prestasi yang cemerlang
12 Saya paham atas materi yang diberikan oleh dosen
13 Saya berinisiatif dalam mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh dosen
14* Saya tidak mengerti atas materi yang diberikan oleh dosen maka saya bertanya
15* Saya malas saat mendengarkan dosen memberikan penjelasan materi yang monoton
16 Saya bersemangat/ rajin mencatat materi yang dijelaskan oleh dosen
Saya mencari tambahan materi dari sumber lain sebagai penguat materi yang telah diberikan
17
dosen
18* Saya merasa biasa saja saat mendapatkan materi baru yang diberikan oleh dosen
19* Saya merasa cukup dengan materi yang diberikan oleh dosen
20 Saya cukup dengan mendengarkan saja untuk memahami materi yang diberikan dosen
21* Saya merasa tidak cukup jika hanya mendengarkan dosen untuk memahami materi
22 Saya merasa tidak cukup jika hanya mendengarkan dosen untuk memahami materi
23 Saya dapat dengan mudah paham materi karena kondisi kelas yang kondusif
24* Saya merasa biasa saja dengan kondisi kelas yang kondusif
25 Apabila suasana kelas menjadi tidak kondusif saya tetap merasa biasa saja
26 Saya merasa senang apabila kondisi kelas kondusif
27* Saya merasa tidak nyaman apabila kondisi kelas tidak kondusif
28 Saya sangat memperhatikan pelajaran apabila kelas kondusif
29** Apabila suasana kelas menjadi tidak kondusif
30 Saya suka dengan kondisi kelas kondusif saat pembelajaran
31* Saya tetap mudah memahami materi dengan kondisi kelas yang tidak kondusif
32* Metode pembelajaran membuat saya lebih memahami materi pembelajaran
33 Saya senang mengikuti pembelajaran karena metode yang diterapkan sangat menarik
Saya menggunakan metode yang diterapkan oleh dosen hanya untuk keuntungan diri saya
34
sendiri
35 Saya merasa malas jika metode yang diberikan tidak sesuai dengan saya
Saya merasa kualitas materi pembelajaran meningkat karena metode yang diterapkan sangat
36*
membantu
Saya mengikuti metode yang diterapkan dan menggunakannya saat pembelajaran pribadi
37
ataupun kelompok
38 Saya merasa metode yang diterapkan tidak meningkatkan kualitas materi pembelajaran
39 Ketika dosen menggunakan metode pembelajaran baru saya langsung merasa tidak suka
Saya merasa senang apabila metode yang diterapkan oleh dosen sangat membantu saya
40
memahami materi
41* Apapun metode yang digunakan saya tidak memiliki inisiatif untuk menggunakannya
Saya menggunakan metode yang diterapkan untuk membantu teman saya mengerti materi
42
pembelajaran yang dia masih kurang pahami
* Aitem Gugur pada tahap seleksi Aitem dengan daya beda
** Aitem Gugur pada Evaluasi Kualitatif
Tahap kelima, peneliti melakukan Hasil dan Pembahasan
penskalaan yang bertujuan untuk
Validitas isi
mengembangkan instrumen pengukuran
terhadap penilaian individu. Metode yang Sebanyak 5 orang rater atau expert

digunakan dalam penyusunan skala Quality judgement yang terdiri dari 4 orang

of Campus Life adalah skala likert atau mahasiswa S1 dan 1 orang S2 dari berbagai

Summated Ratting. Data yang diperoleh universitas terlibat dalam evaluasi kualitatif

untuk penyusunan skala menggunakan dan pengujian validitas aitem skala Quality

skala Likert didapat dari jawaban of Campus Life. Dari evaluasi rater tersebut

responden terhadap 4 kategori tingkat menghasilkan 39 aitem memiliki indeks

kesesuaian yaitu STS (Sangat Tidak Aiken’s V >6 sementara 3 aitem memiliki

Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai), SS ( indeks Aiken’s V <6.

Sangat Sesuai). Dari hasil penskalaan yang Daya beda aitem


dilakukan, didapatkan 4 aitem dinyatakan
Analisis daya beda aitem, reliabilitas, dan
lolos dan 36 aitem dinyatakan gugur dalam
analisis factor dilakukan berdasarkan data
penskalaan yang dilakukan.
yang didapatkan dari uji coba lapangan dan
Tahap terakhir yaitu tahap ke-enam, pada dianalisis menggunakan aplikasi JAMOVI.
tahap ini peneliti melakukan uji coba aitem Data penelitian ini didapat dari responden
kepada responden. Tahap ini dilakukan mahasiswa berumur 18 hingga 22 tahun
secara online dengan penyebaran tautan dengan batasan indeks daya beda aitem
URL atau link Google form melalui sebesar 0,30. Jumlah aitem lolos dan gugur
Aplikasi pesan Whatssapp Message dan untuk uji coba skala Quality of Campus Life
Direct Message Instagram, dengan target saat uji coba adalah 40 aitem. Analisis
subjek yang diharapkan didapat sebanyak dengan menggunakan aplikasi JAMOVI
60 responden, dan peneliti mendapatkan mendapatkan indeks daya beda aitem
sebanyak 64 responden. Penyebaran sebesar 0,083 sampai dengan 0,5681.
kuesioner ini dilakukan selama 7 hari dari Setelah dilakukan analisis, batasan indeks
tanggal 15 juni 2022 hingga 22 juni 2022. daya beda aitem >0,30 didapatkan 26 aitem
Dengan target reponden uji coba ini adalah lolos dan 14 aitem gugur.
mahasiswa berumur 18 hingga 22 tahun.
Setelah didapatkannya hasil dari para
responden peneliti melakukan perhitungan
yang lebih mendalam.
Factor Loadings Factor Loadings

Factor Factor

1 2 3 Uniqueness 1 2 3 Uniqueness

-
A 0.675 0.527 AG 0.254
0.829
B 0.441 0.758
AH 0.688 0.460
D 0.492 0.314 0.659
-
AJ 0.753
E 0.633 0.560 0.436

- - -
F 0.725 AK 0.753
0.371 0.369 0.453

G 0.749 0.382 AL 0.439 0.416 0.634

- -
I 0.605 AM 0.782
0.612 0.463

K 0.303 0.414 0.680 AN 0.314 0.874

L 0.350 0.479 0.559


Hasil dari perhitungan terhadap reliabilitas
O 0.491 0.681
skala Quality of Campus Life menunjukkan
P 0.475 0.732 koefisien reliabilitas sebesar 0,874,
sehingga, Azwar (2008) menyatakan bahwa
S 0.855
suatu alat ukur akan memiliki keofisien
U 0.473 0.521 0.504
reliabilitas yang tinggi jika semakin
V 0.606 0.327 0.520 mendekati angka 1,00. Angka 0,874 dapat
mencermikan 87,4% dari variasi yang
-
X 0.868 terjadi pada skor murni subjek. Sedangkan
0.323
12,6% dari perbedaan skor yang tampak
Y 0.475 0.395 0.607
disebabkan adanya kesalahan dalam
AA 0.506 0.651 pengukuran.

AB 0.561 0.635 Reliabilitas

AE 0.741 0.419
Scale Reliability Statistics indeks Aiken’s V > 6, dan dinyatakan lolos
tahap pra uji coba karena aitem dapat di
Cronbach's McDonald's
mean sd interpretasikan sebagai koefisien yang
α ω
cukup tinggi dengan arti bahwa aitem
tersebut cukup memuaskan atau memiliki
scale 1.99 0.301 0.874 0.884
validitas isi yang baik dan siap untuk
memasuki tahap uji coba, sedangkan sisa 2
Skala Quality of Campus Life menghasilkan aitem tidak lolos pada tahap ini.
koefisien reliabilitas sebesar 0,874 dan
deviasi standar sebesar 0,301.
Daftar Pustaka
Analisis Faktor
Nindya Putri Aprodita.. (2021). THE
Analisis validitas konstrak alat ukur Quality
RELATIONSHIP BETWEEN
of Campus Life ini dilakukan melalui
QUALITY OF COLLEGE LIFE
analisis faktor eksploratori yang melibatkan
AND ACADEMIC HARDINESS
tiga aspek. Analisis factor yang dilakukan
AMONG COLLEGE STUDENTS.
menghasilkan nilai KMO MSA (Kaiser-
Jurnal Psikologi Pendidikan &
Meyer-Olkin Measure of Sampling
Konseling. Volume 7 Nomor 1, Hal
Adequacy) sebesar 0,673 (>0,50) dan nilai
01-09.
Bartlett’s Test of Sphericity 0,001 (<0,05)
yang artinya dapat dilakukan analisis faktor Andi Setiawan , Suwardi, Khairul Saleh,

terhadap aspek. Suharmanto, (2018). NILAI


STRATEGIES USAHA JASA
Didapatkan model fit pada TLI sebesar
TEMPAT KOS BAGI
0,610 (<0,90) dan model Fit pada nilai CFI
MAHASISWA SEBAGAI
sebesar 0,646 (<0,90). Dari hal tersebut,
EXTERNAL SUPPORT SYSTEM
didapatkan informasi bahwa model fit tidak
PADA KUALITAS KEHIDUPAN
mencapai batas minimal (>0,9). Pada
KAMPUS (QUALITY OF
RMSEA didapatkan skor sebesar RMSEA
COLLEGE LIFE), Volume 18 No 3:
sebesar 0,106 yang berarti mencapai batas
183- 192.
minimal yaitu 0,05 hingga 0,08.
David Efendi, Emeralda Ayu Kusuma,
Kesimpulan
Ambarwati, (2020). Pengaruh
Hasil pengukuran menunjukkan hasil Motivasi Mahasiswa dan Kualitas
validitas isi bahwa 40 aitem memiliki Kehidupan Kampus terhadap Kinerja
Mahasiswa dengan Budaya
Mahasiswa sebagai Variabel
Moderating, Volume 8: 92-109.

David Efendi, Emeralda Ayu Kusuma,


Ambarwati, (2019). KECERDASAN
SPIRITUAL DAN KUALITAS
KEHIDUPAN KAMPUS PADA
KINERJA MAHASISWA DENGAN
BUDAYA MAHASISWA
SEBAGAI VARIABEL
MODERATING, Seminar Nasional
INOBAL.

Anda mungkin juga menyukai